‘Mama,
aku mau sekolah!’
Ucapan
anakku di malam itu menarikku dari lamunan. Ah, akhirnya ia betah di sekolah
barunya. Saladin belajar di tempat baru, setelah sempat dikeluarkan di sekolah
lamanya – baca di sini-. Di mana sih sekolahnya, kok ia merasa betah, padahal
baru masuk selama sehari? Apa harus pindah ke sekolah alam di Kota Malang,
tempat kami tinggal?
Sekolah
alam adalah jawaban untuk anak kinestatik seperti Saladin. Di sana, ia bisa
lebih bebas belajar sambil mengeksplorasi alam sekitar. Jika ada sesi belajar
di kelas, maka murid akan duduk di tempat yang tembok luarnya hanya ada
setengah, jadi ruangannya semi terbuka.
Pertemuan
kami dengan sekolah alam sebenarnya tidak sengaja. Awalnya, jika Saladin tidak
dapat sekolah ya sudahlah, homeschooling
saja di rumah. Saat buka Instagram, saya browsing dengan tagar sekolah alam,
ternyata ada satu yang menarik hati. Apa nama sekolahnya?
Jawaban
dari doa-doa kami itu bernama SANHIKMAH, salah satu Sekolah alam di kota Malang.
Lokasinya cukup jauh dari pusat kota, kalau naik motor kira-kira butuh waktu 30
menit . SANHIKMAH berada di sebuah perumahan yang berada di lereng gunung.
Kalau mau ke sana ya, anggap saja mau piknik, karena melewati sawah dan pepohonan
jati.
Di
hari pertama sekolah, Saladin langsung tertarik dengan ayunan dan
jungkat-jungkit yang ada di sana. Ini kan gedung SD, kok ada mainannya seperti
di TK? Ternyata untuk anak kinestatik, sebaiknya mereka beraktivitas dulu
sebelum belajar. Setelah puas, mereka akan lebih siap menyerap pelajaran. Well, ini bukan kata saya sih, tapi kata
salah satu kawan yang mengajar di sebuah SD swasta dan punya beberapa murid
kinestatik.
Saladin
masuk di hari rabu, jadwalnya olahraga. Ada beberapa ban mobil bekas di
sekolah. Saladin belajar cara menggelindingkan ban itu, lalu ia berlomba dengan
teman-temannya. Senang rasanya melihat ia kembali tersenyum. Apakah olahraganya
hanya seperti itu? Ternyata tidak.
Murid-murid
yang bermain di sekolah alam di Kota Malang itu, lalu diajak untuk ke mushola, salat dhuha
dulu, baru mereka berangkat ke lapangan. Kami berjalan menuju salah satu
lapangan yang ada di perumahan tersebut. Bagaikan mendaki gunung lewati lembah,
jalannya naik turun dan ada yang terjal. Belum pelajaran olahraga udah
keringatan :D.
Semua
kelelahan terbayar dengan udara sejuk yang berembus di lapangan. Pagi yang
cerah, matahari bersinar malu-malu. Saladin berkeliling sambil didampingi bu
guru. Murid lain ada yang bermain sepakbola, lompat tali, ada yang naik gawang.
Tak ada yang melarang mereka memanjat, yah namanya juga anak alam. Saat itu,
saya langsung ingat tayangan Si Bolang.
Setelah
olahraga, kami kembali ke sekolah. Murid-murid langsung selonjoran, ada yang
ambil air putih dari dispenser, ada yang membaca buku di perpustakaan. Dalam
hati saya bertanya, kapan belajarnya?
Ternyata
kurikulum di sekolah alam memang beda. Tidak sekaku sekolah konvensional. Ada
saat murid belajar di kelas, ada sat belajar langsung. Misalnya belajar membuat gelembung sabun dari
bahan yang ada di sekitar, belajar mengenal abjad dengan menggoreskan sisa bata
di lapangan, dan lain-lain.
Salah
satu yang membuat kami tertarik untuk menyekolahkan Saladin di SANHIKMAH adalah
fasilitasnya, ada aquaponik, kambing,
dan tentu saja lokasi sekolahnya yang sejuk. Selain itu, guru-gurunya sangat
ramah dan perhatian, dan kadang mengirim materi parenting lewat WA.
Tebak
berapa yang harus saya bayar untuk menyekolahkan Saladin ke sana? Yang jelas,
jauh lebih terjangkau daripada sekolah swasta lain. Jika belum punya seragam
berupa kaos olahraga, pakai baju biasa juga tidak apa-apa.
Semoga
Saladin betah belajar di SANHIKMAH, Sekolah alam di Kota Malang yang keren.
Semua pengalaman baru saat belajar di
alam akan memperkaya pengetahuannya.