Minggu, 16 Juni 2024

Cara Memotivasi Anak saat Mendapatkan Nilai Jelek

 Apa, dapat nilai 6? Rasanya daku sangat shock ketika Saladin menyerahkan lembar hasil ujian matematika. Biasanya dia mendapatkan nilai 80, minimal 75, tapi di UAS semester ini hanya 66. Dia pun agak murung karena harus remidi karena nilainya di bawah KKM.

Saladin yang akan naik ke kelas 6 langsung cemberut. Ya, bagaimana lagi. Ketika naik kelas maka soal-soal matematika (dan pelajaran lainnya) juga naik level. Apalagi setelah kulihat soalnya, lebih ke penalaran. Jadi para murid tidak sekadar menghitung keliling dan luas segitiga, kotak, dll, tetapi juga memakai logika (terutama pada soal cerita).

Daripada mumet sendiri lebih baik Bunda dan Ayahanda memotivasi anak, dengan cara-cara seperti ini:

1. Jangan Dimarahi

Masih ingat enggak adegan ketika Nobita diomeli oleh ibunya karena mendapatkan nilai nol? Atau saat Giant jadi emosi karena dimarahi juga oleh ibunya. Saat ibu selalu marah, apalagi karena penyebabnya nilai anak yang jelek, maka berdampak pula ke anak.



Oleh karena itu, anak jangan dimarahi secara berlebihan, apalagi sampai teriak-teriak bahkan main tangan. Nanti jika Bunda kelepasan emosi, bisa berakibat buruk pada mental anak. Enggak mau kan mereka jadi menjauh, bahkan saat dewasa?

Sabar ya! Nilai jelek bisa diperbaiki tapi sakit hati bisa susah disembuhkan. Apalagi jika tidak ada pertolongan dari profesional (psikolog / psikiater).

2. Peluk Erat dan Validasi Emosinya

Anak bisa punya beragam reaksi saat nilainya jelek. Ada yang cuek, ada yang marah, ada pula yang sedih. Tugas kita sebagai orang tua adalah mendekatinya, memeluk, dan memvalidasi emosinya. Biarkan dia mengeluarkan emosi negatif (asal tidak berbahaya).



Baru ketika anak sudah tenang, didekati baik-baik, diajak makan bersama, lalu ditanya bagaimana perasaannya. Dengan cara ini maka anak akan paham bahwa orang tuanya perhatian dan berusaha memvalidasi emosi.

3. Jangan Menjelek-jelekkan Pelajaran atau Gurunya

“Memang matematika itu sulit, Mama dulu enggak bisa!” Atau, anak diajak untuk membenci sang guru yang cara mengajarnya kurang enak.



Wahh jangan sampai menjelek-jelekkan pelajaran tertentu ya. Nanti anak malah semakin membenci dan beneran tidak bisa. Padahal segala sesuatu bisa dipelajari, asal kita telaten dan memiliki tekad kuat.

4. Memberi Tahu Manfaat Suatu Mata Pelajaran

Daripada menjelek-jelekkan, bukankah sebaiknya kita memberi tahu manfaat suatu pelajaran? Jadi anak akan tahu kegunaan belajar matematika, untuk menghitung uang, menakar bahan-bahan kue, menghitung luas kue yang akan dipotong, dll. Kegunaan dari pelajaran bahasa inggris adalah anak bisa lancar komunikasi dengan orang asing, asyik conversation ketika traveling ke luar negeri, dll.



Saat anak tahu manfaat suatu pelajaran maka dia akan termotivasi. Dia tak akan lagi membencinya tetapi belajar untuk mencintainya.

5. Latihan dengan Cara yang Menyenangkan

Nah, ketika anak sudah cukup termotivasi maka saatnya latihan. Bisa dengan cara yang menyenangkan, tak harus mengerjakan beragam soal di buku. Misalnya saat belanja di minimarket, anak bisa belajar mengenai satuan (gram, millimeter, dll), menghitung total belanjaan, dll. Secara tidak langsung dia akan belajar matematika.



Membesarkan hati anak memang butuh trik khusus tetapi bukan berarti tak bisa dilakukan. Yang penting kita juga harus ikhlas dan menerima bahwa anak punya kelemahan di beberapa mata pelajaran. Kemudian mencari cara agar nilainya bisa naik, misalnya dengan latihan tiap hari, atau mengundang guru les ke rumah, dll. Gimana, pernahkah anak sedih saat nilainya jelek?

3 komentar:

  1. Kalau saya dulu nggak pernah terlalu peduli dengan nilai anak sih, tapi setelah SMP ini agak keras, karena si kakak kok ya malas belajar.
    Ya kalau dia dapat nilai jelek tapi emang udah mati-matian belajar, nggak masalah.
    Nah yang jadi masalah ini, nilainya jelek karena dia malas belajar, pusing jadinya maknya hahaha

    BalasHapus
  2. Ini tricky emang, bun. Dulu untungnya anak-anak termotivasi karena teman-temannya les dengan guru-guru kesayangan mereka. Berangkatnya ke tempat les sengaja janjian jadi tambah semangat!

    Nah sekarang udah pada gede, kan jadi biaya lesnya aduhai, jadilah saya memberikan kuota tambahan untuk buka youtube dan les online!

    BalasHapus
  3. Saya ingat dulu waktu sekolah, mau dapat nilai berapapun nggak pernah dimarahi ortu. Selalu disupport dan dimotivasi. Ini jadi pembelajaran juga buat saya memperlakukan anak. Yang terpenting anak suka dulu sama belajar, kalau dimarahi gara-gara nilai takutnya jadi trauma dan ilfeel sama pembelajarannya dia..

    BalasHapus