Siapa suka baca karya Uda A Fuadi? Mulai dari Negeri 5 Menara, Ranah 3 Warna, Rantau 1 Muara, dll. Nah, daku pernah baca buku-buku itu termasuk Ranah 3 Warna, dan novel ini sudah difilmkan juga. Namun daku nontonnya di aplikasi Prime Video, baru nulis review film Ranah 3 Warna.
Berikut ini data
filmnya:
Sutradara: Guntur
Soeharjanto
Pemain: Arbani Yazis (sebagai
Alif), David Chalik (sebagai ayahnya Alif), Maudy Koesnaedi (sebagai ibunya Alif),
Amanda Rawles (sebagai Raisa), Teuku
Rassya (sebagai Randai)
Durasi: 150 menit
Tahun: 2022
Mahasiswa identik
dengan perjuangan. Bagaimana perjuangan Alif saat sudah jadi anak kampus? Alif
awalnya ingin kuliah di ITB, karena dia bercita-cita seperti Pak BJ Habibie
(alm). Namun setelah lulus dari pondok dan ikut tes penyetaraan SMA, dia lebih
cocok di jurusan IPS. Alhamdulillah dia diterima di Unpad, jurusan Hubungan
Internasional.
Dengan penuh semangat
Alif merantau ke Bandung. Meski sempat kaget karena sang ayah menjual sepeda
motornya untuk modal kuliah. Di Bandung, Alif satu kos dengan Randai,
sahabatnya sejak kecil.
Perkenalan
dengan Raisa
Alif dan Randai dari
dulu selalu bersaing untuk jadi juara kelas. Di Bandung, mereka juga bersaing
dalam merebut perhatian si cantik Raisa. Sementara Raisa berusaha netral
terhadap keduanya. Lanjut baca review film Ranah 3 Warna, yuk!
Sementara di kampus,
Alif dekat dengan teman-temannya yang bergabung dalam Geng Uno. Ada si Raim
Laode yang berperan sebagai salah satu anggota geng. Kalau lihat si Raim, daku jadi
pengen nyanyi lagu Komang, wkwkkw. Intermezzo dikit.
Kepergian
Ayah untuk Selamanya
Sayang saat Alif belum
jadi sarjana, ayahnya sakit keras. Dia segera pulang kampung. Ternyata sang
ayah tidak terselamatkan alias meninggal dunia.
Alif ingin putus kuliah
dan bekerja saja di kampungnya. Namun malah dilarang keras oleh sang ibu. Acting Maudy Koesnaedi sebagai ibunya
Alif bagus banget. Jadi ingat pas beliau berperan sebagai Inggit, benar-benar
menghayati.
Read: Review Film Soekarno
Kebangkitan
Alif
Alif kembali ke Bandung
dan berjuang untuk bayar SPP. Dia jadi sales
tapi malangnya malah dipalak preman, pas hujan-hujan pula. Dengan setengah
menangis dia memohon agar sepatu kulitnya tidak dirampas, karena hadiah dari
sang ayah, Alhamdulillah dikembalikan.
Kehidupan Alif seperti
terjun tanpa payung. Sudah babak-belur, bangkrut, sakit parah. Randai
menolongnya dengan meminjamkan uang. Namun Alif tetap ingin berusaha. Teringat
nasehat yang didapatkan dari pondok: man
shabara zhafira, lantas menemui Bang Togar.
Bang Togar adalah kakak
tingkatnya yang sudah jadi penulis profesional. Sebenarnya dulu Alif sudah ikut
pelatihan Spartan ala Bang Togar, dan tulisannya berhasil diterbitkan di koran
lokal. Akan tetapi Bang Togar melatihnya lebih keras lagi, karena mendapat
wasiat dari ayahnya Alif (via surat).
Perjuangan
Alif di Kanada
Alif akhirnya berhasil
jadi penulis dan menghasilkan uang untuk biaya hidup dan SPP. Kemudian dia ikut
program pertukaran mahasiswa di Kanada, dan lolos. Akan tetapi dia harus bersabar
lagi karena ditempatkan di peternakan. Sedangkan orang lain ditempatkan magang
di perusahan media.
Bisakah Alif menerima
takdirnya? Sampai kapan harus sabar? Nonton sendiri yuuk.
Kesanku
Setelah Nonton Film Ranah 3 Warna
Filmnya cukup bagus ya
walau hanya sekitar 80% yang dituangkan dari bukunya. Enggak apa-apa, mungkin
karena durasi film juga terbatas. Setting
tempat dan waktunya juga OK punya.
Akan tetapi Bang Togar
yang ditampilkan di film lebih sedikit kalem daripada di novel. Adegan-adegan
di Kanada juga tidak selengkap di buku. Kalau kalian mau belajar tentang
adaptasi dari buku ke film, coba baca blognya Abang Raja Lubis.
Pergantian
Pemain
Di film Ranah 3 Warna
ada pergantian pemain yang krusial. Ibunya Alif dulu diperankan oleh Lulu
Tobing lalu diganti Maudy Koesnaedy. Langsung jadi beda banget.
Kemudian, Teuku Rassya jadi si Randai, padahal di film sebelumnya diperankan oleh si Kipli.
Aktor
dan Aktris Pendukung yang Hebat
Di film Ranah 3 Warna
ada beberapa artis terkenal yang jadi pemeran pendukung. Misalnya Lukman Sardi
yang berperan sebagai bapak tukang servis sepatu, bertangan satu! Ada juga Asri
Welas yang cocok banget sebagai ibu kos yang super centil.
Kemudian ada seniman
beneran saat Alif mau ujian pertukaran mahasiswa. Pertama, ibu Niniek L Karim
(yang seorang aktris senior). Juga ada Eko Supriyanto, penari ulung yang pernah
jadi dancer-nya Madonna, serta Nugie
(penyanyi dan aktor).
Teruslah berjuang
hingga titik darah penghabisan. Jika sudah man
jadda wa jada (siapa yang sungguh-sungguh dia akan berhasil) maka lanjutkan
dengan man shabara zhafira (siapa
yang sabar dia yang beruntung). Perjuangan akan membawamu ke dalam kesuksesan,
tentu dengan dukungan dari orang-orang sekitar dan juga amalan jalur langit.
Sekian review film Ranah 3 Warna, kamu sudah nonton?
Wah seru sepertinya. Kadang kala, saat menonton film yang diadaptasi dari novel memang ada suka dan tidaknya sih. Jadi pingin nonton film Ranah 3 Warna ini dah. Belajar tentang sabar dan syukur.
BalasHapusIyaa mbak, kalau sudah berjuang emang kudu sabar.
HapusKalau awalnya kita baca novelnya, lalu nonton filmnya, pasti akan berpikir, kok agak beda ya? Tapi memang benar, disesuaikan lagi dengan kapasitas film. Dan dari review Mbak, bagus nih, ceritanya. Bagaimana perjuangan mencapai cita-cita.
BalasHapusTapi saya jujur, kalau ada pemeran diganti, memang rasanya gimana gitu hahaha.
Begitulah...
HapusBelum nonton iih, tapi para pemerannya banyak artis kawakan, bakalan bagus banget dehh...
BalasHapusBagus emang Kak
HapusIya ya, kebanyakan kalau film diadaptasi ke novel terkadang tidak selengkap novelnya. Beberapa scene dan karakter biasanya berubah. Sejauh, ini saya masih masuk orang yang biasanya lebih suka novelnya daripada bukunya. Tapi yang Ranah Tiga Warna ini saya belum baca kayaknya, yang sudah baca yang Negeri 5 Menara. Mungkin baca novelnya dulu kali ya, baru nonton filmnya.
BalasHapusAku biasanya gitu juga Kak, baca dulu baru nonton.
HapusPangliiing lihat David Chalik! Aku belum nonton filmnya, tapi udah baca (dan ngoleksi) novelnya. Biasanya sih kalau cerita di film dan novel nggak persis sama, asalkan nggak melenceng aja sih.
BalasHapuswaa pengen lihat filmnya, secara aku ngefans banget nih dengan triloginya, fantasiku mirip ga ya dengan filmnya, lebih bagus film atau novelnya? hehehe jadi penasaran
BalasHapusBaru nonton Negeri 5 Menara akutuh. Tapi kalo dari karyanya beliau, ceritanya bagus semua sih, termasuk Ranah 3 Warna ini. Walo kata Bunda gak sama banget kayak novelnya, tapi setidaknya bisa ceritanya nggak jauh² banget.
BalasHapusWaktu nonton filmnya daku ndak sampai kelar. Keknya perlu tengok lagi nih filmnya dan kelarin kisahnya. Apalagi unik ini perannya Rassya
BalasHapusFilm Ranah 3 Warna berhasil menyentuh hati dengan kisah perjuangan Alif yang gigih mengejar cita-citanya. Adegan di Bandung dan Kanada semakin membuat kita ikut merasakan suka duka yang dialaminya. Pesan tentang pentingnya pendidikan dan semangat pantang menyerah sangat menginspirasi.
BalasHapusEhh kalo pemerannya diganti jadi berasa ada yang kurengg gitu ga sih mbaa? hihi. pendapat pribadi sih yaa, tapi beneran lho kejadian di banyak film/drama kayak gitu
BalasHapusSaya suka dengan film-film Indonesia yang sarat motivasi. Untuk film yang ini saya belum pernah nonton. Jadi penasaran nih...
BalasHapusWah di OTT Prime ya, kayanya aku juga langganan deh, nyar aku coba ubek-ubek deh. Habis baca review nya jadi pengen nonton
BalasHapusMashaAllaa yaa..
BalasHapusYang meranin karakternya tuh ganteng ganteng dan cantiiik pissaan.. Sampai terpukau sama Randai, Raisa, dan Alif.
Btw, Teuku Rassya di kehidupan aslinya uda lulus S2 gasii..? Tapi masih cocok aja meranin karakter mahasiswa. Jadi inget mas Hwang In Yeop.
3 Warna sepertinya sangat menarik dan penuh makna nih film. Membaca ulasan fikm ini di sini benar-benar menjadikan saya begitu penasaran dengan film wdisi lengkaonya. Sepertinya harus segera nonton nih
BalasHapus