Memiliki
anak lalu memantau tiap milestonenya adalah sebuah kebahagiaan. Namun bagaimana
jika ia terlambat bicara? Tentu kita langsung cari apa saja penyebab speech
delay agar bisa diatasi dan dia bisa lekas ngomong.
Saladin
duluu pernah speech delay karena di usia 2 tahun dia belum bisa bicara. Kalau
ngomong hanya sepatah-sepatah seperti: Ma, emoh, dll. Padahal seharusnya di
usia segitu ia sudah lancar bicara.
Alhamdulillah
dengan segala usaha akhirnya Saladin bisa ngomong di usia yang nyaris 4 tahun.
Klean pengen tahu gimana caranya lalu mengatasi penyebab speech delay? Ini daku
share ya:
Bingung Bahasa
Jadi
dulu tuh daku masih serumah ama mama. Beliau punya ART (yg kupanggil dengan
sebutan emak). Kadang emak ikut bantu gendong Saladin pas daku sibuk masak atau
melakukan kegiatan lain.
Sayangnya
emak bicara dalam bahasa Jawa. Sedangkan daku ngajak ngomong dalam bahasa
Inggris. Mbahnya bicara dalam bahasa Indonesia.
Saladin
pun mengalami bingung bahasa. Nahh ternyata untuk atasi speech delay harus konsisten
dengan 1 bahasa dulu (untuk mother language). Baru diajari bahasa asing dan
bahasa daerah.
Self Judge
Karena
tak mau meraba-raba sendiri akhirnya daku konsultasi ke psikolog anak. Beliau
menyarankan untuk terapi wicara. Alhamdulillah gurunya sabar banget dan
terapinya itu sambil bermain. Kayak masuk playgroup tapi privat.
Jangan
self judge ya misalnya dengan menuduh bahwa ibunya kurang ngajak ngomong atau
bilang jika telinga anak bermasalah. Lebih baik diperiksakan ke dokter, apa
benar kuping anak error? Atau bawa langsung aja ke psikolog anak.
Mengapa
telinga? Karena anak akan belajar bicara melalui pendengaran. Jika kupingnya
error atau tersumbat maka otomatis pendengarannya kurang dan ia kurang lancar
juga belajar ngomong.
Terlalu Banyak Nonton Gadget
Salah
satu nasehat dari pak psikolog adalah jangan nyalakan gadget apapun. Misalnya
HP, laptop, TV. Karena ternyata penyebab speech delay si Saladin adalah
kebanyakan nonton video.
Kurang Stimulasi
Pernah
lihat anak main sendiri sementara ibunya sibuk bergosip? Jangan ditiru ya
karena bisa jadi anak dicuekin dan kurang mendapatkan stimulasi. Jadi kalau
terapi wicara tuh sebenarnya salah satu cara untuk menstimulasi anak agar cepat
bisa berbicara.
Meski
sudah terapi wicara tetap distimulasi di rumah ya. Anak ditatap matanya lalu
diajak bicara, dibacakan dongeng, dll. Nanti lama-lama dia akan meniru lalu
ngomong deh.
Nahh
gimana, udah tahu apa saja penyebab speech delay? Yuk semangat dan telaten
untuk stimulasi serta off gadget apapun. Nanti anak akan bisa berceloteh dengan
indahnya dan meramaikan rumah.
Menurutku, point Kurang Stimulasi ini paling penting seh yang diperhatikan, karena itu kunci untuk bisa paham kemampuan anak sampai mana.
BalasHapusumur menuju 2 tahun tuh emang deg-degan banget bun. Anakku 1 tahun lebih dikit, sekarang lagi banyak banget aku kasih stimulasi. Sering diajak jalan sama ngobrol ngobrol kalo pas ada waktu.
BalasHapusBener banget, gaboleh terlalu banyak bahasa yang dipelajari anak. Lebih baik pakai bahasa indonesia aja dulu. Bahasa lain seperti arab, inggris dll itu bisa menyusul belakangan.
Ketika keponakan ku hampir menginjak usia 2 tahun, jujur aku pun berusaha ngajakin dia ngobrol terus karena takut juga kalau ngalamin speech delay.. Intinya emang harus dilakukan persiapan, pencegahan dan memahami apa saja yang menyebabkan terjadinya speech delay, makasih yaa informatif banget tulisan nya mbak.
BalasHapusOh ternyata gadget besar juga dampak nya terhadap perkembangan anak ya mba... Untung cepat terdeteksi shg bisa mendapat terapi tepat waktu.. Terima kasih sharing pengalamannya mba..jadi nambah wawasan tentang hal ini..
BalasHapusPonakan aku bisa dikatakan speech delay juga, mbak
BalasHapusKarena dari kecil udah bersinggungan dengan gadget
Tapi keluarga selalu kasih stimulus, jadi walau dia speech delay dia paham saat diminta perintah sesuatu
Alhamdulillah kalau sekarang kosakatanya jauh lebih banyak dari sebelumnya
Meski begitu, dia super aktif banget banget
Tetanggaku ada tuh mamanya termasuk banyak bicara tapi anaknya speech delay. Karena mungkin kurang stimulasi itu tadi, ibunya lebih banyak bicara dengan orang lain daripada dengan anaknya sendiri..
BalasHapusya Allah adek naik ke atas lemari, dia happy sayanya yang degdegan ya, yang pernah saya dapat memang untuk usia sampai berapa tahun itu harus diajarin satu bahasa dulu, kalau mau fokus di mother language ya berarti Bahasa Indonesia yang geenral nanti setelah usia berapa tahun baru dikenalin pakai bahasa lain, baca ini nambah lagi ilmu parenting saya, terima kasih bun sharing, selalu ada yang unik dari Saladin, selalu nunggu ceritanya
BalasHapusMemang peran stimulasi dan komunikasi oleh orang tua dalam kurun waktu perkembangan anak 2 tahun emang penting banget buat mencegah speech delay. Karena ya anak akan meniru apa yang ia dengar, jadi kalau kurang sekali komunikasi, anak akan terbatas kosakatanya.
BalasHapusIlmu banget mbak, pernah liat anak-anak orang tuanya cerita bahwa anaknya pun mengalami speech delay. Salah satunya gadget ya harus dibatasi banget berarti ya mbak.
BalasHapusjangan self diagnosis untuk apapun. kita wajib memang untuk introspeksi diri, tapi kalau jadi cm nyalahin diri ya ga bakal ketemu solusinya. bener banget yang dibilang bunda, kita perlu ke profesional untk cek lebih lanjut. semangat membersamai anak yaa bundaa
BalasHapusBener mbak, jangan self diagnosis. Kita gapernah tau hal tsb. karena kita bukan ahli kesehatan bidang tersebut, yang penting kita tetep introspeksi diri mungkin ada cara yang salah dalam pengasuhan kita kah. Sehat-sehat ya Saladin dan bunda
BalasHapusPunya anak mamang pembeajaran seumur hidup yaa..
BalasHapusSetiap milestonenya, adaaa aja yang bikin degdegan. Tapi ya itu, perkuat dengan doa dan ilmu pengasuhan dengan banyak membaca yang baik-baik, agar gak ovt dan berakhir dengan semakin drop dengan judgement orang lain.