“Bundaa,
aku gemuk ya?”
Saladin
tiba-tiba membuka kaosnya lalu menunjukkan perutnya. Sebenarnya tidak ada
masalah, perutnya terlihat normal dan tak menggelembung. Namun tiba-tiba ia
takut gemuk dan memutuskan untuk lebih sering berolahraga (dengan lari keliling
rumah).
Oalah, setelah masuk masa pre teen, Saladin yang sekarang berusia 10 tahun punya kekhawatiran kalau badannya gemuk. Padahal berat badannya antara 24-25 KG dan masih normal untuk ukuran anak seusianya. Memang sih pipinya chubby dan sering daku gemesin, tetapi mengapa dia takut dibilang gemuk?
My Own Fault
Daku
pun sadar ternyata dia takut gemuk karena kesalahanku sendiri sebagai bundanya
yang kadang menggodanya dengan panggilan, NDUT. Anak chubby, anak gemes, baby bondut
(bocah gendut imut-imut) adalah panggilannya di rumah.
Mengapa
aku malah mem-bully anakku sendiri? Hiks.
Tanpa
sadar aku merundungnya dan semoga ini terakhir kali aku memanggilnya baby chubby. Memang sewaktu bayi,
Saladin badannya besar. Lahirnya sih Cuma 3,1 KG. Namun ASI-nya lancar banget,
sampai saat berusia 5 bulan, BB-nya 8,3 KG.
Ketembemannya
bertahan sampai balita, apalagi ia hobi ngemil. Namun saat masuk SD ia meninggi
sehingga kelihatan agak kurusan. Akan tetapi aku masih iseng menyebutnya chubby walau tembemnya berkurang.
Maafkan
Bunda sayang ... sebagai orang yang melahirkanmu malah tanpa sadar merundungmu,
saking gemesnya.
Cara Mengembalikan Kepercayaan Dirinya
Mulai
hari ini aku berjanji untuk tidak memanggilnya chubby dan panggilan lain yang membuatnya takut gemuk. Aku lebih
sering meminta maaf kepadanya, terutama saat akan tidur.
Untungnya
Saladin enggak terlalu lama merasa bahwa dirinya gemuk lalu menarik diri,
murung, dll. Atau malah tantrum seperti dulu, sampai gulung-gulung di lantai
dan membenturkan kepalanya ke ubin. Ia bergaul seperti biasa di sekolah,
bermain, belajar, dan bergembira.
Namun
aku harus mengembalikan kepercayaan dirinya. Dengan lebih sering mencium dan
memujinya. Mengatakan bahwa ia tampan, bagaimanapun rupa dan bentuk tubuhnya.
Anak
yang percaya diri berarti diberi kepercayaan oleh orang tuanya. Diberi kesadaran
bahwa ia berharga, apapun kondisinya. Orang tua yang dengan tulus menerimanya,
menyayanginya, mencintainya tanpa batas, dan meminta maaf atas kesalahannya.
Pernahkah
anakmu merasa kurang percaya diri?
Anak abege udah mulai perhatian sama penampilan ya mbak. Anakku yg abege juga apalagi cewek kan setelah mens dia melebar. Tiap hari ngeluh gendut tp ngemil ga berhenti. Parahmya setelah masuk.po dok malah makin gendut geli juga sib liatnya tapi aku ga maksa yg pentinf dia happy dan jangan sampe obesitas aja
BalasHapusiya biasanya kalo udah ABG selera makannya juga bertambah
HapusWah anak ABG ternyata sama ya
BalasHapusNggak cowok nggak cewek
Sangat aware dengan penampilan
Anakku juga gini ya sulung mbak
Mulai jaga makanan, nggak mau gendut katanya
Anaknya usia berapa Kak?
HapusPernah dulu habis potong rambut, Bio berasa potongan rambutnya jelek. Udah dipuji-puji tetep aja nggak pede. Terus biar mengalihkan perhatian, kita beli es krim.
BalasHapusPas beli es krim, ga ada angin ga ada hujan, tiba2 Bio nanya ke ibu yang jual es krim, "Rambutku bagus?"
Spontan si ibu bilang, "Oh bagusss," dan kami pun ketawa melihat polah anak ini. Giliran mak n bapaknya muji, ga percaya. Malah percayanya ama orang lain. Wkwkwkwkwk.... .
Wkwkwk lucu banget. Bio umur berapa?
HapusTanpa sengaja kadang orang dirumah sendiri yang menurunkan kepercayaan diri seorang anak ya. Harus bisa mengevaluasi situasi perasaan anak tidak semua nyaman dipanggil si Ndut atau panggilan lainnya di rumah. Yang merupakan panggilan sayang malah jadi menurunkan kepercayaan diri anak
BalasHapusiya Kak
HapusWah aku malah pengen banget bisa menambah berat badanku yang tidak kunjung naik-naik ini, sudah makan berkali-kali setiap hari tapi berat badanku hanya segitu-gitu saja. Tapi mungkin yang bikin gak enaknya memang saat dipanggil seperti itu sih, jangan diulangi lagi deh pokoknya hhi
BalasHapusBiasanya laki2 itu BB-nya bisa nambah kalo udah nikah hehehe karena ada yg masakin.
HapusHuwwaaa, kita sama mbak.
BalasHapusSuka gak sadar merundung saking gemesnya dengan 'keempukan' tubuh mereka.
Mudah-mudahan ndak kita ulangi ya.
Percaya diri anak-anak, sumber terbesarnya ya dari kita para orang tua, yang terus menerus meyakinkan mereka, mereka yang terbaik sesuai kondisi mereka sendiri.
ya Allah aku kadang juga masih memanggil anak ku begitu :(( sebenernya kata chubby, gemuk, kurus, dan ungkapan fisik juga bisa menjadi toxic untuk anak ya, hiks. bundanya harus lebih selektif memilih kata. jangan sampai kata yang terucap masuk ke pikiran anak dan mengganggu rasa perca dirinya. noted.
BalasHapusIni reminder juga buatku mba. Krn akupun suka manggil pake panggilan gemas ke si adek, 'ndut'. Padahal si adek itu justru msh underweight menurut dokter. Ttp aja aku salah sih kalo manggil dia begitu.
BalasHapusSo far memang si adek ga protes, tapi mungkin Krn dia msh kecil. Bisa jadi kalo udah seumur Saladin, dia bakal mikir. Jadi mulai skr, memang ga boleh manggil ke anak2 pake Kata2 yg memang negatif kebanyakannya.
Iya Kak walau maksudnya bercnda
Hapus