Kamis, 17 Oktober 2024

Review Novel Hujan, Bisakah Kita Menghapus Ingatan agar Berbahagia?

 Siapa suka baca karya Tere Liye? Jujur, novel Hujan adalah karya pertama beliau yang daku baca. Ternyata daku suka dengan gaya penulisannya. Emang bagus sih, enggak heran kalau buku-buku beliau sangat laris di pasaran, dan memang jleb kena langsung ke hati.

Berikut ini data bukunya

Judul: Hujan

Tahun: 2016

Penerbit: Gramedia

Apakah kau suka hujan? Dulu Lail suka hujan. Akan tetapi suatu kejadian saat dia kecil membuatnya benci hujan. Rentetan peristiwa setelah itu, dan cobaan-cobaan yang dilaluinya, menjadikannya nyaris putus asa.



Bahkan Lail ingin menghapus ingatan karena merasa yang dia lalui sudah terlalu berat. Siapa yang ingin dia hilangkan ingatannya? Memangnya manusia bisa menghapus ingatan?

Masa Depan yang Futuristik

Iyaa ini novel ber-setting di masa depan, circa tahun 2042. Kala itu Lail masih kecil dan hendak naik kereta bawah tanah bersama ibunya. Akan tetapi ada gempa dahsyat yang menggulingkan kereta. Para penumpang diajak untuk naik dan menyelamatkan diri.

Akan tetapi hanya Lail dan Esok yang selamat. Penyebabnya karena anak-anak yang diprioritaskan untuk naik. Ketika Esok sudah berhasil keluar dari bawah tanah, dia menarik Lail yang ada di tangga. Setelah itu lubang tertutup tanah karena bencana susulan.



Lail menangis keras karena sang ibu dan penumpang kereta lain terkubur hidup-hidup. Dia dan Esok akhirnya menyelamatkan diri ke sebuah tempat penampungan. Rupanya gempa dahsyat meruntuhkan sebagian besar benua, menyebabkan tsunami, dan hanya sedikit manusia yang selamat.

Kisah Lail dan Esok di Penampungan

Esok, yang beberapa tahun lebih tua dari Lail, menyemangati gadis kecil mitu di penampungan. Padahal cowok itu tak kalah tragisnya: ke-4 kakaknya meninggal dalam bencana. Sedangkan ibunya selamat tapi kakinya harus diamputasi.

Di penampungan Lail akhirnya bisa menyesuaikan diri. Diam-diam dia mengagumi Esok karena cowok itu bagai kakaknya sendiri. Mungkin saat itu dia terlalu kecil  untuk mengerti arti cinta.

Lail Masuk ke Panti Asuhan

Ketika keadaan mulai stabil, penampungan dibubarkan. Anak-anak yatim atau yatim piatu dimasukkan ke panti asuhan.  Di  sana Lail bersahabat dengan Maryam, gadis cerewet dan lucu. Sementara Esok diadopsi oleh keluarga kaya.

Masa Kuliah Keperawatan dan Jadi Relawan

Lail dan Maryam menjadi relawan karena iseng mendaftar, padahal masih di bawah umur. Ajaibnya mereka keterima. Memang saat itu bumi juga belum stabil sehingga takut ada bencana susulan.



Kemudian, Lail dan Maryam akhirnya kuliah di akademi keperawatan. Mereka tetap jadi relawan, bahkan jadi hero karena rela jalan kaki sampai 50 kilometer. Demi memberi tahu masyarakat di tempat lain bahwa akan ada bencana susulan yang menyebabkan air di bendungan naik.

Apakah Lail dan Esok Berjodoh?

Sementara Esok kuliah di tempat lain dan dia berhasil jadi mahasiswa jenius serta berprestasi. Bahkan merancang kendaraan canggih seperti mobil terbang. Esok tetap mengingat Lail sementara gadis itu minder.



Lail minder sekaligus cemburu karena Esok dekat juga dengan Claudia, adik angkatnya. Saking sakit hati, dia pun pergi ke pusat penghapus ingatan. Apakah Lail bisa menghapus ingatannya? Baca sendiri ah! Beneran lho jadi pengen nyanyi lagu lumpuhkanlah ingatankuu hapuskan tentang diaa.

Kesanku Setelah Membaca Novel Hujan

Tere Liye berhasil menulis dengan sangat rapi, ending-nya pas, dan tulisannya tuh dalam banget. Langsung kena di hati. Yaa meski ada sebagian netizen yang merundungnya karena beliau dianggap congkak, tapi daku tetap apresiasi karyanya.



Riset sebelum nulis buku Hujan juga pasti mendalam banget. Beneran lho, pembaca juga jadi belajar ilmu bumi, klimatologi, biologi, dll. Diperlihatkan bahwa memang Tere Liye orangnya kritis dan memahami masalah ekologi. Kritisnya dalam hal positif ya karena beliau aware tentang pemanasan global.

Meski ada bagian dari novel ini yang mengingatkanku pada kisah nyata (tsunami) dan kapal luar angkasa raksasa (kisah Nabi Nuh) tetapi tetap salut pada ide besar novel Hujan, yakni tentang penerimaan.  Manusia melewati berbagai cobaan dan satu-satunya cara untuk ikhlas adalah dengan menerima semuanya.

13 komentar:

  1. Ketika datang cobaan, memang pada akhirnya harus ikhlas menerima semuanya ya. Kl terpaku pada kenapa terjadi, kenapa menimpa saya, maka kita akan susah melangkah menggapai masa depan.

    BalasHapus
  2. Salah satu keunikan tulisan Tere liye itu, alurnya yang suka ga disangka2, nama tokoh juga ga biasa 😄😄. Kdg suka bingungin, tapi bikin penasaran .

    Novel yg Hujan ini aku belum baca. Dulu pertama kali baca novel Tere liye, yg Kau, Aku dan Sepucuk Angpao merah. Dari situ langsung sukaa banget Ama buku2 dia.

    BalasHapus
  3. Aku belum pernah sama sekali mbaaa baca buku Tere Liye padahal aku termasuk yang suka baca..tahu sie penulis tere liye tapi entah kenapa kok merasa belum tergerak membaca haha..pengen juga sesekali coba baca karyanya..nti deh coba baca salah satu karyanya :)

    BalasHapus
  4. inti ceritanya aku suka, kalau sekarang ada pusat penghilang ingatan, ehmmm aku bingung mau menghilangkan ingatan atau tetep mengingat masa laluku ya :D
    semacam pintu masa depan milik Doraemon gitu ya, menarik juga
    hiks, ga pengen bocorin endingnya nih mbak hehehe

    BalasHapus
  5. Happy banget, akhirnya mba Avi review buku Tere Liye. Aku salah satu penggemar buku beliau mba, bahkan sejak masih SMA. Entah kenapa, menurutku beliau kalau bikin buku niat banget. Riset mendalam dan kasih banyak wawasan buat pembaca, bukan sekadar novel biasa ku bilang.

    Novel Hujan pun jadi salah satu novel favorit ku. Bener jadi belajar ilmu bumi juga lewat novel ini. Terus para tokoh didlamnya berkembang dengn sangat bagus.

    Beliau kritikus yang sangat oke sih secara punya rasa care buat Indonesia negeri tercinta ini.

    Semoga saja Tere Liye segera menerbitkan novel baru lagi. Ga sabar sama gebrakannya.

    BalasHapus
  6. Hujan berhasil membuatku merenung dalam. Cerita Lail yang ingin melupakan masa lalu benar-benar membuatku terenyuh. Novel ini mengajarkan kita bahwa kebahagiaan tidak selalu tentang melupakan, tapi bagaimana kita menyikapi kenangan.

    BalasHapus
  7. Beberapa kali baca karya Tere Liye memang bagus. Ada cerita yang simpel tapi maknanya dalam. Ada juga yang rumit tapi asyik buat teman me time. Novel Hujan belum kebaca, next pengen baca juga karena kelihatannya cocok untukku.

    BalasHapus
  8. Sukaaa banget sama Hujan.
    Yang unik dari novel-novel Bang Tere, selain premisnya yang ngikutin tren tema buku-buku best seller di dunia, juga nama karakternya.
    Di sini novel Hujan, Lail masi familiar yaa..
    Tapi Esok...??
    Kayak yang kepikiran gitu namajn karakternya Esok, gitu kan yaa..

    BalasHapus
  9. Aku sudah baca novel Hujan dari Tere Liye
    Emang pas di hati setiap tulisan yang ada
    Novel Tere Liye memang unik dan penuh makna ya
    Makanya jadi salah satu koleksi bacaanku juga

    BalasHapus
  10. Aku sudah baca beberapa novelnya TL, menarik sih..idenya ada saja ya walaupun kadang ada bagian yang terasa mirip novel lain...

    BalasHapus
  11. paragraf terakhirnya jleb banget bun, soal penerimaan. dan setelah melewati berbagai cobaan yang kita tidak harapkan memang ga semudah itu menerimanya, dan belajar ikhlas menerima semuanya sesuatu yang sangat mahal.

    BalasHapus
  12. Wah ini, aku malah mulai kepikiran pengen ngoleksi buku-bukunya Tere Liye. Karena yha, tentunya beliau masuk ke jajaran rak best seller bukan tanpa alasan. Memang ciri khasnya gaya bahasa unik tapi mudah dipahami, cocok sama pasar Gen Z yang seringkali susah mencerna bahasa yang terlalu puitis.

    Asli deh kalo ke gramedia, satu rak isinya buku tere liye semua

    BalasHapus
  13. Wah novel ini. Udah lama aku kepengen baca novelnya. Gak sempet aja. Eh belom sempet ke Gramedia aja. Huhu sekarang ini memang jarang ke mana-mana. Nanti nyari online deh. Katanya bagus banget ya. memang pasti bagus kalo karya Tere Liye mah ya :D

    BalasHapus