“Ih, anaknya kayak gitu? Ibunya mana?"
Pernah gak sih dengar kalimat ini? Kalau ada anak kecil yang
kucel, ibunya dianggap malas memandikan. Anak bajunya jelek, ibunya yang
salah.
Ketika prestasi anak menurun, ibunya disalahkan. Begitu juga
saat anak malas ibadah, ibu lagi yang dibilang gak mau ngajarin. Nyesek? Iyaa.
Pexels
Tulisan ini terinspirasi dari seorang ibu yang anaknya bahkan
sudah dewasa. Tapi masih dibebani tugas untuk membangunkan anak. Well, bukankah
anak yang sudah remaja seharusnya bangun sendiri? Kalo kesiangan ya salahe
dewe, telat? Kapok!
Ibu yang Terbebani
Menjadi ibu bisa jadi beban karena tugas yang bertumpuk-tumpuk.
Mulai dari beberes rumah, mencuci, memasak, sampai mengasuh anak. Apalagi kalau
anaknya lebih dari 3, urus ini-itu sampai mumet.
Pexels
Lantas mengapa hanya ibu yang dibebani tugas untuk mengasuh
anak? Sudah capek, tidak disediakan pembantu rumah tangga, eh masih disalahkan
saat anaknya jatuh. Padahal jatuh adalah hal yang biasa ....
Pengaruh Patriarki
Jawaban dari pertanyaanku adalah: patriarki. Beneran gemes ih!
Kebanyakan orang menuntut ibu yang mengasuh anak.
Read: Ibu yang Selalu Disalahkan
Jika ayah yang mengasuh maka dia dianggap suami takut istri,
kehilangan wibawa, dll. Padahal ini anak berdua kan? Ngasuhnya juga berdua
dong!
Kalaupun ayah masih kikuk menggendong atau memandikan balita
maka bisa kasih dukungan lain. Misalnya membelikan lauk (biar istri gak capek
masak), membawakan baju kotor ke laundry, dll. Bantu istri gak ada salahnya
kan? Lha istrinya sendiri kok.
Jangan Salahkan Ibu
Yuk normalisasi untuk tidak menyalahgunakan ibu. Benar-benar lho
netizen bisa jahat banget. Menilai seorang ibu gak becus padahal dia sudah
berkorban jiwa-raga, pikiran, perasaan, darah, dan air mata untuk mengasuh
anak. Tapi malah disalahkan gitu aja.
Di Mana Peran Ayah?
Peran ayah sangat penting dalam pengasuhan dan tidak boleh
dilalaikan. Jika rumah adalah sekolah pertama maka ayah adalah kepala
sekolahnya.
Ayah jangan cuma pulang kerja, mandi, makan, ngopi, ngudud, lalu
tidur. Anaknya dicuekin. Lalu ketika anaknya sudah besar malah disuruh
berbakti. Hmmm.....
Para Ayah Sadarlah
Para ayah, sadarlah! Anak butuh kasih-sayang dan arahan. Jangan
dicuekin melulu.
Di akhir Minggu kan bisa diatur. Misalnya main catur berdua
bareng anak, mengajari cuci motor atau memancing, dll. Quality time antara ayah
dan anak itu sangat penting.
Apalagi jika anaknya perempuan. Harus lebih diperhatikan.
Bukankah cinta pertama anak perempuan adalah ayahnya? Bagaimana bisa jadi ayah
idola kalau di rumah hanya numpang tidur?
Suara Ayah Lebih Didengar
Mengapa peran ayah dalam pengasuhan sangat penting? Karena suara
ayah sesungguhnya lebih didengar. Anak biasanya lebih nurut lho jika ayah yang
nyuruh. Tapi dengan catatan ayah harus perhatian dulu.
Sudahkah ayah memeluk anak hari ini? Atau mendengarkan cerita mereka? Yuk lebih perhatian lagi karena mengasuh anak bukan hanya tugas ibu tapi tugas berdua.
Sepakat! Saling melengkapi gitu loh. Kalo ibunya sibuk beberes, ayahnya yg bantu ngurus anak, entah mandiin, ngajal maen, dll. Gemes juga kalo ada omongan kekgitu. Mending diem deh kalo ga tau apa², huh.
BalasHapusDi masyarakat Indonesia memang patriarki ini masih sangat melekat. Akhir turun temurun terus. Padahal kewajiban mengasuh anak tugas bersama, ayah dan ibu.
BalasHapusHanya syukurlah, sekarang sudah banyak orang tua yang berbagi dalam mengasuh anak. Karena sejatinya, anak membutuhkan sosok ibu dan ayah dalam masa tumbuh kembangnya.
Jadi ingat, dulu waktu anakku belum cuplak pusernya malah ayahnya yang berani mandiin, aku masih takut. Setelah cuplak baru aku berani hehe.
BalasHapusSetuju buanget, mengasuh anak adalah tugas berdua...
Tidak banyak ayah yang mencurahkan perhatian dan kasih sayang ke anaknya. Setidaknya, itulah yang kuperhatikan di sekitarku.
BalasHapusMemang di daerah sini patriarki masih sangat kental sekali. Giliran anak e wes gedhe, nek ora perduli dirasani.
Alah embohlah.
Kalau semua tugas diserahkan pada seorang ibu, maka pantaslah kita masuk negara yang fatherless. Miris memang
BalasHapusHayuk para ayah kita bersama-sama dengan istri untuk membersamai tumbuh kembang anak-anak, termasuk dalam pola pengsuhannya agar mereka mengenal sosok ayah secara lebih intens
Mau heran, tapi ini nyata adanya. Kalau pun nggak mengerjakan tugas rumah setidaknya main sama anak ya. Bisa diskusikan tugas-tugas bersama pasangan. Mendidik anak bukan tugas ibu, tapi peran ayah dan ibu yang saling bekerja sama.
BalasHapusBudaya patriarki kuat banget di Indo, ga kaget jika banyak menyudutkan perempuan terkait pengasuhan padahal ayah punya peran penting lo, semoga semakin banyak ayah yang tersadar
BalasHapusNamanya orangtua si anak kan ayah dan ibu ya, maka otomatis dalam pengasuhan gak hanya ibu, tetapi juga ayah. Harus kolaborasi, bukan melepaskan kepada si ibu saja
BalasHapusSepakat bgt sih. Mengasuh tuh bkn hny tugas istri. Tp suami jg bs berperan. Dgn peran kedua org tua, perkembangan anak bakal lbh sempurna.
BalasHapusKalimat pertama itu udah kayak makanan sehari-hari di Bali, sih. Maklum, kebanyakan ayah di sini tugasnya cuma pergi pagi pulang malem, gatau ngapain soalnya ogah nafkahin keluarga juga, biar gak rugi punya istri numpang hidup gratis gitu.
BalasHapusIya, masih ada loh orang-orang berpikiran seperti ini kampungku. Banyak malahan. Entahlah, bagaimana budaya patriarki ini akan hilang. Mungkin dimulai dari diri sendiri dulu aja kali ya. Entar mau cari suami yang sadar kalau kehadirannya dibutuhkan anak.
BalasHapusIbu tempatnya salah teruuss yaa..
BalasHapusSedih.
Tapi kalau anak sukses teh, "Anaknya siapa?"
Jawabannya pasti menyematkan nama Bapaknya.
Itulah double standart di Indonesia.
Semoga kita gak jadi orang-orang yang mudah sekali judging dengan parenting keluarga lain. Tentu ada minus dan plusnya masing-masing.
Peran ayah tak boleh ditangguhkan karena ini akan membentuk areakter anak juga. jadi memang harus berkeseimbangan dan berkesinambungan dalam membentuk pribadi anak kedepannya
BalasHapus