Minggu, 19 Januari 2025

Ketika Saladin Mengamuk Lagi di Sekolah

 Jam 9:30 pagi ponselku berbunyi. Tumben Bunda Maya (gurunya Saladin) menelepon? Firasatku langsung tak enak.

Benar, Saladin marah-marah lagi di sekolah. Kali ini lebih parah karena dia sampai mau lempar batu. Akhirnya ayah Saladin langsung ke sekolah buat menjemput (beliau work from home).



Saladin memang punya masalah dalam mengendalikan emosi meski moody-nya sudah berkurang. Kalau dulu dia marahnya itu langsung menek (memanjat) pohon lalu melompat ke atap mushola sekolah. Di atas dia melempar-lempar kerikil yang ada di atap.

Gimana tidak memusingkan punya anak macam dia? BTW disclaimer dulu, Saladin memang anak istimewa ya dan sudah pernah konsultasi ke psikolog anak. Sudah pernah terapi okupasi juga.

Read: Mengatasi Anak Pemarah

Tidak Menyalahkan Anak Habis-Habisan

Sampai rumah Saladin mecucu, apalagi sang ayah juga ikut ngomel. Kubiarkan dia melepas sepatu, menaruh tas ransel, dan ganti baju dulu. Biar dia tenang dulu baru diajak bicara.



Mengapa tidak memarahi Saladin? Yaa karena suasana hatinya sedang buruk. Manusia dewasa aja kalau lagi ngambek lalu dimarahin, mood-nya bakal ambyar, bukan? Apalagi anak kecil….

Makan Dulu

Setelah Saladin ganti baju, dia kupersilakan makan dengan menu bubur ayam. Selesai makan baru dia agak tenang. Kutanya baik-baik, mengapa kok di sekolah marah?



Ternyataaaa…salah paham pemirsa. Saladin marah karena ada seorang temannya (inisial R) yang bilang skibidi skibidi , bahasa gen Z gitu. Dia merasa sedang diejek padahal si R mah kagak ngobrol ke dia.

Saladin kunasehatin bahwa si R emang begitu, apalagi dia anak pindahan, jadi masih adaptasi dengan situasi di Indonesia. FYI, si R adalah anak blasteran Amerika, tapi sudah cukup lancar berbahasa Indonesia. Sebelumnya memang R sudah dinasehati bunda guru agar tidak berisik di dalam kelas.

Anak Akan Meniru Orang Tuanya

Daku lantas mengingat-ingat nasehat Bunda Wanda (kepala sekolah SD alam) bahwa anak akan meniru orang tuanya. Lhaa Saladin protes ketika ada suara keras, karena memang daku tidak suka ada keributan. Kalau ada yang berisik bisa hilang konsentrasi saat menulis….

Read: Hubungan Anak dan Orang Tua yang Complicated

Mengajari Anak untuk Sabar

Jadi bagaimana solusinyaaa? Saladin harus diajari untuk lebih sabar lagi dan diberi pengertian bahwa di sekolah tidak bisa 100% silent.





Daku juga minta maaf kepadanya karena secara tidak langsung mengajari untuk jadi orang yang anti berisik. Kami berpelukan erat dan berjanji agar menjadi manusia yang lebih baik lagi. Pakai cara janji jari kelingking (ada yang sama?)

Latihan Sensori Lagi

Selain menanggulangi emosi Saladin, daku juga secara tidak langsung diingatkan untuk melatih sensori Saladin. Ternyata melatih sensori (panca indra) tak hanya untuk balita. Namun juga buat anak jelang remaja seperti Saladin.

Read: Saladin Masuk Fase Pre-Teen dan Bundanya yang Deg-degan

Saladin terlalu sensitif pendengarannya sehingga harus dilatih untuk toleransi. Penciumannya juga sensitif. Pernah sekali dia kuajak di acara arisan, eh malah sembunyi di balik kerudungku. Ternyata…dia tidak kuat menghirup aroma sayur rebung yang dihidangkan oleh nyonya rumah.



Mengenai latihan sensori bisa dicek sendiri di Google ya. Atau untuk lebih jelasnya bisa konsultasi ke psikolog anak atau para ahli di rumah tumbuh kembang anak.

Jadii memang lagi-lagi jurus penting dalam mengasuh anak adalah sabarrrr seluas samuderaaaa. Apalagi kalau anaknya istimewa seperti Saladin. Alhamdulillah setelah diberi pengertian, dia pelan-pelan mengerti dan tidak lagi marah-marah di sekolah. Ada yang bernasib sama kah??

5 komentar:

  1. Memang punya anak (apalagi pre teen) adalah ujian kesabaran bagi ortunya.
    anak ABK ataupun bukan, ttp rentan menguras kesabaran AyBun.

    But, that's okay..selalu mohon petunjuk dan pertolongan Allah ta'ala.

    BalasHapus
  2. Wah, MasyaAllah ya mbak, jadi harus sabar juga supaya Saladin bisa belajar sabar. Semoga makin bisa mengendalikan emosinya yaa, baik di rumah maupun di sekolah.

    BalasHapus
  3. Semoga Saladin tetap terbuka bercerita pada kedua orangtuanya, dan mau diajak diskusi mengapa dia begini dan begitu. Dan semoga kedua ortunya juga super sabar dalam menghadapinya. Semoga cemungud selalu ya

    BalasHapus
  4. punya anak yang istimewa kudu bener-bener sabar ya mbak. Sebuah anugerah juga pastinya
    dari kecil kalau anak lagi mode emosi, kudu dianteng-antengin ya, kalau kita nanggepinnya kasar, bisa aja si anak malah memberontak. Dan kemungkinan sampe gede mungkin bisa mempengaruhi sikap pengendalian diri dan emosinya

    BalasHapus
  5. Keren sekali yang dilakukan Mbak Avi pada Saladin. Jadi dia marah-marah pasti ada sebabnya. Jadi memang tidak boleh langsung dimarahi dan disalahkan. istirahat dulu, makan dulu, dajak bercerita.

    BalasHapus