Selasa, 10 September 2024

Bagaimana Cara Membuat Anak Tertib Tanpa Disuruh?

 

Enggak mau!

Kebayang bagaimana pusingnya ketika anak disuruh cepat-cepat mandi lalu bersiap untuk ikut ke suatu acara. Bunda sudah cantik dan dandan rapi eh anaknya malah mager. Tapi kalau disuruh jaga rumah bareng si bibik malah menolak.

Punya anak macam ni memang sesuatu banget. Kalau disuruh malah marah. Ditertibkan malah bilangnya, “Bunda jahat!” Lha iki piye?


 

Menertibkan anak memang butuh strategi khusus agar dia mau nurut dan taat peraturan. Namun bukan berarti  membuatnya selalu diatur dan kehilangan inisiatif. Bagaimana cara mendidiknya? Jangan mumet dulu, ini caranya:

Peraturan Sejak Dini

Anak butuh diajari tentang peraturan hidup sejak dini. Misalnya jam tidur, jam bangun, waktu makan siang, dll. Gunanya biar dia enggak kaget pas sudah sekolah dan menghadapi berbagai rules yang berlaku.


 

Kadang kalau menghadapi balita suka tidak tega ya? Bangun kesiangan, ya dibiarkan saja, apalagi kalau weekend. Sebenarnya ini situasional sih tapi kalau bisa ya ditertibkan, misalnya dibikin aturan bangun paling lambat jam 5:30 pagi, nanti ritme bangun dan tidurnya akan teratur.

Orang Tua Mencontohkan

Kalau mau anaknya tertib ya oarng tuanya juga tertib. Misalnya ketika aturan bed time jam 8 malam ya semua lampu dimatikan. Jangan malah anak disuruh masuk kamar tapi ayahnya asyik nonton di ruang TV, nanti dia berpikir kalau orang tuanya curang.


 

 Kecuali kalau ada kegiatan mendesak / work from home. Anak kudu diberi pengertian bahwa orang tuanya masih melek karena bekerja.

Contoh lain lagi adalah ketertiban dalam membuang sampah. Kalau mau anak disiplin ya bapaknya jangan mager buang sampah lalu melempar bungkus snack sembarangan. Bukannya anak adalah peniru ulung?

Bicara dari Hati ke Hati

Kalau tingkah anak masih memusingkan dan susah tertib, coba deh bicara dari hati ke hati. Bahwa yang dia lakukan akan merugikan banyak orang, tak hanya Bunda dan Ayah. Anak jadi paham kalau indisipliner akan bikin pusing.

Jangan Menyuruh dari Jarak Jauh

Pernahkah Bunda menyuruh anak untuk datang tapi jaraknya jauh? Misalnya lagi di dapur sementara anak lagi main di teras? Jangan diulangi ya!


 

Kalau begini terus dia juga malas datang karena merasa diteriakin melulu. Jika memang butuh bantuan, datang dan bilang baik-baik. Pasti dia akan menurut dengan senang hati.

Disiplin Tidak Harus dengan Kekerasan

Menertibkan anak memang perlu kedisplinan tapi jangan pernah pakai kekerasan. Apalagi pakai cubitan, jeweran, dll. Ini sudah masuh ranah KDRT lho, bahaya!

Read: Jangan Sakiti Anakmu Sendiri

Memahami Karakter Anak

Memahami karakter anak memang challenging dan kalau masih bingung bisa konsultasi ke psikolog anak / konselor keluarga. Misalnya anak pertama cenderung tidak mau disuruh karena dia born to be a leader dan punya pemikiran sendiri. 


 

Untuk menghadapinya maka jangan pakai suruhan dan bentakan, tapi dengan kelembutan dan permintaan tolong.

Meminta Tolong dengan Lembut

Alih-alih nyuruh, coba ganti dengan kata “minta tolong”. Misalnya, “Bunda minta tolong dibelikan kecap di warung, bisa ya?” Anak akan merasa senang karena jadi hero dan dia bisa tertib tanpa harus diomeli.

Memilihkan Sekolah yang Tepat

Apa hubungan antara anak tertib dengan pemilihan sekolah? Well, setelah menyekolahkan Saladin di sekolah alam selama 5 tahun, daku sadar bahwa dia cocok di sekolah berbasis karakter. Dan ternyata di sekolahnya pakai metode Montessori.


 

Read: Asyiknya Belajar di Sekolah Alam

Kalau anak sudah ada di sekolah yang tepat, yang mengajari ketertiban dan kebersihan, maka dia juga akan tertib di rumah. Dia mau bantu menyapu dan sadar untuk buang sampah di tempatnya.

Mengajari anak untuk tertib memang butuh waktu dan kedisiplinan. Namun daku bilang sekali lagi, disiplin tidak harus dengan kekerasan. Justru dengan sesi mengobrol dari hati ke hati anak akan paham bahwa ketertiban akan dia butuhkan demi kesuksesannya sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar