One day, a friend of mine told that she joins a group of mum. That group is excellent very much. Then they (the member) be an (almost) perfect mother.
Wait, I am going to switch into
bahasa Indonesia.
Seketika daku memberi komentar, “Berarti daku bukan ibu yang profesional?”
Kemudian ada yang mengingatkan
bahwa selama ini daku sudah jadi ibu yang baik. Menurutnya, daku bagus kok
karena bisa membuat macam-macam makanan untuk Saladin. Misalnya hamburger dan
pizza homemade.
Setelah itu daku tersentil. JANGAN
PERNAH MENILAI DIRIMU TERLALU RENDAH.
Kadang daku merasa apakah sudah cukup menjadi ibu yang baik?
Resiko dari kerja di rumah adalah
perhatian tidak 100% full ke Saladin. Kadang kami sibuk sendiri-sendiri walau
berada di satu ruangan.
Tanpa kusadari hal ini membuat
semacam rasa bersalah karena (menurutku) seharusnya kami bisa bermain atau belajar
bersama. Melakukan apa saja untuk melekatkan bonding.
Namun seharusnya daku tidak harus
merasa bersalah bahkan merasa jadi ibu yang buruk.
YOU ARE NOT A BAD MOM, AVIZENA
ELFAZIA ZEN. AS LONG AS SALADIN (AND HIS FATHER) HAPPY, THEN YOU WILL BE HAPPY.
Semua sudah terkendali. Tidak ada
yang protes akan kegiatanku yang bejibun (walau dilakukan di dalam rumah). Untuk
apa daku merasa sebagai ibu yang buruk hanya karena merasa kurang banyak
meluangkan waktu bersama anak?
Seharusnya aku merasa BERSYUKUR. Bisa
berada di titik ini adalah sebuah hal yang wajib disyukuri. Walau pendapatan
belum UMR tetapi daku punya privilege untuk membersamai anak sejak ia bayi
sampai TK, dan sampai dia dewasa.
What do you think? Pernah merasa
hal yang serupa?
Wah selama jadi ibu overthinkingnya ya itu, am I a bad mom or a good one? Selalu ada celah melihat ketidaksempurnaan dalam diri kita, tapi memang begitulah manusia, gak bisa sempurna.. kita hanya memoles ketidaksempurnaan itu jadi lebih indah.. I am good enough
BalasHapusyesss
HapusJadi ibu memang berat ya, makanya saya selalu berusaha mendengarkan jika adik saya yag sudah jadi ibu dan juga teman-teman saya lainnya sedang mencurahkan isi hatinya dan berusaha sebaik mungkin untuk membantu. Karena pada intinya, semua ibu tuh individu yang luar biasa.
BalasHapusMakasih, kakak juga luar biasa.
HapusQuality time itu memang mesti dilakukan tiap ortu terutama ibu yaa Mba.. Tapi memang gak semua ibu bisa full membersamai anak2nya karena tergantung sikon masing2. Its okeyy karena semua Ibu itu luar biasa Mba, terlebih perjuangannya tak dapat diganti oleh apapun…
BalasHapusBetul Mbak, sikonnya juga beda2.
HapusKalo kayak mba aja masih dianggab ibu yg tidak sempurna, apa kabar aku mba 🤣🤣🤣.
BalasHapusTapi sama sih, aku ga mau kasih label begitu ke Orang2. Karena ga ada ibu yg sempurna sebenernya. Aku yakin ttp aja masih ada kekurangannya.
Lagian situasi masing2 rumah tangga beda. Karakter kita juga beda. Anak2pun ga sama sifatnya. Jadi semua pasti beda penanganan. So, yg penting memang kehidupan anak2 dan keluarga harmonis, ga kekurangan, buatku udh cukup. Aku ga akan bisa jadi ibu sempurna, tapi aku masih mau berusaha untuk jadi ibu yg baik. Ga pengen juga JD sempurna 😅
Saya juga sering berada satu ruangan dengan anak tapi masing-masing melakukan kegiatan sendiri. Menurutku gak papa sih seperti itu, ada saatnya memang kita ingin melakukan sesuatu sendiri. Ibu tetaplah ibu, seorang perempuan yang akan selalu memberikan yang terbaik untuk anaknya
BalasHapus