Siapa suka baca karya Tere Liye? Jujur, novel Hujan adalah karya pertama beliau yang daku baca. Ternyata daku suka dengan gaya penulisannya. Emang bagus sih, enggak heran kalau buku-buku beliau sangat laris di pasaran, dan memang jleb kena langsung ke hati.
Berikut ini data
bukunya
Judul: Hujan
Tahun: 2016
Penerbit: Gramedia
Apakah kau suka hujan?
Dulu Lail suka hujan. Akan tetapi suatu kejadian saat dia kecil membuatnya
benci hujan. Rentetan peristiwa setelah itu, dan cobaan-cobaan yang dilaluinya,
menjadikannya nyaris putus asa.
Bahkan Lail ingin
menghapus ingatan karena merasa yang dia lalui sudah terlalu berat. Siapa yang
ingin dia hilangkan ingatannya? Memangnya manusia bisa menghapus ingatan?
Masa
Depan yang Futuristik
Iyaa ini novel ber-setting di masa depan, circa tahun 2042. Kala itu Lail masih
kecil dan hendak naik kereta bawah tanah bersama ibunya. Akan tetapi ada gempa
dahsyat yang menggulingkan kereta. Para penumpang diajak untuk naik dan
menyelamatkan diri.
Akan tetapi hanya Lail
dan Esok yang selamat. Penyebabnya karena anak-anak yang diprioritaskan untuk
naik. Ketika Esok sudah berhasil keluar dari bawah tanah, dia menarik Lail yang
ada di tangga. Setelah itu lubang tertutup tanah karena bencana susulan.
Lail menangis keras
karena sang ibu dan penumpang kereta lain terkubur hidup-hidup. Dia dan Esok
akhirnya menyelamatkan diri ke sebuah tempat penampungan. Rupanya gempa dahsyat
meruntuhkan sebagian besar benua, menyebabkan tsunami, dan hanya sedikit
manusia yang selamat.
Kisah
Lail dan Esok di Penampungan
Esok, yang beberapa
tahun lebih tua dari Lail, menyemangati gadis kecil mitu di penampungan.
Padahal cowok itu tak kalah tragisnya: ke-4 kakaknya meninggal dalam bencana.
Sedangkan ibunya selamat tapi kakinya harus diamputasi.
Di penampungan Lail
akhirnya bisa menyesuaikan diri. Diam-diam dia mengagumi Esok karena cowok itu
bagai kakaknya sendiri. Mungkin saat itu dia terlalu kecil untuk mengerti arti cinta.
Lail
Masuk ke Panti Asuhan
Ketika keadaan mulai
stabil, penampungan dibubarkan. Anak-anak yatim atau yatim piatu dimasukkan ke
panti asuhan. Di sana Lail bersahabat dengan Maryam, gadis
cerewet dan lucu. Sementara Esok diadopsi oleh keluarga kaya.
Masa
Kuliah Keperawatan dan Jadi Relawan
Lail dan Maryam menjadi
relawan karena iseng mendaftar, padahal masih di bawah umur. Ajaibnya mereka
keterima. Memang saat itu bumi juga belum stabil sehingga takut ada bencana
susulan.
Kemudian, Lail dan
Maryam akhirnya kuliah di akademi keperawatan. Mereka tetap jadi relawan,
bahkan jadi hero karena rela jalan
kaki sampai 50 kilometer. Demi memberi tahu masyarakat di tempat lain bahwa
akan ada bencana susulan yang menyebabkan air di bendungan naik.
Apakah
Lail dan Esok Berjodoh?
Sementara Esok kuliah
di tempat lain dan dia berhasil jadi mahasiswa jenius serta berprestasi. Bahkan
merancang kendaraan canggih seperti mobil terbang. Esok tetap mengingat Lail
sementara gadis itu minder.
Lail minder sekaligus
cemburu karena Esok dekat juga dengan Claudia, adik angkatnya. Saking sakit
hati, dia pun pergi ke pusat penghapus ingatan. Apakah Lail bisa menghapus
ingatannya? Baca sendiri ah! Beneran lho jadi pengen nyanyi lagu lumpuhkanlah ingatankuu hapuskan tentang
diaa.
Kesanku
Setelah Membaca Novel Hujan
Tere Liye berhasil
menulis dengan sangat rapi, ending-nya
pas, dan tulisannya tuh dalam banget. Langsung kena di hati. Yaa meski ada
sebagian netizen yang merundungnya karena beliau dianggap congkak, tapi daku
tetap apresiasi karyanya.
Riset sebelum nulis
buku Hujan juga pasti mendalam banget. Beneran lho, pembaca juga jadi belajar
ilmu bumi, klimatologi, biologi, dll. Diperlihatkan bahwa memang Tere Liye
orangnya kritis dan memahami masalah ekologi. Kritisnya dalam hal positif ya karena
beliau aware tentang pemanasan
global.
Meski ada bagian dari
novel ini yang mengingatkanku pada kisah nyata (tsunami) dan kapal luar angkasa
raksasa (kisah Nabi Nuh) tetapi tetap salut pada ide besar novel Hujan, yakni
tentang penerimaan. Manusia melewati
berbagai cobaan dan satu-satunya cara untuk ikhlas adalah dengan menerima
semuanya.
Ketika datang cobaan, memang pada akhirnya harus ikhlas menerima semuanya ya. Kl terpaku pada kenapa terjadi, kenapa menimpa saya, maka kita akan susah melangkah menggapai masa depan.
BalasHapusSalah satu keunikan tulisan Tere liye itu, alurnya yang suka ga disangka2, nama tokoh juga ga biasa 😄😄. Kdg suka bingungin, tapi bikin penasaran .
BalasHapusNovel yg Hujan ini aku belum baca. Dulu pertama kali baca novel Tere liye, yg Kau, Aku dan Sepucuk Angpao merah. Dari situ langsung sukaa banget Ama buku2 dia.
Aku belum pernah sama sekali mbaaa baca buku Tere Liye padahal aku termasuk yang suka baca..tahu sie penulis tere liye tapi entah kenapa kok merasa belum tergerak membaca haha..pengen juga sesekali coba baca karyanya..nti deh coba baca salah satu karyanya :)
BalasHapusinti ceritanya aku suka, kalau sekarang ada pusat penghilang ingatan, ehmmm aku bingung mau menghilangkan ingatan atau tetep mengingat masa laluku ya :D
BalasHapussemacam pintu masa depan milik Doraemon gitu ya, menarik juga
hiks, ga pengen bocorin endingnya nih mbak hehehe
Happy banget, akhirnya mba Avi review buku Tere Liye. Aku salah satu penggemar buku beliau mba, bahkan sejak masih SMA. Entah kenapa, menurutku beliau kalau bikin buku niat banget. Riset mendalam dan kasih banyak wawasan buat pembaca, bukan sekadar novel biasa ku bilang.
BalasHapusNovel Hujan pun jadi salah satu novel favorit ku. Bener jadi belajar ilmu bumi juga lewat novel ini. Terus para tokoh didlamnya berkembang dengn sangat bagus.
Beliau kritikus yang sangat oke sih secara punya rasa care buat Indonesia negeri tercinta ini.
Semoga saja Tere Liye segera menerbitkan novel baru lagi. Ga sabar sama gebrakannya.
Hujan berhasil membuatku merenung dalam. Cerita Lail yang ingin melupakan masa lalu benar-benar membuatku terenyuh. Novel ini mengajarkan kita bahwa kebahagiaan tidak selalu tentang melupakan, tapi bagaimana kita menyikapi kenangan.
BalasHapusBeberapa kali baca karya Tere Liye memang bagus. Ada cerita yang simpel tapi maknanya dalam. Ada juga yang rumit tapi asyik buat teman me time. Novel Hujan belum kebaca, next pengen baca juga karena kelihatannya cocok untukku.
BalasHapusSukaaa banget sama Hujan.
BalasHapusYang unik dari novel-novel Bang Tere, selain premisnya yang ngikutin tren tema buku-buku best seller di dunia, juga nama karakternya.
Di sini novel Hujan, Lail masi familiar yaa..
Tapi Esok...??
Kayak yang kepikiran gitu namajn karakternya Esok, gitu kan yaa..
Lail = malam, hehe, jadi nama tokoh-tokohnya pun tetap setema ama tema ceritanya yaaa...
HapusAku belum pernah baca satu pun karya Tere Liye nih, ketinggalan banget emang tapi sampai sekarang cuma belum tergerak aja.
Aku sudah baca novel Hujan dari Tere Liye
BalasHapusEmang pas di hati setiap tulisan yang ada
Novel Tere Liye memang unik dan penuh makna ya
Makanya jadi salah satu koleksi bacaanku juga
Aku sudah baca beberapa novelnya TL, menarik sih..idenya ada saja ya walaupun kadang ada bagian yang terasa mirip novel lain...
BalasHapusparagraf terakhirnya jleb banget bun, soal penerimaan. dan setelah melewati berbagai cobaan yang kita tidak harapkan memang ga semudah itu menerimanya, dan belajar ikhlas menerima semuanya sesuatu yang sangat mahal.
BalasHapusWah ini, aku malah mulai kepikiran pengen ngoleksi buku-bukunya Tere Liye. Karena yha, tentunya beliau masuk ke jajaran rak best seller bukan tanpa alasan. Memang ciri khasnya gaya bahasa unik tapi mudah dipahami, cocok sama pasar Gen Z yang seringkali susah mencerna bahasa yang terlalu puitis.
BalasHapusAsli deh kalo ke gramedia, satu rak isinya buku tere liye semua
Wah novel ini. Udah lama aku kepengen baca novelnya. Gak sempet aja. Eh belom sempet ke Gramedia aja. Huhu sekarang ini memang jarang ke mana-mana. Nanti nyari online deh. Katanya bagus banget ya. memang pasti bagus kalo karya Tere Liye mah ya :D
BalasHapus