Tangisan bayi adalah lagu yang paling indah bagi orang tua. Saat ia menangis, pasti ibu memberinya ASI, karena ASI adalah cairan emas dan makanan terbaik untuk bayi. ASI diberikan secara eksklusif selama 6 bulan, jadi bayi hanya mendapat ASI, tanpa tambahan air putih, tajin, atau susu formula. Hal ini sesuai dengan anjuran dari WHO dan UNICEF. Anak yang mendapatkan ASI eksklusif akan memiliki daya tahan tubuh yang lebih kuat. Kajian global "The Lancet Breastfeeding Series 2016" telah membuktikan, menyusui eksklusif menurunkan angka kematian karena infeksi sebanyak 88%.
Memberi ASI adalah cita-cita saya, setelah melahirkan Saladin. Tapi sayangnya, ia gagal mendapat ASI eksklusif karena keteledoran saya. Ini cerita lengkapnya..
Jam berdentang empat kali, matahari mulai meremang, keringat bercucuran. Saya hanya tergolek lemah di ranjang Rumah Sakit. Hari itu tanggal 8 november 2012, saya melahirkan jam 8:15 pagi, tapi belum juga bertemu dengan bayi. Lima menit kemudian, seorang perawat masuk ruangan, menggendong bayi laki-laki tampan. Aih! Ini dia anakku, segera kugendong lalu ia tergolek di pangkuan, mulutnya membuka dan mencari ASI. Dibantu Mama mertua, saya belajar menyusui. Tarikan dan hisapan kuat dari mulut mungilnya membuatku geli, kata orang, bayi laki laki memang lebih banyak menyusu daripada bayi perempuan.
Lalu perawat bertanya, "nanti bayi tidur di sini atau ruang bayi?". Karena ingin tertidur lelap, akhirnya bayi itu berpindah ke gendongan perawat agar nantinya diletakkan di ruang bayi. Keesokan harinya, saya membuka hp untuk browsing tentang ASI. Saat itu saya baru sadar, dan akhirnya harus menerima kenyataan bahwa bayiku GAGAL mendapat ASI eksklusif, oh tidak!!
Bayi ini sudah terlanjur meminum susu formula setelah dilahirkan. Saya tak tahu apakah ini standar dari Rumah Sakit, atau instruksi dokter yang salah. Dari artikel yang saya baca, bayi yang baru lahir biasanya langsung didekatkan ke dada ibu untuk mendapatkan inisiasi menyusui dini (IMD). Tapi saya baru bisa menyusui 7 jam setelah melahirkan. Anakku Saladin diberi susu formula tanpa sepengetahuan saya.
Padahal menurut WHO, salah satu standar emas pemberian makan pada bayi dan anak adalah mulai segera menyusui 1 jam setelah lahir. Jika ada kesalahan seperti ini, kemana saya harus mengadu? Aih, saya juga salah karena pasrah menyerahkan bayi pada perawat dan akhirnya ia tidur di ruang bayi. Pasti semalam ia minum susu formula lagi. Seharusnya saya bertanya terlebih dahulu kepada teman-teman yang sudah pernah melahirkan.
Saya sempat khawatir, akankah Saladin mendapat kolostrum? Karena ia terlalu lama menunggu untuk menyusui. Kolostrum adalah cairan pertama yang diproduksi payudara saat produksi ASI dimulai. Cairan kolostrum berbentuk encer, manis, dan mudah dicerna. Syukurlah, menurut artikel yang saya baca, kolostrum keluar dari payudara sejak ibu melahirkan sampai bayi berusia 4-7 hari. Mengapa kolostrum sampai sepenting itu? Karena kolostrum mengandung zat kekebalan tubuh 10-17 kali lebih banyak dibandingkan susu matang ( susu formula) yang berfungsi melindungi bayi dari diare dan infeksi.
Jadi, agar bayi mendapat ASI eksklusif, sebaiknya melakukan hal-hal berikut ini:
1. Sebelum melahirkan, survei Rumah Sakit dulu, mana yang pro ASI, mana yang tidak. Kadang ibu hamil sudah gampang lelah, jadi delegasikan tugas ini pada suami atau saudara. Survei juga bisa dilakukan melalui internet, cek website rumah sakitnya, atau bertanya pada teman lain di media sosial.
2. Pastikan bayi tidur satu ruangan dengan ibu, di rumah sakit. Jika bayi terpaksa tidur di ruang bayi, komunikasikan dengan suster, bayi jangan diberi susu botol. Jika perlu, buat surat perjanjian yang isinya "suster dilarang memberi susu formula" dan beri materai dan tanda tangan. Perahlah ASI untuk stok minum bayi, jadi sebelum melahirkan, sudah mempersiapkan peralatan seperti: pompa ASI, botol steril, panci penghangat, dan cooler box.
3. Yakinkan diri bahwa ASI akan keluar dengan lancar. Anak akan sehat dengan ASI ekslusif, jadi tidak usah ditambah dengan susu formula. Penambahan susu formula hanya akan mengganggu jadwal keluarnya ASI. Jika bayi minum ASI 2 jam sekali, dan diganti susu formula, maka ASI akan keluar 2 jam setelahnya. Jeda keluarnya ASI berubah dari 2 jam menjadi 4 jam sekali. Jika jedanya semakin banyak, lama lama ASI akan jarang keluar, lalu seret, kering, tak keluar sama sekali.
4. Makan makanan bergizi agar ASI lancar. Selain daun katuk, daun pepaya dan daun singkong juga bagus untuk menambah produksi ASI. Sekarang sudah banyak tablet dan suplemen lancar ASI, jadi lebih praktis. Rata-rata ibu menyusui mengeluarkan 500 kalori per hari, jadi gampang lapar dan ingin ngemil. Sebaiknya makan camilan bergizi ya, misalnya buah segar dan bubur kacang hijau.
5.Banyak banyak membaca buku, artikel majalah dan berbagai referensi tentang ASI. Jika kurang membaca, bisa bisa termakan mitos seperti "ASI sudah basi dan harus dibuang", padahal mengandung kolostrum.
Alhamdulillah walau Saladin gagal mendapat ASI eksklusif, namun saya bisa menyusuinya hingga 2 tahun ++. Ternyata benar, anak ASI lebih sehat dan jarang sakit. Saladin tak pernah opname di rumah sakit, jika sakit paling hanya demam-batuk-pilek, atau diare ringan. Perkembangan fisiknya juga sangat bagus, di usia 1,5 bulan ia bisa tengkurap, dan bisa berjalan pada usia 13 bulan. Sekarang ia berusia 3 tahun 8 bulan, dan hobi memanjat pohon mangga :D.
Jika anak sudah mendapat ASI eksklusif, sebaiknya ia juga disusui sampai ia berusia 24 bulan. Hal ini sesuai dengan standar WHO, bahkan di dalam Al Qur'an juga ada anjuran untuk menyusui anak sampai usianya 2 tahun. Sesuai juga dengan tema pekan ASI dunia tahun ini, "Ibu menyusui sampai 2 tahun lebih hemat, anak sehat dan cerdas, dalam rangka mewujudkan keluarga sejahtera".
Menyusui memang butuh banyak pengorbanan, puting digigit bayi, harus makan banyak sayur, daster jadi bau ASI. Tapi yakinlah, di balik kerepotan itu, akan terbentuk anak yang sehat dan cerdas karena ASI yang bergizi tinggi. Rayakan pekan ASI dunia, tanggal 1-7 agustus ini dengan menyusui atau menyokong para ibu menyusui. Mari teriakkan slogannya, "Ayo dukung ibu menyusui!".
Sumber:
gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2016/07/Pedoman_PAS_2016.pdf
https://bundanyaarzachel.wordpress.com/2013/02/06/7/
Setuju mba. Memang penting bagi ibu hamil untuk survei dulu rumah sakit pro ASI sebelun melahirkan. Sayang sekali masih banyak di lapangan tenaga kesehatan yang abai soal ini padahal sudah ada peraturan untuk wajib asi eklisif ya..
BalasHapusSalam hangat,
Ira DuniaBiza
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusMungkin mereka dapat bonus dari pabrik susu?
Hapusiya mbk, emang kudu survey rs dlu, cari yg pro asi,
BalasHapusalhmdulillh yah, saladin tumbuh sehat, pinter manjat pohon pulak, aseg
Alhamdulillah ;)
HapusYang penting sudah berupaya terbaik utk kasih ASI ke anak.
BalasHapusIya mbak ;)
HapusMirip pengalaman temen suami mbak, dia sampe wanti2 juga kekami. Kalo dia gara2nya pas abis sc masih kondisi sedikit kena obat bius katanya ditawarin perawatnya buat kasih bayinya susu formula. Pas dia sadar beneran dia langsung kecewa berat...ikut sedih jadinya pas diceritain
BalasHapusduo al full asi ya..alhamdulillah
HapusPas lahiran dulu, si mbak perawat juga berkali-kali nanyain, "gimana kalo dikasih sufor?" karena asinya belum keluar juga. Tapi saya tetep nyusuin karena bayi baru lahir masih bisa bertahan tanpa asupan ASI sampai 48 jam. Alhamdulillah besok paginya ASI sudah keluar. :)
BalasHapusalhamdulillah,.,,rejeki asi
Hapusiya, bayi bisa bertahan 3 hari tanpa asi
ipar saya di daerah juga tidak memberi asi eksklusif, karena di sana justru yang memberi susu formula dianggap lebih mapan dan lebih terpandang :(
BalasHapus~ pipitta dotcom
salam kenal mba Pipitta
Hapuswah sayang sekali yaa..padahal asi jauh lebih bergizi
Thanks info nya mba.. Rumah sakit mana sih, kok bisa sembarangan gktu ngasih sufor ke bayi kita.. Nyebelin deh, jadi esmosis hehehe.. Dan kurang pengetahuan juga ya kalau bayi baru lahir masih bisa bertahan tanpa asi 1-2 hari (3hr kelamaan lah ya itungannya)
BalasHapusRumah sakit swasta deket rumah...hehehe
Hapuskeren emang perjuangan seorang ibu.. semoga makin banyak oang tua yang sadar akan pentingnya asi bagi bayi..
BalasHapusAmin..
Hapuswah, ini yg untuk lomba ya. Semoga berhasil ya mbak :)
BalasHapusSaya juga banyak nemu ibu2 yg gagal asi eksklusif. Emang ada kok RS yg begitu dan kayaknya di masa dulu deh, baru2 ini ipar saya (di RS yg sama) melahirkan dan dia dipaksa ASI buat bayinya, udah gak boleh RS kasih sufor, mesti edukASI dulu ke ibunya.
Alhamdulillah sehat terus ya Saladin :)
iya mbak, untuk lomba
BalasHapusaih saya belum ke blog bulirjeruk lagi (setelah gagal komen)
makasih kunjungannya :)
anak aku juga gagal asi ekslusif, asiku baru keluar 2 hari
BalasHapusanak aku rewel terus, pertama malah minum sufor
tapi konsul juga sama dokter sih...
alhamdulillah ya...
BalasHapusceritanya sama kaya saya, krn sesar, bayi saya dikasih sufor, pdhl bayi kan kuat sampai 3 hr ga dikasih apa2 jg :(
tp selanjutnya asi terus sampai 2 thn ++ jg :)
tenaga kesehatan yang lebih peduli ASI sangat dibutuhkan ya mba... karena sebagai pasen kita lebih cenderung mendengarkan mereka. Saladin yang luar biasa belum empat tahun udah jago manjat pohon mangga
BalasHapussemangat meng-ASI-hi ya bunda-bunda semua
BalasHapusSehat selalu ya bunda beserta adik Saladin :)
BalasHapusBoleh saya ikut share informasi ya bunda. Tentang beberapa faktor yang signifikan mempengaruhi kelancaran asi.
http://anna-bakery.com/faktor-yang-mempengaruhi-produksi-asi/