Jumat, 01 November 2024

Ketika Ibu Beranak Satu Dibully di Media Sosial

Entah mengapa beberapa Minggu ini marak bullying. Bukan di dunia nyata tapi di sebuah media sosial. Yang mana? Yang itu lhooo, yang isinya orang bikin konten (banyak yang pemula), dan selalu bilang "salam interaksi".


Yang bikin sedih tuh daku kena bully juga. Kan anakku cuma sebiji yaitu si Saladin Al Ayyubi. Karena pengguna medsos tersebut mencemooh ibu-ibu yang anaknya cuma satu. Bahkan bullying beramai-ramai, mirip black campaign.






Alasan mereka yang membully adalah: kasihan anaknya jika tidak punya saudara. Nanti kalau sudah dewasa bagaimana? Tidak ada saudara untuk berkeluh-kesah, tidak bisa bergantian jaga orang tua.


Habis itu daku enggak komentar sih cuma shock aja. Haaah? Lha wong yang punya anak lho orang lain. Mengapa dia yang repot?





Anak orang lain ya biarkan saja. Kurang kerjaan banget kok mikir nasib orang lain? Mbok ya daripada melakukan bullying, mending ngepel rumah, masak yang enak dan sekalian bikin konten. Daripada mencemooh dan menambah energi negatifnya sendiri.



Bullying yang Menyesakkan Dada


Enggak sekali ini daku kena bully. Kira-kira setahun lalu, ada yang tanya (di grup WA) mengapa anakku cuma satu? Ya kujawab karena alasan kesehatan. 




Yaa ada something inside my womb dan berbahaya kalau hamil lagi. Beneran deh dulu hamil Saladin penuh drama. Mulai dari hampir keguguran, pendarahan, berkali-kali ke dokter, disuruh bed rest dan minum obat penguat, dll.





Namun si pembully (yang punya 6 anak) malah dengan entengnya bilang ya gakpapa. Hamil dan melahirkan aja. Toh kalau melahirkan dan meninggal, nanti masuk surga 



Haaah? Your mouth! Masalahnya daku belum mau mati. Kasihan juga anaknya atuh. Gile aja kok bisa dia bilang gitu (tapuk online dipersilahkan).


Tidak Siap Menerima Perbedaan di Dunia


Daku pun menceritakan ini ke salah satu sahabat. Kami akhirnya berkesimpulan bahwa bullying terjadi, salah satunya karena masyarakat kita dipaksa untuk seragam. Jadi tidak siap menerima perbedaan.




Jangankan yang child free. Yang punya anak satu aja juga salah. Anak dua masih aja kurang. Anak tiga disuruh nambah. Namun anaknya empat dibilang kebanyakan. Maunya apaa? 


Parenting Anak Tunggal


Daripada membully bukankah lebih baik fokus ke keluarga sendiri? Memang menyesakkan kalau kita udah happy. Eh ada orang lain yang membandingkan kondisinya dengan kita, lalu menyalah-nyalahkan.




Daku sekarang fokus mengasuh Saladin agar bisa bahagia. Meski dia anak tunggal tapi tidak dimanja. Bahagia bukan berarti memanjakan. Namun mengajarkan dia untuk cinta lingkungan, mandiri, dan bertanggungjawab.




Bagaiman teman-teman. Ada yang pernah kena bully juga? Atau ada yang punya anak tunggal juga?

18 komentar:

  1. Wakakakaka, emak dgn anak tunggal hadiiiirr

    klo dulu pas Sidqi masih TK/SD, seriiingg bgt kluarga besarku yg bertanya "Kapan ngasih adek buat Sidqi?"

    yha, aku senyum2 ajaaa. "Mohon doanya ya"

    males deh klo nanggepin cem macem 🤣😤

    BalasHapus
  2. Miris seh melihat orang yang membully karena pada dasarnya orang yg melukai dia sedang terluka dan tidak mampu menghandlenya.

    Semoga kita tetap tenang dan orang2 yang suka membully sadar bahwa setiap hal memiliki tanggung jawab, soal 1 ataupun banyak kembali pada pribadi masing2 yang beri amanah.

    BalasHapus
  3. Orang memang suka terlihat lebih tinggi dr orang lain. perdebatan yg tak kunjung selesai jika ditanggapin semua akan berujung stress. Bagus kita mencari dukungan dari yang sepemikiran agar tdk sampai kepikiran... apa salah ya saya punya anak 1? Dan kita gak perlu menjelaskan sm semua orang knp punya 1 anak saja. Kita yg punya 1 anak kok dia yg repot

    BalasHapus
  4. Ya Allah... aku ikut geram mbak bacanya.. akupun terakhir hamil peb+4 dan dokter bener-bener ga rekomendasiin aku buat hamil...pernah ada yang mirip bilang gitu ke aku juga..

    udah ga usah peduli sama omongan jahat mereka.. semoga mbak sekeluarga diberkahi sehat dan dilimpahi kebahagiaan yaaa

    BalasHapus
  5. Menurutku yaa, orang pembully ini sebenernya ga puas Ama hidupnya. Jangan2 dia juga sengsara. Makanya kepengin orang lain jatuh ke lubang yg sama kayak dia. Di bully deh segala orang yg ga seragam Ama dia. Makanya ngomongnya enak bener.

    Yg begini udh paling bener ga usah diladenin mbak. kita ga selevel Ama dia. Langsung block kalo aku.

    BalasHapus
  6. Aku malah mewajarkan lho kalo sekarang orang-orang cenderung untuk cuma punya anak satu. Terlepas dari alasan kesehatan atau apapun, buatku itu aja udah Alhamdulillah.
    Kenapa? Ya karena sekarang ekonomi tuh lagi sulit-sulitnya. Makanya, untuk bisa membesarkan anak dengan baik dan layak, itu butuh biaya yang gak sedikit. Wajar kalo pasutri sekarang mulai berpikir untuk punya anak tunggal, salah satunya ya pengen membahagiakan anaknya semaksimal mungkin.

    Sepengetahuanku, Orang-orang yang anaknya banyak gitu, biasanya tuh ujung-ujungnya anak-anaknya dititip2in sana sini. Entah ke orang tua, saudara bahkan ke tetanngga. Kadang keurus aja belum tentu!

    Maka kalo udah gitu, lantas siapa yang sebenarnya lebih bijak? Yang punya anak tunggal tapi kasih sayangnya maksimal, atau yang banyak anak tapi parentingnya amburadul?

    BalasHapus
  7. Namanya omongan orang ya ada aja pastinya Kak celahnya. Jadi biarkan aja.
    "Kok gak nambah anak?"
    "Kok anaknya cowo/cewe aja? Tambah lagi satu biar ada temennya"
    Itu ☝ buat yang udah punya anak. Coba kalo yang masih single, "Kapan nikah? " wkwkwk

    BalasHapus
  8. Hadehhhhhhh gak habis fikir ya mbaaa...mereka membully itu trus manfaatnya apa gitu lohhh buat mereka..toh juga bukan hidup mereka kenapa mereka yang resek..,mbok ya udah gunakan waktu nya buat hal yang bermanfaat,,jadi iku emosi kan aku jadinya wkwkwkwk

    BalasHapus
  9. Kadang saya suka bingung sama masyarakat kita ini. Keputusan yang kita ambil demi kebaikan internal keluarga, kenapa orang lain yang mesti ribut. Memiliki anak itu merupakan tanggung jawab pasangan suami istri dan orang lain tidak berhak mengatur berapa anak yang harus kita miliki.

    BalasHapus
  10. Anak itu anugerah dan amanah. Berapapun jumlah anak yg Allah amanahkan ke kita, ya kita tetap harus menjaga amanah itu, mendidik dengan benar, menyayangi, merawatnya dan yg terpenting menjadikan anak sholeh/sholehah, taqwa pd Allah dan taat pd orang tua. Kalau tentang omongan orang sih ngg usah didengerin kak, anggap aja angin lalu. Karena apapun yg kita lakukan, pasti akan selalu ada orang yg tidak suka dengan kita.

    BalasHapus