Ayat-ayat Cinta? Novel tahun berapa ini? Bukunya emang sudah terbit sejak lama dan sudah difilmkan juga. Namun enggak ada salahnya dibaca ulang. BTW daku suka aja sih baca buku lawas, termasuk buku-bukunya Enid Blyton yang diterbitkan tahun 50 dan 60-an.
Kembali ke Ayat-Ayat
Cinta. Berkat novel ini nama Habiburrahman El Shirazy langsung viral dan bukunya
sukses berkali-kali dicetak ulang. Memang isinya apaan? Jangan nonton filmnya
dulu karena kemiripan hanya sekitar 75%, mending baca bukunya dulu.
Review
Novel Ayat-Ayat Cinta
Ada pemuda bernama
Fahri yang sedang kuliah di Mesir. Dia semangat untuk menyelesaikan thesis-nya
dan masih nyambi kerja freelance jadi
penerjemah buku. Kesempatan belajar di luar negeri enggak boleh disia-siakan
karena orang tuanya menjual sawah warisan satu-satunya sebagai modal
keberangkatannya.
Fahri tinggal bersama sesama
mahasiswa Indonesia dan dia bertetangga dengan Maria. Gadis ini cantik dan
cerdas serta terang-terangan naksir Fahri.
Akan tetapi si Fahri
malah berjodoh dengan Aisha, gadis yang pernah ditolong saat hampir jadi korban
bullying di kendaraan umum. Ada
Nurul, mahasiswi asal Indonesia yang juga patah hati karena dia diam-diam jatuh
cinta dengan Fahri.
Maria shock mendengar kabar pernikahan Fahri
lalu dia sakit dan koma. Sementara Fahri sendiri berjuang untuk hidup karena
menjadi korban fitnah kejam, dituduh memperkaos Noura. Padahal dia yang
menolong gadis itu. Kemudian dia harus merasakan dinginnya penjara.
Ending-nya
baca sendiri yaa. Yang jelas happy ending
walau ada rasa nyesek.
Fahri Enggak Se-Red-Flag Itu
Entah mengapa nama
Fahri viral lagi beberapa bulan ini. Dia dianggap sebagai pria red flag, playboy, gara-gara disukai
banyak wanita. Tuduhan lain cari saja di mbah Google ya, yang jelas nama
penulis buku ini juga kena kok.
Padahal Fahri menurutku
tidak se-red flag itu. Buktinya dia
mau menolong Noura malam-malam. Walau ending-nya
kena fitnah. Mengapa sih kok dia malah ikut campur urusan orang? Apalagi posisinya
adalah pendatang dan belum tahu hukum yang berlaku di negara lain.
Bisa jadi Fahri adalah
orang yang tidak tegaan sehingga dia meminta tolong Maria untuk menolong Noura.
Bagaimana jika kalian ada di posisinya? Melihat gadis menangis di pinggir jalan
dan di tengah malam?
Tokoh
yang Terlalu Sempurna?
Banyak juga yang bilang
kalau Fahri adalah tokoh yang terlalu sempurna. Ganteng, pintar, soleh. Bagiku yaa
namanya novel, fiksi, rekaan, wajar kalau penulisnya bikin karakter seperti
ini. Mungkin ada Fahri di dunia nyata tapi enggak viral aja.
Jadi gimana, kalian
masih mau baca novel Ayat-Ayat Cinta apa nonton filmnya?
Inget banget, pertama novel ini terbit dan aku jadi pemburu yang ingin cepat-cepat baca bukunya. Kala itu daku masih remaja, membaca buku dari sudut pandang anak remaja dan mengkhayal semoga ada Fahri di dubia nyata hahaha.
BalasHapusBeda sama bapakku, beliau baca sambil mengagumi penulis yang menceritakan detail Mesir. Bapak berpikir bahwa penulis buku amatlah berwawasan luas.
Kalau sekarang, aku ditanya mau baca buku dan nonton filmnya lagi? Tentulah mau, karena menurutku ini salah satu buku bagus. Fahri tidak se red flag itu kok hehehe, buktinya dia sangat care terhadap sesama.
Yang seperti Fahri agak langka yaa.
HapusInget banget dulu waktu nonton film nya pas lagi hitsnya tuhh nonton donk berdua sama suami eh dulu dh jd suami apa masih pacar ya lupaa hahaha...
BalasHapusBener2 heboh banget tu film nya waktu itu hehe, dibahas dimana-mana hehe
Tapi biasanya emang gt sie mba, kalo baca buku trus difilm kan itu kadang harus diturunkan sedikit ekspektasinya secara dari tulisan yang beratus2 lembar trus dipadatkan ke film yg cuma 2 jam pasti ada penyesuaian disana sini lah ya..tapi kalo ayat2 cinta ini lumayan berhasil sie antara film dan bukunya sama2 bagus menurutku yaaa
Iyaa, buku dan filmnya enggak bisa 100% persis.
Hapus2-2 nya pernah. Tp aku baca novelnya duluan, baru nonton filmnya. Jujur ga suka 🤣. Krn aku memang ga pernah bisa menikmati tema poligami, apapun alasannya. Apalagiiii, tipe cowoknya terlalu baik byangettt, yg kesannya jadi kanan kiri oke 😅ðŸ¤. Cowo begini rasanya pengen aku gaplok.
BalasHapusDan gara2 film ini juga, aku yg tadinya suka Ama Fedi Nuril di film garasi, jadi sebel dan ga pernah mau nonton film dia lagi sejak AAC 🤣🤣.
Hahahaha batal ngefans ya.
HapusKayaknya aku ada nih bukunya di rak, mungkin aku perlu baca lagi deh satu waktu. Untuk memperkaya diksi juga mempelajari gaya penuturan ceritanya.
BalasHapusUntuk membangun karakter dalam novel itu kadang memang serba salah ya. Terlalu bad boy, banyak dihujat. Terlalu sempurna juga tetep kena hujat. Mesti bisa nemuin banget tuh sela nya dimana
Nah bener Mas, serba salah.
HapusPengalaman membaca ulang Ayat-Ayat Cinta kali ini benar-benar berbeda. Sepertinya ada banyak hal yang dulu terlewatkan. Dengan usia yang lebih dewasa, saya bisa lebih memahami kompleksitas perasaan para tokoh dan konteks sosial yang digambarkan. Novel ini seperti sebuah cermin yang terus berevolusi, seiring dengan perubahan diri kita.
BalasHapusAduh, aku suka banget film ini
BalasHapusTapi aku brlum baca novelnya
Bagiku Fahri adalah laki laki yang sempurna
Ngayal dulu pengen punya suami seperti Fahri, tapi yang nggak poligami tentunya
Hahaha
Secara pribadi, aku lebih suka membaca novelnya, Kak. Hehehe
BalasHapusPas pertama kali baca novelnya, kemudian nonton filmnya, aku rada kecewa. Karena sesuai dengan penuturan kakak, bahwa kemiripannya cuma 75%.
Tapi, wajar sih ya. Apa yang dibangun dalam tulisan tentu akan berbeda kalau divisualkan. Mungkin apa yang ada dalam tulisan, dinilai kurang menarik kalau divisualkan sehingga ada beberapa hal yang harus diperbaiki.
Ini cuma soal selera saja sih.
Aku juga merasa bahwa Fahri adalah sosok yang terlalu sempurna. Bukan yang red flag sih. Hehehe
Aku belum pernah baca novelnya, kak. Tapi pas filmnya tayang di bioskop aku nonton. Masih ingat rasa gregetnya lihat Fahry yg terlalu baik. Aku kurang nikmatin filmnya karena isu poligaminya. Tapi semua akting pemerannya keren2 banget
BalasHapuskalau saat itu ada istilah red flag, kayaknya aku ga bakalan kepikiran kesana. Aku nonton ayat-ayat cinta udah beberapa kali dan memang bagus ya, pada masanya.
BalasHapusya mungkin memang Fahri orangnya ga tegaan , nolong orang lain ehhh difitnah pula, emang kejam sih yang fitnah
yang jadi point utama di film ini waktu aku tonton, adalah cinta segitinya hahaha. Overall bagus dari latar belakang syutingnya, ceritanya.
Gara-gara novel ini si pemeran Fahri dibilang aktor spesialis poligami haha.. padahal banyak film lainnya yang ngga poligami ya tapi jadi branding Fedi Nuril
BalasHapusAku suka Fedi Nuril, tapi kenapa dia spesialis poligami ahaahha.... Dulu waktu blm nikah sih mmg rasanya Fahri sempurna ya, setelah menikah sadar kenyataan bahwa cowok kayak Fahri tuh nggak se-idaman itu. Ya di dunia ini mmg ga ada yang sepenuhnya red/green flag sih.
BalasHapusAku lupa seberapa mirip novel Ayat-Ayat Cinta pas di filmin.
BalasHapusTapi aku suka karakter Fahri.
Memang cowo dan cewe kudu menjaga dalam segala hal.. Dan mashaAllah, bisa jadi contoh yang baik untuk generasi masa kini.
Ya kudu sempurna.
Agar mendapat pasangan bidadara/ bidadari yang disiapkan Allah.
MashaAllaa~
Hhahaah, asli jadi kangen nonton ayat-ayat cinta, dulu aku nonton pas masih smp di bioskop tuhh
BalasHapus