“Bunda, mohon Saladin diberi tahu kalau menjauh dari G, karena mereka sering bertengkar.”
Pesan yang masuk ke ponselku membuat galau. Anakku bertengkar di sekolah? Setelah bunda guru mengirim chat maka daku langsung bertanya ke Bunda Wanda, sang kepala sekolah.
Ternyata benar kalau Saladin (saat itu 10 tahun) sering ribut dengan G, teman sekelasnya. Bahkan ibunya G juga berpesan agar anaknya tidak boleh dekat-dekat Saladin karena…merasa di-bully.
ANAKKU MEMBULLY TEMANNYA? OH TIDAAAK!
Setelah itu daku interogasi Saladin. Awalnya dia tidak ingin bertengkar (karena di sekolah juga diajari untuk punya rasa kasih-sayang ke semua teman).
Namun dia suka iseng dan bercanda ke semua temannya.
Bercandaan Saladin tuh dengan cara pura-pura menggigit pipi temannya. Nah ketika dia ingin bercanda dengan G, ibunya datang (karena sudah jam pulang) lalu ketakutan. Jadilah Saladin dibilang suka merundung dan menggigit sembarangan.
Meluruskan Kesalahan
Setelah itu daku langsung meminta maaf ke ibunya G. Namun hanya dibalas dengan ekspresi datar. Tidak apa-apa, yang penting daku sudah meluruskan bahwa Saladin hanya bercanda dan tidak ingin merundung siapapun.
Lalu kuingat-ingat mengapa Saladin suka bercanda sambil berpura-pura menggigit? Ternyata semua dari kesalahanku….
Dulu Saladin waktu bayi dan balita badannya besar dan menggemaskan. Daku suka menggodanya sambil berpura-pura ingin menggigit pahanya. Karena dilakukan berulang-ulang maka Saladin menganggap bahwa menggigit adalah salah satu cara untuk bercanda, tetapi diartikan lain oleh ibunya G yang ketakutan.
Salah Paham
Dari penjelasan bunda guru, ternyata G dan Saladin sering bertengkar karena satu kesalahpahaman yang lain. Saladin kadang ketiduran di kelas lalu pas klesotan dia digoda oleh G. Si G yang memang suka menyanyi langsung nyanyi gini “Saladin bobok oh Saladin bobok” (dengan nada lagu nina bobok.
Namun Saladin salah tangkap dan dia mengira bahwa si G mengejeknya karena suka tidur di kelas. Jadilah dua anak lelaki itu sering ribut dan akhirnya selalu dipisah oleh bunda guru.
Akhirnya
Setelah berdamai maka teman-teman Saladin juga mengantisipasi. G dan Saladin diajak main oleh geng yang berbeda (saat jam istirahat) agar mereka tak saling ribut.
Nahh, kalau anak dituduh membully jangan panik dulu. Pastikan untuk cross-check ke guru, kepala sekolah, dan teman-temannya anak. Dari berbagai sisi baru bisa didapatkan mengapa anak bersikap seperti itu.
Akan tetapi jangan emosi berlebihan dan membela anak habis-habisan karena yakin bahwa ia tidak pernah membully. Karena seperti pada kasus Saladin, yang terjadi adalah kesalahpahaman yang harus diluruskan.
Jangan pula memarahi anak karena dianggap punya kelakuan yang memalukan, bahkan sampai main fisik (mencubit atau yang lain). JANGAN PUKUL ANAK-ANAK YA, BAHAYA!
Daku yakin kok tiap anak itu punya rasa kasih sayang yang besar. Yang penting saat di rumah dia juga dikasihi, dipeluk, dicium, dan dihargai, sehingga tangki cintanya juga selalu penuh. Jangan ragu untuk mengekspresikan cinta ke anak-anak ya.
Anak jadi korban bully itu sedih banget. Tapi lebih sedih lagi kalau ternyata anak (dianggap) sebagai tukang bully. Alhamdulillah respon mbak ke orang tua temennya Saladin sudah oke. Udah minta maaf. Nggak denial kalau emang Saladin ya cara bercandanya mungkin kurang oke.
BalasHapusSemoga Saladin dan G nanti bisa berteman kembali. Dan keduanya bisa saling asyik kalau lagi bermain dan bercanda.
Aamiin
HapusBullying anak-anak memang cukup kompleks, sebagai orang tua kita harus bijak mendengarkan dari kedua belah pihak dan juga harus mau mengoreksi bila si anak memang yang bersalah.
BalasHapusAnak-anak memang masih belum bisa membedakan becandaan dan bullying sehingga harus diberi pengertian bahwa tidak setiap orang bisa diajak bercanda seperti itu.
Alhamdulillah ya Saladin dan G temannya sudah bisa diatasi kesalahpahamannya dan berteman kembali.
Pentingnya memang peran dari kedua orang tua masing-masing pihak. Pokoknya jangan sampai, masalah anak mengakar pada pertengkaran orang tuanya. Biasanya kalau orang tua cairnya lebih lama.
BalasHapusSemoga Saladin dan G bisa baikan dan bermain bersama kembali.
Aamiin
HapusDari cerita Saladin dan G, saya malah merasa ini bukan bullyng, Mbak. Saladin mengaggap becanda karena pura-pura mengigit, lalu sebenarnya G juga hanya becanda menanyanyi lagu nina bobo. Beda kasus krucil saya yang hanya karena badannya lebih besar dari lainnya (Bukan gendut, temannya yang ceking hahaha) dia diledekin terus.
BalasHapusNamun memang peran orang tua sangat besar dan membantu, Mbak.
Ternyata memang perlu banget untuk melakukan kroscek biar lebih akurat ya. Jangan asal memvonis saja, tanpa adanya penyelidikan lebih lanjut. Hanya berawal dari candaan menggigit, eh akhirnya malah punya kebiasaan menggigit. Untuk menengahi permasalahan ini, orang tua punya peranan yang sangat penting. Semoga Saladin dan si G ini bisa kembali akur dan jadi sahabat selamanya
BalasHapusWah ternyata emang setelah di kroscek ada kesalah pahaman ya, Bun. Niatnya pengen bercanda jadi disalah artikan. Mudah-mudahan Saladin dan G bisa akur terus hingga dewasa ya dan dijauhkann dari pembullyan.
BalasHapusNah kalau penyelesaian gini kan oke ya Bun. Maksudnya saling kroscek satu sama lain. Biar ngga salah paham. Semoga Saladin bisa berteman baik lagi dengan temannya itu ya
BalasHapusTerima kasih bun saya belajar banyak lagi soal peran orang tua dalam tumbuh kembang anak, agar tumbuh sesia engan yang seharusnya, yang saya soroti mengenai kebiasaan menggigit si kecil sewaktu bayi, sepertinya ini banyak dilakukan oleh orang tua ya saking gemasnya kepada si kecil, jadi wajib diwaspadai juga ya soal ini, terima kasih sharing dan ilmunya bunda bisa jadi bekal saya nanti urus anak
BalasHapustabayyun ke seluruh pihak ya kak, ini penting dilakukan.
BalasHapusserta kebiasaan di rumah antara orang tua dan anak, punya pengaruh luar biasa ya, khususnya dalam hal "bercanda"
Betul ya mba. Jangan cepat panik, jangan cepat menyalahkan anak atau membela anak habis-habisan. Perlu kita tanya dan cari tau dulu apa yang kita dengar dari informasi tentang anak kita.
BalasHapusMemang pada dasarnya hubungan orang tua dan anak itu ada trust dulu, ya. Terus komunikasi dengan guru juga penting.
BalasHapusKlo ada masalah memang sebaiknya ditelusuri dulu y mba agar tak ada salah faham
BalasHapusDari tulisan ini jadi ada pelajaran berharga bagi orang tua di saat anak mengalami konflik,orang tua harus betul-betul mengerti hatus bagaimana. Misal dnegan tabayun untuk mencari informasi yang sebenarnya
BalasHapushal yang paling sering dilakukan, ehh bukan dilakukan melainkan respn ortu kebanyakan ketika anaknya melakukan kesalahan adalah DENIAL. "gak kok anakku gak gitu, dirumah soleh banget, kek nya gak mungkin deh" gitu deh kira-kira. soalnya pernah ngalamin sebagai korban bully, anakku maksudnya, hehehe. so sorry ya bundasaladin, hehehe. tapi aku setuju dengan bundasaladin yang kroscek the truth dan faktanya dan emang bener nih anak kita do something wrong.
BalasHapusWaah aku kaget baca judulnya mbak. Ternyata salah paham aja ya, Saladin mau bercanda, dikiranya ngebully. Orang tua kemang harus cross check dulu kalau ada sesuatu. Biar gak salah paham ya. Tapi itu saladin pas kecil emang lucu banget mbak. Pantes aja mbaknya suka bercandain pengen gigit
BalasHapusAnakku udah sering mengalami tapi kami minta dia juga langsung lapor. Kemudian si anak diberikan hukuman tapi yaa gitu deh selalu saja ada yang menularkan
BalasHapus