Siapa yang masih satu rumah dengan orang tua atau mertua? Daku pernah tinggal bareng mertua selama 18 bulan dan bareng orang tua selama beberapa tahun. Sampai akhirnya Alhamdulillah bisa pindah ke rumah sendiri tahun 2019 lalu.
Saladin dan neneknya (mamaku)
Tinggal
bareng orang tua atau mertua dianggap ‘enak’ karena banyak yang bantu jaga
anak. Tapi ada beberapa minus eeh ralat. Ada beberapa ‘tantangan’ yang harus
dihadapi. Ini ceritaku dalam mendidik Saladin saat ia serumah bareng kakek dan
neneknya.
Cucu Terlalu Dimanja
Pernah
gak klean dengar cerita kalau kakek dan nenek lebih sayang cucu daripada anak
sendiri? Iyaa, daku mengalami sendiri. Apalagi Saladin jadi cucu pertama
sekaligus cicit pertama di keluargaku. Alhamdulillah ya eyang kakung buyut
Saladin masih sehat dan saat ini berusia 90 tahun (tapi beliau tinggal di
Jepara).
Kalau
cucu dimanja maka apa saja dibelikan. Mulai dari makanan, baju, mainan. Daku tuh
agak picky kalau beli mainan, kalau
beli juga yang murah aja (yang harganya 5.000-20.000). Mengapa begini? Karena nasib
mainan itu akan rusak setelah diprotoli Saladin, hanya beberapa hari setelah dimiliki.
Jadi mending daku belikan dia buku, ensiklopedi, atau majalah anak-anak,
daripada mainan.
Saladin dan kakeknya (papaku)
Akan
tetapi Saladin paham kalau kakek dan neneknya cenderung memanjakan. Jadi dia
nodong beli mainan ke mereka. Kalau sudah begini maka daku hanya berpesan agar
mainannya dijaga baik-baik. Kebanyakan sih mainan alphabet, jadi Alhamdulillah di
usia 4 tahun dia sudah bisa membaca.
Beda Gaya Pengasuhan
Namanya
kakek dan nenek, mereka lebih berumur dan besar di zaman yang berbeda. Akibatnya
bisa jadi ada perbedaan gaya pengasuhan. Seperti yang udah daku jelasin di
atas, biasanya kakek dan nenek terlalu manjain. Sedangkan orang tuanya ingin
disiplin.
Nahh
hal ini pernah jadi warning oleh
salah satu psikolog anak saat daku konsultasi ke tempat praktik beliau. Harus
ada jalan tengah. Jadi anaknya gak bingung, mau nurut orang tua atau
kakek-neneknya.
Kakek dan Nenek Jadi Dominan
Karena
memiliki kontribusi ke cucu maka kakek dan nenek jadi dominan dan menganggap si
bocah menjadi miliknya. Yaaah, memang kudu tegas sih ya. Mungkin maksud mereka
baik dengan membawa cucu saat piknik, jalan-jalan, dll. Namun kudu tetap diberi
pesan, misalnya makanan atau minuman apa yang dilarang (yang mengandung gula buatan).
Nasib Anak yang Mengalah
Saat
kakek dan nenek dominan maka daku sebagai anak mereka (hampir) dipaksa
mengalah. Yaa gimana, asal masih dalam parenting
rules yang kumiliki. Akan tetapi ada satu peristiwa yang bikin daku
benar-benar jadi tiger mom, yakni
saat Saladin akan diberi MPASI sebelum waktunya.
Untung
saat itu ada saudara jauh yang datang dan cerita kalau ada bayi di daerahnya
yang MPASI dini lalu meninggal. Saladin jadi MPASI tepat waktu (di usia 6
bulan). Saat itu juga dia lebih banyak makan puree buah sih ya di awal masa MPASI.
Solusinya Gimana?
Solusinya
adalah pindah rumah. Akan tetapi
kalau memang belum bisa pindah ke kontrakan atau rumah sendiri, ya sabar aja. Sambil
pelan-pelan curhat kalau posisi orang tua tidak bisa digantikan oleh kakek dan
neneknya. Zaman sudah berubah jadi cucu tidak bisa terlalu dimanjakan atau
diberi aturan sesuai dengan keadaan di masa lalu.
Tinggal
serumah dengan orang tua atau mertua emang punya tantangan tersendiri. Namun anak
adalah anak yang jadi tanggung jawab kita. Kakek dan nenek bisa saja ‘ikut
campur’ tetapi kita wajib punya parenting
rules yang dipraktikkan. Sabar yaa dan tetap sayang anak tanpa harus
memanjakannya, atau malah menjadikannya ‘anak nenek’.
Sepakat sekali Mbak, kalau mampu memang sebaiknya memang tinggal di rumah sendiri ketika kita ingin menerapkan parenting yang sesuai dengan keinginan kita. kalau masih dengan orang tua atau mertua memang susah, ya. lumayan banyak tantangannya
BalasHapusSesuai pengalaman, kalau saya sedang memberitahu krucil, terus agak tegas, eh ibu saya langsung belain. Katanya kasihan anak, jangan dikerasi, blabla hahaha... akhirnya memang anak nanti ada ketergantungan ini. Ah ga apa buat begini, ada nenek yang bela hahaha.
BalasHapusMemang ya, kalau mampu sebaiknya setelah menikah tidak tinggal dengan orang tua maupun mertua. Tapi kadang, ada kondisi yang memaksa kita untuk tinggal dengan salah satunya. Ya, kalau beginj harus sabar-sabar sih dan tetap memegang parenting rules sebisa mungkin.
BalasHapusLebih kompleks berarti ya gaya pengasuhannya kak ketika si cucu bersama kakek/neneknya.
BalasHapusJadi masukan buat daku nantinya nih kala berumah tangga๐
Aku tinggal bareng ibuku. Kebetulan bapak udah meninggal dan aku juga udah cerai. Jadi ya saling menjaga aja. Waktu anak-anak kecil, ada yang bantu jagain kalo aku lagi kerja ke luar kota. Sekarang anak-anak udah besar, mereka bantu jagain ibuku. Cuma yaaa, yang namanya gesekan pasti ada.
BalasHapusAda lebih dan kurangnya kalau memilih tinggal dengan nenek kakek yah. dilain sisi banyak pekerjaan mengasuh bisa terbantukan namun terkadang jadi berlebihan karena dimanja. Aku sendiri memilih misah sih biar bisa menegakkan aturan sendiri hehehe
BalasHapusBesyukur ketika orangtua kita sayang sama anak kita. Ada juga cucu yang kurang baiknasibnya, tidak disayang dan dibeda-bedakan dengan cucu lainnya. beruntung Saladin cucu dan cicit pertama yang pasti kehadirannya ditunggu dan pasti memberi warna dalam kehiupan kakek neneknya.
BalasHapusAku masih tinggal dengan ibuku karena memang aku nggak ada saudara lagi Bun. Memang tantangan terbesar adalah berbeda gaya pengasuhan
BalasHapusAku tinggal sama mertua sejak nikah sampai anakku kelas 3 SD mbak. Baru setahun terakhir ini kontrak rumah sendiri dan akhirnya bisa waras. Sebelumnya mentalku hancur dan aku berpikir lebih baik di rumah sakit jiwa daripada tinggal sama mertua. Bisa gila beneran aku. Alhamdulillah di rumah sendiri aku perlahan bisa menyembuhkan luka hati dan mengasuh anakku dengan lebih baik.
BalasHapusHahaha kalo anakku ngga pernah mau ditinggal sama Yangkung sama Yangtinya wkkwkw semua pada sibuk, jadi boro2 dimanjain >.< cuman kalo ketemu iya siih suka dimasakin ini itu
BalasHapusMemang plus minus yaa.. tinggal sama orangtua.
BalasHapusApalagi, di rumah tersebut masih punya saudara kandung yang juga tinggal di rumah orangtua, malah lebih seru lagi..
Alhamdulillah,
Rumahku dari dulu selalu jadi basecamp ibuk-ibuk yang begini.. masih tinggal sama mertua atau orangtua. Jadi ga bisa nge-ghibah dengan nyaman, hehehe.. ghibahnya main ke rumahku rame-rame.
Dari awal menikah, aku uda tinggal sendiri.
Karena langsung merantau sih.. lebih tepatnya.
Betul sekali, hidup serumah dengan orang tua atau mertua memang punya dinamika tersendiri. Meskipun begitu, dengan kesabaran dan keterbukaan komunikasi, kita bisa menjalani situasi tersebut dengan baik. Penting untuk tetap menjaga batasan dan konsistensi dalam memberikan aturan kepada anak, sambil tetap memberikan kasih sayang dan pengertian sebagai orang tua. Semoga semuanya bisa berjalan lancar dan harmonis ya! ๐ก๐
BalasHapusBeneer itu. Intinya komunikasi yg baik
Hapusuntuk sebagian dari pasangan tinggal dengan mertua memang bisa jadi permasalahan yang cukup krusial ya mengingat banyak hal yang menurut saya karena memang kita tidak saling mengenal secara pribadi ya, meskipun sudah kenal benturan itu pasti selalu ada. Dan biasanya proses adaptasinya gak mudah. Ada yang bisa lulus dengan tetap berhubungan baik dengan mertua ada juga yang tidak. Kontribusi dan dukungan pasangan cukup penting sih. Tapi ya memang tergantung mertuanya juga. kalau sudah gak fit dan sulit tinggal satu rumah yaaaa, gak ada pilihan selain pindah rumah. Tapi memang kalau sudah rumah tangga better pisah rumah dengan ortu, baik mertua maupun kandung.
BalasHapusTapi, bagi sebagian pasangan lain mungkin tinggal dengan mertua sangat diperlukan mengingat mertua/orangtua tinggal sendiri dan tidak ada yang mengurus/menemani. Seperti saya dan suami misalnya, sejak menikah saya tinggal dengan ibu mertua karena tinggal sendiri. Tapi alhamdulillah, hubungan saya dan ibu terbilang cukup baik, ibu jarang ikut campur urusan mengurus anak dan kami cukup dekat. Saya rasa semua kembali ke pertimbangan masing-masing ya dan bagaimana proses adaptasi dan komunikasinya.
Alhamdulillah
Hapus