16
September 2011 ia resmi jadi suamiku dan sampai 16 September 2022 ia masih di
sini, menemaniku dalam suka dan sedih. Kuucapkan terima kasih kepadanya karena
masih setia selama lebih dari 1 dekade. Sungguh perjalanan pernikahan yang
nano-nano rasanya.
Ketika
sudah menikah maka rutinitas berubah. Di pagi hari selalu membangunkan suami
(lalu anak), sibuk di dapur, endebre-endebre. Hari berganti hari dan tak terasa
rutinitas ini dilakukan sampai 11 tahun.
Cobaan Dalam Pernikahan
Jika
ada yang bilang pernikahan bukan cerita di negeri dongeng maka kubilang, YA.
Namun bukan berarti pernikahan adalah kawat tajam yang membelenggu leher istri/suami.
Bahagia bisa diusahakan dan cobaan akan dilewati, kalau pasangan mau kompak
dalam menghadapinya.
Kami
sudah berpindah-pindah rumah mulai dari rumah orang tua, rumah mertua, hingga
menempati rumah sendiri tahun 2019. Semua fase ada saja cobaannya dan aku
menganggapnya sebagai tantangan.
Saat
tinggal di rumah orang (meski punya orang tua sendiri) tentu ada tantangannya.
Begitu juga dengan tinggal di rumah sendiri. Ada masalah seperti rumah
kebanjiran, kebocoran, ganti pintu, dll wajib diatasi sendiri eh maksudnya
bersama pasangan.
Mengatasi Cobaan Dalam Pernikahan
Lantas
bagaimana cara kami menaklukkan tantangan demi tantangan? Fase yang membuatku
paling stress terutama saat Saladin dulu divonis speech delay, sementara ada kewajiban membayar cicilan, plus bisnis
terancam gulung tikar.
Namun
semua sudah terlewati.
Intinya
suami dan istri wajib kompak. Jangan suaminya ke arah kanan eh istri ke kiri.
Meski berbeda background tetapi suami
dan istri sama-sama meredam ego dan berusaha keras untuk kompak dalam melewati
berbagai tantangan dalam pernikahan.
Mengingat-Ingat Kebaikan Suami
Salah
satu nasehat dari Uniku (yang sudah menikah selama lebih dari 20 tahun) adalah
kewajiban untuk mengingat kebaikan suami. Terutama jika sedang kesal.
Aku
menulis di buku, “Hari ini suamiku rela memanjat pohon yang tingginya lebih
dari 3 meter saat ada job memotong pohon. Padahal safetynya hanya seutas tali
biasa.” Dengan menuliskan seperti itu maka aku sadar ada lebih banyak kebaikan
daripada keburukannya. Kesalku pun menguap entah ke mana.
Aku
ingat ucapan salah satu kawan blogger (yang sayangnya sedang hiatus), nama
bekennya Bang Jampang. Beliau berkata, pasanganmu bukan malaikat bukan pula
setan. Memang yang namanya manusia tentu ada baik-buruknya dan jangan sampai
kita selalu melihat keburukan orang lain, termasuk ke pasangan sendiri.
Aku
berharap kami bisa langgeng terus sampai hampir 60 tahun usia pernikahan.
Seperti Mbah Oko (kakek) dan mendiang Mbah Uti (nenek). Aku juga yakin 100%
suamiku lupa kapan wedding anniversary.
Namun itu tak masalah, yang penting ia masih menyayangiku.
Happy wedding anniversary mba.. Semoga selalu berbahagia bersama hingga akhir hayat. Senang bila membaca sharing dari keluarga begini, insya Allah banyak hikmah yg dapat diambil oleh pembacanya..
BalasHapusaamiin, makasih banyak yaa
HapusMashaAllah~
BalasHapusBarakallahu fiikum.
Semoga segala kebaikan yang diawali dengan niat mulia akan berakhir dengan baik juga. Ujian dalam rumah tangga pasti akan selalu ada dan semoga tetap bisa melewatinya dengan penuh rasa takwa terhadap Allah subhanahu wa ta'ala.
aamiin
HapusSemoga awet terus Ibu dan suami. Memang yang terpenting masing-masing pihak sadar bahwa istri/suami juga manusia biasa yang ada sisi baik dan buruknya. Kalau selalu melihat keburukan tanpa kebaikannya, akan menimbulkan masalah di kemudian hari. Ujian akan selalu ada, tapi cara mengatasinya pun akan selalu tersedia.
BalasHapusaamiin
HapusWih keren, dan jadi inspirasi banget nih. Wih selamat yaa, semoga bahagia selalu dan tercapai segala angan dan impiannya bersama-sama dalam 1 keluarga.
BalasHapusSelamat hari pernikahan Kak Vina 😍 aku doakan agar Kakak-kakak langgeng terus sampai maut memisahkan 😍. Terima kasih juga untuk tips tips dalam kehidupan pernikahannya! Insight yang bagus banget untuk para single yang belum menikah 🙈
BalasHapusHappy wedding anniversary mbaaaa ❤️❤️. Semoga aweeet dan sehat2 trus yaaa bareng suami.
BalasHapusTahun nikah kita sama, beda di bulan dan tanggal 🤭. Aku duluan sih. Ga berasa memang ya mba, 11 THN aja udh.
Naah, ttg mengingat kebaikan suami, aku juga selalu lakuin itu tiap kali berantem. Krn biar bagaimana, kalo diinget2 kebaikannya, itu masih selalu lebih banyak drpd hak2 yg bikin aku jengkel. Ga sebanding dengan kesalahan kecilnya 😊. Cara itu juga selalu efektif utk ngilangin marah ke suami