Penulis: Asih Karina
Penerbit: AE Publishing
Tebal: 243 halaman
Tahun: 2023
Kamu pernah gak sih membayangkan gimana rasanya jadi single parent? Menyapa orang lain dengan hangat tetapi malah disalah-artikan?
Ini yang dirasa oleh Asih Karina, yang akrab disapa dengan panggilan Karin. Dalam buku Kembang Kertas Fucshia, Karin menuliskan hal-hal yang menarik di desanya (di Kepanjen, Kabupaten Malang). Ia juga menulis bagaimana perjuangan jadi single parent, di saat ayahnya sakit keras di luar kota.
Eh tapi ini isinya tidak menye-menye ya! Memoar ini bagaikan gado-gado yang terdiri dari kisah sedih tapi tak berlarut-larut. Ada juga cerita humor dan membuatmu ngakak. Di satu sisi, daku kagum dengan kepiawaian Karin dalam meramu cerita sehari-hari (slice of life) jadi memoar yang indah.
Karin yang suka bercanda berhasil mengubah cerita tragedi menjadi komedi. Well, bukankah hidup ini adalah tragicomedy?
Review Kembang Kertas Fucshia
Intronya cukup segitu. Saatnya mengulas buku Kembang Kertas Fucshia. Ini adalah karya kedua Karin setelah Setegar Ebony.
Baca: Review Setegar Ebony, Kisah Wanita Hamilyang Dihianati
Baca memoar ini campur-aduk rasanya karena ada berbagai elemen emosi di dalamnya. Pertama daku mau cerita tentang bagian yang sedih dulu. Seperti yang disebut pada awal paragraf, Karin sempat disangka yang tidak-tidak oleh seorang pria tua dan ia marah karena mendapatkan stereotype negatif sebagai seorang ibu tunggal.
Karin juga sempat nelangsa karena sepedanya hilang! Ternyata tidak jadi hilang karena hanya disimpan oleh orang lain, yang bermaksud baik tetapi lupa menyampaikannya.
Bagaimana tidak sedih sekaligus bingung karena sepeda biru adalah satu-satunya alat transportasinya. Terlebih saat itu dia sibuk jadi pengurus paguyuban dan menyelesaikan misi untuk mempercantik kelas (di SD anaknya).
Karin punya ide untuk mempercantik kelas dengan melukis dindingnya, lalu ruang itu dilengkapi dengan gallon air mineral. Namun ada seorang wali murid yang sinis dan menentangnya. Ternyata hanya satu alasan: beliau tidak punya uang untuk iuran. Karin tak jadi bersilat lidah lalu memahami kondisi ibu tersebut karena pernah juga merasakan sengsaranya memiliki uang pas-pasan.
Adakah Kebahagiaan Baginya?
Namun cerita sedih di buku Kembang Kertas Fucshia tak mendramatisir karena diolah begitu cantik. Para pembaca akan membaca bab-bab selanjutnya yang berisi kisah komedi.
Ini yang namanya Karin
Pertama ketika Karin menghadiri pernikahan sahabatnya. Dia naik travel dan sang sopir terlambat menjemput sampai lebih dari 3 jam! Sampai di kota tujuan, malah hampir nyasar. Ketika acara selesai dan mau pulang eh travelnya gak mau jemput dan akhirnya Karin naik moda transportasi lain.
Cerita komedi kedua yang daku suka adalah ketika ada petugas PLN yang memeriksa listrik di rumah Karin, tetapi disangka palsu. Saat tahu ternyata asli dan Karin minta agar beliau kembali, eh marah-marah. Listrik belum beres, air di sumur mengalami kekeringan, Kombinasi yang bagus!
Kebahagiaan
Akan Datang, Lagi dan Lagi
Bagi Karin hidupnya cukup sepi karena ia bekerja sebagai penulis lepas dan tidak berangkat ke kantor. Di kesepian ia ingin ada yang mengisi hatinya, setelah bertahun-tahun sendiri.
Namun ia malah ditemani oleh penyakit bernama tinnitus yang membuat telinganya berdenging bagaikan ada alat pembuat kue putu di dalamnya, ngiing-ngiiing.
Dalam rangka mencari pengobatan tinnitus (selain datang ke dokter tentunya), Karin bergabung dengan grup para pasien tinnitus. Tak disangka di sana ada wanita baik hati yang bagai menganggapnya anak sendiri.
Ebony dan Karin
Karin begitu akrab lalu diundang ke Jakarta untuk liburan. Ini adalah kado bagi Ebony, putrinya. Sebelumnya Ebony gagal piknik bersama teman-teman sekolahnya karena saat itu keuangan sedang minim.
Ebony bersorak ketika ia dan Karin naik kereta api lalu benar-benar liburan ke Jakarta. Tinggal di tempat yang bersih dan mewah. Diberi makanan enak. Dibelikan mainan, baju, dll. Bagaikan berasa di surga!
Ini adalah bagian yang paling daku suka di buku ini. Kiranya Tuhan begitu baik merancang kisah hidupnya: Ebony gagal piknik tapi diganti dengan liburan mewah di Jakarta dan 100% gratis.
Mengapa Kembang Kertas?
Jujur saat melihat covernya yang feminine dan judulnya yang sebuah bunga, agak ‘ketipu’ karena isinya campur-campur antara tragicomedy dan slice of life. Lantas mengapa judulnya Kembang Kertas Fucshia?
Daku bertanya pada Karin lalu mendapatkan jawabannya. Katanya: Kembang kertas adalah bunga yang susah dibeli, hidup sendiri, gak pernah jadi prioritas orang, bunga yang gak wangi. Tapi dia indah sendiri, hidup dengan kualitas dia sendiri, konsisten menjadi cantik walau gak diapresiasi. Dari sekian banyak tanaman, kembang kertas yg paling mirip denganku. Dia indah sendiri, tidak mau ikut standar dunia.
Kamu penasaran ama buku Kembang Kertas Fucshia? Bisa dipesan di penulisnya, lihat aja IG-nya @akarigna dan sekalian beli soto juga boleh karena blio buka warung soto bernama Soto Warga, di daerah Kepanjen Kabupaten Malang (posisinya cari di GMap ya).
Jadi, sudah baca buku apa minggu ini?
Membaca ulasan buku kembang kertas, memang mengikuti berbagai kisah dari Mbak karin ya, Mbak. Ceritanya lengkap dari sedih, lucu, ceria,yang diramu secara menarik. Bahkan dari cerita-cerita ini, bisa memberi inspirasi.
BalasHapusOoh jadi novelnya ini kisah nyata gitu kah mba? Soalnya nama si penulis dan anaknya sama, atau cuma ambil nama doang? Tapi novelnya juga tampak seru dibaca, genre slice of life gini bikin kita belajar soal hidup
BalasHapussalut dengan kisah seperti ini, gak mudah pasti ya menuliskan slice of life seperti ini. Apalagi pemilihan covernya aja udah punya filosofi tinggi gitu ya, duuh keren banget Mbak Karin :)
BalasHapusWah ini cerita penulisnya ya? Baru tahu maksud kembang kertas "tak jadi prioritas orang dan tak wangi" tapi indah dan konsisten menjadi cantik walau tak diapresiasi. Dalemmm euyy! btw Ebony nama anaknya ya, buku pertamanya apa tentang itu?
BalasHapusEehh kok? Ini kisah nyata ya mba?
BalasHapusAku sampe bingung, koka da wajahnya, sampe kukira ini buku uda pernah difilm kan atau apa, wkwkwkw
Btw, menarik nih bukunya. Membuat siapapun yang baca bisa belajar banyak hal dari kisahnya Karin
keren dengan filosofi judul Kembang Kertas Fucshia, so deep. Salut juga dengan cara pembawaan penulis yang bisa meramu cerita tragedi hidup dengan dibumbui kejenakaan. Pastinya akan banyak pelajaran dari memoar ini
BalasHapuswaahh menarik mbaa, sekalian sama pengen nyicip sotonya sih hahaha.. kayaknya seruu ceritanya
BalasHapusMemoar gini bagus kalau banyak hikmah yang dibagikan.. termasuk liburan ke jakarta gratis.. masyaAllah..
BalasHapusLihat ulasan ini, saya apresiasi sama kisahnya karena tidak hanya menceritakan satu kisah, tapia da yang sedih dan bahagia, benar-benar seperti kisah dalam keseharian hidup
BalasHapusWah kembang kertas itu ternyata indah sendiri ya. Baru tahu cara mengungkapkannya. Jadi pengen baca nih ceritanya mbak Karin
BalasHapusfilosofi kembang kertas nya ngena banget sih dengan apa yang diceritakan di bukunya
BalasHapussepertinya menarik Kembang Kertas Fucshia, buku yang memuat kisah perjalanan hidup memang sangat related banget dengan kehidupan sehari-hari
BalasHapusMemoar ini bakal lebih asyik dikupas lebih dalam lg kayaknya. Kembang kertas bisa juga banyak arti sebenernya.
BalasHapuscover bukunya menarik ya, meski gak menonjolkan bunga fuchsia tunggal. novel memoar saya lebih suka karena based in true story. lebih seru lagi kalo ada bincang buku nya nih, eh udah ada belum kak? saya gak bisa membayangkan jadi single parent kayak gimana, tapi ibu saya single parent jadi sedikit banyak ada bayangan sebelum membaca buku ini nanti
BalasHapusAku salut sama org2 yg bisa menjadikan cerita sedih dalam hidupnya jadi sesuatu yg bisa ditertawakan (dalam hal positif). Ibaratnya kayak udh ikhlas dan terima keadaan. Jd sesuatu yg dianggap org menyedihkan malah jadi guyonan kita sendiri hehe
BalasHapusMenarik ya. Menulis kisah kehidupan sendiri. Ada komedi dan kisah yang cukup inspiratif. Masalah petugas PLN yang dikira palsu, aku juga pernah ngalamin. Alhasil. Seminggu listrik di rumah mati total haha
BalasHapusunik judulnya ya, jadi penasaran deh sama cerita lengkapnya apalagi genrenya komedi :)
BalasHapuswah suka dengan filosofi dari kembang kertas. karin hebat dan cantik dengan pribadinya tanpa perlu terpengaruh dengan dunia luar dirinya.
BalasHapusCantik ya penulisnya, eh malah salfok , suka juga dengan filosofi kembang kertas indah sendiri dan hidup dengan kualitas sendiri eh tapi pilihan warnanya fuschia ya? Ini apa ada alasannya juga?
BalasHapusopeningnya aja udh merasa nyentil emosi "single parent" apalagi sosok ibu yang seringnya lebih banyak judgement negatif ya, tapi kok ya tetep ada humornya, pas nangis kok lah ya juga ketawa, it's so called lyfeee ~
BalasHapusBanyak menyibak rasa dari buku kembang kertas ini ya kak.
BalasHapusEmosionalnya dapat, komedinya juga, dan tentunya pesan moral yang bisa dijadikan hikmah
aku gak mau ngebayangin sih jadi single parent gimana. tanpa ngebayangin pun pasti rasanya berat. semoga semua single parent di dunia ini bisa terus kuat dan semangat
BalasHapusWah, aku jadi penasaran pengen baca bukunya langsung
BalasHapusPasti ceritanya seru ya mbak, berangkat dari kisah nyata ya
Wah filosofinya bagus sekali ya.. aku nggak nyangka bakal ada banyak kisah dibalik judul dan isinya
BalasHapusulasan bukunya detil dan bikin penasaran karena ini dari sudut pandang orang pertama. menarik juga untuk dicari tahu bagaimana keberlanjutan novel ini hingga akhir apalagi dari kiah nyata
BalasHapusJadi penasaran mau baca
BalasHapusApalagi memang sedang butuh buku bacaan agar bisa kembali menikmati aroma kertas dari buku
Baca penggalan bukunya aja ternyata lucu ya, kejadian sedih bisa jadi komedi yang menggelitik
BalasHapusWah jadi penasaran sama bukunya ini. Sepertinya ceritanya penuh inspirasi. Apalagi tentang slice of life pasti banyak banget hal-hal yang bisa dijadikan pelajaran buat para pembacanya. Jadi penasaran apakah ini cerita nyata dari mba karin sendiri ya?
BalasHapusWah penasaran, kalau ini kisah hidup penulisnya pasti ceritanya gak jauh jauh dari Kepanjen ya..
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKalau baca buku memoar begini rasanya kita akan hanyut dalam perjalanannya penulisnya ya, Mbak. Penasaran pengen baca buku ini deh, Mbak
BalasHapusAE Publishing ini keren banget ya..
BalasHapusMewujudkan penulis dan berhasil menyuarakan kisah mengenai kehidupan seorang single parent seperti dalam buku Kembang Kertas Fucshia. Semoga hikmah yang ingin dibagikan bisa menghangatkan hati para pembaca.
Jadi penasaran pengen baca bukunya nih mbak
BalasHapusOhhh jadi based on pengalaman penulis juga ya mba. Aku sukaaaa dengan cerita begini, Krn terkadang alur ceritanya jadi mengalir banget dan enak diikuti. Kalo aku tinggal di malang, udh mau sih nyicipin soto nya 😁👍
BalasHapusIyaa Kak asyik makan soto sambil ngobrol ama penulis buku ini.
Hapus