“Ikannya dimasukkan lagi ke air nanti hidup lagi!”
Daku
yang sedang duduk mengantri di warung langganan langsung heran. Bagaimana bisa
seorang anak (putra bungsu pemilik warung) diberi jawaban seperti itu? Dia sedang
bertanya bahwa ikan apa yang sedang dimakan oleh seorang bapak pelanggan warung.
Padahal jawabannya adalah ikan asin dan jelas, ikan itu tidak akan bisa
berenang lagi karena sudah digoreng.
Ternyata
memberikan jawaban yang salah bin ngawur ke anak-anak dianggap biasa oleh
sebagian orang. Apa yang ada di pikiran mereka? Iseng? Usil ke anak? Atau memang
tidak tahu jawabannya? Kok iso ngawuur,
nek jare arek Malang iki jenenge tewur alias ruwet.
Anak
Percaya Ucapan Orang Dewasa
Jika
daku cukup terganggu ketika ada orang dewasa yang memberikan jawaban ngawur atau
salah ke anak, apakah berarti parenting-nya
terlalu serius? Eh justru anak kudu diberi edukasi dan jawaban yang benar dan
sejelas-jelasnya. Karena mereka akan selalu percaya ucapan orang dewasa.
Lagipula,
saat ada orang dewasa yang mbilangin anak
(walaupun salah) bisa jadi ia akan terus mengingatnya ketika sudah besar. Misalnya
mitos ketika biji buah tidak sengaja tertelan maka bahaya karena bisa ada pohon
yang tumbuh di perut. Atau, mitos bahwa gigi bawah anak yang tanggal harus
dilempar ke genteng atau tempat lain yang ada di atas, agar giginya tumbuh
lagi.
Sedang
Dalam Fase Bertanya
Saat
ada anak yang bertanya terus (sampai seorang ibu bercanda bahwa ia sudah lelah
dan ingin menyumpal mulut anaknya) maka biarkan saja. Bisa jadi ia sedang dalam
fase bertanya. Jadi posisi kita sebagai orang tua tuh wajib mendengarkan dan
berikan jawaban yang benar, bukan yang ngawur.
Salah
satu tanda anak cerdas adalah suka bertanya, jadi arahkan agar ia mendapatkan
jawaban yang sesuai dengan fakta. Sedihnya, ada beberapa temanku yang waktu
kecil suka tanya ini-itu tetapi malah dibentak oleh anggota keluarganya yang
lain. Ada juga yang bertanya ke bu gurunya tetapi malah diprotes, disuruh diam,
anteng, iki piye jal?
Menambah
Pengetahuan Adalah Bagian dari Parenting
Jadi, agar tidak mengeluarkan
jawaban yang salah atau ngawur maka salah satu tugas orang tua adalah terus
menambah ilmu pengetahuan. Bisa dengan baca buku, web berita, atau nonton news di YT/ TV. Belajar sepanjang hayat,
bukan hanya di bangku sekolah.
Bukankah sudah pernah mengalami
selama pandemi, saat anak school from
home lalu orang tua mendampingi dalam mengerjakan PR dan proses
belajar-mengajar juga? Biar enggak bingung saat ditanya anak, yuk baca-baca
lagi. Orang tua yang cerdas akan menghasilkan anak yang cerdas, bukan?
Menjelaskan
dengan Bahasa yang Dimengerti Anak
Lalu
gimana biar anak paham akan penjelasan kita? Yaa disesuaikan juga dengan
usianya dan dengan bahasa yang dia mengerti. Misalnya saat anak bertanya
tentang pubertas. Jelaskan saja bahwa dia akan bertambah tinggi, suaranya
berubah (anak cowok), dll.
Bagaimana
Jika Tidak Tahu Jawabannya?
Saat
enggak tahu jawaban dari pertanyaan anak, gimana nih? Biar enggak ngawur atau
salah, ajak anak untuk sama-sama cari tahu jawabannya. Misalnya dengan meminjam
buku / ensiklopedi di perpustakaan. Atau cari jawabannya di web / channel YT,
tentu yang valid yaa.
Pesanku,
jangan pernah kasih jawaban asal-asalan
ke anak. Jadi orang tua itu memang berat ya, selain mengasuh, menjaga, juga
wajib mengajari plus menjawab pertanyaan anak. Tapi bukan berarti boleh
seenaknya ngomong karena berpengaruh ke mindset
anak ke depannya.
Aneh ya, kadang orangtuanya yang mengajarkan ke anak menjawab asal-asalan. Apa mereka ngga terpikir nanti kelak anaknya akan menjawab pertanyaan dengan asal-asalan juga - atau malah mengarang dan berbohong?
BalasHapusHuhu... aku nih bun yang suka kesel sama suami karena dia suka menjawab "ngasal" - tapi aku sengaja memberikan jawaban sebenarnya ke anak - jadi anak akhirnya tahu bahwa ayahnya hanya bercanda.
Betul, apapun perbuatan kita, termasuk menjawab anak nanti diminta pertanggungjawabannya. Makanya ngeri kalau memberikan jawaban asal-asalan. Lebih baik ajak anak mencari tahu sama2 atau bilang aja ngga tahu
BalasHapuskalau anakku sekarang malah sering dapat informasi di youtube gitu dan ngasih tahu aku kalau begini begini. jadinya ya kadang harus sering ngasih tahu dia kalau di youtube itu nggak semua benar
BalasHapusMemang sebaiknya tidak memberikan jawaban sembarangan ke anak meskipun kita tidak paham. Biasanya kalau saya tidak tahu jawabannya saya akan bilang kalau saya belum tahu informasi tentang Hal itu jadi harus dicari dulu ya. Setelah itu bisa alihka. Ke pertanyaan atau cerita lainnya.
BalasHapussetuju banget Mbak, jangan kasih jawaban asal ke anak, karena makin ke sini tuh ya anak-anak jadi lebih kritis, bisa aja lho mereka cari jawaban yang lebih jelas kalau dirasa jawaban dari ortunya gak masuk akal, gak memuaskan dia, gak sesuai dan sebagainya.
BalasHapuskalau saya sih biasanya ajak buka YT atau baca buku sama-sama dah buat cari jawabannya, kalau gak bisa saat itu juga ya bilang jujur "nanti kita cari tau jawabannya bareng ya", itu buat anak akan jadi lebih mengerti kok kalau emaknya juga gak semua tau apa yang ingin mereka tau.
Aku selalu jujur sih sama anak kalau memang gak paham.
BalasHapusBiasanya aku minta kaka buat cari referensi dulu. Soalnya pertanyaan kakak kalau soal tauhid, hadits, dan hal-hal yang berkaitan dengan ilmu agama, dimana aku sendiri juga basicnya bukan keilmuan agama sepanjang sekolah, pastinya butuh referensi yang terpercaya. Ustadz, dari video kajian atau buka buku.
Tapi iya siih..
Kalau orangtuanya sibuk, kaya pemilik warung itu, mungkin ia ingin segera memberikan jawaban instan yang bikin anaknya puas, gak nanya-nanya lagi..
kalo anak bertanya dan saya gak bisa jawab, biasanya saya jujur aja bilang gak tahu dan kami cari tahu bersama-sama lewat youtube atau buku
BalasHapusMenjadi seorang ibu ini memang butuh dasar yang kuat seperti pengetahuan dan pendidikan, agar kita bisa memberikan yang terbaik untuk anak, jadi kalau ada yang bilang ngapain perempuan sekolah tinggi-tinggi, ya untuk ini agar bisa memberikan jawaban yang benar kepada anak salah satunya
BalasHapus