Bukan mau ngomongin serial gossip girl. Tapi mau nulis tentang fenomena yang ada di setiap kampung maupun kelurahan yaitu ibu ibu yang BERGOSIP. Ada orang lewat, digosipin. Eh dia kok tambah gemuk ya? (padahal yang ngomongin orang juga gemuk). Eh motornya baru, cincin emasnya nambah..Dan sebagainya..dan sebagainya.
Kalau anda lewat di depan pos ronda perumahan ABCD (tempat dirahasiakan), jangan kaget ya. (Eh kok saya juga ngomongin mereka, jadi ngegosipin mereka xixixi). Para ibu bergerombol, sekitar jam 9 pagi sampai adzan dzuhur. Mengobrol topik A sampai Z, mulai dari kesehatan anak sampai masa depannya.
Menurut cerita satu narasumber yang pernah dipaksa jadi geng itu, wah ngomongnya selangit banget. Kalo membicarakan masalah kuliah udah kayak profesor aja (padahal pendidikannya paling banter SMA). Pengen anaknya kuliah disini, disitu, suaminya udah survei ke kampus-kampus swasta. Padahal biasanya yang usaha anaknya sendiri kan, dan milih ptn dibanding pts. Pernah juga mereka bikin warga blok B (saya di blok B, mereka di blok A) berang karena menggosipkan para pemuda yang sedang jaga malam. Katanya meronda sambil mabuk-mabukan. Lha mana ada barang bukti botol miras, kok seenaknya begitu. Akhirnya kami menggunakan jasa satpam saja untuk jaga malam.
Lucunya, ada yang belum selesai masak, tapi tak ingin ketinggalan gosip terbaru. Jadi dia bawa sayur plus pisau dan talenannya, motong motong di pos ronda. Hahaha! Kadang ada bapak-bapak yang nimbrung. Sampai-sampai mbak Sul, pemijat langganan saya, heran. Kok ada laki-laki model begini. Dan dia berkata, kalau suaminya kayak gitu pasti dijewer dan disuruh pulang saja.
Salah seorang teman pernah bercerita, suaminya ingin ia bekerja agar hidupnya tak kosong. Ya, kalau dipikir-pikir para gossiper itu hanya bisa mengobrol karena tak ada kegiatan selain mengurus rumah tangga. Tiap hari menyapu-mengepel, dan lain lain, monoton. Hiburan selain televisi ya bergosip. Ngomong ngalur ngidul sembari membunuh waktu.
Alhamdulillah ada beberapa anggota geng itu yang sudah hampir pensiun. Ada yang mengurus 2 cucunya, jadi jarang kumpul. Ada yang berjualan nasi di kantin.
Eh tapi kalo ibu-ibu modern bergosipnya pindah ke facebook ya, hahaha. Kadang bergosip itu
perlu, untuk sekedar sosialisasi dengan tetangga. Tapi jangan keterusan, sampai ada yang terganggu ya..Peace..
Sabtu, 06 Desember 2014
Minggu, 30 November 2014
Sayangilah Suamimu Sebelum Ia Mati
Tulisan ini terinspirasi dari satus teman saya. Ia sedang berduka, istrinya baru saja meninggal, minggu lalu.
Setelah itu ia rajin membuat satus (padahal sebelumnya jarang fb-an).Isinya "aku kangen dimarahi bunda jika nambah nasi terus". Atau mengupload foto istrinya yang sedang memakai selang oksigen, sesaat sebelum kanker payudara merenggut nyawanya.
Saat itu saya tersadar.
Kapan saya terakhir kali mengucap "i love you" ke suami?
Biasanya saya membisikkan 3 kata sakti itu sebelum tidur.
Tapi minggu ini karena banyak deadline terjemahan dan urusan kantor jadi lupa.
Astaghfirullahaladzim.
Maafkan umi ya abi.
Ada ungkapan "kau takkan pernah tahu apa yang kau miliki hingga nanti kau kehilangan".
Umur manusia tak ada yang tahu. Nabi Muhammad meninggal di usia 63 tahun tapi bisa saja kan suami meninggalkan kita tahun depan, bulan depan, bahkan besok!
Jangan sampai kita menyesal karena belum mengungkapkan rasa sayang kepada suami.
Btw, pernahkah anda menonton tayangan "tetangga masa gitu?". Disana digambarkan pasangan Adi dan Angel yang sudah 10 tahun menikah. Mereka hampir setiap hari bertengkar. Dan saya pun mikir. Apa iya nanti kalau sudah 10 tahun menikah seperti itu (saya baru 3 tahun menikah).
Lalu ada teman facebook yang men-share gambar meme sms. Kalau sudah lama menikah panggilannya bukan "istri" atau "sayang" tapi satpam galak. Tanpa sadar pasangan yang lama menikah semakin mengenal pasangannya, luar dan dalam. Begitu pula kejelekannya. Ya, kalau sudah bawaan ya harus dimaklumi. Karena yang bisa mengubahnya hanya dirinya sendiri.
Tapi apakah kekurangan dan kejelekan itu harus disinggung terus setiap hari sehingga memicu pertengkaran?
Dimana benih benih cinta yang tumbuh ketika masih pengantin baru? Mana kemesraan memanggil di telepon "aku pulang telat ya sayang, baik baik di rumah".
Anda tak perlu jadi istri romantis yang mengirim bunga pada suami.
Ucapan i love you sudah bisa merawat cinta.
Karena cinta yang tidak dirawat akan pelan pelan mati.
Meninggalkan luka di hati.
dan akhirnya cinta itu pergi.
Padahal kita hanya mau mencintai satu orang, yaitu suami.
Sebelum akhirnya ia dipanggil sang illahi.
Duhai para istri, cintailah suamimu dengan sepenuh hati, sebelum ia mati. Masakkan masakan spesial untuknya. Berikan senyum manis setiap hari. Turutilah perintahnya, karena sejatinya ia yang menanggung dosamu.
Dalam al qur'an disebutkan kata "rahman" dan "rahim" sebagai perwujudan cinta. Rahman=kasih, rahim=sayang..jadi kasihlah terlebih dahulu sebelum disayang. berikan perhatian ekstra, insyaAllah suami akan semakin sayang pada anda. Love is giving. Minimal memberi dua telinga yang siap mendengar segala keluh kesahnya.
Perwujudan cinta pada suami juga dengan merawat diri. Banyak istri yang berpikir "alah, sudah laku". Jadi lalai dan tidak dandan di depan suami. Sukakah suami jika istri ditemui sore hari, sepulang kantor, dengan keadaan awut awutan, pakai daster kumal? Anda tak mau kan disangka prt oleh tamu?
Dandan di depan suami itu wajib lho. Walaupun misalnya punya bayi atau batita, minimal pakai baju bersih dan tidak cacat, sudah mandi, dan menyunggingkan senyum sebagai kosmetik alami.
Sayangi suamimu sebelum ia mati, dipanggil sang Khalik. Jangan sampai anda menyesal dan menangisi kepergiannya, dan mengucap kata cinta di atas pusaranya. Anggap hari ini adalah hari terakhir suami hidup sehingga bisa memaksimalkan cinta dan kasih sayang untuknya. Seperti yang disebutkan dalam sebuah hadis. Jika suami memandang Istrinya lalu istri pun memandangnya maka Allah memandang mereka dengan kasih sayang.
Tulisan ini diikutkan Giveaway Istri yang Baik
Setelah itu ia rajin membuat satus (padahal sebelumnya jarang fb-an).Isinya "aku kangen dimarahi bunda jika nambah nasi terus". Atau mengupload foto istrinya yang sedang memakai selang oksigen, sesaat sebelum kanker payudara merenggut nyawanya.
Saat itu saya tersadar.
Kapan saya terakhir kali mengucap "i love you" ke suami?
Biasanya saya membisikkan 3 kata sakti itu sebelum tidur.
Tapi minggu ini karena banyak deadline terjemahan dan urusan kantor jadi lupa.
Astaghfirullahaladzim.
Maafkan umi ya abi.
Ada ungkapan "kau takkan pernah tahu apa yang kau miliki hingga nanti kau kehilangan".
Umur manusia tak ada yang tahu. Nabi Muhammad meninggal di usia 63 tahun tapi bisa saja kan suami meninggalkan kita tahun depan, bulan depan, bahkan besok!
Jangan sampai kita menyesal karena belum mengungkapkan rasa sayang kepada suami.
Btw, pernahkah anda menonton tayangan "tetangga masa gitu?". Disana digambarkan pasangan Adi dan Angel yang sudah 10 tahun menikah. Mereka hampir setiap hari bertengkar. Dan saya pun mikir. Apa iya nanti kalau sudah 10 tahun menikah seperti itu (saya baru 3 tahun menikah).
Lalu ada teman facebook yang men-share gambar meme sms. Kalau sudah lama menikah panggilannya bukan "istri" atau "sayang" tapi satpam galak. Tanpa sadar pasangan yang lama menikah semakin mengenal pasangannya, luar dan dalam. Begitu pula kejelekannya. Ya, kalau sudah bawaan ya harus dimaklumi. Karena yang bisa mengubahnya hanya dirinya sendiri.
Tapi apakah kekurangan dan kejelekan itu harus disinggung terus setiap hari sehingga memicu pertengkaran?
Dimana benih benih cinta yang tumbuh ketika masih pengantin baru? Mana kemesraan memanggil di telepon "aku pulang telat ya sayang, baik baik di rumah".
Anda tak perlu jadi istri romantis yang mengirim bunga pada suami.
Ucapan i love you sudah bisa merawat cinta.
Karena cinta yang tidak dirawat akan pelan pelan mati.
Meninggalkan luka di hati.
dan akhirnya cinta itu pergi.
Padahal kita hanya mau mencintai satu orang, yaitu suami.
Sebelum akhirnya ia dipanggil sang illahi.
Duhai para istri, cintailah suamimu dengan sepenuh hati, sebelum ia mati. Masakkan masakan spesial untuknya. Berikan senyum manis setiap hari. Turutilah perintahnya, karena sejatinya ia yang menanggung dosamu.
Dalam al qur'an disebutkan kata "rahman" dan "rahim" sebagai perwujudan cinta. Rahman=kasih, rahim=sayang..jadi kasihlah terlebih dahulu sebelum disayang. berikan perhatian ekstra, insyaAllah suami akan semakin sayang pada anda. Love is giving. Minimal memberi dua telinga yang siap mendengar segala keluh kesahnya.
Perwujudan cinta pada suami juga dengan merawat diri. Banyak istri yang berpikir "alah, sudah laku". Jadi lalai dan tidak dandan di depan suami. Sukakah suami jika istri ditemui sore hari, sepulang kantor, dengan keadaan awut awutan, pakai daster kumal? Anda tak mau kan disangka prt oleh tamu?
Dandan di depan suami itu wajib lho. Walaupun misalnya punya bayi atau batita, minimal pakai baju bersih dan tidak cacat, sudah mandi, dan menyunggingkan senyum sebagai kosmetik alami.
Sayangi suamimu sebelum ia mati, dipanggil sang Khalik. Jangan sampai anda menyesal dan menangisi kepergiannya, dan mengucap kata cinta di atas pusaranya. Anggap hari ini adalah hari terakhir suami hidup sehingga bisa memaksimalkan cinta dan kasih sayang untuknya. Seperti yang disebutkan dalam sebuah hadis. Jika suami memandang Istrinya lalu istri pun memandangnya maka Allah memandang mereka dengan kasih sayang.
Tulisan ini diikutkan Giveaway Istri yang Baik
Jumat, 28 November 2014
Seandainya Ramadhan datang Setiap Hari
Ya Allah, seandainya ramadhan datang setiap hari, aku akan makan dengan hidangan bergizi. Hampir setiap hari aku dan kawan-kawan diundang. Berjabat tangan dengan Bapak Walikota, dengan para pejabat, dan dengan penyanyi. Setelah itu dipersilakan menikmati makanan yang bahkan namanya saja belum pernah kudengar.
Mataku terbelalak melihat berbagai lauk yang ditata dengan indah. Ibu pengasuhku berkata, "ayo makan sayang. Pilih saja sesukamu, ada gurame goreng, sup merah, dan lain-lain. " Setelah itu aku dan beliau duduk manis di kursi. Rumah makan yang luas ini membuatku grogi. Tidak seperti yang kualami saat makan bersama tiap hari, aku harus puas makan berdesak-desakan, dengan lauk tahu-tempe dan nasi.
Ya Allah, seandainya ramadhan datang setiap hari. Orang-orang datang ke panti. Hilir mudik menyalurkan sebagian rezeki. Aku akan tersenyum senang, memakai baju koko dan peci. Semua serba baru. Bahkan aku diberi sarung dan sepatu.
Tapi ramadhan hanya ada sekali dalam setahun. Aku tetap bersyukur, walau berbuka tanpa kehadiran orangtua kandung.
Mataku terbelalak melihat berbagai lauk yang ditata dengan indah. Ibu pengasuhku berkata, "ayo makan sayang. Pilih saja sesukamu, ada gurame goreng, sup merah, dan lain-lain. " Setelah itu aku dan beliau duduk manis di kursi. Rumah makan yang luas ini membuatku grogi. Tidak seperti yang kualami saat makan bersama tiap hari, aku harus puas makan berdesak-desakan, dengan lauk tahu-tempe dan nasi.
Ya Allah, seandainya ramadhan datang setiap hari. Orang-orang datang ke panti. Hilir mudik menyalurkan sebagian rezeki. Aku akan tersenyum senang, memakai baju koko dan peci. Semua serba baru. Bahkan aku diberi sarung dan sepatu.
Tapi ramadhan hanya ada sekali dalam setahun. Aku tetap bersyukur, walau berbuka tanpa kehadiran orangtua kandung.
Minggu, 23 November 2014
Menggantungkan Hidup dari AREMA
Tanggal 11 Agustus Arema berulangtahun . Aremania selalu merayakan hari
jadi tim kesayangannya dengan konvoi keliling kota Malang. Masyarakat
kota Malang memang dikenal militan dalam mendukung PS Arema. Jika Arema
bertanding, banyak sekali aremania dan aremanita yang datang menonton,
meskipun letak Stadion Kanjuruhan jauh sekali dari pusat kota. Walaupun
pertandingan sepakbola itu juga disiarkan secara langsung di sebuah
televisi swasta nasional. Ternyata banyak sekali orang yang
menggantungkan hidupnya dari Arema.
Orang-orang yang paling diuntungkan jika pertandingan Arema digelar di Stadion Kanjuruhan adalah pemilik rumah atau warung di sekitar stadion. Mereka menyediakan jasa parkir yang aman pada aremania dan aremanita, karena sepeda motor yang diparkir dilindungi oleh pagar. Tarif parkir resmi di kota Malang yang biasanya berkisar antara limaratus sampai seribu rupiah melonjak drastis menjadi dua ribu rupiah. Jika satu pemilik rumah mampu menampung dua puluh lima sepeda motor, maka dalam waktu kurang lebih empat jam mereka bisa mengantongi lima puluh ribu rupiah.
Calo tiket juga mengambil keuntungan dari jauhnya stadion Kanjuruhan dan kediaman aremania. Mereka antri membeli tiket di loket resmi stadion Kanjuruhan pada pagi hari, lalu menjualnya di tengah kota (biasanya di dekat stadion Gajayana, di depan Stasiun Kota Baru, atau di dekat Rumah Sakit Saiful Anwar) dengan harga yang lebih mahal. Aremania yang takut kehabisan tiket jika membeli di loket penjualan resmi, tentu saja memilih untuk membeli di calo tiket tersebut. Meskipun harga tiket melonjak tajam.
Para pedagang asongan juga tak kalah diuntungkan dalam setiap pertandingan kandang Arema. Bermacam macam penjual makanan, seperti nasi bungkus, tahu goreng, permen, manisan, bakpao, kacang rebus, dan donat, berkeliling menjajakan dagangan mereka. Juga ada penjual minuman seperti air mineral, minuman penambah energi, dan kopi. Pedagang CD yang berisi lagu-lagu aremania juga menjual CD seharga sepuluh ribu rupiah.
Bahkan ada pedagang yang menjual mantel plastik tipis dan tas kresek saat pertandingan digelar di bawah guyuran hujan. Dalam kurun waktu tiga jam, dagangan mereka pun laris manis dan ludes terjual.
Aremania memang pernah dilarang memakai atribut saat menonton pertandingan Arema baik kandang maupun tandang oleh PSSI. Larangan ini berlaku selama dua tahun. Tapi, pedagang - pedagang merchandise ( atribut ) seperti kaos, kemeja, topi, syal aremania, dan boneka singa tetap mampu
menjual dagangan mereka. Kecintaan aremania pada Arema membuat mereka tetap menggunakan atribut itu di luar pertandingan.
Arema memang sebuah tim sepakbola yang dicintai warga Malang Raya. Kehadiran tim sepakbola ini tidak hanya menghibur, tetapi juga menguntungkan banyak orang yang menggantungkan hidup darinya.
Orang-orang yang paling diuntungkan jika pertandingan Arema digelar di Stadion Kanjuruhan adalah pemilik rumah atau warung di sekitar stadion. Mereka menyediakan jasa parkir yang aman pada aremania dan aremanita, karena sepeda motor yang diparkir dilindungi oleh pagar. Tarif parkir resmi di kota Malang yang biasanya berkisar antara limaratus sampai seribu rupiah melonjak drastis menjadi dua ribu rupiah. Jika satu pemilik rumah mampu menampung dua puluh lima sepeda motor, maka dalam waktu kurang lebih empat jam mereka bisa mengantongi lima puluh ribu rupiah.
Calo tiket juga mengambil keuntungan dari jauhnya stadion Kanjuruhan dan kediaman aremania. Mereka antri membeli tiket di loket resmi stadion Kanjuruhan pada pagi hari, lalu menjualnya di tengah kota (biasanya di dekat stadion Gajayana, di depan Stasiun Kota Baru, atau di dekat Rumah Sakit Saiful Anwar) dengan harga yang lebih mahal. Aremania yang takut kehabisan tiket jika membeli di loket penjualan resmi, tentu saja memilih untuk membeli di calo tiket tersebut. Meskipun harga tiket melonjak tajam.
Para pedagang asongan juga tak kalah diuntungkan dalam setiap pertandingan kandang Arema. Bermacam macam penjual makanan, seperti nasi bungkus, tahu goreng, permen, manisan, bakpao, kacang rebus, dan donat, berkeliling menjajakan dagangan mereka. Juga ada penjual minuman seperti air mineral, minuman penambah energi, dan kopi. Pedagang CD yang berisi lagu-lagu aremania juga menjual CD seharga sepuluh ribu rupiah.
Bahkan ada pedagang yang menjual mantel plastik tipis dan tas kresek saat pertandingan digelar di bawah guyuran hujan. Dalam kurun waktu tiga jam, dagangan mereka pun laris manis dan ludes terjual.
Aremania memang pernah dilarang memakai atribut saat menonton pertandingan Arema baik kandang maupun tandang oleh PSSI. Larangan ini berlaku selama dua tahun. Tapi, pedagang - pedagang merchandise ( atribut ) seperti kaos, kemeja, topi, syal aremania, dan boneka singa tetap mampu
menjual dagangan mereka. Kecintaan aremania pada Arema membuat mereka tetap menggunakan atribut itu di luar pertandingan.
Arema memang sebuah tim sepakbola yang dicintai warga Malang Raya. Kehadiran tim sepakbola ini tidak hanya menghibur, tetapi juga menguntungkan banyak orang yang menggantungkan hidup darinya.
Sabtu, 08 November 2014
Gara Gara AADC
Lagi heboh ADC di medsos. Saya jadi ingat tahun 2002, waktu heboh hebohnya film ini. Waktu itu saya sudah kelas 1 atau 2 sma (lupaa)..di SMUN 8 Malang.
Di film kan digambarkan Cinta (Dian Sastro) and the gank ikut ekstra kulikuler majalah dinding. Saya juga ngambil ekskul mading, tapi gak ikut ikutan lho. Saya ikut ekskul ini jauh sebelum film AADC booming.
Lah gara gara Cinta, akhirnya ada genk chewek chantik chentil yang mendekati. Minta izin ke ketua ekskul untuk ikut menggarap mading. Lah, pan pendaftaran anggota ekskul udah ditutup. Tapi gakpapa deh, kan mereka cuma bantu-bantu.
Akhirnya minggu pagi mereka nongol di sekolah. Ikutan bantu bikin majalah dinding. Bikin means nempel kertas doang hahaha. Tetap saja kami yang nulis beritanya, menghias mading, lalu menempel bersama. Minggu depannya mereka absen, gak ikutan lagi. Lah mbak, apa mau diajarin nulis? Ternyata nulis itu susah ya? Tak semudah nonton AADC.
Di film kan digambarkan Cinta (Dian Sastro) and the gank ikut ekstra kulikuler majalah dinding. Saya juga ngambil ekskul mading, tapi gak ikut ikutan lho. Saya ikut ekskul ini jauh sebelum film AADC booming.
Lah gara gara Cinta, akhirnya ada genk chewek chantik chentil yang mendekati. Minta izin ke ketua ekskul untuk ikut menggarap mading. Lah, pan pendaftaran anggota ekskul udah ditutup. Tapi gakpapa deh, kan mereka cuma bantu-bantu.
Akhirnya minggu pagi mereka nongol di sekolah. Ikutan bantu bikin majalah dinding. Bikin means nempel kertas doang hahaha. Tetap saja kami yang nulis beritanya, menghias mading, lalu menempel bersama. Minggu depannya mereka absen, gak ikutan lagi. Lah mbak, apa mau diajarin nulis? Ternyata nulis itu susah ya? Tak semudah nonton AADC.
Senin, 29 September 2014
Saat Aku Kehilangan Calon Anakku
Kehamilan, apalagi anak pertama, adalah hal yang sangat ditunggu oleh pengantin baru. Menyemai harapan selama 9 bulan. Semoga kelak ia menjadi anak soleh. Tapi ketika Tuhan berkehendak lain, apa yang bisa kita lakukan?
Saya hamil ketika baru menikah selama 3 bulan. Alhamdulillah tidak perlu menunggu lama. Setelah hasil di testpack menunjukkan 2 garis, kami segera periksa di dokter kandungan. Alhamdulillah ternyata sudah 4 minggu usia kehamilan ini. Dokter menganjurkan untuk minum susu untuk ibu hamil, dan tak lupa mengkonsumsi minum vitamin dan penambah darah . Untungnya tak ada wejangan atau larangan apa-apa dari dokter.
Hamil muda ini tak membuat saya mual mual atau morning sickness. Biasa saja. Bahkan tidak ngidam apa-apa.
Tapi suatu sore saat haus sekali saya minum vitamin yang dilarutkan dalam air. Adik yang mengamati perbuatan saya tiba tiba mengambil bungkusnya dan membaca dengan super teliti. Ia berbisik, "Kakak, ada tulisan bahwa tidak boleh dokunsumsi ibu hamil". Rupanya vitamin itu mengandung pemanis buatan. Waduh, bagaimana ini? Sudah terlanjur masuk perut nih. Semoga tidak apa apa. Dan memang tidak ada reaksi apa apa di perut maupun rahim, alhamdullillah.
Karena merasa sehat sehat saja, walaupun sedang hamil saya ngotot membantu usaha suami di bidang percetakan. Di tahun pertama usaha ini memang banyak sekali yang harus dilakukan, berpromosi, mencetak stiker dan label pesanan, lalu mengantarkan ke rumah klien. Sibuk. Menjelang deadline selalu hiruk pikuk. Tak jarang saya ikut melekan, melipat amplop undangan atau memotong kertas label.
Seperti siang itu, 26 januari 2011. Saya duduk di boncengan sepeda motor, menemani suami mengantar pesanan klien. Lewat jalan tembus yang berliku plus bonus tanjakan dan polisi tidur. Sungguh saya tak tahu jika orang hamil muda tidak boleh terlalu capek apalagi naik motor dan melewati jalan bergeronjal. Sampai di rumah, kantuk meraja dan akhirnya saya tertidur di kamar. Saat terbangun dan akan mandi, kok ada bercak darah ? Dengan panik saya gugling tentang hal ini. Ternyata wajar karena saat embrio menepel di rahim, bisa terjadi sedikit pendarahan. Tapi saat senja menjelang, pendarahan semakin banyak. Terpaksa harus mengenakan pembalut. Lalu. Krak! Perutku keram melilit lilit. Apa yang terjadi pada rahimku?
Kami bingung, tak tahu tempat dokter wanita yang praktek malam ini. Akhirnya suami berinisiatif mengantar ke RSIA yang berada tak jauh dari rumah. Untungnya saya sudah punya nomor anggota, karena pernah melakukan pemeriksaan pre-marriage disini. Tapi antrian itu mengular panjang. Sementara perut terus kesakitan, keram, rasanya seperti orang haid. Dan ketika akhirnya bertemu dokter kandungan itu, sudah sepi, pasien terakhir. Jam dinding menunjukkan pukul 10 malam.
Dokter wanita itu langsung menanyai keluhanku, kujawab ada pendarahan di awal kehamilan. Saat bangkit dari kursi dan akan naik ke ranjang pemeriksaan, ternyata tanpa disadari bagian belakang rok sudah bersimbah darah. Dokter segera memerintahkan suster untuk mengambil alas.
Rasanya dunia runtuh saat usg, yang terpampang di layar adalah hilangnya kantong kehamilan, calon embrio. Tak dapat diselamatkan lagi karena sudah peluruhan sempurna. Pandangan mata menjadi merah, merah. Semerah darah yang terpancar deras. Membuatku lesu dan lemas. Calon bayi di rahimku ternyata lebih memilih untuk bertemuNya terlebih dahulu.
Setelah usg akhirnya ketemu penyebab saya keguguran. Ternyata ada penyakit yang bersarang di rahim. Miom, sejenis tumor jinak. Penjahat yang diam diam menyerap nutrisi dari janin. Lalu dokter cantik itu menenangkan hatiku. Katanya, "kau masih muda, masih banyak kesempatan, bersabar saja". Lalu ia memberi resep penambah darah.
Kabar baiknya saya tak perlu dikuret karena sudah peluruhan sempurna. Saat pulang, kami hanya terdiam di mobil. Sesampainya di rumah mama bertanya "ada apa" namun saya malah berlari ke kamar, menumpahkan segala kesedihan. Dan kesedihan itu semakin dilengkapi dengan rasa yang ada di rahim, melilit, mencengkeram, darah banyak sekali memgalir, sampai saya nyaris pingsan. Sudah ganti pembalut berkali kali tapi masih berbekas. Sungguh saya nyaris tak bisa tidur semalaman. Alhamdulillah suami ikut melekan. Menguatkan mental. Sampai akhirnya tertidur, lalu terbangun dengan perasaan hampa. Mengelus perut yang kembali rata.
Saya tak percaya bahwa sudah kehilangan calon anak. Padahal sudah tersedia nama baginya, Raihan Fuqaha. Ahlil fiqih yang sewangi surga. Saat mengeja namanya, air mata kembali mengalir di pipi, oh anakku.
Hari hari saya lalui dengan tersenyum, namun menahan tangis dan nyeri perut. Pendarahannya masih banyak. Beberapa teman mencoba menguatkan hati saya. Saya bersyukur ternyata masih banyak yang perhatian dan empati.
Kesedihan ini membuat saya hampir kehilangan semangat hidup. Saya tetap meminum susu khusus ibu hamil yang masih tersisa banyak, sekedar memaniskan hari hari yang terasa pahit. Lalu bertanya-tanya, mengapa aku begini? Mengapa begitu? Apa aku tidak layak menjadi ibu, sehingga ia dicabut dari rahimku?
Ayah yang melihat saya belum move on dan masih murung akhirnya mengajak untuk pijat di Turen-Kabupaten Malang. Terapisnya sudah sepuh, tapi antrinya lumayan banyak. Pijatnya bukan pijat biasa melainkan akupressure. Setelah dipijat, terapis berkata bahwa rahim saya agak miring, karena dulu pernah jatuh terduduk, dan akhirnya dibetulkan. Setelah itu saya diberi secarik kertas berisi berapa botol jamu yang harus diminum. Ya, jamu kunyit putih dan lempuyang harus saya tenggak setiap hari.
Walaupun hidup sepahit jamu yang tercecap di lidah, namun saya harus legowo. Ikhlas, hanya mencoba ikhlas untuk menjalani hari hari pasca keguguran. Menghibur diri sendiri saat kutahu bahwa ia telah meninggalkanku terlebih dulu dan insyaAllah akan bertemu lagi. Bukankah setelah hujan pasti ada pelangi?
Setelah beberapa hari saya sadar bahwa ternyata Tuhan mengambilnya untuk memberiku pelajaran:
1. Jangan minum vitamin sembarangan, jika tidak direkomendasikan oleh dokter.
2. Miom yang dulu dicurigai ada di rahimku ternyata masih ada. Ya, sebelum menikah, saat pijat, terapis mencurigai ada benjolan di rahim. Akhirnya saya usg di sebuah RSIA, alhamdulillah tidak ada apa-apa. Ternyata saat hamil kecurigaan itu muncul dalam bentuk miom, dan membesar seiring dengan kehamilan.
3. Bisa ganti dokter kandungan, dokter yang dulu cewek sih, senior, tapi kok lebih cocok dengan dokter yang ini. Masih muda, berusia 30-an, tapi pintar, komunikatif, dan berempati tinggi pada pasien
4. Jam praktek dokter yang baru ini di malam hari, jadi bisa diantar suami. Kalau dokter yang dulu prakteknya pagi, jadi kalau mau kontrol harus berangkat sendiri ke RS.
Kuhirup udara dan mencoba membesarkan hati. Berharap yang terbaik akan skenario yang diberikan oleh-Nya. Ketika kau ikhlas, Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik.
Oh Raihan, semoga nanti kita bertemu di surgaNya. Amin
Saya hamil ketika baru menikah selama 3 bulan. Alhamdulillah tidak perlu menunggu lama. Setelah hasil di testpack menunjukkan 2 garis, kami segera periksa di dokter kandungan. Alhamdulillah ternyata sudah 4 minggu usia kehamilan ini. Dokter menganjurkan untuk minum susu untuk ibu hamil, dan tak lupa mengkonsumsi minum vitamin dan penambah darah . Untungnya tak ada wejangan atau larangan apa-apa dari dokter.
Hamil muda ini tak membuat saya mual mual atau morning sickness. Biasa saja. Bahkan tidak ngidam apa-apa.
Tapi suatu sore saat haus sekali saya minum vitamin yang dilarutkan dalam air. Adik yang mengamati perbuatan saya tiba tiba mengambil bungkusnya dan membaca dengan super teliti. Ia berbisik, "Kakak, ada tulisan bahwa tidak boleh dokunsumsi ibu hamil". Rupanya vitamin itu mengandung pemanis buatan. Waduh, bagaimana ini? Sudah terlanjur masuk perut nih. Semoga tidak apa apa. Dan memang tidak ada reaksi apa apa di perut maupun rahim, alhamdullillah.
Karena merasa sehat sehat saja, walaupun sedang hamil saya ngotot membantu usaha suami di bidang percetakan. Di tahun pertama usaha ini memang banyak sekali yang harus dilakukan, berpromosi, mencetak stiker dan label pesanan, lalu mengantarkan ke rumah klien. Sibuk. Menjelang deadline selalu hiruk pikuk. Tak jarang saya ikut melekan, melipat amplop undangan atau memotong kertas label.
Seperti siang itu, 26 januari 2011. Saya duduk di boncengan sepeda motor, menemani suami mengantar pesanan klien. Lewat jalan tembus yang berliku plus bonus tanjakan dan polisi tidur. Sungguh saya tak tahu jika orang hamil muda tidak boleh terlalu capek apalagi naik motor dan melewati jalan bergeronjal. Sampai di rumah, kantuk meraja dan akhirnya saya tertidur di kamar. Saat terbangun dan akan mandi, kok ada bercak darah ? Dengan panik saya gugling tentang hal ini. Ternyata wajar karena saat embrio menepel di rahim, bisa terjadi sedikit pendarahan. Tapi saat senja menjelang, pendarahan semakin banyak. Terpaksa harus mengenakan pembalut. Lalu. Krak! Perutku keram melilit lilit. Apa yang terjadi pada rahimku?
Kami bingung, tak tahu tempat dokter wanita yang praktek malam ini. Akhirnya suami berinisiatif mengantar ke RSIA yang berada tak jauh dari rumah. Untungnya saya sudah punya nomor anggota, karena pernah melakukan pemeriksaan pre-marriage disini. Tapi antrian itu mengular panjang. Sementara perut terus kesakitan, keram, rasanya seperti orang haid. Dan ketika akhirnya bertemu dokter kandungan itu, sudah sepi, pasien terakhir. Jam dinding menunjukkan pukul 10 malam.
Dokter wanita itu langsung menanyai keluhanku, kujawab ada pendarahan di awal kehamilan. Saat bangkit dari kursi dan akan naik ke ranjang pemeriksaan, ternyata tanpa disadari bagian belakang rok sudah bersimbah darah. Dokter segera memerintahkan suster untuk mengambil alas.
Rasanya dunia runtuh saat usg, yang terpampang di layar adalah hilangnya kantong kehamilan, calon embrio. Tak dapat diselamatkan lagi karena sudah peluruhan sempurna. Pandangan mata menjadi merah, merah. Semerah darah yang terpancar deras. Membuatku lesu dan lemas. Calon bayi di rahimku ternyata lebih memilih untuk bertemuNya terlebih dahulu.
Setelah usg akhirnya ketemu penyebab saya keguguran. Ternyata ada penyakit yang bersarang di rahim. Miom, sejenis tumor jinak. Penjahat yang diam diam menyerap nutrisi dari janin. Lalu dokter cantik itu menenangkan hatiku. Katanya, "kau masih muda, masih banyak kesempatan, bersabar saja". Lalu ia memberi resep penambah darah.
Kabar baiknya saya tak perlu dikuret karena sudah peluruhan sempurna. Saat pulang, kami hanya terdiam di mobil. Sesampainya di rumah mama bertanya "ada apa" namun saya malah berlari ke kamar, menumpahkan segala kesedihan. Dan kesedihan itu semakin dilengkapi dengan rasa yang ada di rahim, melilit, mencengkeram, darah banyak sekali memgalir, sampai saya nyaris pingsan. Sudah ganti pembalut berkali kali tapi masih berbekas. Sungguh saya nyaris tak bisa tidur semalaman. Alhamdulillah suami ikut melekan. Menguatkan mental. Sampai akhirnya tertidur, lalu terbangun dengan perasaan hampa. Mengelus perut yang kembali rata.
Saya tak percaya bahwa sudah kehilangan calon anak. Padahal sudah tersedia nama baginya, Raihan Fuqaha. Ahlil fiqih yang sewangi surga. Saat mengeja namanya, air mata kembali mengalir di pipi, oh anakku.
Hari hari saya lalui dengan tersenyum, namun menahan tangis dan nyeri perut. Pendarahannya masih banyak. Beberapa teman mencoba menguatkan hati saya. Saya bersyukur ternyata masih banyak yang perhatian dan empati.
Kesedihan ini membuat saya hampir kehilangan semangat hidup. Saya tetap meminum susu khusus ibu hamil yang masih tersisa banyak, sekedar memaniskan hari hari yang terasa pahit. Lalu bertanya-tanya, mengapa aku begini? Mengapa begitu? Apa aku tidak layak menjadi ibu, sehingga ia dicabut dari rahimku?
Ayah yang melihat saya belum move on dan masih murung akhirnya mengajak untuk pijat di Turen-Kabupaten Malang. Terapisnya sudah sepuh, tapi antrinya lumayan banyak. Pijatnya bukan pijat biasa melainkan akupressure. Setelah dipijat, terapis berkata bahwa rahim saya agak miring, karena dulu pernah jatuh terduduk, dan akhirnya dibetulkan. Setelah itu saya diberi secarik kertas berisi berapa botol jamu yang harus diminum. Ya, jamu kunyit putih dan lempuyang harus saya tenggak setiap hari.
Walaupun hidup sepahit jamu yang tercecap di lidah, namun saya harus legowo. Ikhlas, hanya mencoba ikhlas untuk menjalani hari hari pasca keguguran. Menghibur diri sendiri saat kutahu bahwa ia telah meninggalkanku terlebih dulu dan insyaAllah akan bertemu lagi. Bukankah setelah hujan pasti ada pelangi?
Setelah beberapa hari saya sadar bahwa ternyata Tuhan mengambilnya untuk memberiku pelajaran:
1. Jangan minum vitamin sembarangan, jika tidak direkomendasikan oleh dokter.
2. Miom yang dulu dicurigai ada di rahimku ternyata masih ada. Ya, sebelum menikah, saat pijat, terapis mencurigai ada benjolan di rahim. Akhirnya saya usg di sebuah RSIA, alhamdulillah tidak ada apa-apa. Ternyata saat hamil kecurigaan itu muncul dalam bentuk miom, dan membesar seiring dengan kehamilan.
3. Bisa ganti dokter kandungan, dokter yang dulu cewek sih, senior, tapi kok lebih cocok dengan dokter yang ini. Masih muda, berusia 30-an, tapi pintar, komunikatif, dan berempati tinggi pada pasien
4. Jam praktek dokter yang baru ini di malam hari, jadi bisa diantar suami. Kalau dokter yang dulu prakteknya pagi, jadi kalau mau kontrol harus berangkat sendiri ke RS.
Kuhirup udara dan mencoba membesarkan hati. Berharap yang terbaik akan skenario yang diberikan oleh-Nya. Ketika kau ikhlas, Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik.
Oh Raihan, semoga nanti kita bertemu di surgaNya. Amin
Selasa, 02 September 2014
Dan Ia pergi meninggalkanku
Masih teringat di hari saat kau lahir, 24 tahun lalu. Siang itu matahari membakar, tapi tak mengurangi sejuknya wajahmu. Atas seijin orangtuamu kau kuberi nama yang sama dengan boneka kesayanganku.
Doniarsyah, rumah ini sepi tanpamu. Tak ada yang mengantarkanku belanja ke minimarket (walau dengan setengah dongkol karena menunggu di parkiran). Tak ada yang menikmati kue bikinanku. Lengang..Setelah kepergianmu..
Ingatkah kau saat kita bermain bersama? Aku selalu diberi amanah oleh mama untuk menjagamu. Kita berdua ngeri saat melihat kambing disembelih di hari raya idul adha. Kau menangis saat melihat wajah dinosaurus di layar besar, sehingga tak menamatkan cerita jurrasic park.
Tapi yang paling kusesali adalah saat kau pulang dengan darah yang menetes netes di bibirmu. Padahal saat itu aku janji menmanimu membeli mainan di toko seberang kampung. Tapi karena aku lupa kau pergi kesana bersama Nugroho, temanmu. Saat menyebrang, ada sepeda motor yang menyenggol. Untungnya ia bertanggungjawab dan mengantarkanmu pulang. Tapi sekarang kau harus jarang pulang.
Baik-baik di Jakarta ya sayang. Menikmati nasib jadi anak kos-kos-an. Bekerja walau belum berstatus pegawai tetap. Semoga karirmu cemerlang.
Jumat, 04 Juli 2014
Selamat Ulang Tahun, Papa ! (Papaku Idolaku)
Papa, 54 tahun sudah usiamu..Terimakasih sudah mengajariku banyak hal.
Kau ajari aku blogging walaupun tempatnya sudah almarhum (mp).
Kau ajariku untuk selalu sabar dan nggak grusa grusu..
Masih tertanam di ingatan, kau ajari ku menghafal ayat kursi saat sd..
Kau ajari filosofi kehidupan saat menyetir. Di jalan, melihat padatnya arus lalu lintas. Harus ada yang mengalah. Begitulah kehidupan, kadang ada giliran kita harus mengalah, dan ada saatnya kita bisa melaju dengan sabar..
Ya, kesabaran.
Saat stasiun tv lama berubah jadi baru karena ownernya berubah, Papa tetap sabar. Peraturan berubah. Ketika satu berita muncul di 3 televisi yang berbeda (dalam satu grup), honornya hanya seharga satu berita, bukan tiga..Akhirnya Papa memutuskan mundur jadi wartawan dan stringer tv lalu merintis penerbitan indie sendiri. Jualan buku melalui seminar-seminar. Alhamdulillah saat kumembantu di salah satu acara seminar, bisa bertemu lagi dengan guru SD-ku.
Semua ada hikmahnya.
Hanya ini yang bisa kuucapkan, maaf Pa tahun ini aku tak membuat kue untukmu. Doaku pada Allah,
semoga Papa sehat selalu..
Kau ajari aku blogging walaupun tempatnya sudah almarhum (mp).
Kau ajariku untuk selalu sabar dan nggak grusa grusu..
Masih tertanam di ingatan, kau ajari ku menghafal ayat kursi saat sd..
Kau ajari filosofi kehidupan saat menyetir. Di jalan, melihat padatnya arus lalu lintas. Harus ada yang mengalah. Begitulah kehidupan, kadang ada giliran kita harus mengalah, dan ada saatnya kita bisa melaju dengan sabar..
Ya, kesabaran.
Saat stasiun tv lama berubah jadi baru karena ownernya berubah, Papa tetap sabar. Peraturan berubah. Ketika satu berita muncul di 3 televisi yang berbeda (dalam satu grup), honornya hanya seharga satu berita, bukan tiga..Akhirnya Papa memutuskan mundur jadi wartawan dan stringer tv lalu merintis penerbitan indie sendiri. Jualan buku melalui seminar-seminar. Alhamdulillah saat kumembantu di salah satu acara seminar, bisa bertemu lagi dengan guru SD-ku.
Semua ada hikmahnya.
Hanya ini yang bisa kuucapkan, maaf Pa tahun ini aku tak membuat kue untukmu. Doaku pada Allah,
semoga Papa sehat selalu..
Selasa, 10 Juni 2014
Stiker Kue Lebaran
Jual kue lebaran?
Ada stiker cakep nih, bisa ditempel di stoples kue
Ditempel di dus kue juga bisa loh
Pesan dikit boleh
cp Avi
087 859 574 104
Ada stiker cakep nih, bisa ditempel di stoples kue
Ditempel di dus kue juga bisa loh
Pesan dikit boleh
cp Avi
087 859 574 104
Senin, 19 Mei 2014
Sumpek Skripsi? Senam Saja !
Bagi saya skripsi adalah the best frenemy (friend and enemy). Atau pil yang pahit tapi menyehatkan. Bagaimana tidak? Baru angkatan saya yang wajib skripsi, dan kami panik mencari judul untuk proposal skripsi.
Padahal saat kuliah di jurusan Sastra Inggris Universitas Negeri Malang sudah terbayang bisa kuliah 4 tahun, pas, tanpa skripsi. Kok bisa? Karena peraturannya begitu hehehe, ada dispensasi. Tapi, ketika ada revisi aturan dan kami wajib menulis skripsi (thesis), jadi pusing tujuh keliling.
Perpustakaan didatangi, bahkan saya pergi mencari referensi di perpustakaan pascasarjana. Pernah juga nekat cari buku ke sebuah kampus negeri di surabaya, walaupun pulang dengan tangan hampa. Semester 7 berlalu, ah, sudah semester 8. Tapi tulisan gak maju, maju. Nanti saja, semua pasti beres, eh sudah semster 9. Di akhir semester 9 orangtua dipanggil oleh kampus, ada wejangan. Tidaak! Muka memerah karena ketua jurusan mengenal ibu saya secara pribadi.
Belum lagi ada desas desus bahwa dosen pembimbing akan melanjutkan studi ke luar negeri. Skripsi saya bagaimana? Ogah dong ganti pembimbing, karena beliau ini sangat sabar dan toleran. Semakin kalut, ingin segera menyelesaikan skripsi tapi stuck, tak ada ide. Atau istilah kerennya writer's block.
Penyakit yang satu ini sungguh membuat galau. Sampai ingin membentur-benturkan kepala ke tembok. Tapi gak jadi, karena masih sayang diri sendiri hehehe. Energi negatif ini harus segera disalurkan ke tempat lain, yaitu..lapangan.
Minggu pagi, enaknya menghirup udara segar di Lapangan Rampal. Pukul 6 sudah siap disana, melakukan pemanasan. Lalu menggerakkan badan bersama instruktur andal. Badan segar, pikiran plong. Gak usah mikirin skripsi yang bikin mumet xixixi.
Otot yang kaku akibat mengetik berjam-jam bisa sejenak rileks dan dilemaskan. Irama senam yang rancak dan musik yang gembira memberi aura positif bagi tubuh saya. Seakan-akan ada suntikan semangat baru bagi tubuh, jiwa, dan pikiran.
Penyemangat lain untuk senam adalah banyaknya sponsor di lapangan. Lumayan, bisa nyicip produk sampel gratis (muka gratisan :p). Atau kalau sponsornya banyak, diadakan lomba senam. Wah, jadi tambah asyik olahraganya. Setelah melihat gerakan peserta di sebelah jadi panas hati, I can do better than her! Harus perfect ngikutin goyangan instruktur di panggung.
Setelah berpeluh keringat, lalu rehat sejenak dan menyeruput sebotol minuman isotonik (lagi-lagi free sampel dari sponsor wkwkwk). Ternyata, saya mendapat juara satu. Alhamdulillah. Hadiahnya lumayan banget nih, 1 buah hp cdma dan goodie bag dari sponsor. Segera saya naik panggung untuk menerima hadiahnya.
What a beautiful day, sumpek hilang, dapat prestasi baru, hadiah, dan mendapat suntikan semangat mengerjakan skripsi. Gak boleh cemen dan galau, harus sportif seperti para peserta. Skrispi? Hajar bleh. Banzai !
Tulisan ini diikutkan Giveaway Ya Rabb, Aku Galau
Padahal saat kuliah di jurusan Sastra Inggris Universitas Negeri Malang sudah terbayang bisa kuliah 4 tahun, pas, tanpa skripsi. Kok bisa? Karena peraturannya begitu hehehe, ada dispensasi. Tapi, ketika ada revisi aturan dan kami wajib menulis skripsi (thesis), jadi pusing tujuh keliling.
Perpustakaan didatangi, bahkan saya pergi mencari referensi di perpustakaan pascasarjana. Pernah juga nekat cari buku ke sebuah kampus negeri di surabaya, walaupun pulang dengan tangan hampa. Semester 7 berlalu, ah, sudah semester 8. Tapi tulisan gak maju, maju. Nanti saja, semua pasti beres, eh sudah semster 9. Di akhir semester 9 orangtua dipanggil oleh kampus, ada wejangan. Tidaak! Muka memerah karena ketua jurusan mengenal ibu saya secara pribadi.
Belum lagi ada desas desus bahwa dosen pembimbing akan melanjutkan studi ke luar negeri. Skripsi saya bagaimana? Ogah dong ganti pembimbing, karena beliau ini sangat sabar dan toleran. Semakin kalut, ingin segera menyelesaikan skripsi tapi stuck, tak ada ide. Atau istilah kerennya writer's block.
Penyakit yang satu ini sungguh membuat galau. Sampai ingin membentur-benturkan kepala ke tembok. Tapi gak jadi, karena masih sayang diri sendiri hehehe. Energi negatif ini harus segera disalurkan ke tempat lain, yaitu..lapangan.
Minggu pagi, enaknya menghirup udara segar di Lapangan Rampal. Pukul 6 sudah siap disana, melakukan pemanasan. Lalu menggerakkan badan bersama instruktur andal. Badan segar, pikiran plong. Gak usah mikirin skripsi yang bikin mumet xixixi.
Otot yang kaku akibat mengetik berjam-jam bisa sejenak rileks dan dilemaskan. Irama senam yang rancak dan musik yang gembira memberi aura positif bagi tubuh saya. Seakan-akan ada suntikan semangat baru bagi tubuh, jiwa, dan pikiran.
Penyemangat lain untuk senam adalah banyaknya sponsor di lapangan. Lumayan, bisa nyicip produk sampel gratis (muka gratisan :p). Atau kalau sponsornya banyak, diadakan lomba senam. Wah, jadi tambah asyik olahraganya. Setelah melihat gerakan peserta di sebelah jadi panas hati, I can do better than her! Harus perfect ngikutin goyangan instruktur di panggung.
Setelah berpeluh keringat, lalu rehat sejenak dan menyeruput sebotol minuman isotonik (lagi-lagi free sampel dari sponsor wkwkwk). Ternyata, saya mendapat juara satu. Alhamdulillah. Hadiahnya lumayan banget nih, 1 buah hp cdma dan goodie bag dari sponsor. Segera saya naik panggung untuk menerima hadiahnya.
What a beautiful day, sumpek hilang, dapat prestasi baru, hadiah, dan mendapat suntikan semangat mengerjakan skripsi. Gak boleh cemen dan galau, harus sportif seperti para peserta. Skrispi? Hajar bleh. Banzai !
Tulisan ini diikutkan Giveaway Ya Rabb, Aku Galau
Selasa, 22 April 2014
Memori di Pohon Ceri
Pohon ceri adalah magnet bagi kami, murid-murid SDN Bunulrejo 9 (sekarang SD Bunul 4). Sepulang sekolah kami sempatkan mampir ke lapangan dekat rumah untuk sekedar ngobrol di bawah rindangnya pepohonan. Memanjat, mencari buah, atau menyeruput sisa bekal minuman.
Btw ceri ini buah lokal, bukan ceri yang ada di kue blackforest itu loh. Di daerah lain namanya keres / kersen. Berbentuk bulat mungil, merah, jika ditekan keluar isinya yang empuk dan manis legit.
Sepanjang ingatan, tak sekalipun saya berhasil memanjat pohon ceri. Jika teman-teman memanjat, saya hanya bisa berkhayal, andai bisa sekuat mereka (fyi saya dulu korban bully jadi yakin bahwa fisik saya lemah padahal enggak, nanti akan diceritakan di postingan lain).
Tapi tahun berikutnya pohon-pohon ceri itu tak bisa kami panjat. Karena kecelakaan yang menimpa seorang anak tetangga (adik kelas, sebut saja Dicky). Ia jatuh ketika memanjat pohon, dan tangannya patah. Orangtuanya langsung mengusulkan ke pak RW agar pohon-pohon itu ditebang saja. Setlah penebangan poho, lapangan tempatnya berpijak dilumuri oleh smen dan pavingstone. Keras dan gersang, dan tidak menarik lagi bagi kami.
Sekarang sesekali saya melewati bekas pepohonan ceri itu. Kadang berkhayal, andai pohonnya masih ada, akan saya ajak Saladin untuk piknik di bawahnya. Ya, kenangan akan pohon ceri akan tetap ada di hati.
Btw ceri ini buah lokal, bukan ceri yang ada di kue blackforest itu loh. Di daerah lain namanya keres / kersen. Berbentuk bulat mungil, merah, jika ditekan keluar isinya yang empuk dan manis legit.
Sepanjang ingatan, tak sekalipun saya berhasil memanjat pohon ceri. Jika teman-teman memanjat, saya hanya bisa berkhayal, andai bisa sekuat mereka (fyi saya dulu korban bully jadi yakin bahwa fisik saya lemah padahal enggak, nanti akan diceritakan di postingan lain).
Tapi tahun berikutnya pohon-pohon ceri itu tak bisa kami panjat. Karena kecelakaan yang menimpa seorang anak tetangga (adik kelas, sebut saja Dicky). Ia jatuh ketika memanjat pohon, dan tangannya patah. Orangtuanya langsung mengusulkan ke pak RW agar pohon-pohon itu ditebang saja. Setlah penebangan poho, lapangan tempatnya berpijak dilumuri oleh smen dan pavingstone. Keras dan gersang, dan tidak menarik lagi bagi kami.
Sekarang sesekali saya melewati bekas pepohonan ceri itu. Kadang berkhayal, andai pohonnya masih ada, akan saya ajak Saladin untuk piknik di bawahnya. Ya, kenangan akan pohon ceri akan tetap ada di hati.
Selasa, 08 April 2014
Mie Aceh Kuah
Dulu waktu hamil tiba tiba ngidam mie aceh. Ya, saya pernah makan mie aceh di salah satu warung pinggir jalan. Tapii malas balik kesana lagi, kejauhan hehhee. Bikin sendiri saja.
Lalu search resepnya di mbah gugel, dan di-post di multiply (alm). Wah responnya beragam dan alhamdulillah dapat masukan dari teman-teman, agar rasanya lebih nendang..
Sekian intronya ya. Selamat masak deh, lazis banget.
Lalu search resepnya di mbah gugel, dan di-post di multiply (alm). Wah responnya beragam dan alhamdulillah dapat masukan dari teman-teman, agar rasanya lebih nendang..
Sekian intronya ya. Selamat masak deh, lazis banget.
MIE ACEH KUAH
sumber dari mbah gugel..dimodif dengan saran dari mbak Tintin Syam, Pakdhe Dj Surato, dan Mas Tiar Rahman
Bahan
2 bungkus mie burung dara
500 gram ayam bagian dada, ambil dagingnya saja, potong dadu kecil
350 cc air
1 batang daun bawang
1 tomat ukuran sedang
1/4 bagian kubis
bumbu
3 sdm kecap manis
garam dan merica
2 batang serai
1sdm cuka masak
bumbu halus
3 cabe besar (kalo doyan pedas bisa ditambah jadi 5 cabe besar)
pala seujung kuku
2 kapulaga
2 kemiri, bakar
1/2 sdt jintan, sangrai
2 cm jahe
1 cm kunyit
2 cm lengkuas
10 siung bawang merah
5 siung bawang putih
CARA MEMBUAT
1. haluskan bumbu halus
2. rebus 350 cc air, setelah mendidih masukkan ayam, masak sampai kuah menyusut,kira kira 200 cc
2. rebus mie selama 3 menit, tiriskan, beri minyak secukupnya agar tidak lengket
3. tumis bumbu halus, masukkan serai
4. masukkan ayam, aduk rata, beri garam dan merica
5. masukkan kubis dan tomat
6. beri air kaldu
7.masukkan mie, kecap, cuka, daun bawang, beri air sesuai selera (untuk kuah)
masak sampai matang, siap dihidangkan
untuk kurang lebih 6-7 porsi
kalau susah menghaluskan jahe, kapulaga, dan lengkuas, cukup digeprak saja
sumber dari mbah gugel..dimodif dengan saran dari mbak Tintin Syam, Pakdhe Dj Surato, dan Mas Tiar Rahman
Bahan
2 bungkus mie burung dara
500 gram ayam bagian dada, ambil dagingnya saja, potong dadu kecil
350 cc air
1 batang daun bawang
1 tomat ukuran sedang
1/4 bagian kubis
bumbu
3 sdm kecap manis
garam dan merica
2 batang serai
1sdm cuka masak
bumbu halus
3 cabe besar (kalo doyan pedas bisa ditambah jadi 5 cabe besar)
pala seujung kuku
2 kapulaga
2 kemiri, bakar
1/2 sdt jintan, sangrai
2 cm jahe
1 cm kunyit
2 cm lengkuas
10 siung bawang merah
5 siung bawang putih
CARA MEMBUAT
1. haluskan bumbu halus
2. rebus 350 cc air, setelah mendidih masukkan ayam, masak sampai kuah menyusut,kira kira 200 cc
2. rebus mie selama 3 menit, tiriskan, beri minyak secukupnya agar tidak lengket
3. tumis bumbu halus, masukkan serai
4. masukkan ayam, aduk rata, beri garam dan merica
5. masukkan kubis dan tomat
6. beri air kaldu
7.masukkan mie, kecap, cuka, daun bawang, beri air sesuai selera (untuk kuah)
masak sampai matang, siap dihidangkan
untuk kurang lebih 6-7 porsi
kalau susah menghaluskan jahe, kapulaga, dan lengkuas, cukup digeprak saja
Rabu, 15 Januari 2014
Berbagai Tipe Klien
Berhubungan dengan banyak orang memang sebuah seni tersendiri. Berbagai karakter mereka mau gak mau harus difahami, agar
tidak terjadi miskomunikasi. Apalagi dengan klien, yang notabene
berbisnis dengan kita (kalau masalah duit sih disabar-sabarin). Selama
saya dan hubby menjalankan bisnis percetakan dan penerbitan, pernah
bertemu dengan klien-klien seperti..
1. Klien Perfeksionis
Harus menyiapkan stok sabar sampai 300%. Kadang kita gak tau maunya dia apa. Saat sudah menyodorkan desain, ada revisi. Revisi lagi. Revisi lagi. Edit teruuus. Prosesnya bisa mencapai 2 minggu.
Harus menyiapkan stok sabar sampai 300%. Kadang kita gak tau maunya dia apa. Saat sudah menyodorkan desain, ada revisi. Revisi lagi. Revisi lagi. Edit teruuus. Prosesnya bisa mencapai 2 minggu.
Apalagi jika menyangkut order undangan pernikahan, karena klien yang dihadapi bukan hanya pihak calon pengantin perempuan, tapi
juga calon pengantin laki-laki, dan ibu dari pihak putri. Bayangkan,
menghadapi 3 orang dengan keinginan yang berbeda-beda. Sementara
undangan harus segera dicetak. Jadi, klien yang seperti ini harus dirayu, agar desain nya fix dan segera diproses.
2. Klien Serius
Klien yang ini straight to the point. Mengajak janjian dimana, jam berapa. Menjelaskan keinginannya, dan kesepakatan harga berapa. Tapi, baru satu hari digarap ( standarnya 7 hari), mereka sudah telpon, sms, bertanya apakah pekerjaannya sudah selesai. Saking seriusnya, kadang mereka menghuungi saat jam istirahat.
Klien yang ini straight to the point. Mengajak janjian dimana, jam berapa. Menjelaskan keinginannya, dan kesepakatan harga berapa. Tapi, baru satu hari digarap ( standarnya 7 hari), mereka sudah telpon, sms, bertanya apakah pekerjaannya sudah selesai. Saking seriusnya, kadang mereka menghuungi saat jam istirahat.
3. Klien Plin-Plan
Awalnya, ia sudah memiliki desain, jadi kami tinggal mencetak. Tapi kemudian ada revisi, ternyata ukurannya salah. Otomatis hitungan harganya jadi berubah. Nego harga lagi. Setelah selesai, eh dia kaget karena harganya sekian, tidak sesuai dengan kesepakatan awal. Kalau ukurannya besar ya harganya beda dong..Seakan-akan mereka lupa dengan omongan mereka sendiri.
Awalnya, ia sudah memiliki desain, jadi kami tinggal mencetak. Tapi kemudian ada revisi, ternyata ukurannya salah. Otomatis hitungan harganya jadi berubah. Nego harga lagi. Setelah selesai, eh dia kaget karena harganya sekian, tidak sesuai dengan kesepakatan awal. Kalau ukurannya besar ya harganya beda dong..Seakan-akan mereka lupa dengan omongan mereka sendiri.
Pernah juga ada
klien yang minta dibuatkan brosur sebanyak 1000 lembar. Setelah
selesai, ia minta dikirimi 250 lembar dulu. Tapi ternyata, sisa 750
lembarnya tidak pernah diambil Jadi ia hanya membayar
seperempatnya..Rugi bandar...
4. Klien GeJe (iseng)
Ini jenis klien yang paling menyebalkan. Awalnya ia bertanya alamat kami dimana. Setelah itu, ia minta agar kami yang datang ke rumahnya. Tapi setelah satu jam, rumahnya tak kunjung ketemu. \alamat palsu. Karena lokasinya di dalam gang sempit, dan ia tak mencantumkan rt dan rw. Seperti terjebak dalam labirin, berputar dan tidak ketemu.
Ini jenis klien yang paling menyebalkan. Awalnya ia bertanya alamat kami dimana. Setelah itu, ia minta agar kami yang datang ke rumahnya. Tapi setelah satu jam, rumahnya tak kunjung ketemu. \alamat palsu. Karena lokasinya di dalam gang sempit, dan ia tak mencantumkan rt dan rw. Seperti terjebak dalam labirin, berputar dan tidak ketemu.
Tapi
besoknya ia minta maaf, dan minta kami datang. Kali ini ke tempat kerja
adiknya. Bahkan ia minta adiknya untuk menjemput saya. Wah mulai
mencurigakan. Saya takut bahwa ia adalah sindikat penculikan wanita.
Jadi sms dan telpon dari dia dicuekin saja.
Langganan:
Postingan (Atom)