“Bunda, tolong Saladin dijemput. Dia tidak sengaja menginjak kawat.”
Sebaris pesan dari bu
guru membuat hatiku nyaris hancur. Saladin sakit sampai minta pulang? Perasaan
berkecamuk. Marah karena daku sudah berkali-kali pesan ke dia, kalau melepas
sepatu harus pakai sandal (sudah ada sandal jepit khusus di sekolah yang
kutitipkan ke bu guru). Cemas karena daku tidak ikut menjemput.
Kepanikan yang terjadi
membuatku sedih karena ada perasaan “tidak bisa melindungi anak dengan baik.”
Padahal jika dia sakit karena menginjak kawat, itu sudah takdir. Ketika anak di
sekolah atau di luar rumah, tugasku sebagai orang tua adalah banyak-banyak
berdoa agar Tuhan selalu melindunginya.
Ternyata
Saladin Tidak Apa-Apa
Ketika Saladin sudah
sampai rumah, kakinya terbalut perban. Namun dia tidak menangis atau merengek.
Malah dia yang memeluk dan menenangkanku. Panikku hilang seketika. Terima kasih
ya Tuhan karena Saladin tumbuh jadi anak yang penyayang dan pengertian ke
bundanya.
Tadi saat Saladin tidak
sengaja menginjak kawat, langsung ditolong oleh kakak kelasnya, juga diobati
oleh para guru. Alhamdulillah lukanya kecil dan kawatnya tidak berkarat, jadi
tidak usah suntik tetanus. Saladin tidak apa-apa, dan dia makan kue pukis
dengan lahap. Malah senang karena pulang duluan, wkwkwk.
Jangan
Panik Dulu
Beneran ya, jadi orang
tua kudu tenang dan enggak boleh gampang panik. Kalau sudah panik maka otak
susah mikir dan jadinya bertindak di luar nalar. Saat anak kesakitan di
sekolah, bundanya kudu punya pengendalian emosi dan tidak boleh menyalahkan
siapa-siapa, termasuk menyalahkan diri sendiri.
Dulu daku punya panic attack yang parah. Ketika Saladin
nyebrang jalan sendiri (di usia 6 tahun) langsung teriak sekencang mungkin,
karena duluu pas dia berusia 2 tahun juga pernah nyebrang jalan sendiri, dan
hampir ketabrak sepeda motor! Untungnya masih dilindungi Tuhan dan pengendara
motornya bisa ngerem mendadak.
Read: Ketika Saladin Kabur dari Rumah
Teringat
Kejadian-Kejadian di Masa Lalu
Mengapa sih sampai kena
panic attack? Daku akhirnya
konsultasi ke konselor keluarga dan diarahkan untuk belajar mindfulness, jadi fokus pada kejadian
hari ini. Tidak usah mengingat masa lalu, apalagi kenangan buruk.
Ketika sesi konsultasi
akhirnya daku juga diajarin untuk mencari akar masalahnya. Ternyata daku
gampang panik karena waktu kecil dulu sering merasa kurang aman, cemas, dan
kurang kasih-sayang. Terapinya? Memaafkan masa lalu dan memeluk diri sendiri,
dan butuh waktu juga untuk healing.
Fokus
pada Solusi
Di sini pentingnya
terapi agar mental orang tua sehat, tidak mudah panik, dan anak juga tidak
ketularan panik. Saat anak kecelakaan atau sakit, maka harus fokus pada solusi
dan sesi penyembuhan. Bukannya panik dan terbawa emosi.
Segala sesuatu yang
berkelebat di otak bisa jadi hanya kilasan masa lalu. Jangan dikaitkan dengan
kejadian sekarang. Keep calm and take a
deep breath.
Jadi kalau Saladin
kakinya sakit, langsung cari solusi: dicabut kawatnya, dikasih antiseptik, dan
diperban. Alhamdulillah dia kembali ceria dan mau makan dengan lahap. Sambil
terus sounding kalau di sekolah wajib
pakai alas kaki, hati-hati saat lihat jalan, dll.
Saya sebenarnya pas baca opening itu langsung ngilu, Mbak. saya membayangkan anak menginjak kawat itu rasanya gimana. tapi memang kuncinya jangan panik ya, Mbak. Jadi bisa tenang. Karena justru panik inilah yang dimanfaatkan oleh orang tidak benar. sengaja mengabari sesuatu yang bikin panik, lalu ujungnya minta transfer uang.
BalasHapusAku juga pernah begitu, Kak. Panik banget. Pas adikku menginjam paku. Padahal mah dianya tuh nggak papa. Akunya yang malah panik. Kata dokter yang menangani. Si adik tuh nangis bukan karena sakit. Tapi karena mama dan kakaknya yang panik. Hehehe....
BalasHapusTenang, berfikir secara logis, itu juga yg sering saya pelajari kalau tiba-tiba mendapatkan kabar kurang baik
BalasHapusMemang tidak mudah, tapi lebih baik terus belajar daripada ambil langkah grasa grusu eh malah fatal pula
Kita dianjurkan menjadi orang tua yang tenang agar bisa fokus pada masalah. Tapi, kalau anak kesakitan apalagi sampai kena kawat, hmmm tunggu dulu, gimana nggak panik ya, huhu. Apalagi jika punya kejadian yg tidak menyenangkan di masa lalu. Semoga Saladin selalu dalam lindungan Allah SWT selalu ya, aamiin.
BalasHapusMemang kuncinya jangan panik ya kalau terjadi sesuatu pada anak-anak kita. Tapi kondisi kadar panik setiap orang tua memang beda-beda sehingga yang mempunyai kadar panik tinggi sampai panic attack memang sebaiknya menghubungi konselor untuk dibantu mengurangi bahkan menghilangkan panik berlebihan ini
BalasHapusPasti berat banget buat gak kepancing panik, apalagi kalau udah keinget pengalaman masa lalu yang bikin trauma. Salut juga karena berani konsultasi dan belajar mindfulness, itu nggak gampang loh. Alhamdulillah, Saladin juga tumbuh jadi anak yang pengertian banget dan malah jadi penyemangat buat Bundanya! 💪💕
BalasHapusMemang perlu pembiasaan dan usaha keras supaya nggak panikan. Waktu baca judul ini, mau nggak mau aku teringat pada kucingku yang kakinya ditusuk paku (iya ditusuk, bukan tertusuk) oleh manusia berjiwa setan.
BalasHapusMenajdinorang yangvtenang ga oanikan adalah kunci bagi orang tua. Karwna bagaimana pun kalau ga tenang, akan makin timbul masalah lain
BalasHapusSyafahullah, Saladin.
BalasHapusAlhamdulillah, kini Saladin uda sehat kembali, fit kembali.
Seneng lihat anak kuat dan menguatkan mama ketika mama panik.
Aku suka banget kata-katanya ka Avi yang ini nih.. "Fokus pada solusi, bukan panik dan terbawa emosi."
Asa rhyme dan bermakna.
Duh, Mbak, pasti panik banget ya waktu itu. Semoga Saladin cepat sembuh,Semoga luka Saladin cepat kering. dan kejadiannya jadi pelajaran berharga. Pelukan hangat untuk Mbak dan keluarga.
BalasHapusHampir 2 bulan lalu aku juga mengalami hal yang sama mbak, anakku jatuh dari sepeda, 2 gigi seri atas lepas, darahnya banyak banget, alhamdulillah tidak apa-apa dan tidak perlu dijahit, kata dokter tidak apa-apa diobati saja, karena terlalu kecil untuk dijahit
BalasHapussudah panik duluan ya kita, ternyata kuncinya mindfulnes
semoga Saladin lekas sembuh ya