Tiara mendesah. Dilihatnya tas kresek berisi pisang dan pepaya. Pasti Amanda, adik iparnya, terburu-buru belanja buah sehingga tidak sempat memilih yang bagus.
Tapi bagaimanapun dia
menghargai pemberian Amanda. Dia bukan saudara kandung tapi sering memberinya
oleh-oleh. Dikupasnya pepaya, Alhamdulillah walau kulitnya agak benyek tapi
bagian dalamnya bagus. Dia segera memotong pepaya lalu membuat jus, dan ditaruh
dalam kulkas.
Pisang-pisang itu juga
dikupas. Walau kulitnya kehitaman tapi isinya utuh. Dilumatkan pisang-pisang
itu, dicampur telur, terigu, dan bahan-bahan lain. Dalam 30 menit, berubah
menjadi banana cake.
Jam menunjukkan pukul 3
sore. Tiara berjalan menuju rumah Amanda. Tak lama kemudian ada mobil berwarna
hitam. Amanda keluar dari mobil dan langsung memeluk Tiara.
Anak kembar Amanda,
Dona dan Doni, berhamburan keluar dari mobil dan memeluk Tiara juga. Kemudian
Tiara membuka pagar, memasukkan mobil, dan mempersilakan Tiara masuk rumah.
“Aku sudah buatkan jus
pepaya dan banana cake. Semoga anak-anak suka, ya!” Dona dan Doni menyerbu cake
yang sudah dipotong-potong oleh Tiara. Sementara Amanda mengambil gelas dan
menuangkan jus pepaya.
“Mbak, jangan
repot-repot! Aku yang ngasih buah malah dikirimin cake dan jus!” ujar Amanda.
Tiara menjawab, “Lha,
aku kan tinggal sendiri. Mana bisa menghabiskan buah sebanyak itu?” Suami Tiara
sudah meninggal saat pandemi. Sementara Amanda LDR karena suaminya bekerja di
luar negeri. Kemudian mereka pun bersantai sambil menikmati jus pepaya.
Ketika jus Tiara belum
habis, Amanda bergegas ke dapur. Diambilnya kantong kresek dan diisi dengan tepung
terigu, telur omega, susu, margarin, dan kornet. Dia juga mengambil beberapa
butir lemon dari kulkas.
Tiara hampir tersedak
ketika Amanda memberinya sekantong penuh bahan makanan. “Adikku sayang, terima
kasih banyak ya. Memang kakakmu punya toko kue tapi Alhamdulillah stok terigu
masih banyak kok.”
Amanda berkata, “Tidak
apa-apa, kebetulan aku ada kok. Kubagi dengan kakak. Nah, aku juga sudah
memesankan taksi online dan dibayar dengan uang elektronik. Jadi nanti kakak
tidak capek jalan sejauh 2 kilometer untuk pulang. Sudah hampir maghrib.”
Tiara pun tak bisa
berkata-kata. Dipeluknya adik ipar tersayang. Dia lalu berpamitan sambil
menenteng tas kresek berisi barang-barang pemberian Amanda. Dona dan Doni ikut
mengantar ke halaman depan, sambil menunggu kedatangan taksi online.
***
Keesokan harinya, Tiara
sudah mengaduk terigu, susu, margarin cair, dan bahan-bahan lain.
Sambil menunggu adonan
mengembang dia membumbui kornet, menyiapkan sosis, lalu menyiapkan loyang. Satu jam kemudian,
pizza sudah matang. Dia memakan satu slice lalu memasukkan satu loyang medium
pizza ke dalam kotak. Juga mengambil botol berisi lemon infused water dari kulkas.
Tiara tidak berjalan
kaki tapi naik sepeda menuju rumah Amanda. Dikayuhnya sepeda dengan semangat.
Sampai sana, dia masuk lewat pintu samping yang tidak dikunci.
“Siapa mau pizza?”
Dona dan Doni berebut
memeluknya. Amanda keluar dari kamar dengan rambut yang masih awut-awutan.
Tiara membiarkan Amanda menyisir rambut lalu membuka kotak pizza.
“Pizzanya cukup banyak.
Nanti bisa buat bekal anak-anak.”
Dona dan Doni masih
sekolah di TK dan mereka kegirangan karena bisa bawa bekal yang enak sekali.
Amanda mengambil kotak bekal lalu memasukkan satu slice pizza, juga wafer dan
biskuit ke dalamnya.
“Infused water dulu,
Sis! Biar sehat!”
Amanda merasa beruntung
karena punya kakak ipar yang pintar memasak dan bikin kue. Bahkan memperhatikan
kesehatannya.
“Ayo pulangnya kuantar
naik mobil,” kata Amanda sambil mengambil kunci. Akan tetapi Tiara menggeleng. Dia
cerita kalau bawa sepeda pancal.
Ketika Tiara
berpamitan, dia merasa lega. Amanda tidak memberinya apa-apa. Dia bersepeda
dengan riang-gembira.
Sampai rumah, Tiara
memeriksa ponselnya. Siapa tahu ada customer
baru yang akan memesan kue. Akan tetapi matanya melotot. Rupanya Amanda
mentransfer uang elektronik! Katanya sebagai ganti atas pizza yang enak sekali.
Padahal dia iklhas dalam memberi. Tebak berapa uang yang ditransfer?
Jadi penasaran dapat transfer berapa ya. Keikhlasan membawa rezeki
BalasHapus