Belakangan viral netizen yang darurat membaca karena tidak bisa membedakan antara Dewi Sandra dengan Sandra Dewi. Oops, daku tidak ingin membahas tentang kasus mbak SD ini ya. Cuma jadi tergelitik, sebegitu parahkah kemampuan literasi orang Indonesia sehingga salah sasaran?
Daripada
keheranan dan menghujat, bukankah lebih baik kita melakukan aksi untuk
mengatasi darurat membaca? Tindakan bisa dimulai dari rumah, dari keluarga
sendiri. Diharap jika anak-anak sudah bisa membaca dan memahami isi buku maka
hobi positif ini bisa disebarkan, sehingga makin banyak temannya yang juga suka
membaca.
Lagipula,
anak-anak yang suka membaca akan lebih cerdas dan mencintai ilmu pengetahuan. Dia
sekolah tidak sekadar datang dan mendengarkan suara guru. Namun benar-benar
ingin mencari knowledge dan semangat
untuk belajar.
Membacakan Buku ke Anak-Anak
Siapa
ingin punya anak pintar? Tentu semua orang tua ingin seperti ini ya? Caranya dengan
membacakan buku ke anak-anak sedini mungkin. Kalau bisa malah sejak ia masih
dalam kandungan, sekalian menstimulasi otaknya.
Untuk
bukunya bisa dipilihkan yang khusus anak-anak ya, misalnya buku bergambar. Lanjut
mereka dibacakan majalah anak-anak. Biasanya mereka tertarik melihat gambarnya
lalu ingin belajar membaca sendiri.
Membelikan Buku Sebagai Kado
Kalau
anak ulang tahun diberi kado apa? Mengapa tidak membelikan buku saja? Jika anak
diberi buku maka ia otomatis akan membacanya lalu menceritakannya kembali di
depan sang adik atau teman-temannya.
Begitu
juga jika ada teman anak yang ulang tahun. Kadonya bisa berupa buku cerita anak
atau ensiklopedi. Hadiah seperti ini tentu sangat bermanfaat bagi mereka.
Membuat Perpustakaan Mini di
Rumah
Jika
ada ruang di rumah maka bisa dijadikan perpustakaan mini yang isinya buku
anak-anak, kamus bergambar, ensiklopedi, majalah anak-anak, dll. Nanti ananda
bisa mengajak teman-temannya untuk datang dan membaca buku bersama-sama. Kalau tidak
ruang kosong gimana? Bisa memanfaatkan space
di bawah tangga atau garasi.
Hunting
Buku Bersama
Kalau
ada kelebihan rezeki maka anak-anak bisa diajak untuk hunting buku bersama. Takut harganya mahal? Ajak saja mereka ke
toko buku bekas. Harga dijamin lebih terjangkau dan buku serta majalahnya masih
cukup bagus.
Anak-anak
akan meniru orang tuanya dan jika ayah-ibu suka baca Koran, majalah, dan buku,
maka otomatis mereka juga akan suka membaca. Oleh karena itu memang anak
sebaiknya dikenalkan dengan buku dan disesuaikan dengan usianya. Misalnya untuk
bayi dan batita dibacakan buku bantal.
Saat
anak sudah terbiasa membaca maka dipastikan tidak ada lagi stigma negatif bahwa
netizen Indonesia darurat membaca di masa depan. Yuk tingkatkan kemampuan
literasi anak-anak dari rumah.
Intinya orang tua harus jadi contoh teladan ya bunda. Saya sering sakit dengan anak yg rajin membaca meski ia punya gadget juga. Ternyata ia emang sejak kecil sudah terbiasa membaca bersama keluarganya...
BalasHapusNgajak anak-anak ke toko buku sebulan sekali, ini dulu jadi agenda saya saat anak-anak masih kecil mbak. Tiap anak bebas memilih dan membeli 2 buku. Lama-lama jadi banyak deh. Sekarang sudah mulai menurun, soalnya saya juga semangat membaca menurun, terus menular deh ke anak-anak
BalasHapusanak-anak biasanya dimulai dengan buku yang banyak gambarnya, terus dilibatkan secara langsung seperti beli buku bareng, baca bareng, ikutan event tertentu agar minatnya semakin besar untuk baca
BalasHapusZaman dulu sih anak-anak masih kecil sering aku ajak ke Gramedia dll. Makin remaja udah jarang, tapi mereka masih senang membaca buku, terutama di BBW bisa puas baca dan beli buku impor dengan harga murah. Bagusnya sih sejak kecil didongengkan oleh orangtua supaya kebiasaan membaca mereka terus berlangsung sampai nanti.
BalasHapusWaktu ramai pada komen di Dewi Sandra aku jadi bingung tuh mbak, ini aku yg salah baa atau para netizen. Ternyata benar mereka menyerang salah orang ya, kasihan banget. Anak-anak suka banget diajak ke toko buku, tapi makin besar serkarang mereka suka pada baa pdf atau ebook mungkin karena udah besar ya
BalasHapusPas anak-anak kecil nih aku dulu ikutan kelas Ibu Profesional.
BalasHapusTus diajarin bikin Pohon Literasi.
Hal sekecil ini tuh ternyata bisa bikin anak happy saat membaca.
Jadi setiap tamat satu buku, ditulis berupa buah di pohon literasi kami. Berasa seneng kalo buahnya uda mulai banyak.
anak-anakku masih belum ada yang suka membaca, mbak. kubelikan buku paling dibuka sekali habis itu lupa. mereka malah lebih suka dibacain buku sama emaknya. semoga aja nanti anak-anakku bisa suka membaca kayak emaknya
BalasHapusAnak-anakku baru suka baca komik aja nih tapi udah lumayanlah setidaknya mau baca. Aku pun dulu suka baca komik, baru novel.
BalasHapusKebetulan dari kecil aku suka baca karena papaku suka beliin aku buku cerita.. sekarang aku lagi usaha nanemin rasa suka baca ke anak-anak.. bismillah, semoga bisaaa
BalasHapusWkwk Dewi Sandra dan Sandra Dewi cuma dibalik aja ya, tapi sosoknya jauh berbeda kok secara fisik pun. Untuk mengajari anak akan buku, aku lebih ke menyediakan buku dan membacakan dongeng ketika kecil
BalasHapusMemang harga buku termasuk mahal ya. Tapi mungkin bisa dimulai dengan mengajak ke perpustakaan terdekat. Atau bergabung dgn komunitas yang gemar membaca. Dengan adanya gadget memang bikin salut sama anak2 yg hobi baca buku. Semiga makin banyak yg suka baca buku ya.
BalasHapusChildren see, children do.
BalasHapuskalo ortu menunjukkan cinta baca, insyaAllah bisa menjadi teladan utk buah hati.
yap ortu wajib memberikan contoh yg baik, termasuk dalam hal literasi
Ini memang sebaiknya dilatih sejak anak bayi mbaa π. Krn dulu papaku begitu. Dari kami msh dlm kandungan aja buku2 udh banyak disiapin π€. Trus Krn papa sering bistrip ke LN, tiap pulang yg dibawa buku bergambar anak, yg gambarnya bagus2 bangettt, hard cover pula. Aku msh inget serial buku Jane and Peter yg bagus2 bgt gambarnya. Dan itu bikin aku dan adek2 JD tertarik walopun blm paham BHS inggris
BalasHapusMakanya pas diajarin baca dari kecil, trus udh lancar sebelum msk TK, kami JD suka buku.
Tiap ultah, kado yg diksh papa sama bertahun2. Kami bebas beli buku apapun, dan sebanyak apapun asalkan kuat bawa keranjangnya π. Aku Ama adek tp pinter, keranjangnya kami taro di lantai, trus kami dorong. Jadi bisa buanyaaak banget π. Dan itu selalu papa kasih. Pokoknya asalkan beli buku ga pake mikir lama. Tp kalo mainan baru deh, lamaaaaaa belinya π. Makanya cara yg sama aku terapin ke anak2ku.
Untungnya mereka JD suka baca.
Ini bener banget sih mba. Dulu aku pas masih kecil, itu juga suka banget dibeliin buku sama ayahku, even ayahku cuma pulang sebulan sekali. Dan dari situ akhirnya ada rasa cinta sama buku, dan sukaa banget sama yang namanya baca membaca.
BalasHapusNah, hal ini juga yang aku lagi coba kerahkan ke anakku. Jadi sebisa mungkin, aku ngurangi yang namanya youtube, Reels dan Tiktok. Pokoknya, dibiasain jauh dari layar dan dibacain cerita biar dia terbiasa menikmati suguhan tekstual dan audio ketimbang dimanjakan sama audiovisual.
Setuju banget mba...Indonesia memang tingkat literasinya rendah banget dibanding negara lain...apalagi para nitizen suka nya asal marah2 aja upsss π€π€
BalasHapusAku sendiri hobi baca mba..aku juga lebih suka baca buku fisik drpd digital..mungkin krn lebih ramah di mata yaa π
Kadang kalo pas bingung mo ngapain, mo nulis lagi suntik larinya pasti ke buku..kayak dpt ide dan semangat baru gitu π
Membaca merupakan salah satu keterampilan penting dalam hidup. Dengan membaca, kita dapat memperoleh informasi, pengetahuan, dan hiburan. Namun, banyak orang yang mengalami kesulitan membaca, baik dalam hal kecepatan maupun pemahaman. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kurangnya latihan, gangguan belajar, atau kebiasaan membaca yang buruk.
BalasHapusmungkin karena waktu aku kecil udah kebiasaan deket sama buku-buku, jadi sampe sekarang udah semacam bestie.
BalasHapusYa mungkin kalau sekarang, membaca sebuah buku aja butuh waktu lama
tapi memang kalau kita dari anak-anak udah dibiasakan dekat sama buku, kayaknya sampe gede jadi terbiasa aja
dari yang dulu buku mewarnai, majalah anak, beli buku cerita rakyat, terus kebiasaan gitu untuk kangen sama yang namanya buku
Aku setuju banget mba, darurat membaca ini memang mesti di uraikan sejak anak masih usia dini. Inget banget dulu bapak ku sering ngajak hunting buku dari jaman ku belum bersekolah. Magic banget, momen itu terekam dengan baik dan seneng aja baca apapun. Nah, beliin kado buku buat anak pun sangat dianjurkan nih. Anak jadi akan terpancing buat mau membaca, di awali dengan buku yang dia sukai. Pas hunting pun kasih kebebesan buat pilih buku, habis itu bisa diskusi santai bahas isian buku yang dibaca. Menyenangkan sekaliπ€©
BalasHapusIntinya, memang perlu ada upaya dari orang tua untuk mendekatkan anak pada bacaan/buku ya. Soal mahal tidaknya, anak bisa diajak berdiskusi sebelum membeli buku.
BalasHapusJadi inget dulu saking sukanya baca buku, sering ke perpustakaan daerah untuk pinjam buka. Mulai dari kisah Para Nabi sampai Ensiklopedia di babat habis. Sekarang punya anak bayi, mulai terapin untuk bacain buku biar menambah pengetahuan dan kosa katanya kelak.
BalasHapusIya miris dengan kemampuan literasi netizen Indonesia, belum apa-apa sudah ngamuk ke lapak orang dan ternyata salah lagi kok bisa lho nama terbalik jadi salah sangka kan bisa kelihatan mereka dua orang berbedaaa..
BalasHapusSepakat banget ya kita harus membiasakan anak-anak membaca dari kecil dan itu dibangun dari rumah, orangtua menjadi pondasi utama sebagai pembentuk anak-anak mulai menyukai membaca sejak dini
BalasHapusIya banget, darurat literasi atau darurat baca memang seharusnya diawali dari rumah ya. Huhu aku jadi malu. Udah lama gak baca buku yang tebal-tebal, jadinya anak-anak juga kurang suka baca buku. Padahal dulu sebelum gadget booming, mereka udah suka baca buku. :(
BalasHapusMinimnya literasi di generasi alpha ini memang miris sekali.
BalasHapusBahkan aku gak henti-hentinya kasih pengertian ke anak-anak bahwa ilmu terbaik memang dari mana aja, terutama buku.
Karena anak sekarang suka banget cari jawaban di konten video. Asa lebih cepet dan menarik.