Jumat, 15 November 2024

Cara Membuat Anak Tertib Tanpa Hukuman Fisik

 Bunda, pernahkah pusing karena lihat mainan anak berserakan? Atau kaki sakit karena tidak sengaja menginjak mainan anak? Punya anak yaa gitu deh. Resikonya adalah rumah berantakan, cepat kotor, begitu dipel eh mereka menumpahkan minuman tanpa sengaja.



Walau anak-anak tingkahnya memusingkan tapi jangan diberi hukuman fisik. Namun parenting yang lembut bukan berarti memanjakan, tapi demokratis plus mengajari cara agar bisa tertib. Justru mumpung mereka masih kecil harus diajari cara beberes, membersihkan dan merapikan rumah, tertib waktu, dll. Namun bagaimana caranya?

Sabar

Kalau mendidik anak kata kuncinya hanya satu: SABAR. Namanya bocah yang masih kecil ya. Diajarin kudu berkali-kali. Kadang kalau diajari malah mintanya bercanda.



Contohnya saat Saladin kuajarin cara menyapu lantai. Eh dia malah ambil sapu lalu beraksi bagaikan Harry Potter yang lagi naik sapu Nimbus 2000. Sabaaar, jangan diomelin. Setelah puas bermain, baru bocah diajari cara menyapu yang benar.

Mereka Hanya Anak Kecil

Mengapa sih harus sabar? Yaa menghadapi anak kecil beda dengan orang dewasa. Anak punya kecenderungan untuk bermain-main. Jadi saat diajari beberes atau disiplin waktu, jangan dikit-dikit dimarahi, apalagi dicubitin.



Bayangkan saja kalau anak tiap hari diomelin dan dicubitin. Betapa sakit hatinya. Dia akan malas dekat-dekat orang tuanya karena galak. Enggak mau kan dijauhi anak saat mereka dewasa nanti? Sedih deh.

Konsultasi ke Psikolog

Cara untuk tidak main fisik atau marah-marah ya konsultasi ke psikolog. Nanti akan ditelusuri apa penyebabnya. Bisa jadi waktu kecil kita juga sering dimarahi jadi menganggapnya hal yang biasa. Psikolog akan memberikan solusi untuk healing sehingga kita sembuh dari segala emosi negatif di masa lalu, dan bisa mengasuh dengan bahagia.

Memberi Contoh



Bagaimana anak bisa tertib kalau orang tuanya slebor, suka buang sampah sembarangan, dan malas cuci piring? Justru guru pertama mereka adalah ayah dan bunda. Jadi kalau sudah berstatus ortu emang kudu upgrade diri dan tidak malas, untuk memberikan contoh positif ke anak.

Berikan Kepercayaan

Daku dulu baru bisa masak di usia 20-an karena belajar dari buku, internet, dan diajari juga oleh emak (alm) alias ART mama. Mengapa tidak diajari mama? Karena dulu terlalu banyak aturan dan disuruh jadi cantrik alias asisten chef. Sementara daku pengennya langsung jadi head chef di dapur.



Jadi, mengajari anak memang harus dengan cara memberi kepercayaan. Percaya bahwa mereka bisa melakukan berbagai tugas di rumah. Meski nyapunya belum bersih, cuci piring lupa tidak dibilas, tidak apa-apa. Jangan diomeli. Namun tetap berikan apresiasi, lalu beri tahu cara yang benar bagaimana.

Konsistensi dan Jadwal

Terakhir, anak harus diajari konsistensi. Jangan hari senin dilarang minum es tapi selasa diperbolehkan dengan alasan kasihan. Nanti dia bingung sendiri, bundaku maunya apa?

Lantas, mereka juga perlu mengenal jadwal. Misalnya bangun jam 5 pagi, mandi, ibadah, sarapan, dll. Jadwal juga dilakukan walau sedang libur sekolah, jadi tetap tertib.



Menertibkan anak memang butuh kesabaran dan ingat yaaa jangan pernah main fisik. Justru ketika anak diajari dengan lemah-lembut tapi tetap demokratis dan disiplin, mereka akan nurut dan jadi sosok yang tertib. Yuk mengasuh anak dengan penuh kasih-sayang.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar