Siapa yang percaya akan keajaiban? Sejauh ini aku percaya akan keajaiban, selama yang terjadi adalah pemberian dari-Nya. Bagaimanapun kita adalah hamba yang wajib untuk menaatinya dan bergantung hanya pada-Nya.
Sumber gambar: koleksi pribadiTermasuk
saat hamil, kurasakan ada banyak keajaiban yang terjadi dan membuatku jadi
sadar. Betapa banyak anugerah yang diberikan oleh-Nya. Rasa syukur wajib
dipanjatkan setiap hari, karena ada saja rezeki yang datang. Sampai aku punya
motto baru: every single day is my lucky day.
Kehamilan Pertama yang Ditunggu
Setelah
menikah selama beberapa bulan maka menanti hasil test pack adalah ritualku tiap pagi. Masih kuingat kala itu, awal
Januari 2012 akhirnya ada 2 garis di lembaran test pack. Tentu suamiku senang, apalagi mama dan papaku. Maklum ini
adalah calon cucu pertama mereka.
Namun
malang tak dapat ditolak, di akhir Januari aku keguguran. Saat itu aku nekat ikut
suami mengantarkan pesanan (kami dulu berbisnis percetakan). Ketika pulang,
lewat jalan tembusan yang banyak polisi tidurnya. Mungkin kombinasi kelelahan
berhari-hari karena merintis usaha baru membuatku kelelahan lalu keguguran.
Aku
yakin bahwa Allah akan memberi waktu terbaik untuk hamil. Setelah keguguran pun
aku merasa hikmahnya: bahwa ternyata ada myoma
yang baru terlihat saat USG di RS kedua. Entah mengapa di RS pertama (saat
awal periksa hamil) kok tidak terlihat. Rupanya penyakit itu yang menjadi
penyebab keguguran.
Kehamilan Kedua yang Mengejutkan
Aku
berusaha menguatkan diri pasca keguguran sambil tetap meminum susu hamil (emang
dasarnya doyan susu). Tak disangka
bulan berikutnya langsung hamil lagi. Alhamdulillah benar-benar keajaiban
karena adanya myoma tidak berpengaruh
negatif terhadap kesuburanku.
Enggak Kuat Puasaaa
Namun
saat hamil kedua rasanya benar-benar lemah. Bagaimana tidak, capek sedikit saja
maka terjadi pendarahan, lalu suami bergegas mengajak ke RS. Dokter akhirnya memberi
obat penguat kandungan dan berpesan agar bed
rest selama minimal 3 bulan.
Saking
lemahnya, untuk melakukan puasa Ramadan pun tidak dianjurkan oleh dokter. Ya memang
ada rukhsah (keringanan) bagi ibu
hamil. Sebagai gantinya maka suami wajib membayarkan fidyah.
Rezeki Datang Berturut-turut
Walau
merasa sangat bosan selama bed rest tetapi
aku tetap merasa bersyukur karena dokter dan fasilitas di RS kedua jauh lebih
baik daripada RS pertama. Nah kalau USG pasti nebus vitamin dan obat penguat,
dan butuh biaya yang lumayan banyak.
Padahal
kala itu suami masih merintis bisnis sehingga pendapatannya belum setara UMR.
Memang sih kami masih serumah dengan orang tuaku. Akan tetapi kan butuh uang
juga untuk USG, persiapan beli baju bayi, diapers,
biaya melahirkan, dll.
Selanjutnya
apa yang terjadi? Semakin besar kandunganku, semakin banyak klien yang datang. Mereka
memesan stiker, undangan pernikahan, dll. Alhamdulillah, Allah benar-benar
memberi rezeki tepat pada waktunya.
Placenta Previa yang Mengerikan
Namun
ada satu lagi ujian ketika hamil: placenta
previa alias plasenta yang menutupi jalan lahir. Jika memang sampai
trimester ketiga tidak bergeser maka tidak ada cara lain kecuali operasi Caesar. Jadwal USG juga makin
dipersering jadi seminggu sekali, sambil mengontrol letak plasenta.
Sebenarnya
yang kutakutkan adalah aku belum pernah
operasi sama sekali. Selama 25 tahun (kala itu) aku pun belum pernah opname
di RS. Akan tetapi suami menguatkan, dan bilang bahwa bayi bisa lahir lewat
cara apapun, termasuk via Caesar.
Keajaiban Saat Melahirkan
Ketika
USG maka aku selalu berdoa agar plasenta bisa bergeser. Namun tetap saja
letaknya menutupi jalan lahir. Bagaimana ini?
Beberapa
kerabat memberi solusi. Ada yang menyarankan untuk periksa ke dokter kandungan
lain, yang bisa meresepkan obat agar plasentanya bergeser. Ternyata setelah ku-cross check, obat itu untuk membesarkan
rahim sehingga diharap plasentanya bisa bergeser sendiri. Untung saja aku tidak
tergoda untuk ganti dokter.
Ada
pula yang memberi saran untuk pijat ke dukun bayi di sebuah desa. Haah, mana mungkin
saat hamil malah dipijat? Sudahlah, aku pasrah saja sambil terus berdoa dan istiqamah melakukan ibadah wajib dan
sunnah, sambil menanti keajaiban itu tiba.
Malam
itu tanggal 7 November 2012 adalah jadwal USG terakhirku. Aku dan suami sudah
bersiap dengan hasilnya, tetapi dokter memberi berita yang mengejutkan. Plasenta sudah bergeser sehingga aku bisa
melahirkan normal. Alhamdulillah, keajaiban benar-benar terjadi.
Tanggal
8 November 2012 jam 08:15 pagi akhirnya putraku lahir. M. Saladin Al-Ayyubi,
anak yang kuat karena mampu bertahan walau bundanya selalu tepar saat hamil. Saladin yang tetap survive walau ada ancaman dari myoma
yang bisa menyedot nutrisi, yang seharusnya menjadi haknya.
Tetaplah
percaya akan pertolongan dari-Nya karena keajaiban benar-benar ada. Saat kita
sudah pasrah, ikhlas, sabar, dan tetap berusaha, maka pasti ada solusinya. Tentu
saja dengan menambah dosis doa dan ibadah-ibadah lainnya.
Masya Allah tabarakallah, kuasanya sang pencipta amat luar biasa. Kerem banget mba, hamil hingga lahiran penuh keajaiban dan pertolongan dariNya 😇.
BalasHapusSehat-sehat buat Saladin dan Bunda nya yaah..semangat terus dan yakini keajaiban selalu ada dan keberuntungan menyertai.
MbaaaaaaðŸ˜ðŸ˜ðŸ˜ ya Allah aku meweeekkk bacanya.
BalasHapusAllah Maha Besar yah.
Tak ada yang mustahil bagi-NYA
ketika manusia berpasrah , di situlah keajaiban Yang Maha Kuasa muncul yahhh
Kalau sudah jalan langit yang memberi Kuasa. Maka tak ada satupun di muka bumi yang bisa menghalangi. SUngguh pertolongan Nya memang luar biasa dan akhirnya semua dapat berjalan dengan baik dan lancar
BalasHapusAlhamdulillah ya mba.. apalagi Saladin sekarang jadi anak pinter begitu. Jago bahasa. Rezeki dan pertolongan Allah memang selalu ga diduga.
BalasHapusAku sendiri juga percaya Ama keajaiban begini. Selalu yakin Allah pasti menolong di saat yg tepat. Bbrp kali kok mengalami saat butuh bantuan, lalu khusyuk berdoa, dan bisaaa selamat di saat yg tepat. Solusinya tiba2 ada. Krn itu, aku yakin pertolongan Allah itu ada.
MashaAllaa~
BalasHapusAllah sungguh memberi kemudahan di balik setiap ujian yang datang yaa, ka Avi..
Sekarang ananda Saladin sudah besar dan jika mengingat kembali masa-masa itu, jadi percaya bahwa pertolongan Allah amat dekat.
Barakallahu fiik~