Kamis, 14 November 2024

Tangisan dan Tantangan Menjadi Ibu dari Anak Istimewa

 

Bagaimana rasanya jadi ibu? Sungguh daku tak menyangka jadi ibu ternyata tantangannya besar sekali. Apalagi saat punya anak istimewa seperti Saladin. Dia yang ‘ajaib’, suka lari muterin rumah, tapi juga suka memeluk secara tiba-tiba.



Mengapa judulnya ‘tangisan’? Karena  sejak Saladin bayi sampai berusia 6 tahun, daku pusing, stress, dan ujung-ujungnya nangis. Gimana enggak mumet kalau dia nangis, suaranya keras, lalu gulung-gulung di lantai sambil membenturkan kepalanya? Atau malah naik rak buku dan menjatuhkan semua isinya….

Dianggap Anak Nakal

Yang paling sedih  tuh ketika Saladin dicap anak nakal karena tantrumnya mengerikan. Selain itu dia perrnah punya hobi memanjat rak buku dan pohon. Malah yang heboh adalah para tetangga, menyuruhnya untuk cepat turun. Sementara daku slow aja.

Read: Jangan Panggil Anakku Nakal

Banyak yang Jadi Psikolog Dadakan

Kesedihan dan kepusingan makin bertambah karena banyak orang yang memvonis Saladin, padahal mereka bukan psikolog atau psikiater. Ada yang menganggapnya autis, hiperaktif, dll.



Padahal setelah konsultasi ke seorang psikolog anak, Saladin tuh over aktif. Bedanya kalau anak hiperaktif kegiatannya random dan susah banget diam. Sedangkan Saladin pas memanjat masih punya tujuan, misalnya ambil mainan di atas lemari.

Disuruh Ruqyah

Paling shock saat Saladin disuruh untuk ruqyah gara-gara suka nangis dan tantrum. Oalah! Lha wong anaknya tidak apa-apa, maksudnya tidak kesambet makhluk lain kok!



Setelah diamati, ternyata bocah suka tantrum karena cari perhatian. Jadi emang tangki cintanya kudu diiisi dulu, perutnya dikenyangkan, baru dia tenang. Bahasa cinta Saladin adalah physical touch jadi dia senang dipeluk dan dielus-elus, juga ditemani saat bermain dan belajar.

Parentingnya Dianggap Aneh

Tantangan jadi orang tua anak istimewa yang selanjutnya adalah: dianggap aneh. Yaa karena dulu di sekitarku masih pakai parenting ala VOC alias saklek banget. Anak nangis atau manjat tangga malah dibentak, bahkan dipukul.



Sementara kalau Saladin nangis ya kubiarkan sampai diam, baru dipeluk. Kalau dia memanjat ya biarkan saja, nanti kan turun sendiri. Pengasuhanku dianggap aneh, padahal ini demokratis, bukan memanjakan. Saladin memang anak tunggal tapi dia tidak dimanja.

Read:  Cara Mengasuh Anak Tunggal

Mencari Lingkungan yang Tepat

Apa solusi dari semua masalah ini? Pindah rumah. Alhamdulillah tahun 2019 kami punya rezeki untuk pindah ke rumah sendiri. Meski letaknya di Kabupaten Malang tidak apa-apa. Yang penting lingkungannya kondusif.



Di  rumah sendiri Saladin lebih bebas berekspresi dan tidak dikit-dikit dikomentarin. Para tetangga di sini juga baik-baik. Tidak ada anak / cucu tetangga yang mem—bully Saladin.

Read: Ketika Saladin jadi Pelaku Bullying

Alhamdulillah sejak berusia 7 tahun Saladin sudah bisa tertib dan terkendali. Dia jarang banget memanjat, paling hanya sekali dalam 2 bulan atau kalau lagi iseng. Berkat didikan di sekolah yang pas (sekolah alam) tenaganya juga tersalurkan sehingga dia tidak emosional.



Beginilah hari-hariku jadi ibu dari  anak istimewa. Benaar-benar wow cetarr membahana. Meski pada awalnya mumet tapi akhirnya lega juga. Malah bersyukur karena punya anak macam Saladin membuatku lebih sabar dan berusaha mempelajari  ilmu parenting lebih lanjut.

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar