Jam 6:30 pagi, Saladin sudah siap untuk berangkat sekolah. Dia sudah pakai seragam, jaket, sepatu, dan tak lupa bawa tas ransel berisi buku-buku, bolpen, dan bekal.
Apa saja isi bekalnya? Karena
dia hanya sekolah sampai jam 12 siang maka tidak kubawakan bekal nasi / kentang
/ mie / karbohidrat lainnya. Namun dia bawa 2 biskuit / wafer dan sebotol susu.
Waktu Saladin masih
kelas 1 (di sekolah yang lama) pernah kubawakan bekal nasi goreng. Namun tidak
dimakan sama sekali! Penyebabnya karena dia hanya mau makan nasi goreng yang
hangat.
Read: Cerita Saladin Dikeluarkan dari Sekolah
Padahal sarapannya
termasuk sedikit karena Saladin hanya makan roti atau biskuit dan segelas susu.
Dia emang niru ayahnya yang hanya bisa makan sedikit saat pagi hari. Beda dengan
bundanya yang bingung kalau tidak ada nasi, heheheheeee.
Nah, daku sempat tanya
ke WAG berisi mamak-mamak kekinian, apakah ada kotak bekal yang bisa menjaga
kehangatan isinya? Namun malah dapat nasehat dari salah satu mamak. Katanya,
anak sudah SD dan harus dididik agar mau mengkonsumsi makanan yang dingin, biar
enggak pilih-pilih. Eh, bener juga ya?
Uang
Saku yang Kurang
Long
short story, Saladin pindah ke sekolah alam. Karena masih
awal punya anak SD, dia kubawakan bekal 1 bungkus biskuit dan uang 1.000
rupiah. Sedangkan dulu waktu TK, bekalnya hampir sama, tapi tidak bawa uang
saku karena di sekolah tidak ada kantin.
Ternyataa uang saku
kurang banget (itu tahun 2019) apalagi sekolah Saladin berada di lereng gunung,
adem! Dia jadi sering kelaparan dan cranky.
Akhirnya uang saku kutambah jadi 2.000 rupiah dan dibawakan bekal yang
mengenyangkan.
Bekal
Abal-Abal
Dulu daku masih rajin
bikin bekal berupa omelet mie, pancake, dll. Karena takut tidak dimakan Saladin
maka kotak bekal ‘kusulap’ jadi bekal abal-abal. Alias ditaruh dalam bungkus
bekas snack dan direkatkan pakai selotip.
Akan tetapi daku
ditegur oleh salah satu sohib. Katanya, kalau begitu daku mengajari Saladin
untuk berbohong, dikiranya bekal berisi snack kripik kentang padahal isinya
omelet mie. Akhirnya daku hentikan fase bekal abal-abal ini, lantas sekolah
libur panjang karena pandemi.
Jajan Teruuus
Waktu Saladin kelas 3
SD, sekolah dimulai kembali. Saladin kubawakan lagi bekal berupa kue / wafer,
susu, dan uang. Awalnya dia hanya megang 2.000 rupiah. Kalau mau ke kantin juga
masih ditemani oleh bunda guru karena belum lihai menghitung sampai ribuan.
Saat Saladin kelas 4
SD, uang sakunya kunaikkan jadi 5.000 rupiah. Karena dia kan di sekolah alam
dan kegiatannya banyak di luar ruangan, jadi sering lapar euy! Biasanya dia
beli 2 jenis jajanan dan 1 jenis minuman, padahal sudah bawa bekal minuman. Kalau
dia hobi jajan berarti niru bundanya, wkwkwk.
Mendidik Anak untuk
Membawa Bekal
Mengapa Saladin
kubawakan bekal padahal sekarang sudah kelas 6 SD? Memang sengaja karena daku
ingin mendidiknya untuk selalu bawa bekal. Sebenarnya saat bepergian, bawa
bekal malah lebih praktis karena tidak bingung mencari warung mana yang buka.
Mengatur Uang Saku
Akan tetapi selain bawa
bekal, Saladin juga bawa uang saku. Ya gimana, anak yang doyan makan seperti
dia (tapi enggak mau makan nasi putih) pasti pengen jajan. Lagipula kasihan
kalau teman-temannya beli kue sedangkan dia sendiri yang enggak ke kantin.
Uang saku Saladin masih
diberi per hari karena dia belum bisa mengatur uang dalam jumlah banyak. Nanti lah
saat SMP atau SMA kuajari untuk mengatur uang saku mingguan bahkan bulanan. Mengajari
anak dasar-dasar keuangan bisa dilakukan sejak kecil, lho.
Beginilah cerita
Saladin dan bekalnya. Daku belum bisa bawain bekal yang non MSG, organic, 4
sehat 5 sempurna, dll. Namun Saladin happy aja dan sebagai gantinya dia bisa
makan nasi goreng dan lauknya saat pulang sekolah. BTW, anak-anak bawa bekal,
ikut katering sekolah, atau bawa uang saku?
Saya senyam-senyum karena Saladin ga mau makan bekal nasi gorengnya. Dan alasannya sudah pas, Mbak. Mana enak nasi goreng kalau dingin hahaha. Terus bekal abal-abal. Kok ada bungkusnya kripik,isinya omelet hehehe. Tapi memang sekarang anak-anak, ya bawa bekal juga, bawa jajan juga, Mbak.
BalasHapusanak sekarang memang agak sulit suruh bawa bekal dari rumah, sekalipun bawa bekal nasi dan lauk, ya mereka tetep jajan di luar, kadang malah suka bawa snack dari rumah. haha
BalasHapusMurah meriah sekali nih bunda bekal Saladin. Iya sih kalo dikasih nasi tuh enggak enak kalo ga hangat. Ky aku tuh. Kalo nasinya dingin ya minimal sayurnya hrs hangat. Ini mirip aku bgt sih cmn aku dulu malah males beli jajan di kantin. Duit aku simpen buat beli majalah/tabloid. Haha. Sampe diomelin bunda krn kurus kering. Smg Saladin sehat selalu ya bun.
BalasHapusBaiknya memang anak dididik untuk bawa bekal. Dulu anak saya juga gitu, meski emang kendalanya kotak bekal sering ketinggalan di sekolah (◔‿◔)
BalasHapusIya juga ya, kalau diakalin dengan bekal abal-abal malah secara tidak langsung mengajarkan si anak berbohong, sehingga gak bagus buat perkembangan dia kedepannya karena membuat "Teladan yang Salah"
BalasHapusAdikku sudah SMA tapi belum kuajari soal mengatur uang jajannya. Harusnya dia sudah mulai bisa mengatur keuangan ya. Tapi bawa bekal emang lebih enak sih. Nggak usah susah buat beli makanan lagi
BalasHapusAnak pertama dan keduaku selalu bawa bekal ke sekolah. Sekarang yang pertama suddah kelas dua SMK dan yang kedua kelas 3 SMP. Tapi yang paling kecil enggak mau bekal nasi, tapi untunglah anaknya selalu sarapan di rumah dan bawa uang saku jadi mamaknya ini enggak terlalu khawatir.
BalasHapusAnakku sekolah fullday, jadi kudu ikutan catering.
BalasHapusDulu pernah mengajukan ke sekolah kalau catering ga perlu wajib, SPP-nya aja kurangin, eemm, tapi saran itu gak bisa diterima sekolah. Mungkin terkait keseragaman bekal menu yaa..
Sejak naik kelas 6, anakku minta dibawain bekel juga..
Kadang nasi, kadang cemilan mengenyangkan.
Kebayang yaa.. sejak memasuki usia pre-teen, porsi makannya pun bertambah sesuai dengan kebutuhan energinya.
Waaahh, semangat ya Saladin dan mbak Avi! Hehehe.. semoga Saladin makin pinter dan salih. anakku juga kadang ga abis bekalnyaa, kebanyakan juga ga abis sih bekalnya tapi aku woles aja, yg penting dari rumah udah sarapan
BalasHapus