Pagi ini kucari-cari benda pipih hitam di ruang tamu, tapi dia tak ada. Ke mana HP kesayanganku? Oh ternyata aku lupa. Dia sedang masuk kamar perawatan di Kang servis langganan. Entah apa yang rusak, baterai atau IC-nya, karena gawai yang baru kumiliki beberapa bulan ini susah sekali diisi dayanya.
Segera kumulai pagi dengan cepat, membersihkan diri lalu menyiapkan anakku untuk sekolah. Beres, dia berangkat jam 6:40 pagi, diantar oleh ayahnya. Aku masuk rumah lalu lupa lagi kalau tidak ada gadget yang biasanya kubelai tiap pagi.
Akhirnya aku mengambil tas belanja dan dompet, tak lupa mengenakan jaket karena udara Malang sedang dingin-dinginnya.
Sumber gambar: Unsplash
Baca: Seperti Winter di Malang
Aku berjalan sekitar 200 meter menuju lapak tukang sayur langganan. Setelah belanja lantas menuju lapak pecel untuk membeli sarapan, lalu bergegas pulang.
Setengah Masalah Terselesaikan Ketika Ada Laptop dan Modem
Sampai di rumah aku membuka laptop untuk membuka aplikasi chatting dalam versi desktop. Syukurlah ada perbaikan pada aplikasi ini karena bisa dibuka via laptop/PC walau HP-nya dalam keadaan mati.
Sumber foto: koleksi pribadi
Setengah masalah selesai karena aku masih bisa buka dua aplikasi chatting versi desktop. Aplikasi-aplikasi ini penting buanget soalnya berhubungan dengan pekerjaan. Aku beberapa tahun ini work from home jadi koordinasi kerjaan via chating dan hasilnya dikirim via email.
Tapi kok Kangen?
Tapi aku kangen pegang HP karena ada aplikasi sosial media yang gak bisa dibuka via laptop. Memang sengaja kusetting, ada 2 sosmed yang hanya bisa dibuka via HP, ada yang bisa via laptop.
Sumber foto: Unsplash
Aku juga kangen baca ebook di HP dan pinjam ebook di aplikasi perpustakaan. Begitu coba balik baca buku fisik eh speed baca kok melambat? Mungkin karena kebiasaan baca ebook yang tinggal scroll aja.
Hikmah Tiga Hari Tanpa HP
Sebenarnya hidup tanpa HP itu ngeri-ngeri sedap. Ada orang yang sengaja men-detoks pikiran (dan perasaannya) dengan sengaja mematikan HP selama beberapa hari. Namun kupikir aku gak bisa kayak gitu, atau jangan-jangan sudah terkena nomophobia alias fobia ketika tidak bisa memegang ponsel?
Namun tiga hari tanpa HP nyatanya membuat pagiku bergerak lebih cepat. Biasanya setelah Saladin berangkat sekolah, aku buka sosmed dulu, baru beberapa puluh menit kemudian belanja. Otomatis ketika ponsel diservis, jam sarapanku maju karena aku langsung cuss ke pasar kaget dekat rumah, tanpa rempong buka-buka HP dulu.
Sebenarnya HP dan sosmed itu distractor utama gak sih? Well, sebenarnya tergantung pemakainya kok. Sebagai orang yang bekerja menggunakan internet rasanya gak bisa lah hidup tanpa HP. Tapi kudu mengendalikan waktu scroll sosmed dan platform video. Kita, sebagai pemilik smartphone, yang mengendalikannya, bukannya dikendalikan oleh gadget lalu lupa waktu dan lupa segalanya.
Gimana gaees pernahkah stress ketika HP rusak?