"Kelas piro, le?"
Saladin diam seribu bahasa. Padahal sang penjual es hanya berbasa-basi. Namun tak dijawab. Si bapak tak tahu bahwa ni bocah tidak bisa bahasa Jawa....
Adakah anak yang tidak bisa berbahasa daerah? Sepertinya makin banyak anak yang seperti Saladin. Bisa berbahasa Indonesia, mahir berbahasa Inggris, tapi gak bisa bahasa daerah.
Terulang Lagi
Kejadiannya terulang lagi. Dulu ketika daku masih SD kurang bisa berbahasa Jawa. Eh sekarang anakku begini juga. Semua karena bahasa ibuku bahasa Indonesia.
Mengapa harus belajar bahasa Jawa atau bahasa daerah lain? Karena bahasa daerah masih digunakan dalam pergaulan. Meski sudah makin jarang ya, tapi kalau tidak bisa bahasa daerah akan bingung sendiri (seperti Saladin). Mereka ngomong apa sih?
Anak yang kurang bisa berbahasa daerah juga punya resiko dibohongi. Misalnya si teman mengajari diksi 'segawon'. Padahal artinya dog.
Bahasa Ibu
Lantas mengapa makin banyak anak yang susah ngomong bahasa Jawa atau daerah lain? Karena ada pergeseran di masyarakat. Akibatnya pengajaran bahasa daerah jadi tergerus oleh zaman.
Kalau dulu, bahasa daerah digunakan sebagai bahasa ibu. Dengan pertimbangan anak akan belajar bahasa Indonesia (dan Inggris) di sekolah. Namun sekarang?
Sekarang anak rata-rata punya bahasa ibu bahasa Indonesia. Alasannya karena orang tua merantau jadi pakai bahasa Indonesia saja yang netral. Eh tapi Saladin bahasa ibunya English.
Mengajari Anak Bahasa Daerah
Lalu bagaimana cara mengajari anak agar mahir berbahasa daerah? Pengajaran seperti ini masuk ke kategori parenting lho. Dan sebetulnya wajib dilatih sejak anak masih SD, bahkan TK.
Pertama, tentukan bahasa ibu. Jika bahasa ibu sudah mantep (di usia balita) baru ajarkan second language. Lantas ajarkan juga bahasa daerah.
Jangan khawatir karena anak-anak akan belajar bahasa baru dengan sangat cepat. Berikut ini beberapa caranya:
Listening
Kebanyakan anak belajar dari lingkungan. Oleh karena itu pendengarannya kudu dilatih dengan diksi-diksi bahasa daerah. Bagaimana dia bisa bahasa Jawa jika tidak pernah mendengar orang tuanya ngomong jowo?
Saladin kubacakan cerita hampir tiap malam. Cerpen-cerpen dari majalah anak-anak kuterjemahkan jadi bahasa Jawa. Dia jadi biasa mendengarkannya.
Namun setelah membaca panjang-lebar dia hanya paham satu kata: pitik, wkwkw. Tidak apa-apa, habis itu terjemahkan lagi ke bahasa Indonesia. Lalu ajari diksi lain dan terjemahannya.
Speaking
Tahapan lain dalam belajar bahasa adalah bicara. Jika anak sudah mendengarkan bahasa daerah dan memiliki koleksi diksi, maka dia akan belajar bicara. Jangan marahi jika pengucapan bahasa daerah masih salah, namanya juga bocil baru belajar.
Writing
Setelah bisa ngomong, saatnya mengajari anak untuk menulis dalam bahasa daerah. Nulisnya pake alfabet dulu gakpapa. Baru pelan-pelan belajar aksara Jawa atau huruf dari daerah lain.
Menjaga Bahasa dan Budaya
Mengapa harus mengajari anak bahasa daerah? Apalagi bahasa Jawa kan relatif sulit. Karena ada 3 tingkatan: Ngoko, kromo madya, dan kromo Inggil. Diksinya beda pula.
Memang belajar bahasa daerah butuh effort yang cukup tinggi. Namun jika bukan kita yang melestarikan bahasa dan budaya leluhur, siapa lagi? Jangan sampai bahasa daerah jadi punah.
Ayo semangat mengajari anak bahasa daerah. Anak akan belajar bahwa tiap bahasa daerah itu unik dan ada aksaranya sendiri. Sudahkah anakmu belajar bahasa daerah?
Oh, saya kira bahasa Jawa masuk kurikulum pelajaran, ternyata tidak ya? Kalau di Jkt memang tidak ada. Saya mengira masing-masing daerah menerapkan pelajaran bahasa daerah sendiri juga. Sayang juga ya kalau tidak bisa bahasa daerah dan memang benar, nanti kita bisa dikibulin...
BalasHapusAku jujur nya ga bisa bahasa daerahku, Tapanuli. Di Sibolga pake bahasa BAIKO. Ini miriiiip BHS padang. Tapi aku paham bahasa BAIKO. Juga ga bisa ngomong, Krn ortu ku pakai bahasa Indonesia kalo di rumah. Mungkin Krn kami sekeluarga dah lama merantau mba. Di Aceh kan juga banyak perantau. JD mau ga mau bahas yg dipakai ya BHS Indonesia.
BalasHapusRaka nih yg nyebelin. Dia tuh dari di Jerman disuruh mamanya pake BHS Jawa kalo di rumah. Dia paham dan bisa ngomong Jawa.
Tapiii pas ada anak, dia ga mau pake BHS Jawa. JD anak2nya ga ada yg paham BHS daerah. Sesekali aku ucapin istilah dlm BHS baiko. Tp aksen ku kacau Krn ga biasa pake bahasanya. 🤣
Bener kak avi klo gak kita yang mengajarkan siapa lagi ya kan...emang sie bahasa jawa ini ribet soalnya ada 3 tingkatan tapi paling enggak ajarin aja yg madya atau inggil ya biar kalo diajak ngomong yang sepuh bisa memberikan jawaban yg sopan menurutku yaa hehe
BalasHapusTapi bener sie anak2 di lingkungan sekitarku juga sudah banyak yg menggunakan bahasa indonesia tapi bahasa jawa masih bisa masih ngerti laa meskipun kadang cm yg ngoko hehe
Bahagianya aku ketika makin banyak orang yang mau melestarikan bahasa daerah, terima kasih ya mba. Semoga Saladin terus teguh dalam proses belajarnya ya.
BalasHapusBelajar bahasa Jawa itu penting banget untuk menjaga kelestarian budaya kita. Selain itu, bisa juga jadi nilai tambah buat kita. Salut buat Saladin yang udah semangat belajar!
BalasHapusBener mba Avi, patut aku akui bahasa Jawa itu tidak mudah. Selama tinggal dengan mamer yang orang Jawa, aku tuh sering minta diajari bahasa Jawa. Sekarang lumayan banyak ngerti kalau denger orang paks bahasa Jawa. Cuma buat melafalkan aduh masih sulit.
BalasHapusSemangat Saladin, semoga dimudahkan dalam belajar bahasa Jawa 😇. Bener ya, memang harus banyak mendengarkan, menulis dan melakukan percakapan buat berlatih kemampuan bahasa.
Dan setuju banget. Kita harus menjaga dan melestarikan budaya dan bahasa, semangat.
dulu waktu masih SD, aku ga begitu suka pelajaran bahasa daerah hahaha. Kadang di buku pelajarannya, bahasa yang digunakan level yang halus gitu, halus banget atau sebutannya kromo inggil kalau gak salah.
BalasHapusTapi pas udah gede sekarang, ya lumayan ngerti tingkatan bahasa daerah
adikku aja ga bisa bahasa daerah, padahal orang rumah seringnya ngomong bahasa daerah
kalau diajak ngomong bahasa daerah, adikku nanya, apa itu apa itu hahaha
Anak-anakku paham bahasa Jawa karena dulu mbahnya sama teman-teman di sekolah kan bahasa Jawa ya tapi nggak bisa ngomong karena di rumah pakai bahasa Indonesia
BalasHapusPenting sekali untuk melestarikan bahasa daerah karena sebagai orang Indonesia kita pastinya punya latar belakang masing-masing jadi jangan sampai dilupakan bahasa daerah
BalasHapusAnak-anak ini memang cepat sekali kalau belajar bahasa, jadi dari awal memang perlu bijak memilihkan bahasa Ibu kemudian bahasa kedua. Pernah mendengar beberapa saran sebaiknya untuk bahasa Ibu lebih baik Indonesia atau bahasa daerah, kemudian untuk bahasa asing yang dijadikan bahasa belajar agar anak-anak dapat berkomunikasi dengan sekitar.
BalasHapusAnakku kalo aku ngomong jawa masih ngerti.
BalasHapusKarena ini bahasa paling cepet dan paling reflek aku pake ketika pen ngomel ((aka. marah sama anak-anak))
Tapi mereka gak bisa jawabnya.
Karena sekarang tinggal di Bandung, mereka punya bahasa Sunda juga.
Seneng sih.. meskipun ga lancar, tapi mereka nunjukin karakter urang Sunda yang ga enakan.. hihihi...
Sedikit sedikit, bahasanya mengikuti.
keren ibunya masih bisa ngajarin ya
BalasHapusDuh aku termasuk anak yang tumbuh tanpa tahu bahasa daerah, huhu. Soalnya ortuku beda suku beda bahasa daerahnya, jd di rumah bicaranya pake bahasa Indonesia. Alhasil anak2nya tumbuh ya tahunya bahasa Indonesia aja. Padahal penting ya untuk menguasai bahasa daerah, karena itu memang anak2 perlu dikenalkan, diajari dan dibiasakan menggunakan bahasa daerah
BalasHapus