Pemain: Julia Robert
James Franco
Viola Davis
Hadi Subiyanto
Christine Hakim
Sutradara: Ryan Murphy
Tahun: 2010
Durasi: 2 jam 20 menit
Apa yang kau cari dalam hidupmu?
Bagi Liz (Elizabeth Gilbert) mungkin hidupnya nyaris sempurna. Dia punya rumah sendiri, karir yang bagus, dan yang paling penting, suami yang dakung dan mendukung semua kegiatannya: travelling.
Film ini dimulai dengan scene di Bali, ketika Liz
diramal oleh Ketut Liyer. Liz sangat percaya apa yang dikatakan oleh pria tua
itu: dia akan 2 kali menikah, sekali singkat dan sekali berdurasi lama,
kehilangan semua hartanya, tetapi akan mendapatkannya kembali.
Saat Liz kembali ke New York, dia malah diketawakan oleh temannya, mengapa mempercayai kata-kata seorang peramal. Namun Liz ngotot bahwa Ketut Liyer bagaikan Yoda yang sangat bijaksana.
Ketika Semua Tak Lagi Sama
Suatu malam, suami Liz berkata bahwa ia ingin
kuliah S2. Saat itulah ia merasa bahwa ramalan Ketut mulai benar, dan tengah
malam ia berdoa sampai ketakutan. Apakah ini pernikahan yang singkat?
Di sini daku heran, mengapa tidak mendukung
cita-cita suami? Mengapa pula Liz ingin berpisah hanya gara-gara suaminya ingin
kuliah lagi? Apalagi saat proses perceraian, suaminya ngotot tidak mau berpisah
tetapi Liz malah berhubungan dengan lelaki lain.
Tokoh utamanya nyebelin nih?
Tunggu dulu. Ternyata, sejak dulu hubungan mereka
bermasalah. Walau sudah menikah selama 8 tahun, tetapi Liz merasa suaminya tak
pernah mendengarkan. Sedangkan sang suami menuduh ia tak pernah bicara yang
sesungguhnya. Plus, sang suami ingin punya anak dan ternyata tidak terlalu suka
ia traveling terlalu lama.
And
Then....
Mereka akhirnya berpisah dan Liz benar-benar kehilangan
rumahnya, karena diberikan 100% ke sang mantan.
Saat itulah Liz digosipkan oleh beberapa orang.
Ternyata di negara seperti Amerika, masih ada saja yang nyinyir dengan
kehidupan orang lain, eh?
Traveling untuk Menyembuhkan Luka Batin
Lanjut ke petualangan Liz. Seperti judulnya: Eat, Pray, and Love, ia puas makan spaghetti dan berbagai makanan lain di Italia. Sembari belajar bahasa Italia, ia bergabung dengan sebuah komunitas. Di sini penonton mulai bersimpati pada Liz, karena mendorong rasa percaya diri kawannya.
Setelah puas makan, Liz ingin memperdalam sisi spiritual (pray) dengan berlatih meditasi di India. Namun dakung sekali, sang guru malah pergi ke New York. Ditambah lagi, tempat berlatih tak seperti yang ia bayangkan. Goa untuk bermeditasi ternyata ... sebuah ruangan ber-AC. Bukan goa yang sesungguhnya.
Akan tetapi Liz tak lagi kecewa karena di India menemukan beberapa kawan baru, terutama Richard. Walau awalnya nyebelin (karena memanggilnya dengan sebutan bahan makanan), tetapi akhirnya mereka bisa akrab. Ialah yang mengajarkan Liz untuk menerima semuanya.
Liz akhirnya sadar bahwa inilah yang ia cari. Setelah berhasil menenangkan diri, akhirnya ia siap berangkat ke destinasi selanjutnya: Bali.
Di Bali tentu Liz langsung pergi ke tempat Ketut
Liyer. Sayang sekali, Ketut malah lupa siapa Liz. Alamak!
Akankah Liz menemukan love di Bali? Nonton sendiri
yaa.
Kalau Sumpek, Traveling Aja
Di film Eat, Pray, Love, daku belajar bahwa kalau pikiran
sumpek, traveling aja! Buktinya Liz berhasil mengobati sakit hatinya dengan
traveling ke beberapa negara. Emang benr ya kalau jalan-jalan apalagi ke tempat
baru bisa bikin rileks dan otomatis lebih bahagia.
Moral of this story: kita wajib punya tabungan khusus traveling dan
kalau pengen refreshing bisa cuss aja.
Daku jujur nonton ini karena ada adegan di
Indonesia dan scene bersama Ketut Liyer benar-benar kocak. Dia selalu bilang “see you later, alligator.”
Pas Liz bawa kawannya dan diramal, lalu dia nyeletuk: Alah,
dia ngomong gitu ama semua orang. Moral
of this story (again): jangan percaya kata peramal. BTW bahasa inggrisnya
Ketut baguss lho aksennya.
Pada awal film penonton merasa: kok Liz gini sih?
Egois, gak mau punya anak, hobinya ngider aja, blablabla. Namun ternyata
dijelaskan, bahwa pernikahan Liz berakhir karena kedua belah pihak. Ya,
lagi-lagi masalah komunikasi.
Di film ini juga daku belajar bahwa memaafkan
orang lain itu penting tetapi lebih penting untuk memaafkan diri sendiri. Ini
yang Liz pelajari saat meditasi di India.
Eww kalau daku masih maju-mundur traveling ke India meski ada
beberapa teman yang sudah pernah ke sana. Klean berani?
Film ini bisa ditonton di Netflix, cocok lah buat
malam mingguan.
Rajin nonton film, bisa mereview. Berbagi dengan teman2. Nenek kurang hobi. Lebih suka membaca. Terima kasih telah berbagi ys, ananda.
BalasHapussama-sama Nenda, makasih sudah mampir lagi ke sini
Hapus