Selasa, 15 April 2025

Review When Life Gives You Tangerines, Kisah Keluarga Sederhana yang Menghangatkan Hati

 

Siapa suka nonton drama Korea? Libur lebaran ini kuhabiskan dengan maraton nonton when life gives you tangerines. Drama ini viral banget bahkan nyaris semua orang menontonnya, dibahas di medsos mana saja. Daku jadi tergerak untuk nonton sampai akhir dan membuat review When Life Gives You Tangerines.

 


Mengapa banyak yang nonton? Karena ceritanya relate dengan kehidupan. Mungkin juga karena cuma 16 episode jadi gak terlalu panjang juga.

 

Ini data drakornya:

Sutradara         : Kim Won-Seok

Penulis Naskah: Lim Sang-Choon

Pemain            : IU (sebagai Ae Sun remaja sekaligus Geum Myong), Park Bo Gum (sebagai Gwan Sik)

Tahun              : 2025

Tayang di        : Netflix

 

Ceritanya, tahun 1960-an di Pulau Jeju - Korsel, ada gadis kecil bernama Ae Sun. Dia tinggal bersama keluarga neneknya, karena sang ayah sudah meninggal. Sang ibu menyuruhnya tinggal di sana agar dibiayai sekolah.

 


Mengapa tidak tinggal bersama ibunya? Karena beliau sudah nikah lagi tapi sang suami pemalas. Padahal dari pernikahan mereka ada 2 anak. Ibunya Ae Sun bekerja sebagai haenyeo alias penyelam tradisional yang mengambil pauhi dan hasil laut lain. Haenyeo menyelam tanpa alat bantu pernafasan! Dan sampai sekarang masih ada haenyeo di Korea (keterangan dari Kak Creameno yang tinggal di sana).

 

Kisah Ae Sun dan Gwan Sik

Ae Sun punya teman cowok bernama Gwan Sik. Keluarganya penjual ikan. Gwan Sik ngintil Ae Sun bahkan ngasih ikan secara diam-diam. Dia jatuh cinta sejak kecil.

 


Long short story ibunya Ae Sun meninggal lalu ayah tirinya menjadi petani kubis. Gwan Sik dan Ae Sun sudah remaja, lalu dia selalu bantu Ae Sun jualan kubis padahal dia juga sibuk jualan ikan.

 


Ae Sun masih dekat tapi gengsi dengan Gwan Sik. Dia menganggap cowok itu hanya kasihan, bukan cinta. Bahkan Ae Sun sempat kencan buta dengan Bu Sang Gil yang lebih kaya (walau statusnya duda).

 

Akhirnya Ae Sun sadar bahwa Gwan Sik punya kepribadian yang jauh lebih baik walau tidak kaya. Gwan Sik yang sudah berangkat ke Korea daratan dan naik kapal lalu terjun ke laut dan berenang, kembali ke Jeju demi Ae Sun tersayang. 



Sementara ibu dan nenek Gwan Sik yang menyaksikan mereka berpelukan jadi shock berat.

 

Cinta Remaja yang Membara

 

Ae Sun kecewa karena sang ayah tiri tidak jadi menguliahkannya. Apalagi dia pacaran lagi dengan Min Ok, wanita penjual baju. Akhirnya dia dan Gwan Sik lari ke Korea daratan, menyamar jadi suami istri.

 

Tapi Ae Sun dan Gwan Sik ketahuan bohong lalu ditipu oleh wanita pemilik losmen. Mereka dijemput ibu Gwan Sik lalu menikah. Karena Ae Sun ternyata hamil duluan! Masih mau lanjut baca review When Life Gives You Tangerines?

 

Pernikahan Dini, Bukan Cintanya yang Terlarang

 

Lanjut ke kehidupan keluarga Ae Sun dan Gwan Sik. Mereka tinggal bersama keluarga Gwan Sik, ada ayah dan ibu, juga nenek cerewet. Ternyata si nenek adalah dukun!

 


Ae Sun punya 3 anak, perempuan, dan 2 laki-laki. Namanya Geum Myong, Eun Myeong dan Dong Myeong.  Sayang anak bungsunya meninggal di tengah badai.

 


Sekeluarga shock berat dan berusaha bangkit lagi. Sementara hidup terus berjalan. Keluarga Ae Sun hidup sangat sederhana dan pelan-pelan perekonomian mereka meningkat. Gwan Sik menjadi kapten kapal, dan Ae Sun berjualan ikan. Kapal dibeli dari uang tabungan nenek Ae Sun, yang awalnya kukira jahat tapi ternyata baik hati.

 

Generasi Selanjutnya

 

Bertahun-tahun kemudian, anak Ae Sun sudah dewasa. Cerita berlanjut ke anaknya Ae Sun, Geum Myong, yang kuliah ke luar negeri. Dia pacaran dengan cowok yang bahasa kasihnya act of service. Persis seperti ayahnya.

 


Akan tetapi sang calon mertua nyebelin bahkan berencana menjadikannya ba bu gratisan. Akankah Geum Myong nekat menikah? Sementara adiknya Ae Sun malah pacaran dengan anak perempuan Bu Sang Gil! Apakah Ae Sun akan merestui hubungan mereka? Nonton sendiri, yuk!

 

Patriarki di Tahun 1960-1980

Beneran drama ini viral banget dan bisa dibahas khusus dengan tema patriarki. Mari kita bahas dikit aja ya. Jadi tahun segitu, di Korsel masih erat patriarkinya. Bahkan digambarkan laki-laki makan tapi tidak semeja dengan perempuan.

 

Namun Gwan Sik tidak setuju. Dia pindah makan semeja dengan istri, anak, dan ibunya. Berani sekali tokoh kita menentang patriarki. Apalagi setelah ada adegan yang dramatis (yang membuatku ingin menonton drama ini secara full, bukan hanya trailer-nya).



 

Suatu ketika Ae Sun ngamuk karena Geum Myong, anaknya yang masih kecil, disuruh menjadi haenyeo oleh sang nenek mertua. Nenek cerewet itu berprinsip bahwa wanita harus bekerja. Tapi Ae Sun ingat pesan mendiang ibunya, jangan sampai ada keturunan beliau yang jadi haenyeo karena kerjanya sangat berat.

 

Gwan Sik tiba-tiba pulang kerja lalu melihat Ae Sun dimarahi dan ditampar. Akhirnya dia mengajak istri dan anaknya untuk pindah rumah. Moral of this story: saat seorang pria sudah menikah maka harus membela istrinya, bukan ibunya.

 

Gwan Sik yang Green Flag

Tokoh Gwan Sik digambarkan sebagai pria yang sangat green flag. Meski saat awal menikah perekonomiannya masih lemah, tapi dia pekerja keras. Bahkan mau kerja di kapalnya Bu Sang Gil, mau di-bully pria angkuh itu, demi keluarganya.



 

Selain pekerja keras, Gwan Sik juga family man. Seluruh hidup dicurahkan untuk keluarganya terkasih. Perhatiannya diungkapkan lewat perbuatan (act of service) bukan sekadar kata-kata gombal.

 

Konflik Mertua dan Menantu  


                 

Salah satu yang ditampilkan dalam When Life Gives You Tangerine adalah konflik antara mertua dan menantu. Mengapa Ae Sun sampai dibenci mertuanya? Karena mereka tinggal serumah, dan mertuanya cemburu karena Gwan Sik malah sayang istrinya, bukan ibunya. Jadi untuk menghindari konflik emang harus pisah rumah yaa.

 

Kakek yang Baik Hati

Tokoh yang juga disorot di drama ini adalah kakek dan nenek pemilik toko (sekaligus rumah kontrakan) yang bertetangga dengan Ae Sun. Beliau sering memberi Geum Myong gulali. Juga diam-diam memberi lauk. Sementara sang nenek juga diam-diam memberi beras di dapur Ae Sun.

Sang kakek juga beberapa kali memberi nasehat (ketika Ae Sun depresi karena kehilangan anak bungsunya). Kata beliau, jangan pernah sendirian karena akan membunuhmu. Seorang haenyeo akan menyelam berdua, bukan sendirian.

 

Beban Sebagai Anak Pertama

Mengapa karakter Geum Myong digambarkan sebagai perempuan yang agak nyebelin, bahkan dia tidak suka saat orang tuanya bela-belain jual rumah agar dia bisa berangkat kuliah ke luar negeri? Penyebabnya karena dia merasa terbebani sebagai anak pertama. Jadi kita tuh diingatkan, berharap boleh tapi jangan sampai anak jadi merasa dituntut harus sukses.

 

Kisah Slice of Life yang Menghangatkan Hati

Ada yang bilang kalau When Life Gives You Tangerines ‘hanya’ menjual kesedihan. Namun bagiku enggak kok. Semua emosi ada dan seru banget menyimak semua episodenya. Karena ber-genre Slice of Life maka yang dilihatkan adalah kehidupan sehari-hari. Memang begitulah hidup, kadang bahagia, kadang sedih (jadi ingat film Kabhi Kushi Kabi Gam).



 

Drama sebagus ini tak mungkin dilewatkan dan banyak orang yang menganggapnya sebagai drakor terbaik 2025. Kalian sudah nonton? Yuuk simak keseruan Ae Sun dan Gwan Sik, lalu bikin review When Life Gives You Tangerines jugaaa.

 

1 komentar:

  1. Nangis terus nonton ini
    Beberapa serupa dengan yang saya alami
    Konflik sama mertua sih gak segitunya
    Hanya saja kadang greget sama suami kalau bersikap seolah argumen istrinya tidak penting, haha
    Namun, drama ini sukses bikin saya makin paham bahwa menjadi ibu itu bertumbuh dan belajarnya dari anak

    BalasHapus