Ya Allah, seandainya ramadhan datang setiap hari, aku akan makan dengan hidangan bergizi. Hampir setiap hari aku dan kawan-kawan diundang. Berjabat tangan dengan Bapak Walikota, dengan para pejabat, dan dengan penyanyi. Setelah itu dipersilakan menikmati makanan yang bahkan namanya saja belum pernah kudengar.
Mataku terbelalak melihat berbagai lauk yang ditata dengan indah. Ibu pengasuhku berkata, "ayo makan sayang. Pilih saja sesukamu, ada gurame goreng, sup merah, dan lain-lain. " Setelah itu aku dan beliau duduk manis di kursi. Rumah makan yang luas ini membuatku grogi. Tidak seperti yang kualami saat makan bersama tiap hari, aku harus puas makan berdesak-desakan, dengan lauk tahu-tempe dan nasi.
Ya Allah, seandainya ramadhan datang setiap hari. Orang-orang datang ke panti. Hilir mudik menyalurkan sebagian rezeki. Aku akan tersenyum senang, memakai baju koko dan peci. Semua serba baru. Bahkan aku diberi sarung dan sepatu.
Tapi ramadhan hanya ada sekali dalam setahun. Aku tetap bersyukur, walau berbuka tanpa kehadiran orangtua kandung.
sayangnya Ramadhan hanya setaun sekali, saya juga suka rindu suasananya..
BalasHapusiya mbak
BalasHapus