Sabtu, 20 Juli 2024

Anak Pegang HP Sendiri, Yes or No?

 Siapa sih yang saat ini enggak punya HP? Rasanya hampir semua orang punya smartphone, bahkan anak kecil sekalipun. Meski kondisinya bekas.

Beberapa tahun lalu daku tuh shock karena anak—anak kecil di kampung ibu mertua punya HP sendiri. Katanya, mereka tuh kalau punya uang (misalnya dari angpao lebaran) langsung dibelikan smartphone. Wiih, dapat angpao banyak berarti. Orang tuanya pun mendukung mereka.

Fenomena Anak Punya Smartphone

Jumlah anak yang punya HP makin banyak nih. Enggak hanya anak SMP (eh itungannya remaja ya?) tapi juga anak SD, bahkan TK! Hulala!



Ada berbagai macam alasan anak dikasih HP oleh orang tuanya. Pertama, ada yang merasa punya HP adalah ‘prestise’ sehingga bisa dianggap orang kaya.

Kedua, ada yang memang ngasih smartphone karena disuruh oleh sekolahnya. Jadi ketika bu guru menerangkan terus para murid disuruh cari di HP, mau enggak mau ya ke sekolah harus bawa gadget.

Memang sih harga ponsel lebih murah daripada laptop. Apalagi yang bekas, ada yang harganya 500-800ribuan saja.



Ada juga yang ngasih (atau meminjamkan) HP ke anak TK dengan alasan ‘biar anteng’. Nanti anaknya pas makan bisa fokus nonton YT. Enggak lari-larian atau melakukan aktivitas yang bikin bundanya kudu mengejarnya.

Efek Negatif Pegang HP Terlalu Dini

Tapii ada efek negatif juga dari anak yang main HP melulu, apalagi kalau punya sendiri. Pertama, dia bisa seenaknya pencet-pencet lalu tidak sengaja ‘beli’ asesoris di game. Karena ponsel masih pakai email orang tuanya (dan ada akses ke nomor dompet online) maka uang di sana juga tersedot.



Ada juga cerita dari seorang influencer di IG. Anaknya di-bully oleh anak lain karena sedang membuat kampanye anti game online. Ternyata ada banyak game yang berbahaya untuk anak-anak karena mengandung kekerasan. Tapi yang bikin campaign bagus gini malah kena cyber bullying, plus dia juga dipukul di sekolah.

Dipukul? Iyaa karena salah satu penonton videonya adalah teman satu sekolah. Kok ngeri ya?

Boleh Punya HP, Asal Ada Syaratnya

Daku tidak mengharamkan anak pegang HP karena gadget juga bisa dibuat sarana belajar. Misalnya Saladin saat ini (11 tahun) sudah fasih bahasa inggris karena suka nyimak video tutorial di YT. Dia juga jadi belajar huruf-huruf seperti Urdu (Pakistan), huruf Rusia, dll.



Akan tetapi perlu ada aturan yang ketat dan harus dipatuhi oleh anak. Jangan sampai anak jadi nonton atau main game melulu sampai lupa tidak garap PR.

Pertama, jika memang butuh HP untuk belajar (karena belum punya laptop) maka hanya boleh diakses maksimal 2 jam dalam sehari. Baik di hari sekolah maupun libur. Kemudian, anak tidak boleh sembarangan download game atau aplikasi lain (apalagi yang berbayar).

Ada juga proteksi dengan family link pake Google control. Untuk lebih jelasnya cek di mbah Google ya!

Jadi menurut kalian gimana? Di usia berapa anak boleh punya HP sendiri? Semua tergantung kebijakan orang tua ya. Kita harus bijak dalam mengatur dan mendidik, serta memberlakukan aturan maksimal screen time untuk anak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar