Semalam heboh berita seorang selebgram cantik dan dianaya oleh suaminya sendiri. Netizen jadi gemas dan mencaci laki-laki itu karena dia juga dengan sengaja melakukan KDRT ke anaknya yang masih bayi! Aduuh, beneran jadi ingat quote yang beberapa hari ini sedang viral di media sosial, marriage is scary.
Sebenarnya menikah itu
tidak menyeramkan asal suaminya baik dan
taat pada aturan agama. Masalahnya, kadang dia baru ketahuan ‘belangnya’
saat sudah menikah.
Sudah ditangkap suaminya - foto pinjam dari Detik
Dari kasus-kasus KDRT
yang viral ini daku jadi mikir, apa sih yang menyebabkan laki-laki jadi toxic? Salah satunya adalah didikan
waktu kecil. Mostly lelaki toksik
datang dari keluarga toksik juga, yang bilang kalau memukul istri itu tidak
apa-apa.
Baca: Jangan KDRT ke Anak
Oleh karena itu tugas
kita sebagai orang tua bertambah satu yaitu menyiapkan anak laki-laki jadi
pemimpin yang beriman, mandiri, berbudi baik, gentleman, dan tidak akan pernah melakukan KDRT jika menikah kelak.
Bagaimana nih caranya biar si boy tetap
jadi manis dan tidak berubah jadi red
flag saat dewasa?
Jangan
Ada Pukulan di Rumah
Seperti yang sudah daku
tulis di atas, laki-laki toksik biasanya punya orang tua yang toksik. Misalnya memperbolehkan
pukulan, jeweran, cubitan keras sampai biru memar, bentakan dan teriakan, dll. Bahkan
mukulnya juga pakai alat seperti sapu atau ikat pinggang.
MENGAPA KALIAN TEGA
MEMUKUL ANAK SENDIRI WAHAI ORANG TUA! MEREKA JUGA MANUSIA WALAU MASIH KECIL!
Gemass daku gemaasss
sampai nulis pakai huruf besar semua. Karena daku tuh pakai cara gentle parenting dan anti banget dengan
kekerasan di rumah. Sudah terlalu banyak cerita korban pemukulan (saat dia
kecil) dan waktu sudah besar malah menderita, kurang percaya diri, atau malah
jadi pemarah. Persis seperti orang tuanya.
Kalau anak dari kecil
sudah dipukuli maka dia akan punya memori tentang pemukulan. Akibatnya dia
menormalisasi kesalahan. Akhirnya saat menikah menganggap memukul adalah hal
yang biasa. Ingat ya, jangan pernah menormalisasi kesalahan meski dengan alasan
mengajari anak. Justru anak yang biasa dipukul malah menjauh dari orang tuanya
saat dewasa.
Mendidik
dengan Kasih Sayang
Bukankah lebih baik
mendidik anak dengan kasih-sayang? Jika Tuhan Maha pengasih mengapa umat-Nya
malah melakukan kekerasan? Tidak takutkah kalian ketika anak sudah besar lalu
melakukan balas dendam dengan alasan orang tuanya mendidik dengan kekejaman,
alih-alih mengajari dengan penuh cinta?
Mendidik dengan
kasih-sayang bisa dimulai dengan memanggil anak ‘sayang’ atau panggilan yang
baik. Mengajarinya dengan sabar. Meluruskan kesalahannya dengan halus. Menyayangi
bukan berarti terlalu memanjakan karena bisa diiringi dengan disiplin.
Mengancam
Anak? Oh No!
Kekerasan dalam rumah
tangga juga bisa berbentuk verbal. Kalau anak sudah diancam, dimarahi, atau
dipanggil dengan sebutan buruk, bagaimana hasilnya? Dia kelak jadi orang dewasa
yang suka misuh dan emosian. Enggak mau kan?
Manajemen
Emosi Ketika Marah
Nah, saat sudah
terlanjur marah, perlu banget manajemen emosi. Tahan napas, tunggu sampai
tenang, baru hampiri anak. Cuci muka, wudhu, minum dulu biar tenang. Jika orang
tua pandai manajemen emosi maka anaknya juga tidak akan jadi pemarah.
Read: Mengatasi Anak Pemarah
Selesai
dengan Diri Sendiri
Cara manajemen emosi
juga dengan selesai dengan diri sendiri. Bisa jadi kita tuh suka ngamuk atau
melakukan hal-hal buruk, akibat luka-luka pengasuhan di masa lalu. Hubungi bantuan
profesional seperti psikiater, psikolog, konselor, atau terapis emosi agar
benar-benar sembuh, dan memutus mata rantai kekerasan.
Mendidik anak memang
butuh effort apalagi kalau anaknya
laki-laki, yang bakal menjadi pemimpin rumah tangga. Ayo kita ajari ia agar
jadi orang yang penyayang, mudah meminta maaf dan memaafkan, mandiri, dan tidak
menyelesaikan segala sesuatu dengan kekerasan. Semoga kelak tidak ada lagi kasus-kasus
KDRT yang membuat netizen heboh dan ikut merasa sakit hati.
Yeeppp karena ternyata mertua Armor juga dah tau klo anaknya hobi nyiksa istri
BalasHapusSo...perilaku KDRT memang biasanya dari nurturing dan pola parenting yg buruk.
semamgaattt para ortu
Mari didik anak dengan sebaik-baiknya.
HapusIya, akhir-akhir ini dibikin geram sama kejadian KDRT. Kebayang betapa ngeri di KDRT in bertahun-tahun, mana punya anak bayi ðŸ˜ðŸ˜. Pembelajaran berharga banget buat para ortu dan calon ortu, untuk lebih bisa mendidik anak-anak dengan cara yang bijaksana.
BalasHapusJangan ada kekerasan, sekesal apapun. Please atasi dulu kesalnya jangan dilampiaskan ke anak. Anak merekam, mengingat dan mencopy paste kejadian-kejadian buruk semasa kecilnya.
Semoga perilaku KDRT mendapatkan hukuman setimpal dan dibuat jera. Sehingga tidak ada lagi orang atau korban KDRT 😇. Menikah kan tujuannya ibadah, janganlah dinodai dengan kekerasan.
Aamiin
HapusKadang mikir juga, sepertinya laki2 yg suka KDRT apakah waktu kecil sering melihat ibunya di KDRT sama bapaknya (pernah baca dan sering nonton kayak gini) tapi sebenarnya si anak bisa mengambil pelajaran dan berbuat sebaliknya. Kan, sudah lihat ibunya betapa menderitanya jadi korban KDRT. Ini sih harapanku saja.
BalasHapusBiasanya gitu Bun
HapusGa abis pikir dengan orang2 yg melakukan kekerasan terhadap keluarganya ini. Apalagi terhadap bayi juga. Bayiiii gitu loh. Ada salah juga ga. Mbok ya kalo memang ga yakin bisa berkeluarga, ya jangan nikah.
BalasHapusDan aku pun yakin mba, kalo Orang2 toksik begini Krn memang salah pendidikan di awal. Lah buktinya ortu si cowok pengecut itu, juga tahu anaknya begitu. Tapi diem aja. Kan berarti memang toksik banget. Kalo aku tahu anak laki ku kdrt ke istrinya, aku yg bakal seret dia ke penjara dan mendingan istrinya cerai deh.
Jangan pernah melegalkan kdrt, dan menganggap itu normal dilakukan. Aku ga bakal pernah membiarkan suamiku mukul aku , sedikit aja pun ga akan kubiarin. Pernikahan pertamaku langsung gagal pas si mantan berani nyakitin pake verbal abuse dan ketahuan selingkuh. Ga ada kesempatan kedua, aku LGS ajuin divorce. Verbal abuse aja aku ga trima, apalagi fisik.
Biasanya pelaku makin sering mukulin pasangannya, Krn pasangannya diem aja. JD mereka pikir ga bakal ketahuan dan bikin kecanduan mukul pasangannya. Ga usah berharap mereka tobat deh.
Makanya, anak laki2 hrs dididik dengan kelembutan memang. Bukan kekerasan. Supaya mereka tahu cara membimbing istrinya kalo kelak sudah menikah.
Menormalisasi kesalahan adalah sebuah kesalahan.
HapusSaya setuju bahwa mendidik anak laki-laki untuk menjadi gentleman adalah tanggung jawab kita bersama. Selain mengajarkan tentang hormat pada perempuan, kita juga perlu membekali mereka dengan keterampilan komunikasi yang baik agar bisa menyelesaikan masalah tanpa kekerasan.
BalasHapusIya miris banget dengan kasus selebgram ini terjadinya sudah empat tahun dan ortunya tahu ya Allah, suaminya stres banyak hutang ya anak istri jadi pelampiasan...semoga anak lelaki kita tumbuh jadi lelaki penyayang ya
BalasHapusJadi suami tuh kodratnya harus banyak ngalah sama perempuan. Ga boleh pake kekerasan, dan ga boleh enteng ngomong kasar.
BalasHapusGa abis pikir sama laki-laki seakrang tuh, kadang udah mah pengangguran (istrinya yang kerja).. Segala pake KDRT pula. Nganu, itu harga dirinya dimana coba?
Laki-laki tuh harusnya strong.. berani banting tulang demi keluarga. Bukannya malah jadi benalu.
Sejujurnyaaaa..
BalasHapusAku gak berani komentar banyak mengenai kasus ini. Karena sedari awal pernikahan, aku rasa ini perkenalan yang baik. Sama-sama memiliki tujuan yang baik, yakni pernikahan.
Kalau ada kekerasan dalam rumahtangga, memang disarankan untuk berpisah. Semoga ada jalan keluar yang terbaik bagi keduanya.
Kalau aku secara pribadi, selain pembekalan dan contoh yang baik dari orangtua, aku pikir penting banget untuk sama-sama terus belajar agama.
Kadangkala, kita tuh mikir, yaudalaa...yang penting uda sholat, ngaji, cukup. Tapi yang lebih penting dari itu adalah terus mau belajar agama dan mengejar ilmu syari, dikelilingi teman-teman shalih shaliha dan menghindari sosial media berlebihan.
**aku juga jadi ke-trigger karena kasus begini jadinya yaak..
Brasa di dunia ini gak ada yang bener siih..??
selalu dapat pembelajaran banyak dari tulisannya bunda saladin terutama untuk yang KDRT ini anak-anak memang harus sudah dididik dari kecil ya bun
BalasHapusSetujuu mbak, memori anak-anak saat masih kecil termasuk kuat, kalau dari kecil dia udah dipukuli, sampe gede dia bakalan keinget juga,.
BalasHapusDan bisa jadi hal ini bakalan dia teruskan ke anaknya kelak, dan ujung-ujungnya KDRT juga nanti ke istrinya.
Dulu rame banget berita yang mana korban KDRT ga berani buat speak up, sampe muncul campaign mengenai berani untuk speak up. Entah apa yang ada dipikiran korban kenapa dia tidak berani untuk melaporkan hal ini, mungkin ada pertimbangan tertentu yang dipilihnya untuk tetep bertahan