Saladin nakal!
Sungguh sakit hatiku
ketika Saladin dicap nakal. Padahal yang dilakukannya hanya memanjat pohon
mangga lalu turun dengan cara meloncat. Apanya yang nakal? Dia tidak misuh,
tidak mencubit, tapi dicap jelek gara-gara tidak bisa anteng.
Sedihnya ketika ada
pihak yang terang-terangan suka anak pendiam (baik pergerakan maupun bicara) daripada
anak yang cerewet dan aktif. Sampai gemas sendiri yaa. Bahkan dulu ada yang
bikin meme, tulisannya kurang lebih begini: kalau ada bayi/anak yang diam saja
maka periksa bagian bawahnya, jangan-jangan boneka.
Saat banyak yang suka
anak anteng, diam, pasif, maka daku berpikir. Mengapa ada orang yang lebih suka
anak pendiam daripada yang aktif? Heran banget, padahal sudah jelang 2025 tapi
pemikirannya masih di era sebelum tahun 2000, di mana anak pendiam menjadi
idola.
Anteng
dan Penurut = Pintar?
Suatu ketika ada
sohibku yang cerita. Kerabatnya memuji-muji seorang anak karena dia anteng dan penurut. Memuji tidak
masalah tapi yang bikin keki adalah dia jadi membandingkan anak anteng dengan
anaknya sohibku yang susah diam.
Apa pula sebutan anak
anteng sama dengan pintar? Kita sudah ada di dunia digital yang maju, tapi
pemikiran masih feodal. Atau jangan-jangan anggapan seperti ini sudah ada di
masa sebelum tahun 1945?
Tidak
Lelah saat Mengasuh
Bisa jadi orang yang
lebih suka anak anteng karena dia tidak kelelahan saat mengasuh. Iyaa, kalau
anaknya pendiam tinggal disuapin, dimandikan, manut.
Beda ketka anaknya
aktif banget. Mau mandi saja lari-lari. Habis mandi kejar-kejaran lagi, takut
dia lewat jalan becek. Pinggang encok, bo!
Anak
Aktif yang Dibully
Jika pengasuh punya
anak anteng maka dia akan memandang sinis anak yang super aktif seperti
Saladin. Bocil yang masih di bawah umur sudah kena bully verbal. Bahkan Saladin
pernah disangka bisu, sedih euy!
Anteng-Antengan
di Kelas
Gara-gara bikin tulisan
ini, daku tuh jadi ingat duluu waktu SD (tahun 90an) ada yang namanya
anteng-antengan. Jadi para murid yang paling diam (gerakannya) boleh pulang
duluan.
Aneh sekali jika tahun
2025 dan selanjutnya hal seperti ini masih dilanjutkan. Haloo, para murid
adalah manusia yang punya berbagai karakter. Mereka bukan robot yang bisa
diatur dengan saklek.
Menjadi
Anak yang Aktif, Kreatif, dan Inisiatif
Apa yang terjadi jika
anak dipaksa anteng dan pendiam? Maka mereka akan bisa dengan mudah disetir
oleh orang lain. Anak yang bersuara sedikit saja akan dimarahi habis-habisan,
padahal mereka sedang belajar untuk berpikir kritis.
Mari kita normalisasi
punya anak aktif. Sepulang sekolah tidak mager tapi suka bantu bundanya siram
tanaman, atau merintis bisnis bersama sang kakak. Atau, dia ikut ekstra
kulikuler dan berbagai kegiatan yang sesuai dengan minatnya.
Anak wajib distimulasi
agar terus kreatif dan memanfaatkan barang-barang di sekitarnya. Anak juga
harus jadi inisiatif. Jangan terlalu mengatur dan melarang-larang, atau membuat
mereka ketergantungan pada bantuan PRT. Akibatnya mereka jadi kehilangan
inisiatif, mengsedih….
Jadiii jangan takut
kalau punya anak yang aktif. Sudah bukan zamannya lagi menganggap anak yang
super anteng dan pendiam adalah anak teladan. Seharusnya anak didorong untuk
terus aktif, kreatif, inovatif, dan punya inisiatif, agar dia bisa sukses di
masa depan.
Wah kayak anak saya yang pertama, waktu kecil super aktif. Maunya keluar rumah terus. Udah gitu manjat duduk di atas kulkas. Pernah juga ngebully bocah yang lebih kecil. Pernah juga ngumpetin sandal temannya di rumah. Pokoknya udah dicap super aktif sama tetangga, wkwkwk.... Tapi ya mau gimana lagi ya, lah wong adanya seperti itu. Masa anak disuruh diem baee, kan bukan patung ya. Justru kalo anak diem bae, orang tuanya mesti waspada. Eh tapi sekarang udah kelas 3 SMP, malah jadi pendiam loh. Kebalik ya hahahaha
BalasHapusAnak saya 4, beda usianya rata-rata 3 tahun dan semuanya aktif. kebayang kan ada 4 anak dari range usia 3-12 tahun di satu rumah dan semuanya aktif, auto rame banget. Dan alhamdulillah disyukurin aja sih, karena memang usia mereka sedang masa aktif-aktifnya, walaupun kadang kita sebagai orang tua kelelahan, tapi bertahan dengan enjoy dong, ya
BalasHapusMemang tidak mudah mengurus anak aktif. Kalau aku tuh lebih sering ngomong kalau aktif malah pintar, walau kadang orang melihatnya badung hihi.
BalasHapusKarena kalau diam kurang terlihat bagaimana berpikirnya.
Mungkin kalau keinginannya seh ya, aktif tapi nurut ha ha ha.
Padahal pada dasarnya setiap anak berbeda-beda ya. Ada aktif, ada yang anteng, ada yang kalem. hanya sayangnya, ada orang yang menyamaratakan kalau anak harus begini, dan jangan begitu. Padahl kelau memahami karakter tiap anak, pasti jadi mengerti. Oh, kalau anak aktif, memang lebih banyak bergerak atau aktivitas dan bukan berarti nakal.
BalasHapusAku punya ponakan. Anaknya aktif banget. Ibunya sampai kewalahan kalau pas jagain. Aku merasanya ya wes. Ponakanku aktif. Baguslah.
BalasHapusTapi, namanya orang desa ya. Dibilangnya ponakanku nakal. Duh, gemas rasanya sama yang bilangin itu,
Anak itu memiliki keunikan sendiri² termasuk juga tipe kecerdasan dan tipe belajarnya beda². Anak gak mau diam bukan nakal tapi memang kecerdasan kinestetiknya dominan. Kasian kalau lantas di cap anak aktif itu nakal dan anak anteng itu pinter. Aduuh menyesatkan sekali.😔😔
BalasHapusjustru anak yang aktif itu cerdas menurutku dan salah satu tanda anak yang sehat adalah anak yang aktif
BalasHapusPuk puk puk, ngerti banget rasanya sebab sulung saya juga dulu hiperaktif, sampai sekarang pun masih nggak bisa diem ... Tapi gimana ya, emesh emesh ngeselin emang (〃∀〃)ゞ
BalasHapusDua anak saya laki-laki semua, gak ada yang bisa diam kecuali saat tidur. Saya hanya bisa mewanti-wanti agar kalau di luaran "aktif"-nya yang sewajarnya saja, jangan sampai mengganggu teman atau orang lain.
BalasHapus