Minggu, 15 September 2024

Sosok Ayah yang Family Man dalam Novel-Novel Andrea Hirata

Siapa suka baca karya Andrea Hirata? Daku sudah baca di antaranya: Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Edensor, Maryamah Karpov, Sebelas Patriot, dan Dwilogi Padang Bulan. Namun kali ini tidak bahas tentang ulasan buku ya. Melainkan mau bahas tentang sosok family man dalam novel-novel tersebut.



Andrea Hirata menuliskan tokoh ayah yang sangat berperan penting dalam kehidupan Ikal. Ayahnya adalah sosok yang pendiam tapi sangat family man. Dalam artian, beliau mendedikasikan hidupnya untuk keluarga. Hidupnya hanya untuk bekerja, beribadah, dan sisanya digunakan untuk lovely family. So sweet!

Kasih-Sayang Ayah yang Berbeda dari Ibu

Di buku-buku karya Andrea Hirata juga diperlihatkan bahwa kasih-sayang ayah memang berbeda dari ibu. Biasanya, kalau ibu cerewet, ayahnya pendiam. Kalau ibunya strict, ayahnya memanjakan.



Akan tetapi ayahnya Ikal mendidik dan menyayangi anaknya dengan cara yang menurutku manis banget. Dengan teladan, dengan kelembutan dan cinta. Dengan memberi beras ke orang yang kesusahan, walau kondisi perekonomian mereka belum bisa dibilang kaya-raya.

Mengungkapkan Cinta tak Harus dengan Kata-Kata

Mengungkapkan cinta tak harus dengan kata yang manis dan puitis. Walau rata-rata ayah adalah sosok yang pendiam, tapi bisa kok menjelaskan bahwa dia cinta. Dengan senyuman, dengan perbuatan, teladan, dan bukan sekadar omelan.

Menyayangi Anak tak Wajib dengan Membelikannya Benda Mahal

Ada yang merasa kalau tidak bisaa menyayangi anak karena tidak pernah membelikannya  mainan atau benda mahal? Menurutku enggak yaa. Menunjukkan kasih-sayang tak hanya dengan cara membelikan barang.



Andrea Hirata menuliskan dalam buku-bukunya kalau sang ayah sering mengajaknya menonton film, memboncengkannyaa dengan sepeda (sepeda kayuh bukan sepeda motor). Bahkan kakinya dibungkus agar tidak kena jeruji sepeda. Membuat kenangan dengan cara ini sangat ampuh, bukan hanya dengan membelikan anak robot-robotan seharga jutaan rupiah.



Selain dengan memberi kasih-sayang, ayah juga wajib berkomunikasi dengan ayah. Bukan hanya menyuruh tapi juga perhatian dan mendengarkan. Kak Rahman Kamal sudah menjelaskan cara berkomunikasi antara orang tua dan anak yang efektif.

Peran Besar Seorang Ayah dalam Perkembangan Anak

Memang ayah juga berperan besar dalam perkembangan anak. Karena daku pernah baca (maaf lupa di mana) kalau suara ayah lebih didengar anak. 



Jadi kalau kasih nasehat / peringatan sebaiknya ya ayah, bukan ibu. Anaknya bakal lebih nurut.

Apakah Tiap Suami Harus Jadi Family Man?

Memang ada suami yang tipe family man. Tapi ada juga yang biasa-biasa saja. Bahkan cenderung cuek. Dalam artian, tidak tahu anaknya dapat nilai ulangan berapa, tugas-tugasnya apa, dan ada yang malah lupa kapan ulang tahunnya!

Sangat menyedihkan jika ada yang bilang kalau Indonesia adalah fatherless country alias ada ayah tapi perannya kurang dalam keluarga. Ayah hanya memberi nafkah dan mengantar anak ke sekolah.



Sisanya? Ibu yang pontang-panting jemput ke sekolah, antar anak ke TPQ, ke tempat les. Padahal di rumah tidak ada ART yang berarti ibu juga yang memasak, membuatkan bekal, mencuci dan menyeterika, dll.

Padahal namanya keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak. Seorang anak juga wajib diajari dan dididik oleh ayah. Buku-buku Andrea Hirata menjadi contoh bahwa sosok ayahnya Ikal adalah family man yang ideal, dan patut dicontoh. Semoga para ayah di Indonesia juga sadar bahwa mengedukasi anak juga menjadi tugas mereka, dan Andrea sudah menjelaskannya dalam karya sastra. 

8 komentar:

  1. Seorang ayah dan seorang ibu memang berbeda perlakuannya terhadap anak. Saya pun merasakannya. Bapak saya itu jarang memuji, mengatakan sesuatu yang menyenangkan anak, kalau ngomong sesuatu to the point, dan tidak ingat ulang tahun saya hahaha. Tapi saya tahu dia tetap perhatian pada saya. Tapi sosok ayah itu mungkin banyak yang lebih dekat dengan anak perempuannya. Apalagi kalau anak perempuan satu-satunya dalam keluarga.

    BalasHapus
  2. Ngomongin sosok ayah memang ada beragam jenisnya sekarang. Ada yang family man, biasa-biasa saja. Eh nggak sedikit juga ya nggak berperan dalam keluarganya. Hmm...

    BalasHapus
  3. Sosok ayah memang bagusnya adalah family man. Karena dia yang menjadi sosok teladan baik untuk puteranya karena jadi contoh ketika puteranya tersebut dewasa. Maupun untuk puterinya yang kerap dianggap cinta pertama seorang puteri kepada laki-laki adalah ayahnya. Ya gak sih?

    BalasHapus
  4. Andrea Hirata sukses menyentuh hati pembaca lewat karakter ayah yang kuat, penuh kasih, dan menjadi inspirasi bagi banyak orang. Kisah-kisahnya mengajarkan kita arti keluarga dan pentingnya peran seorang ayah.

    BalasHapus
  5. Saya belum pernah baca novel Andrea Hirata tapi baguslah ada tokoh fiksi panutan. Di Bali sini malah banyak ayah bukan cuma cuek tapi enggan menafkahi. Maunya dilayani istri + anak bak raja saja.

    BalasHapus
  6. Keren yaah, dari novel-novel yang dituliskan Andrea Hirata selalu ada kisah keterikatan keluarga yang harmonis.
    Memang menjadi orangtua tuh bukan hanya berfokus pada Ibu, apalagi untuk tumbuh kembang anak. Kudu mindful parenting. Kedua orangtua punya peran yang sama beratnya.

    Kalau sibuk?
    Yah, bisa mengganti di lain waktu kala sedang ga sibuk. Masak kan iyaa.. orang tu sibuk mulu kan yaa..??

    BalasHapus
  7. Andrea Hirata ini dalah satu penulis yang menjadi favorit saya. Berbagai karyanya selalu menjadikan kita terkejut dengan apa yang diangkat. Selalu relate sama kehidupan riil di masyarakat

    BalasHapus
  8. Menyedihkan, tapi memang fakta tak terbantahkan sih tentang fatherless itu (walaupun banyak yang denial).

    Btw, aku suka novel-novel AH yang Tetralogi Pelangi (terutama buku pertama) dan dwilogi Padang Bulan - CInta Dalam Gelas.

    BalasHapus