Selasa, 15 April 2025

Review When Life Gives You Tangerines, Kisah Keluarga Sederhana yang Menghangatkan Hati

 

Siapa suka nonton drama Korea? Libur lebaran ini kuhabiskan dengan maraton nonton when life gives you tangerines. Drama ini viral banget bahkan nyaris semua orang menontonnya, dibahas di medsos mana saja. Daku jadi tergerak untuk nonton sampai akhir dan membuat review When Life Gives You Tangerines.

 


Mengapa banyak yang nonton? Karena ceritanya relate dengan kehidupan. Mungkin juga karena cuma 16 episode jadi gak terlalu panjang juga.

 

Ini data drakornya:

Sutradara         : Kim Won-Seok

Penulis Naskah: Lim Sang-Choon

Pemain            : IU (sebagai Ae Sun remaja sekaligus Geum Myong), Park Bo Gum (sebagai Gwan Sik)

Tahun              : 2025

Tayang di        : Netflix

 

Ceritanya, tahun 1960-an di Pulau Jeju - Korsel, ada gadis kecil bernama Ae Sun. Dia tinggal bersama keluarga neneknya, karena sang ayah sudah meninggal. Sang ibu menyuruhnya tinggal di sana agar dibiayai sekolah.

 


Mengapa tidak tinggal bersama ibunya? Karena beliau sudah nikah lagi tapi sang suami pemalas. Padahal dari pernikahan mereka ada 2 anak. Ibunya Ae Sun bekerja sebagai haenyeo alias penyelam tradisional yang mengambil pauhi dan hasil laut lain. Haenyeo menyelam tanpa alat bantu pernafasan! Dan sampai sekarang masih ada haenyeo di Korea (keterangan dari Kak Creameno yang tinggal di sana).

 

Kisah Ae Sun dan Gwan Sik

Ae Sun punya teman cowok bernama Gwan Sik. Keluarganya penjual ikan. Gwan Sik ngintil Ae Sun bahkan ngasih ikan secara diam-diam. Dia jatuh cinta sejak kecil.

 


Long short story ibunya Ae Sun meninggal lalu ayah tirinya menjadi petani kubis. Gwan Sik dan Ae Sun sudah remaja, lalu dia selalu bantu Ae Sun jualan kubis padahal dia juga sibuk jualan ikan.

 


Ae Sun masih dekat tapi gengsi dengan Gwan Sik. Dia menganggap cowok itu hanya kasihan, bukan cinta. Bahkan Ae Sun sempat kencan buta dengan Bu Sang Gil yang lebih kaya (walau statusnya duda).

 

Akhirnya Ae Sun sadar bahwa Gwan Sik punya kepribadian yang jauh lebih baik walau tidak kaya. Gwan Sik yang sudah berangkat ke Korea daratan dan naik kapal lalu terjun ke laut dan berenang, kembali ke Jeju demi Ae Sun tersayang. 



Sementara ibu dan nenek Gwan Sik yang menyaksikan mereka berpelukan jadi shock berat.

 

Cinta Remaja yang Membara

 

Ae Sun kecewa karena sang ayah tiri tidak jadi menguliahkannya. Apalagi dia pacaran lagi dengan Min Ok, wanita penjual baju. Akhirnya dia dan Gwan Sik lari ke Korea daratan, menyamar jadi suami istri.

 

Tapi Ae Sun dan Gwan Sik ketahuan bohong lalu ditipu oleh wanita pemilik losmen. Mereka dijemput ibu Gwan Sik lalu menikah. Karena Ae Sun ternyata hamil duluan! Masih mau lanjut baca review When Life Gives You Tangerines?

 

Pernikahan Dini, Bukan Cintanya yang Terlarang

 

Lanjut ke kehidupan keluarga Ae Sun dan Gwan Sik. Mereka tinggal bersama keluarga Gwan Sik, ada ayah dan ibu, juga nenek cerewet. Ternyata si nenek adalah dukun!

 


Ae Sun punya 3 anak, perempuan, dan 2 laki-laki. Namanya Geum Myong, Eun Myeong dan Dong Myeong.  Sayang anak bungsunya meninggal di tengah badai.

 


Sekeluarga shock berat dan berusaha bangkit lagi. Sementara hidup terus berjalan. Keluarga Ae Sun hidup sangat sederhana dan pelan-pelan perekonomian mereka meningkat. Gwan Sik menjadi kapten kapal, dan Ae Sun berjualan ikan. Kapal dibeli dari uang tabungan nenek Ae Sun, yang awalnya kukira jahat tapi ternyata baik hati.

 

Generasi Selanjutnya

 

Bertahun-tahun kemudian, anak Ae Sun sudah dewasa. Cerita berlanjut ke anaknya Ae Sun, Geum Myong, yang kuliah ke luar negeri. Dia pacaran dengan cowok yang bahasa kasihnya act of service. Persis seperti ayahnya.

 


Akan tetapi sang calon mertua nyebelin bahkan berencana menjadikannya ba bu gratisan. Akankah Geum Myong nekat menikah? Sementara adiknya Ae Sun malah pacaran dengan anak perempuan Bu Sang Gil! Apakah Ae Sun akan merestui hubungan mereka? Nonton sendiri, yuk!

 

Patriarki di Tahun 1960-1980

Beneran drama ini viral banget dan bisa dibahas khusus dengan tema patriarki. Mari kita bahas dikit aja ya. Jadi tahun segitu, di Korsel masih erat patriarkinya. Bahkan digambarkan laki-laki makan tapi tidak semeja dengan perempuan.

 

Namun Gwan Sik tidak setuju. Dia pindah makan semeja dengan istri, anak, dan ibunya. Berani sekali tokoh kita menentang patriarki. Apalagi setelah ada adegan yang dramatis (yang membuatku ingin menonton drama ini secara full, bukan hanya trailer-nya).



 

Suatu ketika Ae Sun ngamuk karena Geum Myong, anaknya yang masih kecil, disuruh menjadi haenyeo oleh sang nenek mertua. Nenek cerewet itu berprinsip bahwa wanita harus bekerja. Tapi Ae Sun ingat pesan mendiang ibunya, jangan sampai ada keturunan beliau yang jadi haenyeo karena kerjanya sangat berat.

 

Gwan Sik tiba-tiba pulang kerja lalu melihat Ae Sun dimarahi dan ditampar. Akhirnya dia mengajak istri dan anaknya untuk pindah rumah. Moral of this story: saat seorang pria sudah menikah maka harus membela istrinya, bukan ibunya.

 

Gwan Sik yang Green Flag

Tokoh Gwan Sik digambarkan sebagai pria yang sangat green flag. Meski saat awal menikah perekonomiannya masih lemah, tapi dia pekerja keras. Bahkan mau kerja di kapalnya Bu Sang Gil, mau di-bully pria angkuh itu, demi keluarganya.



 

Selain pekerja keras, Gwan Sik juga family man. Seluruh hidup dicurahkan untuk keluarganya terkasih. Perhatiannya diungkapkan lewat perbuatan (act of service) bukan sekadar kata-kata gombal.

 

Konflik Mertua dan Menantu  


                 

Salah satu yang ditampilkan dalam When Life Gives You Tangerine adalah konflik antara mertua dan menantu. Mengapa Ae Sun sampai dibenci mertuanya? Karena mereka tinggal serumah, dan mertuanya cemburu karena Gwan Sik malah sayang istrinya, bukan ibunya. Jadi untuk menghindari konflik emang harus pisah rumah yaa.

 

Kakek yang Baik Hati

Tokoh yang juga disorot di drama ini adalah kakek dan nenek pemilik toko (sekaligus rumah kontrakan) yang bertetangga dengan Ae Sun. Beliau sering memberi Geum Myong gulali. Juga diam-diam memberi lauk. Sementara sang nenek juga diam-diam memberi beras di dapur Ae Sun.

Sang kakek juga beberapa kali memberi nasehat (ketika Ae Sun depresi karena kehilangan anak bungsunya). Kata beliau, jangan pernah sendirian karena akan membunuhmu. Seorang haenyeo akan menyelam berdua, bukan sendirian.

 

Beban Sebagai Anak Pertama

Mengapa karakter Geum Myong digambarkan sebagai perempuan yang agak nyebelin, bahkan dia tidak suka saat orang tuanya bela-belain jual rumah agar dia bisa berangkat kuliah ke luar negeri? Penyebabnya karena dia merasa terbebani sebagai anak pertama. Jadi kita tuh diingatkan, berharap boleh tapi jangan sampai anak jadi merasa dituntut harus sukses.

 

Kisah Slice of Life yang Menghangatkan Hati

Ada yang bilang kalau When Life Gives You Tangerines ‘hanya’ menjual kesedihan. Namun bagiku enggak kok. Semua emosi ada dan seru banget menyimak semua episodenya. Karena ber-genre Slice of Life maka yang dilihatkan adalah kehidupan sehari-hari. Memang begitulah hidup, kadang bahagia, kadang sedih (jadi ingat film Kabhi Kushi Kabi Gam).



 

Drama sebagus ini tak mungkin dilewatkan dan banyak orang yang menganggapnya sebagai drakor terbaik 2025. Kalian sudah nonton? Yuuk simak keseruan Ae Sun dan Gwan Sik, lalu bikin review When Life Gives You Tangerines jugaaa.

 

Senin, 14 April 2025

Ketika Ada yang Membanggakan Prestasinya tapi Dituduh Tidak Berbakti

 Siapa suka buka sosial media (sosmed)? Kalau sosmedan memang asyik karena bisa berinteraksi dengan banyak orang. Namun sayang tidak semua netizen memiliki sopan-santun lalu berkomentar salty.

Iyaa, daku baru saja lihat suatu postingan di sosmed. Seorang wanita merasa bangga karena dia lulus dari PTN bergengsi (di jurusan kedokteran). Sedangkan adik-adiknya juga kuliah di kampus ternama.

Akan tetapi ada yang berkomentar tidak enak lalu menyebutnya sombong. Malah ada yang menuduhnya “anak tidak berbakti” karena terlalu sibuk ketika musim lebaran. Memang kalau dokter kan kerjaannya banyak banget sampai susah izin buat mudik. BTW daku tidak screenshot statusnya karena belum izin ke beliau.

                                               Pexels

Daku juga kaget berat. Mengapa ada yang upload tulisan di sosmed malah dibilang sombong, bahkan tidak berbakti? Memangnya mereka tetangganya yang taku aktivitasnya? Singkatnya mau balas: siapa eluuu? Tapi karena kemarin sedang lebaran maka daku menahan diri.

Apakah Ini Pamer?

Daku gedeg berat ketika ada yang meng-upload kebahagiaan di sosmed lalu dibilang pamer. Lhaa, sosmed kan ditujukan buat pamer alias tiap orang boleh posting apa saja. Tentu dalam konteks negatif.

                                        Unsplash

Apalagi yang bikin status adalah seorang dokter. Apakah dia tidak boleh bangga sebagai alumni dari PTN yang bagus? Malah cakep kan, berarti dia dokter beneran, bukan yang pura-pura.

Read: Larangan Pamer di Sosial Media

Lambe Netizen

Yang mengherankan itu lambe netizen yang tidak kenal waktu dan tempat tapi langsung menghakimi. Kenal juga tidak, follow juga enggak, eh malah main tuduh. Saudara juga bukan, alamak!

Teman-teman pernah baca berita tentang netizen Indonesia? Lambe netizen yang dianggap paling tidak sopan karena komentarnya yang kasar. Sedih banget enggak sih?

                                    Unsplash

Bisa jadi lambe netizen macam ini terjadi karena mereka menganggap kalau yang dikomentari adalah orang yang tidak dikenal. Atau, mereka bilang bahwa internet adalah dunia yang bebas. Lalu bisa bertindak seenaknya. Your mouth, OMG! (baca dalam bahasa Jawa biar lebih menghayati)

Solusinya Bagaimana?

Lalu solusinya bagaimana kalau ada spesies nyinyir kayak gini? Pertama, cuekin saja. Kedua, kalau makin parah, blokir, beres. Kita punya hak buat blokir ketika ada yang mengganggu kebahagiaan di dunia maya.

Menghadapi berbagai macam karakter orang di dunia maya memang harus sabar. Tapi bukan berarti kita harus terus mengalah. Siapa ngana atur-atur hidupku? Kalaupun dia tidak suka kan bisa remove atau unfollow, bukannya berkomentar salty.

Kamis, 10 April 2025

Review The Pasta Queen, Bikin Pengen Makan Spaghetti Terus

 

Siapa suka makan pasta? Nah daku sebenernya iseng nyimak The Pasta Queen. Awalnya agak ragu karena ini adalah series dokumentari (sebenernya lebih seneng nonton film Holywood). Tapi karena tentang pasta ya udahlah, nonton aja.

 


The Pasta Queen

Host: Nadia Munno

Tahun: 2024

Jumlah episode: 13

Bisa ditonton di: Prime Video

 

Kuliner Italia yang terkenal adalah spaghetti tapi ternyata ada banyak sekali pasta lain. Di antaranya macaroni, fussili, dll. Nah kalian sudah makan yg mana aja?

 

Nadia menjelaskan ada banyak jenis pasta dan yang unik adalah pasta telinga kecil. Bentuknya mirip telinga, tapi di mataku malah mirip kerang. Coba lihat fotonya di bawah.

  Oleh Foodista - originally posted to Flickr as Photo of Orecchiette Carbonara, CC BY 2.0,


 

Kemudian penonton diajak melihat cara bikin pasta telinga itu. Ternyata masih pakai metode tradisional alias adonan digilas dan dibentuk dengan pisau. 

 

Pasta bentuk telinga itu kemudian dimasak dengan bumbu khas Italia dan rasanya tentu saja enak. Lucu banget lihat ekspresi Nadia saat makan pasta. Agak lebay tapi bikin ngakak.

 

Di The Pasta Queen, penonton gak hanya melihat cara memasak pasta. Tapi dibawa ke beberapa daerah di Italia..di antaranya Puglia, Lazio, dll.



 

Lah Lazio mah nama klub sepakbola ya? Eh maksudnya Lazio kota, bukan bola! 

 

Kembali ke Nadia. Dia mengajak penonton untuk datang ke pabrik keju. Gelondongan kejunya gede banget! Beratnya aja lebih dari 20 kg. Kita jadi paham mengapa keju asin karena garam itu untuk mengawetkan kejunya.

 


Ternyata rahasia kelezatan masakan Italia adalah kesegaran bahan. Mulai dari pasta homemade, keju segar, sampai tomat asli. Tomat yang dihaluskan dengan tangan, bukan saos tomat. Kalau bisa juga pakai buah zaitun asli.

 

Nadia juga menjelaskan beberapa trik memasak.  Misalnya untuk merebus pasta harus al dente (matang tapi masih kenyal) dan durasinya cukup 6-8 menit. Karena pasta yang overcook akan susah dicerna. Saat akan merebus pastikan airnya mendidih, kasih garam, baru masukkan pasta.

 


Khusus pasta yang panjang (misalnya spaghetti) jangan dipatahkan tapi masukkan saja, nanti akan “turun” sendiri dan matang ke seluruh bagian. Kemudian, jangan buang air rebusan pasta karena berfungsi untuk mengentalkan saus. Pasta yang sudah dingin cukup dipanaskan di oven, bukan di microwave.

 


Untuk memasak saus carbonara ternyata tidak pakai susu dan bawang putih! Yang benar adalah mencampur telur (dengan ekstra kuning telur) plus keju parut. Jadilah saus carbonara yang creamy dan lezat, makin mantap dengan taburan lada hitam yang dihaluskan.

 

Tak hanya masak pasta. Nadia juga menunjukkan cara masak kerang ala orang Italia. Ternyata mereka juga suka pedas, masakannya memakai paprika. Hebatnya, kerang itu sangat fresh karena diambil sendiri oleh Nadia dari laut!

 


Iyaa. Daku suka banget nonton Nadia karena orangnya selain pintar masak juga ceria. Prinsipnya: Carpe diem. Do what you love and love what you do. Dia bela-belain terjun dan menyelam di laut demi mendapatkan kerang yang segar.

 

Nadia sebagai host sangat cocok karena dia berasal dari keluarga yang berbisnis pasta. selain paham kuliner Italia, dia juga mahir memasak dan mencintai pasta. Cita-citanya adalah menjadi The Pasta Queen dan akhirnya terwujud ketika punya program TV sendiri.

 


Habis nonton The Pasta Queen beneran daku jadi pengen masak spaghetti atau fussili, heheheh. Siapa yang hobi makan masakan italia?

 

Senin, 07 April 2025

Dapur yang Mengajariku untuk Pantang Menyerah

 Assalamualaikum, selamat lebaran semuanya, maaf lahir batin ya. Lebaran ini bahagia walau mudik lokal (karena rumah orang tuaku dan mertuaku masih satu kota). Lalu untuk mengisi libur lebaran, daku sibuk baking.

Ada dua yang dibuat di dapur yakni roti manis dan pizza. Sebelum mudik sudah niat bikin roti, bawa terigu, selai cokelat, dan ragi instan. Kebetulan sudah ada sosis juga di kulkas jadi tinggal beli kejunya.

Asin Tiada Tara

Sebelum baking, daku mau nyetok lauk dulu. Jadi bikin tempe bacem dan tahu telur (adonan dicetak di cetakan takoyaki biar imut). Setelah matang dan dingin, bungkus, masukkan ke kulkas.



Tempe bacemnya aman ya (bumbu hanya bawang putih, ketumbar, gula merah, asam, garam, dan daun salam). Tapi tahu telurnya keasinan, wkwkw. Pas diicip (mentah) sudah asin, pas matang keasinan. Padahal daku sudah bertahun-tahun masak tapi masih ada kejadian lucu seperti ini.

Tragedi Saos Tomat

Nahh harga tomat lagi murah kan. Mumpung mau bikin pizza jadi pengen belajar bikin saos tomat sendiri. Pertama, sekitar 400 gram tomat dicuci, rebus sebentar, kupas kulitnya, lalu dihaluskan. Saring dan buang bijinya, lalu masak sari tomat dengan garam, gula, dan cincangan bawang putih.

Ternyata dari tomat segitu hasilnya Cuma sekitar 6 sendok makan saos! Wkwkkw, alamak! Sudah capek dan makan biaya buat gas juga. Akhirnya daku ngacir ke warung buat beli saos tomat botolan.



Aslinya kalau kalian mau bikin pizza dan enggak punya oregano (sebagai herbs wajib saos pizza), pakai saja saos spaghetti instan. Di minimarket ada kok dan harganya tidak terlalu mahal.

Untuk adonan pizza masih setia pakai metode no knead alias tanpa diuleni. Air hangat dicampur ragi instan lalu diaduk dan didiamkan (tutup wadahnya). Baru dicampur dengan sedikit gula, aduk, campur dengan terigu, garam, biarkan sampai mengembang (tutup dengan serbet basah).

Adonan pizza tinggal dibagi-bagi, cetak di atas loyang yang sudah dioles minyak goreng (bentuk pipih), tusuk dengan garpu, oleskan saos tomat, beri topping sosis dan keju parut. Panggang selama 30 menit (jangan lupa oven dipanaskan dulu).

Roti Perjuangan

Beda lagi dengan cara bikin roti meski sama-sama pakai teknik tanpa ulen. Kalau bikin roti pakai susu yang dihangatkan, campur dengan ragi dan gula, baru dibiarkan selama 10 menit (tutup wadahnya). Kemudian campur dengan minyak atau margarin cair, telur, baru aduk dengan terigu + garam.

Setelah adonan mengembang (butuh waktu 20-30 menit) baru diuleni sebentar. Nah hasilnya ini agak lengket karena dough yang dihasilkan dengan metode no knead memang kayak gini. Tinggal siapkan isian (selai coklat dan keju).



Karena susah membentuk roti maka mengoleskan selai juga agak merepotkan. Kalian yang mau belajar bikin roti / kue enggak boleh mudah jijik ya, nanti tiap 2 menit cuci tangan. Karena adonannya banyak (dari 500 gram terigu) maka jadi 2 loyang roti (loyang pizza yang medium).

Setelah dibentuk dan menunggu oven panas maka adonan dipanggang. Tapi 30 menit kemudian roti masih belum matang! Ternyata suhu oven masih kurang panas, jadi kubesarkan lagi apinya dan panggang lagi selama 15 menit.

Yang Penting Rasanya

Roti yang kubuat juga belum sempurna. Saat ada yang tanya apa sudah open PO maka kujawab tidak karena memang belum layak jual. Jika roti untuk konsumsi sendiri mah yang penting rasanya.



Tapi jadi happy karena ada yang notice saat daku posting hasil baking di sosmed. Malah branding yang terbentuk adalah bunda Saladin si tukang masak, wkwkwk. Padahal pekerjaan utamanya penulis.

Pantang Menyerah di Semua Bidang

Apa hikmah di balik kelucuan dan kehebohan di dapur? Jangan pantang menyerah! Baik saat memasak atau bikin kue, enggak boleh mutung.



Misalnya saat masakan keasinan ya lain  kali diperbaiki biar umami. Ketika roti kurang cantik bisa latihan lagi. Oven tangkring (oven kompor) kurang panas? Beli termometer oven biar tahu suhunya dan sesuaikan dengan petunjuk di resep.

Sebenarnya selama beberapa bulan ini merenung, mengapa hidupku seakan stuck padahal usia juga hampir 40? Ternyata yang kubutuhkan adalah menemukan kembali arah yang sempat ‘hilang’. Jangan cepat menyerah, baik saat di dapur atau saat bekerja. Semangaaat!

Selasa, 25 Maret 2025

Best Moment Blogging: Ketika Tulisan Parentingku Bermanfaat untuk Orang Lain

Perjalananku sebagai blogger dimulai lebih dari 10 tahun lalu. Lalu ketika ditanya, apa hal yang terbaik ketika ngeblog? Maka jawabannya adalah saat tulisan-tulisanku di sini bermanfaat bagi orang lain.

Sebenarnya daku tak menyangka blog ini akan ramai pengunjung, meski banyak di antara mereka yang tidak berkomentar. Netizen membaca blogku karena daku share link di sosial media, baik di status sendiri maupun saat mengomentari status orang lain. Memberikan link blog sangat praktis karena mereka bisa membaca sendiri pengalamanku sebagai ibu dari anak istimewa (ADHD).

Sosialisasi Anak Istimewa

Dari pergaulanku dengan banyak orang (di dunia nyata maupun dunia maya) ternyata ada yang belum paham, apa sih anak istimewa? Malah ada yang menyangka anak autis itu (maaf) tidak normal karena suka marah-marah dan tidak bisa dikendalikan. Setelah kulihat langsung, ternyata si anak sedang fase sugar rush (kebanyakan konsumsi glukosa).



Ternyata ada orang yang belum paham bahwa spektrum autis itu luas, anak kinestetik yang disangka hiperaktif (seperti Saladin), dan kondisi anak-anak istimewa yang lain. Di sini, daku sebagai orang tua anak istimewa berusaha menjelaskan bahwa mereka memang ada. Anak istimewa memang berbeda tapi jangan dipandang negatif.

Daku memang bukan psikolog atau psikiater, tapi berdasarkan pengalaman mengasuh Saladin selama 12 tahun ini, jadi paham cara mendidik anak istimewa. Saat diberi anak spesial maka orang tua punya stok kesabaran seluas samudera dan memahami mereka yang pola pikirnya berbeda. Dengan penuh welas asih maka anak istimewa akan merasa disayang, dan bisa diarahkan, meski butuh waktu.



Berdasarkan pengalaman, akhirnya muncul banyak tulisan parenting di blog tentang anak istimewa dan mereka yang masih awam pun jadi paham. Biasanya kusarankan anaknya untuk dibawa ke psikolog anak untuk obeservasi lebih lanjut, apa butuh terapi khusus, dll. Jangan takut untuk datang ke psikolog untuk konsultasi, dan mari hapus stigma negatif bahwa curhat ke psikiater hanya berlaku untuk orang gila.

Punya Anak Istimewa Tidak Memalukan

Dari banyak tulisanku, daku berusaha memberi pemahaman kepada pembaca bahwa punya anak istimewa itu tidak memalukan. Sebenarnya si bocah juga tidak tahu mengapa dia diciptakan sebagai anak ABK, bukan? Jadi jangan dimarahi, bahkan dianggap sebagai “kutukan” atau “karma” karena orang tuanya melakukan perbuatan buruk di masa lalu.



Justru dari anak istimewa kita bisa belajar tentang banyak hal. Mereka yang punya “kekurangan” (misalnya terlambat bicara atau hiperaktif) ternyata tegar dan mau ikut terapi. Anak-anak berhati murni memberi tahu orang tua bahwa dunia begitu berwarna, dan pasti Tuhan menghadirkan mereka dengan suatu misi, misalnya agar lebih bersyukur dan bersabar.

Memutus Mata Rantai Pengasuhan Negatif

Salah satu misiku di blog Catatan Bunda Saladin adalah memberi tahu bahwa parenting ala VOC (yang penuh dengan kekerasan) sudah tidak lagi relevan dengan zaman sekarang. Jika dulu anak bisa patuh hanya dengan pelototan mata, atau sesekali dicubit orang tuanya, maka tidak bisa diterapkan pada anak sekarang. Penyebabnya karena mereka jauh lebih kritis.

Alhamdulillah kalau para pembaca blog juga sadar bahwa mata rantai pengasuhan negatif harus dihapuskan. Mereka yang dulu jadi korban VOC parenting, memutuskan bahwa anak tidak boleh dikerasi sama sekali. Meski ada trauma tapi menyadarkan mereka bahwa mendidik anak tak usah pakai “main tangan” karena memang tidak efektif.

Gentle Parenting



Mulai banyak pembaca blog Catatan Bunda Saladin yang setuju akan artikel-artikelku tentang gentle parenting. Di mana anak dididik dengan kelembutan dan kasih-sayang. Mereka juga paham bahwa gentle parenting tidak membuat anak jadi manja karena faktanya anak tetap diajak untuk inisiatif bersih-bersih dan punya kedisiplinan yang tinggi.

Parenting Bukan Hanya untuk Orang Kaya

Salah satu hal yang mengejutkan dari banyak komentar netizen adalah anggapan bahwa parenting hanya untuk orang kaya? Ya Tuhan….

Pengasuhan dengan gaya parenting positif (yang penuh dengan kasih dan sayang) dianggap “hanya” berlaku bagi orang kaya karena mereka tidak pusing memikirkan uang bulanan. Langsung saja kujelaskan (melalui tulisan) bahwa ada kok orang tua dari kalangan menengah dan menengah ke bawah yang sabar dalam mendidik anak. Janganlah berprasangka negatif, dan Tuhan memberi kesabaran bagi semua orang, bukan hanya untuk yang kaya saja.

Menjelaskan Tentang Speech Delay

Selain tentang anak istimewa, blog Catatan Bunda Saladin juga pernah membahas tentang anak yang terlambat bicara. Rasanya senang ketika ada yang membaca artikel mengenai speech delay lalu mereka paham apa saja penyebabnya (misalnya terlalu banyak nonton di HP atau TV). Ternyata anak sekarang yang punya ponsel di usia yang sangat muda, bisa terlambat bicara karena kurang stimulasi.



Anak yang terlambat bicara masih bisa dilatih, asal mau diet gadget dan terapi wicara (baik oleh terapis atau orang tuanya sendiri). Pembaca blog Catatan Bunda Saladin juga paham kalau penyebab lain speech delay adalah bingung bahasa. Seperti Saladin yang dulu baru bisa ngomong di usia yang nyaris 4 tahun, ternyata dia bingung mau bicara bahasa Inggris, Jawa, atau Indonesia.

Menjelaskan tentang Sekolah Alam

Momen manis lain saat ngeblog adalah ketika daku menjelaskan tentang sekolah alam kepada para pembaca. Saat masih ada yang belum paham apa itu sekolah alam, atau malah mengejek (karena para murid “hanya” terlihat menggelindingkan ban bekas di pagi hari), maka daku tetap bersabar. Sebenarnya, kegiatan ini melatih motorik kasar dan anak-anak di sekolah alam (yang rata-rata kinestetik) butuh penyaluran energi sebelum belajar di kelas.





Sekolah alam menjadi sekolah yang cocok bagi anak istimewa karena lebih banyak praktek daripada teori. Di sana, murid diajari untuk dekat dengan alam, merawat tanaman dan hewan, dan grounding (berjalan tanpa alas kaki). Salah satu wali murid bercerita kepadaku kalau aktivitas grounding ini sama seperti yang anaknya dapatkan saat terapi di salah satu rumah tumbuh kembang.

Apakah anak istimewa butuh guru shadow di sekolah alam? Biasanya guru tersebut dibutuhkan agar anak punya tentor pribadi yang lebih fokus mengurusnya. Akan tetapi di SD Alam tempat Saladin sekolah, kelasnya relatif kecil (hanya 3-4 anak) sehingga anakku tidak memakai jasa guru shadow.

Bermanfaat untuk Orang Lain

Senang sekali ketika blog Catatan Bunda Saladin yang tampilannya cukup sederhana dan masih memakai free template bisa menarik para pembaca. Prinsipku, ilmu dan pengetahuan wajib disebarluaskan, agar makin banyak yang paham tentang parenting dan segala liku-likunya. Bahkan bagi netizen yang belum menikah, mereka jadi punya gambaran jika kelak berumah tangga dan memiliki anak sendiri.



Memiliki blog bukan sekadar mengejar monetasi dan traffic, akan tetapi memberi banyak manfaat bagi pembaca. Alhamdulillah jika ada yang jadi paham tentang parenting dan cara mengasuh anak istimewa berkat artikel-artikel di blog Catatan Bunda Saladin. Inilah best moment blogging yang sesungguhnya, tulisanku bisa bermanfaat untuk banyak orang.