Rumah besar itu kini lengang. Ada si bungsu tapi dia sibuk di depan laptop, mencari pekerjaan. Sulung sudah menikah dan punya rumah sendiri. Begitu juga dengan anak kedua, merantau ke ibu kota demi mencari sekarung beras dan segunung emas.
Ada yang familiar
dengan keadaan ini? Ketika anak-anak sudah lulus kuliah, mereka merantau karena
mendapatkan pekerjaan di luar kota. Sementara anak lain punya rumah sendiri dan
hanya mengunjungi orang tuanya 2-3 kali dalam sebulan. Walau tinggal sekota
tapi dia punya kesibukan sehingga jarang bertandang.
Orang
Tua yang Merasa Ditinggalkan
Well, ini kelanjutan dari tulisanku yang sebelumnya. Ketika anak sudah remaja maka dia lebih memilih untuk menyendiri atau pergi bersama teman-temannya, daripada bersama orang tuanya.
Saat dia sudah dewasa maka meninggalkan rumah dan ‘terbang’
demi karir yang cemerlang.
Read: Ketika Saladin sudah mau remaja dan tidak mau ditemani
Bagaimana dengan orang
tuanya? Di satu sisi, mereka senang karena anak-anaknya sudah jadi ‘orang’ yang
berhasil. Namun di sisi lain mereka merasa ditinggalkan, kesepian….
Sindrom
Sarang Kosong
Daku pernah baca
mengenai sindrom sarang kosong. Di mana orang tua merasa kekosongan dalam
hatinya saat anak merantau atau pindah rumah. Waktu terus berlalu dan anak yang
dulu digendong ke mana-mana kini sudah dewasa dan punya kesibukan sendiri.
Situasi yang
digambarkan di awal tulisan ini adalah penggambaran di rumah orang tuaku. Saat ini
papa sudah pensiun dan mama masih sibuk mengajar. Namun rumah tak lagi riuh
karena anak-anaknya sudah dewasa dan punya tempat tinggal yang berbeda.
Biarkan
Anak Melanjutkan Hidupnya Sendiri
Nahhh, karena rumah
sepi maka orang tua jadi bingung sendiri, apalagi jika setelah pensiun tidak
ada kesibukan. Akhirnya mereka sering bertandang ke rumah anak-anaknya. Atau,
tinggal serumah dengan salah satu anaknya.
Daku tim yang say ‘no’
ketika serumah dengan orang tua. Bukannya tidak sayang. Akan tetapi jika ada 2
keluarga dalam 1 rumah maka akan rawan gesekan. Belum lagi cara didik anak yang
berbeda dan cucu jadi terlalu dimanjakan.
Read: Ketika Saladin serumah dengan neneknya
Wahai orang tua,
biarkan anak dengan kehidupannya sendiri. Tidak usah memaksa mereka untuk
kembali ke rumah asal. Dengan menjaga jarak justru akan timbul rasa rindu dan
mereka juga masih sayang, kok, walau tempat tinggalnya berbeda.
Orang
Tua Ngapain?
Lantas jika orang tua
sudah tua lalu tidak bekerja lagi karena pensiun, ngapain aja untuk mengisi
kekosongan akibat sepinya rumah? Kalau memang suka keramaian, bisa pindah aja
ke Wisma Lansia. Di sana banyak teman sebaya dan makanan juga diantar ke kamar.
Salah satu lansia yang pernah tinggal di wisma adalah mendiang Bu Dini.
Read: Review Gunung Ungaran, karya terakhir NH Dini
Akan tetapi kalau mau
di rumah sendiri ya silakan saja. Kakek buyut Saladin sekarang berusia hampir
90 tahun. Pasca pensiun beliau masih aktif bekerja, membuka usaha fotokopi dan
toko oleh-oleh khas Jepara.
Ini beberapa contoh
kegiatan bagi orang tua agar tidak merasa kesepian:
Berkebun
Berkebun bisa
menenangkan dan tanamannya juga bisa dijual. Daripada galau lalu nangis karena
kangen cucu. Mendingan siram-siram tanaman.
Berbisnis
Siapa bilang lansia
tidak bisa buka usaha? Kalau terkendala fisik ya bisa angkat karyawan atau
dibantu oleh cucu / keponakan. Tentu harus hati-hati dalam berdagang dan tetap
berinovasi agar bisnis lancar.
Traveling
Jika uang pensiun sudah
terkumpul mending jalan-jalan aja. Waktu luang sudah ada, tidak ada
tanggungjawab mengurus anak karena mereka sudah dewasa. Traveling yuk sekalian
ngonten, hehehe. Kakeknya Saladin youtuber lho.
Jadi Influencer
Ingat seorang kakek
yang mengajar matematika di media sosial? Beliau jadi influencer dan
menyebarkan ilmu, lantas dapat hadiah besar dari presiden. Influencer tak hanya
anak muda, yang tua juga bisa.
Ayo lawan kesepian dan
sindrom sarang kosong dengan terus produktif, jalan-jalan, dan happy-happy. Tak
usah mendramatisir keadaan apalagi merepotkan anak atau menantu. Beneran lho,
cita-citaku kalau Saladin udah dewasa adalah mandiri finansial lalu traveling around the world. Kalau kamu?
Aku pernah nonton salah satu konten dr YouTube soal kesepian ..lebih tepatnya lonely death yang banyak terjadi di Singapore, karena orangtua hidup sendiri dan jauh dari anak, sepertinya dilema ya bund..di satu sisi kita kepingin anak kita mandiri dan bukannya kita mau menjauhi orang tua, tapi di satu sisi lagi ortu merasa sendiri ketika dia menua, akupun semenjak menikah pisah dari ortu bun..karena emang mau mandiri dan menghindari gesekan, tapi tetap rajin berkunjung ke orang tua, karena gak jauh, apalgi tinggal ibuku seorang kala itu yang sudah mulai sepuh dan butuh perhatian, tapi memang ibuku ini orang yang kuat dan gak betah diam..ada saja yg di kerjakan beliau, sekarang ibuku sudah pergi jauh.
BalasHapusBaru tahu istilah lonely death, ngeri juga yaa
Hapushal ini yang aku takutkan kalau nanti pensiun
BalasHapuscuman ya gitu
setelah pensiun harus dipersiapkan
sebisa mungkin kalau saya si tidak mau merepotkan anak
biarkan anak berkembang dan berkeluarga dengan mandiri
saya juga tipe yang setelah menikah
memilih keluar dari rumah dan kontrak
dengan begitu bisa melatih kemandirian
dan memang kalau serumah dengan orang tua itu sangat mudah terjadi selisih paham
memang harus ada kegiatan setelah pensiun sih
minimal kalau masih kuat sih menjalankan usaha
saya malah kepikiran kalau habis pensiun kalau bisa nyetir mau jadi driver aja
biar konsentrasi masih keasah terus hehe
Mantap Kak, pasca pensiun tetap aktif yaa agar sehat lahir batin.
Hapussituasi seperti ini akan dirasakan tiap orang tua, Mbak. Saat anak dewasa dan sudah berkeluarga, maka mereka akan meninggalkan rumah. Pastinya ada rasa sunyi, rindu dan kesepian orang tua. Tapi seperti itulah alurnya. Orang tua juga dulu menjalani fase seperti itu. Dan memang tinggal bareng bukan solusinya. Selalu ada gesekan, termasuk hal sepele itu, kakek atau nenek membela cucu hehehe.
BalasHapusJadi solusinya saling merindukan, jadi nanti saling berhubungan. apalagi sangat terbantu kehadiran Handpone.
kesepian saat ditinggal anak pergi untuk mengejar karier memang jadi hal yang pasti dirasakan oleh orang tua. tapi di era modern saat ini, rasa rindu bisa sedikit terobati dengan menanyakan kabar si anak melalui video call. jadi sangat terbantu dengan canggihnya teknologi sekarang
BalasHapusSecara perlahan tapi pasti, para orang tua menuju kesepian hingga akhir hayatnya. Ngeri ya, tapi mau gimana lagi. Anak-anak mesti hidup mandiri dan nggak terlalu tergantung dengan orang tua. Jadi, yang paling setia hingga akhir hayat,yaa pasangan kita sih
BalasHapus.. sedih euuuu
Saya jadi ingat ayah dan ibu saya. Mereka memiliki anak 11. Dan pada akhirnya semuanya bubar jalan memiliki hidupnya masing², termasuk saya yang akhirnya menetap di Sukabumi.
BalasHapusDan pada akhirnya pula ibu saya hidup sendiri setalah ayah wafat. Kalau ibu suka pergi ke pengajian dan aktif di arisan serta jadi guru TK meskipun usianya sudah sepuh tapi tetap semangat mengajar anak² di TPA.
Begitulah hidup pada akhrnya sendiri
Untungnya rumah kedua kakakku tidak jauh dari kedua orang tuaku, bahkan kakak keduaku ngajar TK, ibukku yang jadi TU-nya jadi tiap hari ketemu dan sekolahannya di depan rumah ortu. Cuma aku yang paling jauh meskipun cuma beda kecamatan.
BalasHapusAku masih tinggal di rumah orang tua. Ingin mandiri dan tinggal sendiri tuh masih belum dibolehin. Padahal, sekalipun tinggal berjauhan juga bukan berarti nggak sayang orang tua, ye kan.
BalasHapusTapi, ya gitu. Orang tua kadang terlalu dibawa perasaan merasa anaknya tidak sayang kalau tidak tinggal bersama.
Akan ada saatnya anak-anak punya kehidupannya sendiri ya. Tidak seperti dulu yang masih kita gendong. Akan ada fase nanti kita hanya berdua dengan pasangan. Lebih baik menyibukkan diri dan sesekali berkunjung ke rumah anak untuk bertemu dengan cucu. Bermain dengan cucu jadi hal yang paling dirindukan.
BalasHapusJadi ingat dengan Ibu yang baru ditinggalkan Ayah wafat, beliau jadi sendiri di rumah saat ini. Tapi alhamdulillah anak-anaknya punya rumah yang tidak terlalu jauh sehingga kami bisa sesering menengok beliau untuk mengusir rasa sepi dan kerinduannya pada anak cucu
BalasHapusAkupun ingin travelling dan melakukan apa saja yang penting produktif dan bermanfaat. Yang pasti ingin menua dsengan sehat dan bahagia agar tetap bisa bermanfaat untuk sesama, jangan sampai merepotkan anak dengan merawat orang tua yang sakit
BalasHapusRasa kesepian pastilah terjadi dan ada, karena yang tadinya ramai, membersamai, lalu tiba-tiba datang waktunya untuk berpisah. Tinggal disesuaikan kondisinya dan jalan bijaknya
BalasHapusBapak saya pensiunan PNS. Alhamdulillah hingga hari ini belio sangat menikmati masa pensiunnya. Bersama ibu sering ikut rombongan piknik keluarga besar dan komunitas yang Bapak ikuti. Kalau pas di rumah, blio menyibukkan diri dengan mengurus kebun dan ladang serta sekitar rumah, sambil terus memperbanyak ibadah. Saya pribadi kalau anak-anak sudah mandiri nanti, tetap pengin punya kesibukan yang produktif dan bermanfaat.
BalasHapusSaya lagi ngerasain nih, rasanya kangen sama anak-anak. Apalagi Sulung kuliah di Malang.
BalasHapusMaunya sih menjauh dr ortu. Tp pas pandemi kmrn, aku ga tega. Akhirnya aku lbh pilih balik kampung. Merintis usaha di desa, sambil menemani masa tua dgn ortu. Smg barokah dan sambil birrul walidain.
BalasHapusSaya dan ibu saya berpandangan sama, jangan sampai anak tinggal dengan orang tua.
BalasHapusTapi pandangan suami dan orang tuanya berkebalikan justru mereka ingin tinggal bersama. Bener sempat gesekan
Setelah meninggal dunia baru semua terasa normal
Impian di hari tuaa..?
BalasHapusPingin saling menguatkan, saling sayang sama saling bantu aja sama pasangan. Meski sekarang pun begitu.. tapi kebayang ga, kalau tua keluhannya tentu makin banyak.
Apa yang terasa saat muda, jadi mungkin lebih terasa.
Semoga sehat selalu, hidup dimanapun, yang penting bahagia.
Inginnya, di hari tua bisa hadir ke kajian-kajian bersama pasangan, mempersiapkan rumah abadi.
Meski belum menikah, saya sempat memikirkan hal ink loh Kak. Kalau saya punya anak dan mereka besar, saya akan tetap beraktifitas biar sibuk. Karena bagaimana pun anak juga akan sibuk dengan kegiatannya.
BalasHapus