Kamis, 25 Juli 2024

Review Film Soekarno, Kisah Presiden Pertama Indonesia

  

Kita pasti sudah hafal kan siapa presiden pertama Indonesia? Iyaa, jawabannya adalah Bung Karno, atau Ir. Soekarno. Untuk mengenal lebih dekat profil beliau maka cara cepatnya adalah dengan menonton film. Setelah nonton baru deh bikin review film Soekarno.

 

Nah berikut ini data-data filmnya:

Judul               : Soekarno

Durasi              : 137 menit

Tahun              : 2013

Sutradara         : Hanung Bramantyo

Pemain            :

Ario Bayu (Soekarno)

Lukman Sardi (Hatta)

Maudy Koesnaedi (Inggit)

Tika Bravani (Fatmawati)

Mathias Muchus (Hassan Din – ayahnya Fatmawati)

Rukman Rosadi (HOS Tjokroaminoto)

 

Jujur daku nonton film Soekarno karena ada Mas Ario Bayu. Sejak nonton Gadis Kretek jadi kagum ehh. Biarin deh terlambat karena ini film tahun 2013 sedangkan nontonnya tahun 2024. Nonton di Prime Video yaa.

 

Read: Review Gadis Kretek

Dikisahkan ada anak laki-laki bernama Koesno, karena sering sakit-sakitan maka diganti namanya menjadi Soekarno. Merujuk pada tokoh pewayangan yaitu Adipati Karno.

Soekarno tumbuh menjadi anak cerdas dan suka menggambar. Dia juga bisa berbahasa Belanda dengan baik. Sampai remaja, dia percaya diri bergaul dengan noni Belanda. Sayang ayah sang noni tidak setuju akan hubungan mereka.

Menjadi Pemuda Karismatik

Kemudian, Soekarno tumbuh menjadi pemuda yang cakap dan berguru pada HOS Tjokroaminoto. Dengan kemampuan orasi yang luar biasa, masyarakat bertambah kagum padanya.



Walau resikonya dipenjara tapi Soekarno tidak gentar, dan terus menyuarakan agar Indonesia merdeka. Ide memerdekakan Indonesia datang karena Soekarno melihat sejarah saat kerajaan Majapahit menyatukan berbagai kerajaan di Nusantara.

Karena sangat vokal menentang penjajahan, Soekarno akhirnya diasingkan di Bengkulu. Di sana beliau bekerja sebagai guru. Salah satu muridnya ada yang cerdas dan cantik, bernama Fatmawati. Nah, masih kuat baca review film Soekarno?

                             Maudy sebagai Inggit

Soekarno menaruh perhatian pada Fatmawati. Tentu Inggit, istrinya, sangat shock. Namun bagaimana lagi?

Ibu Soekarno (Ida Ayu Nyoman Rai) ingin agar Soekarno punya keturunan. Sedangkan saat itu Soekarno sudah berusia hampir 40 dan Inggit 50-an. Iya, Inggit memang lebih tua usianya.

                       Adegan Soekarno dan Fatmawati 

Inggit akhirnya minta berpisah karena tidak mau dimadu. Sedangkan orang tua Fatmawati awalnya juga menentang keras hubungan cinta itu karena Soekarno (waktu itu) masih sah jadi suami Inggit.

Kembali ke Jakarta

Ketika Jepang datang menggantikan Belanda, Soekarno dibebaskan dari pengasingan dan kembali ke Jakarta. Ia akhirnya menikah dengan Fatmawati dan dikaruniai anak laki-laki bernama Guntur.



Soekarno berjuang keras demi cita-cita memerdekakan Indonesia. Akan tetapi langkahnya untuk bekerja sama dengan Jepang ditentang banyak orang. Padahal maksud beliau adalah pelan-pelan saja, jangan sampai ada pertumpahan darah dan korbannya adalah rakyat kecil.

Kesanku Setelah Menonton Film Soekarno

Indonesia akhirnya merdeka tanggal 17 Agustus 1945 dan yah filmnya selesai begitu saja. Jujur agak kecewa dengan ending-nya. Tapi memang alasan durasi ya. Filmnya sudah 2 jam lebih, tak mungkin dipanjang-panjangkan sampai cerita akhir hayat Bung Karno.

Yang bikin kecewa lagi adalah karena ini film drama jadi ada banyak scene tentang cinta segitiga antara Soekarno, Inggit, dan Fatmawati. Bukannya jelek sih, tapi kok sisi sejarahnya jadi kurang.



Padahal penonton pasti berharap ada adegan tentang kerja keras Bung Karno saat muda, atau ketika beliau masih kuliah dan lulus jadi arsitek, dll.

Para Pemain Film Kelas Atas

Walau penonton tidak bisa memenuhi ekspektasi tapi minimal bisa melihat acting dari para bintang ternama. Artisnya banyak banget, mulai dari Sujiwo Tedjo (sebagai ayahnya Soekarno), Ayu Laksmi (sebagai ibunya Soekarno – ingat enggak, beliau sangat legend ketika berperan sebagai female ghost di film lain).

                               Lukman Sardi 

Ada juga Lukman Sardi sebagai Bung Hatta, wah reuni lagi nih. Di film Laskar Pelangi, Lukman Sardi jadi pemeran Ikal dewasa sedangkan Ario Bayu jadi Lintang dewasa.

Kemudian ada Agus Kuncoro, Tanta Ginting, Rukman Rosadi, bahkan ada special guest Budiman Sujatmiko. Beliau dulu aktivis mahasiswa tahun 1998. Ada coach Timo Scheunemann juga, wah selain main sepak bola juga pintar acting juga.

Bagaimana setelah kalian baca review film Soekarno, masih ingin nonton? Ceritanya persis seperti yang ada di buku sejarah Cuma ada detail lain sehingga makin paham. Bahwa dulu tuh kemerdekaan harganya sangat mahal dan ditebus dengan perjuangan, air mata, bahkan darah.

16 komentar:

  1. Menarik memang kisah istri2 bung karno 😁. Aku sempet baca buku yg ttg Bu Inggit. Gimana pada akhirnya dia merasakan di duakan setelah sebelumnya melakukan hal yg sama ke istri pertama Soekarno, Bu Oetari. Aku lupa siapa yg bilang, intinya bilang ke Inggit, seperti itulah yg dirasakan Oetari saat Inggit dekat dengan Soekarno. Pdhl Inggit juga ada suami saat itu.

    JD kalo mau dibandingkan dengan sejarah kemerdekaan, Orang2 aku rasa lebih tertarik Ama cerita kisah istri2nya mba 🤭. Kayaknya lebih laku kalo difilmkan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wahh belum pernah baca buku itu, jadi penasaran.

      Hapus
  2. Ario Bayu memeran bung Karno itu sudah paling tepat menurutku dan dia memerankannya sangat epic.

    Bung Karno memang banyak hal yang bisa dilihat dari segi karakternya, aku sendiri sangat kagum dengan sosok bu Karno soal bagaimana dia ber orator, ketika aku baca bahwa saat beliau pidato semua orang "tersihir" dengan apa yang disampaikan.

    BalasHapus
  3. Sejarah Soekarno memang tak bisa dipisahkan dari perempuan ya. Soalnya yhaaa memang beliau itu mulai runtuhnya juga perkara perempuan 😅

    Dulu pas di kampus aku belajar banyak soal Desoekarnoisasi. Jadi yang baik baik dari Soekarno memang banyak dihilangkan dan diihapus dari sejarah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oh iyaa Mas Fajar dulu kuliah di UBK ya. Sayang banget kalau ada yg dihapus dari sejarah.

      Hapus
  4. Film Soekarno benar-benar membangkitkan semangat nasionalisme saya. Ario Bayu sangat memukau dalam memerankan Bung Karno. Saya jadi semakin menghargai perjuangan beliau dan para pahlawan lainnya dalam merebut kemerdekaan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jadi ingin nonton filmnya Ario Bayu yg lain.

      Hapus
  5. dulu nih aku kurang banyak membaca buku sejarah dan telat tau kalau dibalik perjuangan soekarno ada Ibu Inggit. Aku baca bukunya memang dibuat "woww" dan waktu itu pergi ke museum Bung karno di Blitar juga.

    waktu tau kalau sebelum Fatmawati ada sang istri Inggit, nggak nyangka aja, kenapa yang sering diexpose adalah Fatmawati dan Inggitnya enggak di pelajaran-pelajaran sekolah

    waktu aku datang ke rumah pengasingan bung karno dan Inggit di Ende Flores dibuat wow lagi, Inggit rela gitu kayak dimadu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tp yg aku baca dia justru minta cerai karena ga mau dimadu mba. Ntahlah mana yg bener.

      Hapus
    2. Iya pernah baca, bu Inggit tidak mau dimadu karena trauma dengan ortunya dulu.

      Hapus
  6. Sebenarnya, dulu pernah mau ada film tentang 9 istri Soekarno, tapi kayaknya batal tayang
    Mungkin karena banyak pro dan kontranya ya
    Kisah Soekarno emang sangat menarik untuk diangkat ke layar lebar
    Peramnya sangat besar dalam negara ini ya

    BalasHapus
  7. Nah iya film Soekarno ini sebetulnya bagus ya, bikin kita kembali refresh pelajaran sejarah. Namun memang buku-buku sejarah terkait Bapak Soekarno banyak yang hilang dari peredaran, jadi banyak cerita yang tidak bisa terekspose.

    Bapak presiden pertama Indonesia ini cukup fenomenal memang ya terkait perempuan. Aku pernah juga baca kisah Ibu Inggit sama Ibu Fatmawati. Boleh lah di tonton buat nambah-nambah wawasan kebangsaan. Apalagi para aktor dan artisnya kawakan semua, udah pasti aktingnya oke.

    BalasHapus
  8. Sayang ya adegan yang ditunggu malah tidak ada, dominan kisah cinta padahal penonton pengen tahu perjuangan Soekarno sebelum jadi presiden ya

    BalasHapus