Dasar anak nakal!
Kala itu daku menyesal
karena terbawa emosi. Ketika ada anak tetangga (yang usianya lebih tua daripada
Saladin) mengejek dengan sebutan nakal! Penyebabnya karena Saladin (yang waktu
itu masih berusia 3 tahun) sedang asyik memanjat pohon mangga di pinggir
lapangan.
Memang yang paling
nyakitin itu omongan orang lain ya. Daku tidak dendam, Cuma masih ingat
kejadian lain. Saat Saladin sempat dikira ‘bisu’ (oleh tetangganya mamaku)
padahal dia speech delay. Dan baru
ketahuan kalau bahasa ibunya English, makanya bingung bahasa.
Read: Saladin yang Diejek Bisu
Stigma
Negatif Anak Aktif
Anak aktif sering dicap
nakal dan sedihnya, yang memanggil seperti itu adalah lingkungan terdekatnya
sendiri. Padahal kalau anak sedang memanjat, dia belajar menguatkan tubuh dan
koordinaasi tangan serta kaki. Jika anak lari-lari bisa jadi karena sedang
mengekspresikan perasaannya.
Namun malah dianggap
nakal karena apa? Karena yang mengasuh (baby
sitter atau ART) capek mengejar dan mengawasinya. Penyebab lain, tetangga
yang memanggil anak aktif dengan sebutan nakal itu masih berprinsip bahwa anak
baik itu anak yang anteng, yang kalem, dan mudah dibilangin.
Read: Tuhan, Mengapa Anakku Berbeda?
Anak
Aktif Bukan Anak Nakal
Padahal anak aktif sama
sekali tidak berpikiran untuk berbuat kenakalan. Ada anak tipe kinestatik yang
memang belajar dengan cara bergerak. Kalau ada yang memanggil balita dengan
sebutan ‘nakal’ daku ikut sakit hati mendenegarnya, padahal bukan anakku yang
diejek.
Bagaimana
Jika Anak Dicap Nakal?
Kalau punya anak yang
aktif macam Saladin dan dicap nakal oleh orang lain bagaimana? Abaikan saja.
Pertama, bisa jadi mereka tak paham perbedaan antara anak aktif, ADHD, dan anak
yang nakal beneran. Kedua, bisa jadi mereka hanya asal ngomong dan besoknya
sudah lupa akan ucapannya, jadi tidak usah dimasukkan hati.
Sudah
Konsultasi ke Psikolog?
Akan tetapi teman-teman
perlu meneliti kelakuan anak lebih lanjut ya. Kalau dia memang aktif sekali dan
kuat melek sampai tengah malam dan jika dipanggil tidak menyahut, bawa segera
ke psikolog anak. Nanti akan ada diagnosis, apakah anaknya super aktif, ADHD,
autis, atau yang lain. Yang jelas jangan self
diagnosis karena berbahaya.
Punya anak yang aktif
memang berjuta rasanya dan kudu sabaaar seluas samudra. Selain harus sabar
menghadapi kelakuan anak yang ‘ajaib’, juga sabaar dalam mengabaikan omongan
negatif orang lain. Yuk semangat dalam mengasuh anak dan menerima apapun
kondisinya.
Anak yang aktif sering dianggap nakal, padahal memang itu caranya berekspresi. Tinggal orang tua mengarahkan saja supaya tidak mengganggu orang lain.
BalasHapusyes
Hapus