Minggu, 08 Desember 2024

Anak Tidak Meninggalkanmu tapi Melanjutkan Kehidupannya

 Rumah besar itu kini lengang. Ada si bungsu tapi dia sibuk di depan laptop, mencari pekerjaan. Sulung sudah menikah dan punya rumah sendiri. Begitu juga dengan anak kedua, merantau ke ibu kota demi mencari sekarung beras dan segunung emas.

Ada yang familiar dengan keadaan ini? Ketika anak-anak sudah lulus kuliah, mereka merantau karena mendapatkan pekerjaan di luar kota. Sementara anak lain punya rumah sendiri dan hanya mengunjungi orang tuanya 2-3 kali dalam sebulan. Walau tinggal sekota tapi dia punya kesibukan sehingga jarang bertandang.

Orang Tua yang Merasa Ditinggalkan

Well, ini kelanjutan dari tulisanku yang sebelumnya. Ketika anak sudah remaja maka dia lebih memilih untuk menyendiri atau pergi bersama teman-temannya, daripada bersama orang tuanya. 



Saat dia sudah dewasa maka meninggalkan rumah dan ‘terbang’ demi karir yang cemerlang.

Read: Ketika Saladin sudah mau remaja dan tidak mau ditemani

Bagaimana dengan orang tuanya? Di satu sisi, mereka senang karena anak-anaknya sudah jadi ‘orang’ yang berhasil. Namun di sisi lain mereka merasa ditinggalkan, kesepian….

Sindrom Sarang Kosong

Daku pernah baca mengenai sindrom sarang kosong. Di mana orang tua merasa kekosongan dalam hatinya saat anak merantau atau pindah rumah. Waktu terus berlalu dan anak yang dulu digendong ke mana-mana kini sudah dewasa dan punya kesibukan sendiri.



Situasi yang digambarkan di awal tulisan ini adalah penggambaran di rumah orang tuaku. Saat ini papa sudah pensiun dan mama masih sibuk mengajar. Namun rumah tak lagi riuh karena anak-anaknya sudah dewasa dan punya tempat tinggal yang berbeda.

Biarkan Anak Melanjutkan Hidupnya Sendiri

Nahhh, karena rumah sepi maka orang tua jadi bingung sendiri, apalagi jika setelah pensiun tidak ada kesibukan. Akhirnya mereka sering bertandang ke rumah anak-anaknya. Atau, tinggal serumah dengan salah satu anaknya.



Daku tim yang say ‘no’ ketika serumah dengan orang tua. Bukannya tidak sayang. Akan tetapi jika ada 2 keluarga dalam 1 rumah maka akan rawan gesekan. Belum lagi cara didik anak yang berbeda dan cucu jadi terlalu dimanjakan.

Read: Ketika Saladin serumah dengan neneknya

Wahai orang tua, biarkan anak dengan kehidupannya sendiri. Tidak usah memaksa mereka untuk kembali ke rumah asal. Dengan menjaga jarak justru akan timbul rasa rindu dan mereka juga masih sayang, kok, walau tempat tinggalnya berbeda.

Orang Tua Ngapain?

Lantas jika orang tua sudah tua lalu tidak bekerja lagi karena pensiun, ngapain aja untuk mengisi kekosongan akibat sepinya rumah? Kalau memang suka keramaian, bisa pindah aja ke Wisma Lansia. Di sana banyak teman sebaya dan makanan juga diantar ke kamar. Salah satu lansia yang pernah tinggal di wisma adalah mendiang Bu Dini.

Read: Review Gunung Ungaran, karya terakhir NH Dini

Akan tetapi kalau mau di rumah sendiri ya silakan saja. Kakek buyut Saladin sekarang berusia hampir 90 tahun. Pasca pensiun beliau masih aktif bekerja, membuka usaha fotokopi dan toko oleh-oleh khas Jepara.

Ini beberapa contoh kegiatan bagi orang tua agar tidak merasa kesepian:

Berkebun



Berkebun bisa menenangkan dan tanamannya juga bisa dijual. Daripada galau lalu nangis karena kangen cucu. Mendingan siram-siram tanaman.

Berbisnis

Siapa bilang lansia tidak bisa buka usaha? Kalau terkendala fisik ya bisa angkat karyawan atau dibantu oleh cucu / keponakan. Tentu harus hati-hati dalam berdagang dan tetap berinovasi agar bisnis lancar.

Traveling



Jika uang pensiun sudah terkumpul mending jalan-jalan aja. Waktu luang sudah ada, tidak ada tanggungjawab mengurus anak karena mereka sudah dewasa. Traveling yuk sekalian ngonten, hehehe. Kakeknya Saladin youtuber lho.

Jadi Influencer

Ingat seorang kakek yang mengajar matematika di media sosial? Beliau jadi influencer dan menyebarkan ilmu, lantas dapat hadiah besar dari presiden. Influencer tak hanya anak muda, yang tua juga bisa.

Ayo lawan kesepian dan sindrom sarang kosong dengan terus produktif, jalan-jalan, dan happy-happy. Tak usah mendramatisir keadaan apalagi merepotkan anak atau menantu. Beneran lho, cita-citaku kalau Saladin udah dewasa adalah mandiri finansial lalu traveling around the world. Kalau kamu?

 

20 komentar:

  1. Aku pernah nonton salah satu konten dr YouTube soal kesepian ..lebih tepatnya lonely death yang banyak terjadi di Singapore, karena orangtua hidup sendiri dan jauh dari anak, sepertinya dilema ya bund..di satu sisi kita kepingin anak kita mandiri dan bukannya kita mau menjauhi orang tua, tapi di satu sisi lagi ortu merasa sendiri ketika dia menua, akupun semenjak menikah pisah dari ortu bun..karena emang mau mandiri dan menghindari gesekan, tapi tetap rajin berkunjung ke orang tua, karena gak jauh, apalgi tinggal ibuku seorang kala itu yang sudah mulai sepuh dan butuh perhatian, tapi memang ibuku ini orang yang kuat dan gak betah diam..ada saja yg di kerjakan beliau, sekarang ibuku sudah pergi jauh.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Baru tahu istilah lonely death, ngeri juga yaa

      Hapus
  2. hal ini yang aku takutkan kalau nanti pensiun
    cuman ya gitu
    setelah pensiun harus dipersiapkan
    sebisa mungkin kalau saya si tidak mau merepotkan anak
    biarkan anak berkembang dan berkeluarga dengan mandiri
    saya juga tipe yang setelah menikah
    memilih keluar dari rumah dan kontrak
    dengan begitu bisa melatih kemandirian
    dan memang kalau serumah dengan orang tua itu sangat mudah terjadi selisih paham

    memang harus ada kegiatan setelah pensiun sih
    minimal kalau masih kuat sih menjalankan usaha
    saya malah kepikiran kalau habis pensiun kalau bisa nyetir mau jadi driver aja
    biar konsentrasi masih keasah terus hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mantap Kak, pasca pensiun tetap aktif yaa agar sehat lahir batin.

      Hapus
  3. situasi seperti ini akan dirasakan tiap orang tua, Mbak. Saat anak dewasa dan sudah berkeluarga, maka mereka akan meninggalkan rumah. Pastinya ada rasa sunyi, rindu dan kesepian orang tua. Tapi seperti itulah alurnya. Orang tua juga dulu menjalani fase seperti itu. Dan memang tinggal bareng bukan solusinya. Selalu ada gesekan, termasuk hal sepele itu, kakek atau nenek membela cucu hehehe.
    Jadi solusinya saling merindukan, jadi nanti saling berhubungan. apalagi sangat terbantu kehadiran Handpone.

    BalasHapus
  4. kesepian saat ditinggal anak pergi untuk mengejar karier memang jadi hal yang pasti dirasakan oleh orang tua. tapi di era modern saat ini, rasa rindu bisa sedikit terobati dengan menanyakan kabar si anak melalui video call. jadi sangat terbantu dengan canggihnya teknologi sekarang

    BalasHapus
  5. Secara perlahan tapi pasti, para orang tua menuju kesepian hingga akhir hayatnya. Ngeri ya, tapi mau gimana lagi. Anak-anak mesti hidup mandiri dan nggak terlalu tergantung dengan orang tua. Jadi, yang paling setia hingga akhir hayat,yaa pasangan kita sih

    .. sedih euuuu

    BalasHapus
  6. Saya jadi ingat ayah dan ibu saya. Mereka memiliki anak 11. Dan pada akhirnya semuanya bubar jalan memiliki hidupnya masing², termasuk saya yang akhirnya menetap di Sukabumi.
    Dan pada akhirnya pula ibu saya hidup sendiri setalah ayah wafat. Kalau ibu suka pergi ke pengajian dan aktif di arisan serta jadi guru TK meskipun usianya sudah sepuh tapi tetap semangat mengajar anak² di TPA.
    Begitulah hidup pada akhrnya sendiri

    BalasHapus
  7. Untungnya rumah kedua kakakku tidak jauh dari kedua orang tuaku, bahkan kakak keduaku ngajar TK, ibukku yang jadi TU-nya jadi tiap hari ketemu dan sekolahannya di depan rumah ortu. Cuma aku yang paling jauh meskipun cuma beda kecamatan.

    BalasHapus
  8. Aku masih tinggal di rumah orang tua. Ingin mandiri dan tinggal sendiri tuh masih belum dibolehin. Padahal, sekalipun tinggal berjauhan juga bukan berarti nggak sayang orang tua, ye kan.
    Tapi, ya gitu. Orang tua kadang terlalu dibawa perasaan merasa anaknya tidak sayang kalau tidak tinggal bersama.

    BalasHapus
  9. Akan ada saatnya anak-anak punya kehidupannya sendiri ya. Tidak seperti dulu yang masih kita gendong. Akan ada fase nanti kita hanya berdua dengan pasangan. Lebih baik menyibukkan diri dan sesekali berkunjung ke rumah anak untuk bertemu dengan cucu. Bermain dengan cucu jadi hal yang paling dirindukan.

    BalasHapus
  10. Jadi ingat dengan Ibu yang baru ditinggalkan Ayah wafat, beliau jadi sendiri di rumah saat ini. Tapi alhamdulillah anak-anaknya punya rumah yang tidak terlalu jauh sehingga kami bisa sesering menengok beliau untuk mengusir rasa sepi dan kerinduannya pada anak cucu

    BalasHapus
  11. Akupun ingin travelling dan melakukan apa saja yang penting produktif dan bermanfaat. Yang pasti ingin menua dsengan sehat dan bahagia agar tetap bisa bermanfaat untuk sesama, jangan sampai merepotkan anak dengan merawat orang tua yang sakit

    BalasHapus
  12. Rasa kesepian pastilah terjadi dan ada, karena yang tadinya ramai, membersamai, lalu tiba-tiba datang waktunya untuk berpisah. Tinggal disesuaikan kondisinya dan jalan bijaknya

    BalasHapus
  13. Bapak saya pensiunan PNS. Alhamdulillah hingga hari ini belio sangat menikmati masa pensiunnya. Bersama ibu sering ikut rombongan piknik keluarga besar dan komunitas yang Bapak ikuti. Kalau pas di rumah, blio menyibukkan diri dengan mengurus kebun dan ladang serta sekitar rumah, sambil terus memperbanyak ibadah. Saya pribadi kalau anak-anak sudah mandiri nanti, tetap pengin punya kesibukan yang produktif dan bermanfaat.

    BalasHapus
  14. Saya lagi ngerasain nih, rasanya kangen sama anak-anak. Apalagi Sulung kuliah di Malang.

    BalasHapus
  15. Maunya sih menjauh dr ortu. Tp pas pandemi kmrn, aku ga tega. Akhirnya aku lbh pilih balik kampung. Merintis usaha di desa, sambil menemani masa tua dgn ortu. Smg barokah dan sambil birrul walidain.

    BalasHapus
  16. Saya dan ibu saya berpandangan sama, jangan sampai anak tinggal dengan orang tua.
    Tapi pandangan suami dan orang tuanya berkebalikan justru mereka ingin tinggal bersama. Bener sempat gesekan
    Setelah meninggal dunia baru semua terasa normal

    BalasHapus
  17. Impian di hari tuaa..?
    Pingin saling menguatkan, saling sayang sama saling bantu aja sama pasangan. Meski sekarang pun begitu.. tapi kebayang ga, kalau tua keluhannya tentu makin banyak.
    Apa yang terasa saat muda, jadi mungkin lebih terasa.

    Semoga sehat selalu, hidup dimanapun, yang penting bahagia.
    Inginnya, di hari tua bisa hadir ke kajian-kajian bersama pasangan, mempersiapkan rumah abadi.

    BalasHapus
  18. Meski belum menikah, saya sempat memikirkan hal ink loh Kak. Kalau saya punya anak dan mereka besar, saya akan tetap beraktifitas biar sibuk. Karena bagaimana pun anak juga akan sibuk dengan kegiatannya.

    BalasHapus