Jumat, 31 Januari 2025

Review Buku Kana di Negeri Kiwi, Kegalauan Remaja Indonesia di New Zealand

Siapa yang pengen liburan ke New Zealand (NZ)? Nahh kita tuh bisa jalan-jalan virtual ke negeri Kiwi alias NZ dengan baca buku ‘Kana di Negeri Kiwi’. Jujur yaa, daku baca buku ini setelah mendengar cerita keindahan NZ, dari salah satu sohibku yang tahun lalu bertandang ke sana.



 

Ini data buku Kana di Negeri Kiwi:

Penulis: Rosemary Kesauli

Tebal: 152 halaman

Tahun: 2005

Bisa dibaca di aplikasi I-Kalsel (gratis)

 

Apa salahku? Itu yang Kana rasakan ketika harus pergi dari Jogja ke New Zealand. Ibunya akan menikah lagi dan dia harus tinggal bersama ayahnya yang asli sana.

 

Kana berusaha betah di sekolah barunya. Dia hanya punya satu sahabat yakni Jyotika, gadis India. Jyo selalu sabar saat ditanya apa Kana gendut? Karena dia emang agak montok.



 

Kana semakin insecure karena ada cewek-cewek latin yang datang ke sekolahnya karena pertukaran pelajar. Mereka cantik dan langsing. Dia makin sering curhat ke Jyo.

 

Akan tetapi Jyo menjauh dari Kana. Dia juga marah karena Kana dianggap mendekat ke Tsunehisa, cowok jepang yang jadi gebetannya. Padahal Kana hanya minta tolong dibuatkan lagu untuk Rudy, mantan pacarnya.

 

Ternyataaa Jyo hamil! Siapa yang menghamili gadis remaja itu? Apa yang harus Kana perbuat?

 

Kesanku Setelah Baca Kana di Negeri Kiwi

 

Novel Kana di negeri kiwi pantes banget jadi juara 1 lomba menulis teenlit karena temanya unik dan settingnya di NZ. Kana yang sudah lelah dengan urusan cinta sepihak, ternyata bisa melakukan satu hal yang menyelamatkan banyak orang. Jadi digambarkan bahwa remaja tuh tidak usah mengurus drama romantika belaka, tapi bisa kok meraih prestasi non akademik.



 

Di buku ini diperlihatkan bahwa sebenarnya Kana sangat setia kawan. Sang ayah juga menyayanginya (dengan cara beliau sendiri). Yaa meski tidak dijelaskan mengapa ibunya Kana kejam (karena tiba-tiba ingin menikah lagi dan mengirim Kana ke luar negeri).

 

Buku Kana di Negeri Kiwi terasa real karena penulisnya, Rosemary, pernah tinggal di sana. Penggambaran latar tempat dan waktu sangat pas dan tidak bertele-tele. Cumaa tebalnya hanya 152 halaman jadi bagiku ini kurang panjang ceritanya, semoga ada terusannya, deh.

Bagaimana, kalian pengen jalan-jalan ke NZ atau ke negara lain?

Minggu, 19 Januari 2025

Ketika Saladin Mengamuk Lagi di Sekolah

 Jam 9:30 pagi ponselku berbunyi. Tumben Bunda Maya (gurunya Saladin) menelepon? Firasatku langsung tak enak.

Benar, Saladin marah-marah lagi di sekolah. Kali ini lebih parah karena dia sampai mau lempar batu. Akhirnya ayah Saladin langsung ke sekolah buat menjemput (beliau work from home).



Saladin memang punya masalah dalam mengendalikan emosi meski moody-nya sudah berkurang. Kalau dulu dia marahnya itu langsung menek (memanjat) pohon lalu melompat ke atap mushola sekolah. Di atas dia melempar-lempar kerikil yang ada di atap.

Gimana tidak memusingkan punya anak macam dia? BTW disclaimer dulu, Saladin memang anak istimewa ya dan sudah pernah konsultasi ke psikolog anak. Sudah pernah terapi okupasi juga.

Read: Mengatasi Anak Pemarah

Tidak Menyalahkan Anak Habis-Habisan

Sampai rumah Saladin mecucu, apalagi sang ayah juga ikut ngomel. Kubiarkan dia melepas sepatu, menaruh tas ransel, dan ganti baju dulu. Biar dia tenang dulu baru diajak bicara.



Mengapa tidak memarahi Saladin? Yaa karena suasana hatinya sedang buruk. Manusia dewasa aja kalau lagi ngambek lalu dimarahin, mood-nya bakal ambyar, bukan? Apalagi anak kecil….

Makan Dulu

Setelah Saladin ganti baju, dia kupersilakan makan dengan menu bubur ayam. Selesai makan baru dia agak tenang. Kutanya baik-baik, mengapa kok di sekolah marah?



Ternyataaaa…salah paham pemirsa. Saladin marah karena ada seorang temannya (inisial R) yang bilang skibidi skibidi , bahasa gen Z gitu. Dia merasa sedang diejek padahal si R mah kagak ngobrol ke dia.

Saladin kunasehatin bahwa si R emang begitu, apalagi dia anak pindahan, jadi masih adaptasi dengan situasi di Indonesia. FYI, si R adalah anak blasteran Amerika, tapi sudah cukup lancar berbahasa Indonesia. Sebelumnya memang R sudah dinasehati bunda guru agar tidak berisik di dalam kelas.

Anak Akan Meniru Orang Tuanya

Daku lantas mengingat-ingat nasehat Bunda Wanda (kepala sekolah SD alam) bahwa anak akan meniru orang tuanya. Lhaa Saladin protes ketika ada suara keras, karena memang daku tidak suka ada keributan. Kalau ada yang berisik bisa hilang konsentrasi saat menulis….

Read: Hubungan Anak dan Orang Tua yang Complicated

Mengajari Anak untuk Sabar

Jadi bagaimana solusinyaaa? Saladin harus diajari untuk lebih sabar lagi dan diberi pengertian bahwa di sekolah tidak bisa 100% silent.





Daku juga minta maaf kepadanya karena secara tidak langsung mengajari untuk jadi orang yang anti berisik. Kami berpelukan erat dan berjanji agar menjadi manusia yang lebih baik lagi. Pakai cara janji jari kelingking (ada yang sama?)

Latihan Sensori Lagi

Selain menanggulangi emosi Saladin, daku juga secara tidak langsung diingatkan untuk melatih sensori Saladin. Ternyata melatih sensori (panca indra) tak hanya untuk balita. Namun juga buat anak jelang remaja seperti Saladin.

Read: Saladin Masuk Fase Pre-Teen dan Bundanya yang Deg-degan

Saladin terlalu sensitif pendengarannya sehingga harus dilatih untuk toleransi. Penciumannya juga sensitif. Pernah sekali dia kuajak di acara arisan, eh malah sembunyi di balik kerudungku. Ternyata…dia tidak kuat menghirup aroma sayur rebung yang dihidangkan oleh nyonya rumah.



Mengenai latihan sensori bisa dicek sendiri di Google ya. Atau untuk lebih jelasnya bisa konsultasi ke psikolog anak atau para ahli di rumah tumbuh kembang anak.

Jadii memang lagi-lagi jurus penting dalam mengasuh anak adalah sabarrrr seluas samuderaaaa. Apalagi kalau anaknya istimewa seperti Saladin. Alhamdulillah setelah diberi pengertian, dia pelan-pelan mengerti dan tidak lagi marah-marah di sekolah. Ada yang bernasib sama kah??

Selasa, 14 Januari 2025

Pengalaman Kena Gondongan di Usia Dewasa

 Siapa sih yang mau sakit? Kalau sakit tuh enggak bangeeet ya, pengen tiduran aja, badan lemes, dll. Nah kali ini daku mau cerita pengalaman kena gondongan di usia dewasa.

Iyaa, entah mengapa di sini (Jatim) penyakit gondongan identik dengan anak-anak. Kok bisa ya? Padahal mah dulu daku sudah pernah kena juga tahun 2019.



Alhamdulillah bisa sembuh duluu dan pas 2024 kena lagi karena imunitas sedang turun. Pas akhir tahun sering begadang (nemenin Saladin yang kuat melekan).

Rasanya Kena Gondongan

Jadi bagaimana rasanya kena gondongan? Pertama-tama tuh telinga sakit banget, kayak ditusuk pensil yang tajam. Badan demam dan menggigil. Besoknya bagian pipi dan leher bengkak.



Awalnya mikir ini demam biasa lalu daku minum tablet penurun panas. Begitu demamnya turun, eh malah meriang lagi. Ya sudah, daripada makin parah (amit-amit jangan sampai opname, daku terakhir nginap di RS pas lahiran aja), langsung periksa ke salah satu klinik di Kota Malang.

Yang Harus Dilakukan saat Kena Gondongan

Jadi apa yang harus dilakukan saat sakit gondongan? Pertama cek suhu badan lalu periksa ke dokter. Biasanya dikasih obat untuk mengurangi nyeri, mengatasi pembengkakan kelenjar, dan menurunkan demam. Malah kemarin daku ditawari nakes buat suntik aja? Wkwkkw enggak dulu deh, atuut!

                                Foto hanya ilustrasi obat (Pexels)

Kalau sudah dapat obat ya diminum sesuai dengan petunjuk nakes. Tapii jangan banyak aktivitas dulu alias wajib istirahat yang cukup. Daku Alhamdulillah masih kuat masak tapi yang simple aja. Atau kalau mau praktisnya ya beli lauk / pesan antar makanan. Baju di-laundry.

Read: Ketika Ibu Sakit

Waspada lho karena gondongan bisa menular, jadi anak-anak disuruh menjauh untuk sementara. Untuk alat makan harus disterilkan. Sementara kalau bisa pakai kamar mandi yang terpisah.

Pentingnya Punya Termometer di Rumah

Nah saat sudah pernah kena gondongan maka daku merasakan pentingnya punya termometer di rumah. Termometer badan, bukan termometer ruang apalagi termometer oven! Mentang-mentang suka baking, hmmmm……

                                     Pexels

Kalau suhu tubuh di atas 36 derajat gak usah ba-bi-bu. Langsung aja periksa ke klinik terdekat. Jangan nunggu penyakit parah baru datang ke RS, serem euy!

Jangan Sepelekan Penyakit Apapun

Kesimpulannya jangan sepelekan penyakit apapun. Mau demam, nyeri, meriang, atau gondongan, kalau makin parah ya periksa aja. Jangan sok kuat dan berdiam diri di rumah. Menahan sakit itu nyeri banget, euy!

Kalau emang budget cetek ya berobat aja di Puskesmas. Walau yang dikasih obat generik tetap ampuh kok. Sehat-sehat yaa untuk semua kawan Bunda Saladin, semoga tidak ada yang kena gondongan atau penyakit lainnya.

Minggu, 12 Januari 2025

Review Film Totto Chan, Kisah Gadis Kecil yang Lincah dan Unik

 Siapa yang sudah baca buku Totto Chan - the Little Girl at The Window? Nahh bagi kalian yang sukaa banget ama bukunya juga wajib nonton filmnya. Karena emang baguus, dan memangnya seperti apa versi film kartun Totto Chan?



Berikut ini data filmnya:

Judul Asli        : Madogiwa no Totto Chan

Sutradara         : Shinnosuke Yakuwa

Durasi              : 113 menit

Tahun              : 2023 (rilis di Indonesia 2024)

Totto Chan yang Lincah tapi Dianggap Nakal

Totto Chan masih kelas 1 SD tapi bikin gurunya pusing karena dia suka memainkan bangku kayu di kelas. 



Kemudian, waktu ada pemain musik jalanan yang lewat, dia duduk di jendela dan mengajak teman-temannya buat nonton bareng.

Bersenang-Senang di Sekolah Baru

Karena sang guru sudah tidak tahan akhirnya Mrs. Kuroyanagi (ibunya Totto) memindahkan anaknya ke SD Tomoe. Adegan ini bikin mewek karena mengingatkanku saat Saladin juga dipaksa untuk keluar dari SDN dan akhirnya pindah ke SD Alam.

Read: Saladin yang Dikeluarkan dari Sekolah

Si Totto sangat senang karena ada kereta di SD Tomoe, yang difungsikan jadi kelas. Ada Mr. Kobayashi, Pak Kepala Sekolah, yang sangat sabar dalam mendengarkan ocehan si gadis kecil selama berjam-jam.



Di hari pertama sekolah, si Totto naik kereta api, sendirian! Anak di Jepang memang dibiasakan mandiri sejak kecil ya?

Dia sangat kaget pas sampai di dalam kelas gerbong karena semua murid dibebaskan untuk belajar sesuai dengan kesukaan masing-masing. Ada yang belajar matematika dengan sempoa, belajar kimia, dll.



Daku pernah baca katanya Mr. Kobayashi pake metode belajar yang lebih bebas. Makanya kok sekolah lebih banyak prakteknya dan para murid juga sering diajak jalan-jalan. Tujuannya untuk belajar dari alam.

Read: Serunya Belajar di Sekolah Alam

Persahabatan dengan Yasuaki

Ada salah satu sahabat Totto Chan yang bernama Yasuaki. Dia terkena polio sehingga kakinya cacat. Namun Totto chan terus menyemangatinya, mengajak untuk berenang, memanjat, bahkan mengalah dalam lomba panco.



Nah kan, efek buruk polio itu enggak main-main lho! Daku menghindari mom war kecuali untuk para antivax! Kalau ada yang begitu langsung diperangi habis-habisan karena mereka tuh bisa mempertaruhkan masa depan anak, karena mengabaikan masalah kesehatan!

Read: Jangan Ambil Hak Anakmu untuk Vaksinasi

Kesanku Setelah Nonton Film Totto Chan

BAGUS BANGET! Beneran deh, kalau sudah baca bukunya wajib nonton filmnya. Apalagi pas adegan Totto Chan masuk ke dalam gerbong kereta yang dijadikan kelas di sekolah Tomoe. Dia berimajinasi bahwa kereta bergerak lalu bertemu dengan hewan-hewan raksasa, penggambarannya fantasi banget.



Ibunya Totto (Mrs. Kuroyanagi) juga sabaaar dalam menghadapi tingkah anaknya yang kadang ‘ajaib’. Apalagi ketika masa perang dan mereka harus hidup sangat sederhana (karena bahan makanan dibatasi). Mrs. Kuroyanagi jadi terlihat lebih tua dari usianya tapi tetap sabar dalam menghadapi hidup.

Buku Totto Chan jadi mega best seller karena terjual lebih dari 25 juta copy di seluruh dunia. Pas diadaptasi jadi film maka banyak yang excited dong. Apakah hasilnya bagus? Menurutku, antara film dan bukunya saling melengkapi.



Ada yang tidak ada di buku tapi ada di film (seperti penggambaran ketegangan di masa perang). Di film juga lebih memvisualisasikan era peperangan dan warga Jepun dituntut untuk lebih nasionalis. Bahkan dilarang untuk memakai pakaian ala barat.

Apakah Film Ini Aman bagi Anak-Anak?

Namun pertanyaan selanjutnya, apa film Totto Chan aman untuk anak-anak? Sebenarnya rating film ini 10+ yaa atau 12+ karena ada adegan n a k e d pas berenang (karena di dalam bukunya juga dituliskan seperti itu).

Kalau nonton bareng anak-anak ya dijelaskan mengapa ada adegan itu. Dan memang kulturnya beda dengan di Indonesia.

Perang yang Merugikan Kedua Belah Pihak

Film Totto Chan bukan hanya jadi penggambaran memoar masa kecil penulisnya (Tetsuko – Totto- Kuroyanagi). Namun juga merekam kengerian masa perang. Saat Jepun mengikuti world war 2 maka rakyatnya juga menderita karena bahan pangan dibatasi, rumah terpaksa dirubuhkan, harus mengungsi karena di kota banyak serangan bom, dll.

                              Totto Chan dewasa (Tetsuko Kuroyanagi)

Daku jadi ingat di salah satu buku karya Bu NH Dini (seri Kenangan) diceritakan bahwa saat Indonesia dijajah Jepun, juga terjadi keterbatasan bahan pangan. Sudah kelihatan kan kalau perang tidak membawa kemenangan apapun. Karena korbannya pasti ada di kedua belah pihak.

Read: Review Buku Gunung Ungaran – NH Dini

Kepala Sekolah yang Hebat

Maaf terpaksa spoiler tapi kalian yang sudah baca buku Totto Chan pasti sudah tahu ending-nya. Sekolah Tomoe hancur kena bom. Namun Mr. Kobayashi, sang kepala sekolah, tidak bersedih. Dia malah berkata, “Sekolah seperti apa lagi yang akan dibuat?” Benar-benar pantang menyerah.



Saat nonton Totto Chan awalnya mewek karena teringat Saladin yang dianggap aneh di sekolah lama tapi bisa berprestasi di sekolah barunya. Namun film ini juga mengajariku untuk selalu optimis dan semangat dalam menjalani hidup. Plus mengingatkan untuk mendidik Saladin dalam menghadapi keberagaman di dunia ini. Kalian sudah nonton film Totto Chan?

Selasa, 07 Januari 2025

Serunya Ikut Challenge Parenting Blog 2024

 Siapa yang masih rajin ngeblog? Alhamdulillah tahun 2024 daku bisa nulis sampai 185 artikel di blog ini. Kok bisa sih nulis banyak?

Salah satu hal yang bisa membuatku makin produktif tahun kemarin adalah ikut challenge. Ada salah satu kakak blogger yang membuat tantangan ngeblog selama setahun. Jadi, blog diisi seminggu 2 kali. Bisa senin dan kamis, selasa dan jumat, atau rabu dan minggu.

                                gambar by AI

Awalnya challenge ini hanya khusus travel blogger tapi tahun 2024 kategorinya diganti: boleh niche lain asal tetap konsisten nulisnya. Boleh telat setor link blog (tidak tepat di hari yang dipilih) asalkan seminggu update 2 kali.

Read: Masihkah Ngeblog Tahun 2025?

Serunya Nulis Parenting

Mengapa daku milih niche parenting? Karena memang suka anak-anak dan pernah ngajar di playgroup. Kemudian, daku juga mau mengkampanyekan parenting yang soft sekaligus demokratis tapi tetap tegas (pada keadaan tertentu).



Apalagi Saladin termasuk anak istimewa yang sempat mengalami speech delay dan pernah diduga ADHD. Jadi daku mau berbagi pengalaman, bagaimana sih mengasuh anak yang tingkahnya luar biasa? Semoga banyak yang aware dan tidak mengecap bahwa anak aktif adalah anak nakal.

Read: Jangan Panggil Anakku Nakal

Koleksi Foto Lagi

Selain menulis maka daku mulai koleksi foto-foto Saladin lagi karena emang mau lebih banyak pake foto asli. Alhamdulillah si bocah kooperatif dan mau dipotret dengan berbagai gaya. Soalnya ada kan anak yang sudah enggak mau difoto / direkam, dengan alasan malu.

Tapi kok Bosan?

Salah satu tantangan dalam mengikuti challenge adalah bukan mencari ide, tapi merasa bosan. Kok gitu-gitu aja ya, tips mengasuh anak, hubungan ibu dan anak, fatherhood, dll.



Jadii daku variasikan juga dengan review buku / film / serial dan diulas dari segi parenting. Beneran berasa balik ke era skripsi, mengulas karya sastra dengan teori feminisme, semiotika, dll. Bedanya yang di-review adalah sisi parentingnya.

Manfaat Rutin Posting Artikel

Ternyata ada banyak manfaat rutin nulis di blog yaaa. Skor DA bisa naik dan pageview juga naik perlahan-lahan. Dapat job juga dari beberapa brand, Alhamdulillah disyukuri saja. Supaya blog tidak jadi ‘etalase’ alias kebanyakan postingan berbayar maka emang kudu sering-sering nulis artikel organik.

                          Gambar by AI

Daku juga mau branding lagi sebagai parenting blogger, pas dengan nama blog dan akun IG, ada kata “Bunda”. Mengapa sih pake nama alias bunda Saladin? Yaa karena namaku ribeet kalau dibikin nama blog, coba ada yang bisa melafalkan dengan benar? Avizena Elfazia Zen.

Read: 2024 yang Menjadi Tahun Kebangkitanku

Apakah Bisa Konsisten?

Daaan daku mengakui bisa nulis seminggu 2 kali tapi tidak konsisten harinya. Padahal sudah rencana selasa dan jumat mau posting parenting, sementara hari minggu buat review film, dll. Namun jadwalnya kacau-balau.

Bisa dibilang bisa update blog sebulan 8 kali saja sudah Alhamdulillah. Meski belum bisa konsisten untuk hari posting tapi daku berusaha lebih tertib tahun 2025 ini. Tipsnya: nabung tulisan baru di-upload di hari yang sudah ditentukan.



Bagaimana sih cara agar bisa cepat nulisnya? Pertama, rajin baca buku (kalau bisa minimal 50 halaman per hari). Kedua, rajin blogwalking. Kalau sehari 10 blog kan sudah lumayan kata-kata yang dibaca.

Intinyaaa daku bersyukur banget bisa menyelesaikan tantangan ngeblog selama setahun dan lulus, horee! Ternyata menulis semenyenangkan itu. Daku juga belajar nulis dengan teknik storytelling karena sebelumnya terbiasa nulis (untuk orang lain) dan formatnya terlalu baku.

Berkat tantangan ini juga jadi kenal banyak blogger lain, bahkan ada juga yang bermukim di luar negeri. Bagaimana dengan ngeblogmu tahun 2024?

Senin, 06 Januari 2025

Menikmati Burger Bangor Milik Denny Sumargo yang Tersohor

 Siapa suka makan burger? Saladin mah doyan banget kalau burger dan sudah ada burger lokal yang mantep banget yaitu BURGER BANGOR. Meskipun burger lokal tapi tampilannya kece dan rasanya lezat.



Jujur daku tahu brand ini karena pemiliknya adalah Denny Sumargo si pebasket sombong, yang juga jadi podcaster plus aktor film. Di Malang ada beberapa gerai Burger Bangor. Sore ini Alhamdulillah Saladin dapat rezeki yaitu 1 box burger bangor. Bagimana rasanya?

Read: Review Serial Ellyas Pical yang Diperankan Denny Sumargo

Review Burger Bangor: Juragan Burger

Dalam 1 box ada 4 burger yang berisi 2 burger varian juragan dan 2 yang jelata. Saladin langsung ambil yang Juragan Burger (plus cheese). Daku icip sedikit, rasanya woow, beneran ini beef patty dan ada aroma smokey. Komposisi daging dan bahan lain sudah jelas lebih banyak dagingnya.



Keju yang ada di cheeseburger juga enak, melted, dan tidak terlalu asin. Sayurnya terdiri dari selada dan tomat segar. Saus mustard yang jadi olesan juga enak. Kami makan tanpa saos tomat / saos sambel dan udah pas rasanya.



Rasa patty yang ndaging banget, dan bumbunya juga enak, membuat Burger Bangor jadi favorit Saladin. kalau menggigit patty-nya aja beneran kerasa beef dan sedap. Seimbang dengan kesegaran sayur di dalam burger.

Review Burger Bangor: Jelata Burger



Bagaimana dengan yang jelata? Sebenarnya perbedaan antara yang juragan dengan jelata (yang lebih murah) itu tipis. Hanya saja ukuran patty sedikit lebih langsing tapi masih bisa dinikmati. Sementara rotinya empuk dan langsung bikin kenyang (untuk versi jelata ukuran roti sedikit lebih kecil).

Berapa Harga Burger Bangor?

Harga Burger Bangor juga masih terjangkau yaitu mulai 15.000 ajaa. Untuk selengkapnya cek aja di akun IG si burger Bangor yaaaaa.

Read: Review Ayam Sabana

Beneran ini burgernya enak dan si Densu bukan FOMO doang untuk bikin restoran. Di saat artis lain bikin rumah makan dengan harga mahal dan aji mumpung, eh doi bikin burger yang enak dan harganya masih terjangkau. Namanya juga unik, setahuku bangor tuh artinya bandel / tengil gituu.



Tidak heran ada banyak banget cabang Burger bangor di seluruh Indonesia. Menurut yang daku dalam box, sudah ada lebih dari 500 cabangnya di negeri ini. Lebih dari 50 juta Burger Bangor yang terjual selama 5 tahun berdiri.

Tulisan yang ada di dalam box juga bagus tuh: Jangan lupa bersyukur hari ini. Daku kutip juga tulisan di bawahnya ya: Kadang dalam hidup ada kalanya kita harus mengejar tanpa henti sesuatu yang kita yakini. Ada yang mesti merangkak dulu, berjalan pelan, mulai berlari kencang ataupun berhenti sejenak. Tak perlu terburu-buru, jangan terlalu ragu, asalkan tetap bergerak secara konsisten pasti yang dituju akan tercapai. #adabangordisetiapkeraguanmu

Read: Review Rocket Chicken



Pas mau baca nutrition facts ternyataaa, isinya bukan kalori, lemak, protein, dll. Tapi: kebangoran 100%, ego 100%, bodo amat 100%, ambisi 100%, dst. Wahh ini siapa copy writer-nya. Cakep bener tulisannya, kreatif pisan!

Klean apa sudah pernah coba Burger Bangor?

 

 

Kamis, 02 Januari 2025

Cara Mengajari Anak Memasak Melalui Game

Sudah 2025 nih, punya resolusi apa? Salah satu resolusiku adalah mengajarkan Saladin, anak tunggalku, untuk lebih mandiri. Jadi dia sudah bisa cuci gelas (pakai yang plastik jadi aman), bisa bikin mie instan, dan dimintai tolong belanja ke warung.

Kalau anak sudah mandiri enak ya jadi dia tidak bingung saat ditinggal bundanya acara di luar. Kemandiriannya makin bertambah karena anak juga sudah bisa memasak.



Jadi, langkah pertama Saladin untuk belajar masak adalah dengan mengupas kentang dan apel (pakai peeler jadi aman). Kemudian dia bisa mematikan kompor, lalu diajari sang ayah untuk menyalakan kompor. Baru deh belajar bikin mie instan dan telur dadar. Next, daku mau ajarin dia menanak nasi sendiri.

Manfaat Belajar Memasak bagi Anak

Ada banyak nih manfaat belajar memasak bagi anak-anak. Pertama mereka belajar mandiri dan kemandirian ini penting lho. Siapa tahu nanti mereka kuliah di luar kota atau di luar negeri, jadi bisa masak sendiri, minimal menanak nasi dan bikin ceplok.



Kedua, anak jadi belajar sabar karena memasak kan butuh proses. Mereka paham kalau mau makan ayam goreng, harus memotong ayam, mencuci, membumbui, mengungkep, baru menggorengnya. Anak-anak juga menghargai masakan sang bunda karena paham bahwa memasak itu bikin capek.

Anak Laki-Laki juga Belajar Masak

Bagaimana jika anaknya laki-laki seperti Saladin? Ya tidak apa-apa, toh memasak adalah basic skill, yang harus diajarkan ke anak perempuan maupun laki-laki. BTW chef di hotel dan restoran juga kebanyakan laki-laki, kan? Jadi anak laki-laki juga wajib banget bisa memasak.

Belajar Masak Via Game



Cara mudah untuk mengajari anak sampai bisa lihai memasak adalah dengan main game bareng. Kok bisa? Iyaa karena ada banyak game seru di web Culinary Schools. Kita bisa main game bareng anak sekaligus mengajari untuk belajar masak, jadi simulasi gituu. Kalau mau coba, klik aja di webnya, tidak usah install aplikasi jadi langsung mainkan aja.

Rekomendasi Game di Web Culinaryschools.org

Berikut ini beberapa rekomendasi game di web Culinary Schools yang bisa teman-teman coba dan mainkan bareng anak. Skill memasak pun makin berkembang.

Pizza Baker

Siapa yang suka makan pizza? Saladin suka banget makan pizza dan daku dulu juga pernah jualan juga. Nah, di game pizza baker, Saladin bisa tahu bagaimana cara membuat pizza.



Game ini mudah banget memainkannya, tinggal pilih mau topping pizza misalnya sosis, keju, atau yang lain? Baru ditata di atas dough pizza lalu dipanggang deh. Pizza Baker cocok dimainkan untuk anak berusia 6 tahun ke atas.

Play The Boiled Eggs

Anak juga bisa diajari cara membuat telur rebus dengan memainkan game Play The Boiled Eggs. Mereka jadi tahu bahwa untuk merebus telur butuh panci yang diisi dengan air.



Di game Play The Boiled Eggs, anak belajar memasak telur rebus dengan seksama. Mereka juga dapat tantangan untuk merebus tidak hanya satu kompor. Namun juga dua bahkan enam kompor yang berbeda.

Can I Eat It?

Suka gemas gak sih kalau balita suka ngemut benda-benda di rumah? Nah, melalui game Can I Eat It? Anak jadi belajar kalau tidak boleh memasukkan benda selain makanan kalau pas lagi makan.



Gamenya gampang dan bisa untuk anak usia 5 tahun ke atas. Jadi, anak akan belajar mana yang bisa dimakan dan mana yang enggak.

Hidden Food



Permainan yang satu ini banyak manfaatnya nih, terutama untuk mengasah ketelitian bocah. Jadi, mereka tidak hanya dikenalkan ke peralatan dapur. Namun juga diajak untuk mencari, di mana alat itu berada? Misalnya parutan keju, dan lain-lain.

Sweety Cooking Chocolate Cake



Anak-anak pasti suka makan kue cokelat, bukan? Nah, di game Sweety Cooking Chocolate Cake, anak diajak untuk belajar membuat chocolate cake. Mereka jadi tahu bagaimana proses baking dan sangat menyenangkan.

Kalau hari libur atau akhir minggu, yuk main game bareng anak di Culinaryschools.org  Ada banyak game seru yang bisa dimainkan. Anak-anak juga sekaligus bisa belajar masak melalui permainan simulasi di gadget. 

Rabu, 01 Januari 2025

Mengapa Anak Susah Mandiri?

 Anak mami!

Istilah anak mami sudah ada sejak duluuu kala ya. Ketika ada anak yang selalu bergantung ke orang tuanya. Mau milih baju bingung warna apa? Model yang mana? Bahkan saat sudah aqil balig dan mau kuliah juga masih bingung bagusnya belajar di kampus mana?



Amat sedih mah kalau ada anak yang tidak mandiri seperti ini. Apalagi kalau anaknya laki-laki, beuuuh! Laki-laki kan calon pemimpin rumah tangga. Bagaimana bisa jadi suami (dan ayah) yang baik kalau masih anak mami dan tidak mandiri sama sekali? Bahayaa, bahayaaaa!

Gen Z yang Manja?

Anak muda zaman sekarang alias gen Z juga diklaim sebagai generasi strawberry yang manja dan rapuh banget. Disuruh dikit, mutung, lalu mengadu ke orang tuanya. Padahal dia sudah berusia 17 tahun ke atas!

Tergantung Didikannya Juga



Memang gen Z sering dibilang manja tapi enggak selalu sih ya, tergantung cara didiknya di rumah. Ada sebagian anak muda yang berusaha untuk mandiri dengan kuliah sambil berdagang atau jadi freelancer. Ada juga yang kuliah sambil jadi driver ojek online. Mereka tidak malu karena memang sudah diajari untuk bekerja keras, walau berasal dari keluarga menengah.

Penyebab Anak jadi Terlalu Manja

Lalu apa saja penyebab anak jadi terlalu manja sehingga dicap generasi strawberry? Pertama tentu karena cara didik yang salah. Apa-apa dilayani oleh pembantu, sampai baju dalam juga dicucikan, padahal mereka sudah berusia di atas 15 tahun.



Kedua, anak jadi manja karena terlalu diberi kebebasan dan uang oleh orang tuanya. Mereka diberi hak tapi tidak diajari cara untuk bertanggung jawab. Akibatnya jadi sering pulang malam, menyalahgunakan uang saku, atau jadi boros dan shopaholic akut.

Cara Mendidik agar Anak Cepat Mandiri

Lantas bagaimana cara agar anak tidak manja tapi jadi calon pemuda / pemudi yang tangguh dan mandiri? Berikut iniiii caranya:

Beri Kepercayaan

                                   Saladin memberi makan kambing 

Salah satu penyebab anak jadi manja dan tidak mandiri adalah sejak kecil mereka tidak diberi kepercayaan. Misalnya saat mau belajar menuangkan air dari teko ke gelas, lalu tidak sengaja tumpah. Ortu jadi ngomel panjang-lebar lalu selalu menuangkan air atau membantu anak, serta tidak mempercayai mereka untuk belajar mandiri.

Read: Mengajari Anak Laki-Laki Memasak

Contoh lain adalah ketika menentukan sebuah pilihan. Ortu selalu memilihkan benda sampai sedetail mungkin. Kalau anak sudah memilih baju warna merah tapi malah dicerca dan disuruh pakai warna lain. Padahal ketika ortu tidak percaya akan pilihan anak dan terlalu otoriter, akan berakibat buruk ke psikis mereka.

Biasakan Mengerjakan Sendiri Meski ada PRT

                                                 Saladin belajar ngepel

Bagaimana jika di rumah ada PRT (pembantu rumah tangga)? Ya anak juga diajari untuk bertanggung jawab, apalagi kalau sudah remaja. Minimal dia merapikan dan mengepel kamarnya sendiri, cuci pakaian dalam sendiri, juga mencuci piring dan gelas. Jangan mentang-mentang ada PRT jadi seenaknya nyuruh ini dan itu.

Ajari dengan Sabar

Memang yaa inti dari parenting adalah sabaaaaar. Jangan dikit-dikit memarahi bahkan mencubit anak. Semua kudu diajari dengan sabar. Saat anak belajar menyapu, jangan dikomentari, “lambat!” Nanti dia malah mutung lalu malas-malasan buat bebersih rumah.

Read: Jangan Pukul Anakmu

Jadii anak memang harus dilatih dan dididik dengan sehingga mereka bisa mandiri. Jangan malah diomeli kalau cuci piringnya tidak bersih. Kudu super sabar yaa dan memberi contoh yang baik, agar mereka tidak manja keterlaluan.