Anak sekarang lebih
terpapar internet yaa apalagi harga ponsel makin terjangkau. Akan tetapi,
dengan penggunaan HP, ada segi minusnya. Mereka tak hanya jadi berjam-jam
nonton video tapi juga jadi punya akan media sosial.
Walau tidak diajari
tapi anak-anak bisa lho bikin akun medsos sendiri. Toh tutorialnya banyak di
Youtube. Namun sadar enggak sih kalau anak di bawah umur yang sudah aktif
medsosan itu malah berbahaya?
Saat
Anak Punya Akun Media Sosial Sendiri
Seingatku, syarat untuk
punya email adalah berusia minimal 16 (atau 17) tahun? Otomatis kalau mau bikin
akun medsos harus punya email.
Mereka jadi belajar
berbohong dong? Usia saja dituakan, hanya demi FOMO (fear of missing out) punya akun medsos. Bahayaaa, bahayaa, jangan
jadikan anak pinokio berhidung panjang.
Punya
Akun Medsos = Keren?
Mengapa sih pengguna
medsos makin meningkat, terutama di kalangan anak-anak? Selain FOMO, ada
anggapan bahwa punya akun medsos = keren. Apalagi kalau banyak followernya lalu
ngarep endorse.
Belum
Tahu Bahaya
Jika anak punya akun
media sosial maka daku tidak setuju karena
salah satu alasannya adalah anak belum
tahu bahaya di media sosial. Anak-anak yang terlalu polos bisa saja
membocorkan data pribadi seperti alamat rumah, nomor telepon, dll. Kalau diteror
bagaimana? Ada ancaman penculikan, dll.
Bahaya juga bisa datang
saat anak bikin konten sedang sendirian di rumah. Daku kok jadi membayangkan
kayak di film Home Alone. Di mana keadaan ini dimanfaatkan oleh para penjahat. Amit-amit
jangan sampai kejadian, horoooor!
Upload
Sembarangan
Bahaya lain dari anak
yang sudah kenal medsos sejak dini adalah mereka bisa ambil foto dan video lalu
diupload sembarangan. Masalahnya, bisa jadi itu melanggar privasi orang lain.
Misalnya nih anak
memotret ibunya padahal sedang di dalam rumah dan tidak memakai kerudung. Kalau
foto kesebar di medsos ya bahaya banget. Makanya daku tim kontra kalau anak
punya akun medsos sendiri.
Cerita
si Adik Bungsu
Kita kembali ke tahun
2012. Kala itu adik bungsuku sudah kelas 5 SD. Daku pernah menulis status di
medsos dan membanggakan dirinya, yang sudah bisa efbean sendiri.
Kalau diingat-ingat ya
malu juga. Memang anak kelas 5 SD yang sudah mahir mengoperasikan laptop itu
bagus. Akan tetapi daku kok belum sadar bahaya medsosan bagi anak di bawah
umur. Nyesel buanget deh! Untung sekarang dia tidak kenapa-napa.
Pelarangan
Media Sosial bagi Anak di Bawah 16 Tahun
Intermezzo sudah
selesai, saatnya kembali ke topik awal. Di Australia (seingatku) ada aturan
baru, di mana anak berusia 16 tahun dilarang punya akun media sosial.
Aturan ini bagus sih
(IMHO) soalnya pasti akan dipatuhi oleh anak-anak (maupun orang tua). Apakah perlu
ada aturan serupa di Indonesia? Entahlaaaaaah…….
Kesimpulannya
Adalah
Jadi, apakah kalian
masih memperbolehkan anak punya akun media sosial sendiri? Dengan alasan nanti
bisa terkenal, dapat endorse, jadi selebgram, dll. Coba pikir-pikir dulu deh
karena ada banyak bahaya yang mengintai. Kalaupun anak mau dijadikan selebgram
mending akun dipegang oleh ortu, bukan dia sendiri.
Aku termasuk orang yang tidak setuju kalau anak-anak memiliki media sosial karena memang belum waktunya.
BalasHapusMereka perlu lebih banyak bermain dengan alam dan lingkungan supaya pertumbuhan fisik, mental dan lainnya bisa berproses dengan baik.
Terima kasih ya sudah menulis ini.
Saya setuju dengan wacana pembatasan akun sosmed untuk anak, perlu kontrol orang tua yang lebih ketat
BalasHapusBetter anak-anak punya akun media sosial saat nanti saja ketika mereka sudah paham dan ngerti tanggung jawab tentang hal-hal yang berhubungan dengan dunia maya atau online, takutnya kalau masih anak-anak, ada orang yang memanfaatkan kepolosan anak dan menjadikannya target kejahatan dunia maya
BalasHapusPada dasarnya, anak di bawah 17 tahun memang belum bisa punya akun medsos ya, Mbak. Jadi fokus pada sekolah saja hehehe. soalnya bikin email saja syaratnya harus 17 tahun. Kalau pun ada akun anak, itu biasanya dikelola orang tuanya.
BalasHapusMemang benar anak kecil lebih baik jangan mengakses media sosial karena lebih banyak mudhorotnya. Mereka masih membutuhkan bimbingan dan arahan khawatir membuka hal-hal yang belum sesuai dengan usianya.
BalasHapuspenting bagi orang tua untuk mendampingi anak dalam penggunaan media sosial. Batasi waktu penggunaan, ajarkan etika berinternet, dan pastikan konten yang diakses sesuai usia. Pengawasan dan komunikasi yang baik adalah kunci.
BalasHapusSetuju sih, aku pun kalau bisa bakal menerapkan apa yang sudah jadi kebijakan di negara lain, kalo dah 16 tahun ++ okelah bikin medsos sendiri. Tp kalo di bawah itu masih BIG NO sih
BalasHapusSaya membuat akun media sosial untuk anak. Tapi saya yg pegang. Saya upload segala kegiatan anak serta tumbuh kembangnya. Tujuannya ya buat dikenang kelak. saat anak sudah dewasa, saya akan serahkan akun tersebut sebagai arsip kehidupan mulai dari buat akun sampai kelak ia menerimanya
BalasHapusAku sih termasuk yg ga suka bikin akun sosmed anak. Meski banyak skrg seleb anak yg viral krn kelucuan dan kegemesannya.
BalasHapusPaling aku sih menangkap momen2 saat liburan bareng keluarga. Dan mengunggahnya di YouTube. Mayan bs dibuat monetisasi wkwk.
Saya termasuk yang tidak setuju anak-anak memiliki akun medsos sendiri. Beberapa teman sulung saya sudah memiliki akun medsos sendiri dan isinya kadang memang tidak perlu dishare di medsos, miris.
BalasHapusTapi sekarang tuh beneran lucu deh..
BalasHapusAnakku kemarin kudu punya medsos pribadi buat ikutan lomba. Karena daftarnya kudu ada syarat mention sponsor dan pihak penyelenggara. Padahal pihak penyelenggaranya pemerintah.
Positifnya, aku mikir "Oh.. untuk lebih menyebarluaskan mengenai lomba ini kepada masyarakat'
Negatifnya, anakku usianya masih esempe.
Yang tadinya gak punya medsos, mau gak mau jadi punya akun buat lomba.
Semoga aja gak keterusan, huhuh.. karena meski akunnya kosongan, dia ga pernah postin apapun, menurutku medsos tuh ngabisin waktu banget. Semudah itu mendapatkan informasi hanya dengan scroll slama berjam-jam.
Sebenarnya memang belum waktunya sih anak2 punya media sosial gitu. Bahaya yang mengintai cukup membahayakan karena mereka belum paham benar bahwa dunia medsos itu harus dibedakan dengan kehidupan nyata.
BalasHapus