Jam 9:30 pagi ponselku berbunyi. Tumben Bunda Maya (gurunya Saladin) menelepon? Firasatku langsung tak enak.
Benar, Saladin
marah-marah lagi di sekolah. Kali ini lebih parah karena dia sampai mau lempar
batu. Akhirnya ayah Saladin langsung ke sekolah buat menjemput (beliau work from home).
Saladin memang punya
masalah dalam mengendalikan emosi meski moody-nya
sudah berkurang. Kalau dulu dia marahnya itu langsung menek (memanjat) pohon lalu melompat ke atap mushola sekolah. Di
atas dia melempar-lempar kerikil yang ada di atap.
Gimana tidak
memusingkan punya anak macam dia? BTW disclaimer
dulu, Saladin memang anak istimewa ya dan sudah pernah konsultasi ke
psikolog anak. Sudah pernah terapi okupasi juga.
Read: Mengatasi Anak Pemarah
Tidak
Menyalahkan Anak Habis-Habisan
Sampai rumah Saladin mecucu, apalagi sang ayah juga ikut
ngomel. Kubiarkan dia melepas sepatu, menaruh tas ransel, dan ganti baju dulu.
Biar dia tenang dulu baru diajak bicara.
Mengapa tidak memarahi
Saladin? Yaa karena suasana hatinya sedang buruk. Manusia dewasa aja kalau lagi
ngambek lalu dimarahin, mood-nya
bakal ambyar, bukan? Apalagi anak kecil….
Makan
Dulu
Setelah Saladin ganti
baju, dia kupersilakan makan dengan menu bubur ayam. Selesai makan baru dia
agak tenang. Kutanya baik-baik, mengapa kok di sekolah marah?
Ternyataaaa…salah paham
pemirsa. Saladin marah karena ada seorang temannya (inisial R) yang bilang skibidi skibidi , bahasa gen Z gitu. Dia
merasa sedang diejek padahal si R mah kagak ngobrol ke dia.
Saladin kunasehatin
bahwa si R emang begitu, apalagi dia anak pindahan, jadi masih adaptasi dengan
situasi di Indonesia. FYI, si R adalah anak blasteran Amerika, tapi sudah cukup
lancar berbahasa Indonesia. Sebelumnya memang R sudah dinasehati bunda guru
agar tidak berisik di dalam kelas.
Anak
Akan Meniru Orang Tuanya
Daku lantas mengingat-ingat
nasehat Bunda Wanda (kepala sekolah SD alam) bahwa anak akan meniru orang
tuanya. Lhaa Saladin protes ketika ada suara keras, karena memang daku tidak
suka ada keributan. Kalau ada yang berisik bisa hilang konsentrasi saat
menulis….
Read: Hubungan Anak dan Orang Tua yang Complicated
Mengajari
Anak untuk Sabar
Jadi bagaimana
solusinyaaa? Saladin harus diajari untuk lebih sabar lagi dan diberi pengertian
bahwa di sekolah tidak bisa 100% silent.
Daku juga minta maaf
kepadanya karena secara tidak langsung mengajari untuk jadi orang yang anti
berisik. Kami berpelukan erat dan berjanji agar menjadi manusia yang lebih baik
lagi. Pakai cara janji jari kelingking (ada yang sama?)
Latihan
Sensori Lagi
Selain menanggulangi
emosi Saladin, daku juga secara tidak langsung diingatkan untuk melatih sensori
Saladin. Ternyata melatih sensori (panca indra) tak hanya untuk balita. Namun juga
buat anak jelang remaja seperti Saladin.
Read: Saladin Masuk Fase Pre-Teen dan Bundanya yang Deg-degan
Saladin terlalu
sensitif pendengarannya sehingga harus dilatih untuk toleransi. Penciumannya juga
sensitif. Pernah sekali dia kuajak di acara arisan, eh malah sembunyi di balik
kerudungku. Ternyata…dia tidak kuat menghirup aroma sayur rebung yang
dihidangkan oleh nyonya rumah.
Mengenai latihan
sensori bisa dicek sendiri di Google ya. Atau untuk lebih jelasnya bisa
konsultasi ke psikolog anak atau para ahli di rumah tumbuh kembang anak.
Jadii memang lagi-lagi
jurus penting dalam mengasuh anak adalah sabarrrr
seluas samuderaaaa. Apalagi kalau anaknya istimewa seperti Saladin. Alhamdulillah
setelah diberi pengertian, dia pelan-pelan mengerti dan tidak lagi marah-marah
di sekolah. Ada yang bernasib sama kah??
Memang punya anak (apalagi pre teen) adalah ujian kesabaran bagi ortunya.
BalasHapusanak ABK ataupun bukan, ttp rentan menguras kesabaran AyBun.
But, that's okay..selalu mohon petunjuk dan pertolongan Allah ta'ala.
Wah, MasyaAllah ya mbak, jadi harus sabar juga supaya Saladin bisa belajar sabar. Semoga makin bisa mengendalikan emosinya yaa, baik di rumah maupun di sekolah.
BalasHapusSemoga Saladin tetap terbuka bercerita pada kedua orangtuanya, dan mau diajak diskusi mengapa dia begini dan begitu. Dan semoga kedua ortunya juga super sabar dalam menghadapinya. Semoga cemungud selalu ya
BalasHapuspunya anak yang istimewa kudu bener-bener sabar ya mbak. Sebuah anugerah juga pastinya
BalasHapusdari kecil kalau anak lagi mode emosi, kudu dianteng-antengin ya, kalau kita nanggepinnya kasar, bisa aja si anak malah memberontak. Dan kemungkinan sampe gede mungkin bisa mempengaruhi sikap pengendalian diri dan emosinya
Keren sekali yang dilakukan Mbak Avi pada Saladin. Jadi dia marah-marah pasti ada sebabnya. Jadi memang tidak boleh langsung dimarahi dan disalahkan. istirahat dulu, makan dulu, dajak bercerita.
BalasHapus