Kamis, 07 November 2024

Derita Ibu yang Punya Anak Istimewa

 Disclaimer! Daku tidak menganggap ibu anak istimewa itu ‘minus’ karena menderita ya. Namun ini based on my story ketika harus menguatkan hati karena punya anak yang berbeda.

Saladin!

Berkali-kali kusebut namanya. Namun dia tidak ada. Di mana dia? Kucari di balik selimut, tidak ada. Di kolong kasur, tidak ada juga. Ternyata dia sedang nangkring santai di atas pintu!





Di lain hari, Saladin tidak ada di rumah. Ternyata dia sedang asyik memanjat pohon. Aku sih santai saja karena tahu dia akan bisa turun sendiri, atau langsung loncat gitu aja dari atas. Namun orang lain yang heboh dan menyuruhnya untuk segera turun.

Begitulah hari-hariku menjadi ibu dari anak istimewa. Meski sekarang Saladin sudah cukup tenang, tapi di 5  tahun pertama usianya, dia susah diam dan enggak karu-karuan. Belum lagi lonjakan emosinya yang bikin pusiiiing.

Ibu dan Anak Menjadi Korban Bully

Saladin pun sempat di—bully bahkan pernah dikeroyok oleh anak dan cucu tetangga. Untung saat itu ada emak (alm) alias ART mama yang melihat, dan langsung menegur mereka sampai bubar. Meski kejadian ini sudah cukup lama tapi tetap membekas.



Daku sebagai ibunya juga ikut di-bully. Dibilang tidak bisa mendidik, kurang perhatian, sampai disuurh keluar dari pekerjaan (padahal work from home). Apa salahku jadi ibu dari anak istimewa?

Manajemen Stress Ibu yang Punya Anak Istimewa

Memang punya anak istimewa itu bikin stress dan rentan di-bully. Sehingga  harus pandai manajemen stress dan emosi, serta menyempatkan untuk me time. Kalau daku, setelah pindah rumah, Alhamdulillah punya lingkungan yang lebih kondusif, sehingga mengurangi stress.

Kurangnya Sosialisasi Tentang Anak Istimewa



Mengapa ada cibiran dan dan bullying? Penyebabnya karena belum banyak sosialisasi tentang anak istimewa. Jadi masyarakat ada yang belum paham apa itu anak ADHD, autis, hiperaktif, dll. Mereka hanya menganggap ‘nakal’ padahal bukan….

Jangan Panggil Mereka Nakal

Sakit banget kalau anak dibilang nakal  padahal dia hanya sedang melatih motoric kasarnya dengan cara memanjat pohon. Bagaimana bisa dia dibilang nakal padahal tidak melempar batu ke orang lain atau melakukan tindakan yang di luar nalar? Jangan sembarangan mengecap anak ‘nakal’ padahal dia sebenarnya adalah anak aktif.

Mencintai Anak Apa Adanya

Terakhir, daku berpesan kepada seluruh orang tua yang diamanahi anak istimewa, cintai mereka apa adanya. Terimalah semuanya karena seeunik apapun kelakuannya, mereka adalah anugerah dari yang Kuasa. Jangan malah diabaikan atau dimarahi karena dianggap tidak bisa anteng. Haloo, kalau mau anak anteng ya sudah, gendong boneka saja!   



Punya anak istimewa memang challenging. Setelah menerima dan mencintai anak apa adanya, selanjutnya apa? Mendidik dengan penuh kesabaran dan kasih sayang. Percayalah, anak bisa diajari kok, walau keadaan mereka sedikit berbeda, dan kelak menjadi orang sukses.

13 komentar:

  1. Peluk dari jauh mama Saladin. Miris jika orang dengan mudahnya menghakimi, semoga mereka segera tersadar dan muncul empati sehingga bisa membantu, paling tidak mereka tidak ikutan menghakimi lagi

    BalasHapus
  2. Mbak Avi hebat karena Allah pilih menjadi seorang ibu dari Saladin yang luar biasa. Pasti akan ada hikmah dibalik keistimewaan Saladin ini.
    Tetap semangat, Mbak

    BalasHapus
  3. Saya bisa merasakan apa yang dirasakan Mbak Avi. Masyarakat Indonesia memang masih sangat yang tidak bisa melihat sesuatu yang tidak biasa. Misalnya anak badannya bagus saja dibandingkan dengan anak lain, diledek gendut. Dan itu awalnya dari para orang tua, lalu para anak ikut-ikutan meledek. giliran anaknya ditegur, orang tuanya jadi tameng, aah.. namanya saja anak-anak.

    BalasHapus
  4. Yaa Allah masih aja ada yang bully ya. Belum puas bully anaknya, orang tuanya juga kena. Padahal nggak mudah membesarkan anak itu. Semangat yaa Bunda Saladin 😍

    BalasHapus
  5. Sosialisasi tentang anak istimewa berarti gak hanya diperuntukkan buat keluarga atau orangtuanya aja ya, tetapi juga lingkungan alias semua orang, biar paham cara menghadapi dengan cara yang bijak kek mana

    BalasHapus
  6. MaasyaaAllah.. Semangat ya, bunda Saladin. Semoga selalu bisa memanajemen stres dan emosi, biar jadi ladang pahala buat kita. Aamiin..

    BalasHapus
  7. Bismillah ya mbaa, semoga bisa membersamai Saladin dan perlu diinget bahwa keberkahan hidup itu ngga hanya soal materi dan kesuksesan anak. Melihat anak tetap dalam iman dan islam (pdhl ini juga susah) sebenernya kita sudah sukses kok di mata Allah

    BalasHapus
  8. Umur segitu emg lagi aktif2nya ya bund. Biarkan aja. Jgn dilarang. Ntr kalo kebanyakan dilarang,, anak jd ga bs belajar. Asal ga sampe membahayakan diri. Meski polah si kecilku yg cwek ya mirip dgn Saladin ini. Naik2 pohon. Kyknya dia tomboy deh. Wkwk.

    BalasHapus
  9. Aamiin...
    Setiap anak itu istimewa ya
    Saya salut dengan orang tua yang diamanahi anak berkebutuhan khusus. Tandanya Tuhan memilih dan menunjukan kalau orang tuanya juga special. Apalah kami mungkin kesabaran juga hanya seujung kukunya dibandingkan para orang tua yang special itu

    BalasHapus
  10. Biasanya anak-anak istimewa seperti Saladin ini di satu sisi bikin orang sekitarnya ketar-ketir sehingga secara gak sadar jadi labelling, tapi di sisi lain, anak -anak aktif begini biasanya kreatif dan problem solver yang baik.

    Ini salah satu kelebihan anak istimewa yang challenging bagi orangtuanya.

    Padahal, dari sisi anak mah.. wajar yaa.. ((menurut mereka, karena selalu ada tujuan dibalik apa yang dilakukan)).

    BalasHapus
  11. Keren Mbak, langsung dikasih disclaimer dulu di awal. Biar pembaca tidak salah mengerti. Menjadi orang tua dengan anak berkebutuhan khusus memang tidak mudah. Pada kenyataannya, masyarakat kita belum juga teredukasi dengan baik soal ABK. Sulit adalah kondisi yang harus divalidasi keberadaannya memang, bukan berarti sebuah kekurangan.

    BalasHapus
  12. Tetap semangat mbak! Kebetulan aku jug apunya keponakan yang istimewa dan melihat perjuangan ibunya dalam mengupayakan anaknya untuk bisa bersosialisasi memang seefort itu dan harus memiliki kesabaran seluas samudera :)

    BalasHapus
  13. masyaallah keren Bunda..tetap strong untuk Saladin, btw saya lagi baca kisah Saladin di salah satu buku..masyaallah banget kisahnya..semoga Saladin bisa seperti pahlawan islam yang pemberani, Salahuddin Al Ayyubi

    BalasHapus