Judul: Ani Yudhoyono: Kepak Sayap Putri Prajurit
Penulis:
Alberthiene Endah
Tahun:
2010
Penerbit:
Gramedia Pustaka Utama
Tebal:
551 halaman
Bisa
dibilang daku adalah penggemar mbak Alberthiene Endah karena kepiawaiannya
dalam menulis buku biografi yang benar-benar ‘hidup’ dan tidak membosankan. Salah
satu buku beliau yang kubaca berkali-kali adalah biografi (alm) bu Ani
Yudhoyono, mantan first lady
Indonesia.
Ani
Yudhoyono terlahir sebagai Kristiani Herawati, putri dari Sarwo Edhie Wibowo dan
Sunarti Sri (Ibu Ageng). Dibesarkan oleh ayah yang tentara membuat beliau biasa
disiplin sejak kecil. Namun ibu Ani tidak menyesal, malah menikmati jadi anak
tentara yang hidupnya berpindah-pindah karena sang ayah sering dimutasi.
Ibu
Ani dan saudari-saudarinya tumbuh menjadi anak yang suka bermain dengan alam
dan berenang di sungai. Kondisi sungai di Jakarta dulu masih jernih sehingga
aman untuk dijadikan tempat berenang. Beliau dulu seorang gadis kecil yang
tomboy dan suka memanjat pohon.
Hobi
memanjat pohon masih dilakukan, bahkan ketika beliau sudah menikah dengan Pak
SBY. Beliau selalu tertawa geli saat mengingatnya, terlebih ketika dulu waktu
kecil pernah teriak-teriak minta tolong pada papi (pak Sarwo Edhie) karena di
pohon banyak ulat bulu.
Masa Remaja yang Indah
Ani
menjadi gadis cantik yang pandai menjaga diri, dan beliau tumbuh menjadi
perempuan biasa, meski sang papi pernah menjabat sebagai pejabat tinggi
(setingkat gubernur). Sang ibu mendidik untuk tetap rendah hati dan tidak boleh
menyombongkan jabatan papinya. Apalagi ketika Pak Sarwo menjadi Duta Besar
Indonesia untuk Korea Selatan, kesederhanaan keluarganya tetap terpancar.
Ibu
Ageng mendidik putri dan putranya untuk hidup sederhana. Ani tetap bisa bergaul
dengan siapa saja dan kuliah di Fakultas Kedokteran dengan lancar. Sementara Ibu
Ageng sendiri tetap berpenampilan sederhana dan rapi, dan tidak pernah pamer
kekayaan.
Di
masa remaja itulah Ani bertemu dengan SBY. Mereka jatuh cinta pada pandangan
pertama dan bertunangan terlebih dahulu, baru menikah beberapa tahun kemudian
(karena SBY harus sekolah lagi di Amerika).
Fase Pernikahan yang Manis
Pernikahan
Ani dan SBY sangat menarik perhatian publik karena mereka menikah bersama-sama
dengan kakak dan adik bu Ani. Hotel Indonesia dipilih jadi saksi bisu, bahwa
ada 3 pasang pengantin yang menikah di sana. Pernikahan dilakukan bersamaan karena
pak Sarwo kala itu jadi Dubes dan tidak bisa sering cuti untuk menikahkan putri-putrinya.
Setelah
menikah, Bu Ani diberi pesan bahwa sekarang ia jadi istri Letnan, meski ayahnya
seorang Jendral. Bu Ani legowo karena tinggal di asrama tentara yang riuh dan
padat. Beliau memaparkan jurus-jurus dalam menghemat gaji suami. Di antaranya
menanam tanaman bumbu sendiri dan berjualan es susu.
Menjadi Istri Presiden
Bu
Ani merasa damai selama jadi istri SBY, dan karir pak SBY naik perlahan-lahan. Meski
Pak SBY terkejut karena berpindah karir dari militer ke sipil (karena ditunjuk
alm Mantan Presiden Gus Dur jadi menteri), namun beliau menerimanya dengan
ikhlas.
Bu
Ani menjadi istri menteri kemudian masuk ke dunia politik dengan membentuk
partai. Seperti yang kita ketahui, Pak SBY menjadi presiden Indonesia menjadi 2
periode. Apakah jadi istri presiden itu enak setiap hari?
Saat
jadi first lady maka Bu Ani tidak
pernah berpikir tentang kemewahan. Justru beliau membuat banyak program demi
kemaslahatan masyarakat, terutama di bidang pendidikan. Di era SBY, ada program
Istura (istana untuk rakyat) dan masyarakat boleh mengunjungi beberapa bagian
dari istana kepresidenan.
Bu
Ani telah berpulang beberapa tahun lalu. Namun dari kisah hidupnya kita bisa
belajar banyak. Betapa hidup ini begitu indah dan beliau menikmatinya, dan
merasa bahagia karena memberi manfaat bagi orang banyak.
Review
ini ditulis dalam rangka challenge JaneXLia Agustus.