Jumat, 30 Agustus 2024

Anakku Tertusuk Kawat? Oh Tidaaak!

  “Bunda, tolong Saladin dijemput. Dia tidak sengaja menginjak kawat.”

Sebaris pesan dari bu guru membuat hatiku nyaris hancur. Saladin sakit sampai minta pulang? Perasaan berkecamuk. Marah karena daku sudah berkali-kali pesan ke dia, kalau melepas sepatu harus pakai sandal (sudah ada sandal jepit khusus di sekolah yang kutitipkan ke bu guru). Cemas karena daku tidak ikut menjemput.



Kepanikan yang terjadi membuatku sedih karena ada perasaan “tidak bisa melindungi anak dengan baik.” Padahal jika dia sakit karena menginjak kawat, itu sudah takdir. Ketika anak di sekolah atau di luar rumah, tugasku sebagai orang tua adalah banyak-banyak berdoa agar Tuhan selalu melindunginya.

Ternyata Saladin Tidak Apa-Apa

Ketika Saladin sudah sampai rumah, kakinya terbalut perban. Namun dia tidak menangis atau merengek. Malah dia yang memeluk dan menenangkanku. Panikku hilang seketika. Terima kasih ya Tuhan karena Saladin tumbuh jadi anak yang penyayang dan pengertian ke bundanya.



Tadi saat Saladin tidak sengaja menginjak kawat, langsung ditolong oleh kakak kelasnya, juga diobati oleh para guru. Alhamdulillah lukanya kecil dan kawatnya tidak berkarat, jadi tidak usah suntik tetanus. Saladin tidak apa-apa, dan dia makan kue pukis dengan lahap. Malah senang karena pulang duluan, wkwkwk.

Jangan Panik Dulu

Beneran ya, jadi orang tua kudu tenang dan enggak boleh gampang panik. Kalau sudah panik maka otak susah mikir dan jadinya bertindak di luar nalar. Saat anak kesakitan di sekolah, bundanya kudu punya pengendalian emosi dan tidak boleh menyalahkan siapa-siapa, termasuk menyalahkan diri sendiri.



Dulu daku punya panic attack yang parah. Ketika Saladin nyebrang jalan sendiri (di usia 6 tahun) langsung teriak sekencang mungkin, karena duluu pas dia berusia 2 tahun juga pernah nyebrang jalan sendiri, dan hampir ketabrak sepeda motor! Untungnya masih dilindungi Tuhan dan pengendara motornya bisa ngerem mendadak.

Read: Ketika Saladin Kabur dari Rumah

Teringat Kejadian-Kejadian di Masa Lalu

Mengapa sih sampai kena panic attack? Daku akhirnya konsultasi ke konselor keluarga dan diarahkan untuk belajar mindfulness, jadi fokus pada kejadian hari ini. Tidak usah mengingat masa lalu, apalagi kenangan buruk.



Ketika sesi konsultasi akhirnya daku juga diajarin untuk mencari akar masalahnya. Ternyata daku gampang panik karena waktu kecil dulu sering merasa kurang aman, cemas, dan kurang kasih-sayang. Terapinya? Memaafkan masa lalu dan memeluk diri sendiri, dan butuh waktu juga untuk healing.

Fokus pada Solusi

Di sini pentingnya terapi agar mental orang tua sehat, tidak mudah panik, dan anak juga tidak ketularan panik. Saat anak kecelakaan atau sakit, maka harus fokus pada solusi dan sesi penyembuhan. Bukannya panik dan terbawa emosi.



Segala sesuatu yang berkelebat di otak bisa jadi hanya kilasan masa lalu. Jangan dikaitkan dengan kejadian sekarang. Keep calm and take a deep breath.

Jadi kalau Saladin kakinya sakit, langsung cari solusi: dicabut kawatnya, dikasih antiseptik, dan diperban. Alhamdulillah dia kembali ceria dan mau makan dengan lahap. Sambil terus sounding kalau di sekolah wajib pakai alas kaki, hati-hati saat lihat jalan, dll.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar