Teman-teman apa pernah dengar tentang penyakit kusta? Dulu tuh tahu penyakit ini dari iklan layanan masyarakat di TV. Jadi sedikit paham kalau kusta itu penyakit kulit yg bisa disembuhkan, jadi penderitanya tak usah dijauhi.
Nah, sebenarnya apa itu kusta? Menurut wikipedia, kusta (yang dulu dikenal
dengan nama lepra) adalah penyakit yang menyerang saraf kulit. Penyebabnya
adalah bakteri mycrobacterium leprae. Ada 2 jenis kusta yakni basah dan kering. namun jangan
khawatir karena bisa diobati agar lekas sembuh.
Tanggal 30 maret 2022 jam 9-10 pagi saya menyimak live streaming di channel Youtube Berita KBR, yang bertema melawan stigma untuk dunia yang setara. Narasumbernya ada 2 yakni dokter Oom Komariah, M.Kes dan Uswatun Khasanah.
Acara dipandu dengan sangat baik oleh MC Ines Nirmala. Dari awal yang
memaparkan tentang kusta adalah Uswatun (yang akrab dipanggil Uswa). Dia pernah
kena kusta saat berusia 14 tahun dan saat ini sudah 25 tahun.
Uswa menjelaskan kalau dulu kulitnya jadi bercak-bercak bahkan mati rasa
gara-gara kusta. Untung untuk pengobatannya bisa langsung ke Puskesmas dan
obat-obatnya cukup lengkap. Meski proses pengobatannya sampai 12 bulan karena
termasuk kusta basah. sedangkan kusta kering hanya butuh 6 bulan proses
penyembuhan.
Jadi, kalau mau sembuh dari kusta ya harus telaten periksa dan minum obat.
Selain itu wajib positive thinking, makan makanan bergizi, dan olahraga.
Saat kena kusta, Uswa bersyukur karena didukung penuh oleh keluarganya.
Support system ini penting banget karena masih ada saja stigma negatif bagi
pasien kusta di mata masyarakat. Ada yang biang kusta itu kutukan atau karena
hal ilogis lain, padahal murni penyakit medis akibat virus.
Bagi yang kena kusta bisa saja ada yang mengucilkan, membully, dll. Padahal
mereka butuh dukungan, dan saat ada yg menghina malah stress berat dan akhirnya
berpengaruh ke proses penyembuhan. Stigma negatif ini yang harus kita ubah.
Selain melawan stigma bagi pasien kusta, di acara ini pemirsa juga diajak
untuk melawan stigma negatif bagi anak down syndrome dan keluarganya. Dokter
Oom Komariah, M.Kes sebagai Ketua POTADS (persatuan orang tua
anak dengan down syndrome) jadi narasumber berikutnya.
Dokter Oom memaparkan beliau amat shock ketika tahu
anaknya lahir dengan down syndrome. Meski tahu teorinya tetapi langsung blank
ketika mendapatkan diagnosa. Namun untungnya fase denial ini berlangsung tidak
terlalu lama.
Dokter
Oom berusaha bangkit dan mendidik anaknya dengan baik. Beliau cari komunitas
dan akhirnya terbentuk POTADS. Sekarang sudah ada sepuluh cabangnya di
Indonesia, jadi tidak usah jauh-jauh ke Jakarta. Orang tua dengan anak down
syndrome bisa langsung ke cabang POTADS terdekat.
Komunitas
memang amat penting dan dokter Oom berpesan ke orang tua dengan anak down
syndrome untuk bergabung di komunitas. Nanti selain bisa curhat tentang
anaknya, juga diarahkan. Jangan malah diam saja.
Kenyataan
pahitnya jika orang tua pasif maka perkembangan anak down syndrome makin
lambat. Karena kondisi mereka yang istimewa maka ada kelambatan pertumbuhan,
dan jika dibiarkan saja maka ada yang sudah usia 7 tahun tetapi belum bisa
berjalan kaki, sedih deh.
Orang
tua juga harus cepat bawa anak down syndrome-nya ke dokter spesialis anak,
karena mereka biasanya punya penyakit bawaan seperti jantung. Jika sudah
diperiksa maka akan ditangani sehingga anak down syndrome tetap sehat.
Kembali
lagi ke POTADS, orang tua bisa gabung ke sana karena banyak manfaatnya. Di POTADS
ada Rumah Ceria yang memberikan pelatihan bagi anak down syndrome. Bahkan ada
yang dilatih jadi barista. Bukan hanya pelatihan tetapi mereka juga diajak
olaahraga renang, karate, dll. Bila masyarakat atau
para orang tua yang memerlukan informasi terkait POTADS bisa melalui nomor
kontak admin POTADS di 08129637423.
Stigma
negatif untuk anak down syndrome dan orang tuanya, serta pasien kusta, memang
harus dihapus. Dunia butuh kesetaraan, karena jika saling bully akan terjadi
kekacauan sosial. Mari bergandengan tangan dan toleransi dan lebih ramah, serta
membuang jauh-jauh tiap stigma negatif.
Harus lebih banyak sharing ttg info2 seperti ini. Akupun duluuuu mengira kalo kusta itu penyakit sangat menular. Jadi kadang langsung curiga aja kalo melihat orang dengan bercak2 di tubuhnya. Tapi itu sebelum aku tahu kalo kista bisa disembuhkan dan penularannya pun ga segampang itu. Jadi nyeseeel karena ga coba cari tahu sebelumnya.
BalasHapusKalo DS aku kebetulan pernah ngeliat account di IG ttg anak DS yg sangat berprestasi. Tapi memang ga mudah utk dia menuju kesuksesan. Tapi kebanyakan anak2 ini diberkahi bakat2 tertentu. Salut sih. Akupun selalu tekanin ke anak2, jangan pernah mengunderestimate teman2, seperti apapun fisiknya. Krn bisa jadi mereka itu yg malah jauh lebih baik dari kita.
iya betul, Kak. Anak2 memang diajarin sejak kecil bahwa ada anak DS, dll.
Hapus