Siapa nih yang anaknya suka ikut lomba mewarnai? Ikut lomba emang seru ya dan saat anak berlomba maka bundanya bisa sekalian refreshing, wkwkwk. Modal untuk lomba mewarna (yang beginner) juga tak terlalu mahal. Paling Cuma beli krayon atau pensil warna, meja lipat, dan bayar biaya pendaftaran lomba.
Lantas bagaimana cara agar anak sukses ketika ikut lomba mewarnai? Dileskan bisa, atau belajar sendiri (dari video tutorial) dan langsung praktek. Saat lomba tinggal mewarna nih. Ketika anak mewarnai, bundanya bagaimana? Nih daku kasih tips agar baik anak maupun bundanya sama-sama senang:
1. Jangan Terlalu Mengatur Anak
Ada ibu yang niat awalnya mendapingi anak berlomba. Namun sayangnya ia terlalu mengatur. Misalnya anak ingin pakai krayon warna biru malah disuruh pakai warna hijau. Saat anaknya berkreasi malah dimarahi. Lah yang ikut lomba itu anak atau ibunya?
Saat anak terlalu diatur maka ia akan pusing dan malas untuk ikut lomba lagi. Menyemangati anak boleh tapi jangan terlalu diperintah.
2. Persiapkan Alat Mewarna Sehari Sebelumnya
Kalau mau lomba, persiapannya kudu benar-benar matang alias jangan geradakan di hari-H. Pastikan semua alat mewarna sudah lengkap dan bersih. Begitu juga dengan meja lipatnya. Kalau tidak disiapkan bisa jadi ada yang ketinggalan.
3. Survey Lokasi Lomba
Lomba mewarna diadakan di mana? Minimal sehari sebelumnya survey dulu yuk di mana tempatnya. Kalau sudah tahu tempatnya maka saat hari-H akan tenang dan langsung ke sana tanpa takut kesasar atau terlambat.
4. Beri Motivasi
Sebelum ikut lomba, anak wajib diberi motivasi. Tiap hari ya kasih semangatnya biar dia juga senang berkompetisi. Dengan dukungan dari orang tua maka anak tidak akan pernah kapok untuk mengikuti lomba apapun.
5. Jangan Terlambat
Satu yang paling penting saat akan mengikuti lomba: jangan pernah terlambat! Kalau telat datang maka anak bisa panik dan berpengaruh pada psikisnya. Akibatnya dia akan mewarnai dengan kurang bagus dan bisa kalah. Jangan sengaja nelat karena sebagai ortu, kita harus mengajarkan anak untuk datang tepat waktu.
6. Jangan Beli Piala
Saat Saladin masih TK, dia pernah ikut senam bersama sekaligus lomba menghias tampah. Namun ada dispensasi sehingga tidak wajib ikut lombanya. Ketika itu daku jalan-jalan di luar arena lomba lalu kaget karena ada booth yang menjual piala!
OMG! Setelah itu daku baru sadar bahwa arena perlombaan anak-anak adalah peluang bisnis bagi banyak orang. Namun sayang ada yang menjual piala bagi anak yang kalah.
Lah gimana? Anak yang kalah kok malah dikasih piala? Sama aja dengan mengajari anak bahwa di kehidupan dia akan selalu menang. Padahal seharusnya anak diajari untuk menerima kekalahan dan bersikap fair.
Menemani anak ketika lomba mewarnai memang butuh berbagai persiapan, baik fisik maupun mental. Jangan lupa juga untuk bawa uang yang banyak agar setelah berlomba ia bisa jajan. Gimana, anak masih suka ikut lomba atau lebih suka main di rumah?
Parah si yang beli piala. Maksudnya tuh, ngejar apa cobaa? Lah kalo mau piala mah beli aja di ecommerce juga banyak, murah-murah pulak π€£
BalasHapusHarusnya kan ngajarin anak menerima kekalahan yaa. Bukan malah sebaiknya.
Sayangnya banyak yg ambisi berlebihan sampai beli piala palsu.
HapusBaru tahu dunia lomba banyak juga yg beli piala ya, ckckc teman saya lomba voli karena piala satu untuk semua dia beli piala sendiri sebagai penggantinya juga, sebenernya sah sah2 saja tapi untuk anak2 agak kebentuk mental gk bisa nerima kekalahan kalau konsep yg kayak jualan diluar perlombaan, si penjual seakan tahu kalau pasti ada yang nangis karena nggak menang kayaknya ππ
BalasHapusEmang ini peluang bisnis ya tapi ngajarin hal yg jelek.
HapusItu penjual piala, biasanya mengfasilitasi ibuk-ibuk yang anaknya tantrum karena nggak menang yak :D
BalasHapusSeumur-umur cuman si Kakak dong yang pernah ikut lomba mewarnai, itupun nggak selesai :D
Kadang anaknya yang lomba, ibunya yang gemes yaa pengen ikut bantuin supaya hasilnya bagus. Wkwk. Terus beli piala itu ide bagus sebenarnya kalau niatnya mengapresiasi prosesnya anak, bukan menangin anaknya yang nggak menang. Hehe..
BalasHapusKeenam tips nya sangat bermanfaat, semoga nanti bisa ku terapkan saat sudah memiliki buah hatiπ. Intinya dari perlombaan anak belajar banyak hal-hal bermanfaat, terutama legowo menerima kekalahan..
BalasHapusIya pernah lho lihat ibu-ibu marah ke panitia karena anaknya kalah dan merasa hasil anaknya bagus banget, ada juga ibu yang ribut menyuruh anaknya pakai warna ini itu ribut banget..ampun deh..
BalasHapusYa Allah..
HapusIya kalau hasilnya berubah, malu juga yaa.. Apalagi hasilnya tetep sama, anaknya ga menang.
Rasanya sebagai orangtua tuh memang kudu banyak menahan diri juga yaa..
Aku jadi inget masa kecilku yang ikutan lomba mewarnai. Akutu sebenernya kaya gak nyeni banget. Tapi kalo ikutan lomba, hayukk aja.. perkara menang kalah, kayanya aku dulu ga gitu peduli.
BalasHapusSemuaaaaa anak yang ikut lomba saat itu ditungguin sama Ibuk Bapaknya disebelahnya.
Tapiiii.. ibuk bapakku ngilang.
*critanya itu lomba di sebuah dealer merk mobil, karena sponsor utama.
MashaAllaa~
Karena aku salah satu anak yang gak di "dikte" orangtua, jadi point tuh buat panitia. Hihihi, dan akhirnya bisa menang.
Alhamdulillah...
Memang penting untuk menjadi orangtua yang sabar.
Sabar dengan semua proses yang akan dihadapi anak-anak menuju dunia kreatifitas.
Baca tips di atas jadi ingat pertama kali temani anak ikut lomba. Belum ada pengalaman sama sekali jadi minim banget persiapannya. Crayonnya aja baru beli pas malam sebelum lomba, hehe. Tapi setidaknya udah ada pengalaman ya.
BalasHapusAku pribadi masih ragu untuk mengikutkan anak lomba. Karena anakku cenderung pasif dan enggak begitu peduli meskipun ada kawan yang aktif ikut. Khawatir kalau dipaksa malah ribet. Mungkin memang belum waktunya dia berminat lomba.
BalasHapusyes setuju banget, motivasi dari orang tua akan membangkitkan semangat anak :D
BalasHapuswaktu TK dulu di sekolah anakku ada lomba mewarnai ortu dan anak. Tapi 80% yg ngerjain emaknya. Anakku juara harapan 3, hahaha.. menurutku kalau anak sudah ada bakat di bidang seni, menggambar dan mewarnai sejak kecil sebaiknya memang didukung. ortunya harus lebih aktif mencari bahan untuk latihan mewarnai di rumah. cari info tentang lomba-lomba.
BalasHapusTapi kalau enaknya emang nggak minat, sebaiknya ya jangan dipaksakan.
Kapan hari di TK anakku juga ngadain lomba sih. Anak-anak semuanya kebagian piala, tapi piala yang anakku dapat ya tulisannya sebagai partisipan aja. Di lomba selanjutnya, ketika ia mewakili sekolahnya dan berhasil dapat juara, karena tim kan dan piala pasti akan diberikan ke pihak sekolah, sebagai kenang-kenangan ya aku beserta ortu lain bersepakat untuk membeli replikanya yang memang dijual di lokasi lomba. Tapi memang sedih banget sih kalau ada yang anaknya nggak juara kemudian dibela-belain beli piala. Duh ... perkembangan anak masih panjang ya. Kasihan lho kalau setelah besar, dia merasa memperjuangkan sesuatu itu mudah, lalu hidup berdasarkan mengejar "piala" saja padahal menghargai dan menikmati proses panjang menuju ke tahap itulah yang lebih penting.
BalasHapusMenang atau kalah itu tidak masalah, tapi jangan sampai menghalalkan segala cara untuk membuat anak senang. Apalagi kalau sampai beli piala gitu, nanti kalau anak tau malah jadinya kecewa dan gamau mencoba ikut lagi.
BalasHapusSaya nyuruh anak saya ikutan lomba mewarnai tahun lalu biar dia ngerasa ada anak lain yang lebih jago mewarnainya.
BalasHapusEh, gagal banget niatan saya, hahaha. Kayaknya seharusnya saya bikin supaya dia belajar fokus aja dulu, bukan mikirin selera warnainya bagus atau enggak. Masih suka keluar garis tuh, aduh.