Senin, 14 Oktober 2024

Jangan Jadikan Istrimu Pelayan

 Beberapa hari lalu daku baca salah satu utas viral di media sosial. Sengaja tidak di-upload screenshot utasnya karena belum izin ke pengirimnya. Inti dari utas begini: apakah masih ada suami yang tiap hari disiapkan baju dan keperluannya untuk kerja? Suami yang menahan lapar karena istri masih belum pulang kerja dan menunggu untuk dimasakkan?

Reaksiku: haaah hari gini? Di era modern dan high tech masih ada suami yang menuntut istri untuk melayani dirinya. Emangnya suami tidak bisa ambil baju sendiri sebelum berangkat ke kantor?

                                                  Pexels

Well, sebenarnya judul awal tulisan ini adalah: Istri yang Dituntut untuk Melayani Suami dan Suami yang Tidak Bisa Apa-Apa saat Ditinggal Istri. Namun kuganti karena terlalu panjang. Mari kita kembali ke topik awal.

Lantas kalau istri tidak ada, suami tidak inisiatif beli lauk di warung atau beli nasi goreng. Jadi kalau istrinya datang bisa langsung makan bersama. Atau minimal masak nasi dan bikin telur dadar, toh menanak nasi pakai rice cooker juga gampang.

Sebatas Mana Melayani Suami?

Gara-gara utas yang viral itu daku jadi mikir memangnya sebatas apa istri yang melayani suami? Tiap rumah tangga beda-beda aturannya ya, jadi memang  tergantung kesepakatan.

                                                 Pexels

Tapi menurutku kalau suami menuntut untuk dimasakkan istri, sementara istri bekerja dan tidak disediakan khadimah (asisten rumah tangga) atau tidak ditransfer uang elektronik buat beli lauk, ya ngenes….

Bab melayani suami ini daku baru belajar tahun 2011 alias langsung diajari oleh ibu mertua. Aturan pertama: mengambilkan nasi untuk suami, yang kedua bikinkan kopi tiap pagi. Yang ini menurutku masih wajar karena memang suami lebih suka nasi dingin.

                                    Pexels

Akan tetapi kalau ada tipe suami yang minta apa-apa dilayani istri kok jadi gimana gitu. Seperti contoh yang disebut di awal (istri yang nyiapin baju suami). Mosok kalah dengan anaknya yang masih SD? Yang sudah relatif mandiri dan bisa ambil baju seragam dan menyiapkan tasnya sendiri?

Istri Adalah Ratu Rumah Tangga

Jangan lupa kalau istri itu ratu rumah tangga. Walau istri ibu rumah tangga atau wanita karir, tapi dia RATUnya. Jangan terlalu menuntut istri untuk melayani sampai segitunya. Apalagi jika uang belanja masih pas-pasan.

Ingat yaa, KALAU MAU SUAMI DIRAJAKAN ISTRI HARUS DIRATUKAN. Beneran gemessss sampai capslock jebol gini.

                                   Pexels

Jika mau dirajakan?  Sediakan ART untuk meringankan tugas istri. Kalau tidak mau ada ART dengan alasan privacy? Belikan robot vacuum cleaner, mesin pencuci piring, dan perangkat lain yang bisa meringankan tugas istri. Atau langganan katering dan laundry.

Suami yang ‘Lumpuh’ saat Istrinya Tiada

Setelah baca utas yang bikin gemes, daku baca utas lain (yang dibuat oleh netizen lain). Ceritanya, ada suami yang baru saja kehilangan istri untuk selamanya. Suami sedih, linglung, dan  bingung karena sebelumnya urusan rumah di-handle oleh istri.

                                                       Pexels

Jadi ketika istri meninggal, suami tidak bisa apa-apa. Tidak tahu jadwal pelajaran anaknya, seragam sekolahnya yang mana dan untuk hari apa, tak tahu urusan dapur sama sekali, dll.  Nah kan, kalau istri sudah tiada dan suami terbiasa dilayani, jadi bingung sendiri.

Mendidik Anak Laki-Laki untuk Mandiri

Memang betul ya kalau anak, terutama anak laki-laki, harus diajari untuk mandiri  sejak dini. Jadi ketika dia dewasa dan menikah, tidak akan merepotkan istri. Dia bisa bekerja sama dengan baik dan tidak menuntut untuk dilayani.

Anak laki-laki yang biasa menyapu dan mengepel sejak kecil, akan melakukannya sampai dewasa. Toh rumah yang dihuni kan milik bersama, dan si boy yang kini sudah dewasa bebersih karena memang tanggung jawabnya. Bukannya main perintah ke istri, padahal istrinya sedang repot menyusui atau melakukan kegiatan lain yang lebih urgent.

                                                   Pexels

Ingat ya, Pak! Melakukan tugas rumah tangga seperti menyiram tanaman atau menyapu teras itu bukan hal yang tabu. Bukankah menikah adalah cara untuk bekerja sama bukannya tuntutan dan penyiksaan untuk istri? Jangan sampai menyesal ketika istri tiada lalu tidak bisa apa-apa….

 

Minggu, 13 Oktober 2024

Review Film Maid in Manhattan, Bisakah Orang Biasa Menikah dengan Pria Kaya?

 

 

Well, it's never too late to watch a movie. Walau filmnya rilis 2002 lalu. Iyaa, Maid in Manhattan adalah film tahun 2002 dan waktu itu daku udah SMA tapi belum hobi ke bioskop wkwkw. Berhubung udah nonton maka langsung bikin review Film Maid in Manhattan biar gak lupa ceritanya.

 

Kembali ke Maid in Manhattan. Alhamdulillah film ini ada di aplikasi Prime Video. Langsung nonton dong karena ada Jennifer Lopez. Seneng karena ingat actingnya di film Monster in Law (dan keingat belum bikin reviewnya, tunggu ya, maybe di sini atau di Kompasiana).

 

Berikut ini data filmnya:

 

Genre: romantic comedy

Tahun: 2002

Sutradara: Wayne Wang

Pemain: Jennifer Lopez (sebagai Marisa Ventura), Ralph Fiennes (sebagai Chris Marshall), Tyler Posey (sebagai Ty Ventura), 

 


Dikisahkan ada pegawai hotel bernama Marisa Ventura. Dia single mother yang cantik dan bersemangat kerja. Marisa juga supel dan dekat dengan semua rekan kerjanya.

 

Selain bersih-bersih kamar, Marisa juga mau mengerjakan request tamu hotel. Seperti mengambilkan baju di butik terkenal, mengembalikannya, dll. Marissa kerja keras demi Ty, anak semata wayangnya.

 

Pertemuan Marisa dan Christopher 

 

Ty ke hotel untuk menemui mamanya. Di lift dia tidak sengaja ketemu dengan Christopher, seorang calon senator, dan dia dengan berani bertanya tentang politik. Rupanya Ty habis ikut lomba pidato bertema mantan presiden Amerika, dan kebetulan Chris ada di partai yang sama.

 

                                             Ty

Ketika Marisa membersihkan kamar hotel, dia diberi pesan untuk mengembalikan baju ke butik. Tapi temannya malah ngotot menyuruhnya untuk memakai baju itu. Pas sekali! 

 

Ty dan Chris akhirnya berkawan akrab dan mereka bertemu dengan Marisa. Chris salah mengira bahwa Marisa adalah salah satu tamu hotel seperti dirinya. Sementara Marisa memakai nama samaran agar tidak ketahuan. Masih mau lanjut baca review film Maid in Manhattan?

 

Chris jelas jatuh cinta pada pandangan pertama dan mengajak Marisa serta Ty untuk jalan-jalan. Sejak itu mereka dekat. Marisa tak melupakan keinginannya untuk melamar jadi pegawai di manajemen hotel, walau sedang kasmaran.

 


Akankah Marisa naik status dari hanya maid menjadi manajer? Atau dia malah ketahuan bohong dan membuat Chris kecewa? Nonton sendiri ahh....

 

Kesanku Setelah Nonton Maid in Manhattan

 

Dunia melihat orang dari penampilannya. Saat Marisa memakai baju seragam maid, dia dicuekin oleh pegawai butik. Tapi ketika dia pakai gaun mewah, dia dipuji oleh banyak orang. BTW konon cerita film ini terinspirasi dari kisah nyata.

 


Chris ganteng amat dan saat melihat nama pemerannya daku baru sadar. Ooh Ralph Fiennes! Pantesan kayak pernah lihat dia di manaa. Ternyata Ralph adalah pemeran Lord Voldemort! Potterhead mana suaranya?

 

Read: Review Harry Potter: Return toHogwarts 

 

Akting sebagai Ty juga bagus. Akting pemeran pendukung lain, bahkan figuran, juga bagus. Menunjukkan bahwa walau hanya maid, mereka tetap semangat kerja. Bahkan mengetahui berbagai rahasia tamu hotel.

 

Quote dari Film Maid in Manhattan 

 

Ada satu quote dari film Maid in Manhattan yang bagus banget. Kurang lebihnya gini: although we serve them, we are not servant. Pegawai hotel kadang diremehkan, dicuekin, tapi mereka tetap bekerja dengan semangat. Jangan lupa kasih uang tips ya!

 

Sekian review film Maid in Manhattan. Ceritanya simple, bahkan ada yg bilang mirip Cinderella versi modern. Tapi daku sukaaa karena Jennifer Lopez cantik banget dan actingnya bagus. Kamu juga suka nonton film komedi romantis?

 

Jumat, 11 Oktober 2024

Belajar Parenting dari Buku-Buku Enid Blyton

  

Siapa suka baca bukunya Enid Blyton? Daku so far udah baca beberapa buku dari series Lima Sekawan, si Badung, seri Petualangan, Malory Towers, Pasukan Mau Tahu, Noddy, dan seri Kumbang. Enid Blyton memang seorang penulis yang sangat produktif dan bukunya banyak banget. Konon dalam sehari beliau bisa nulis 5.000-6.000 kata.

 


Tapi kali ini daku tidak mau bahas tentang review buku. Melainkan tentang ajaran parenting di buku-buku karya Enid Blyton. Meski ini karya rekaan tapi di dalamnya ada value parenting dari sang penulis.

 

Read: Seandainya Lima Sekawan Hidup di Masa Kini

 

Membebaskan Anak untuk Berpetualang

 

Di buku Lima Sekawan dan seri Petualangan, yang bikin salut adalah orang tua yang memberi kebebasan. Memang tokoh-tokohnya sudah remaja (14 tahun ke atas) bukan lagi anak-anak sih. Mereka diperbolehkan untuk kemping di pantai atau berpetualangan ke tempat lain yang jauh.

 


Padahal buku-buku itu ditulis lebih dari 50 tahun lalu! Betapa Enid sudah visioner dan memberi kebebasan pada tokoh-tokohnya. Ya meski kalau diterapkan di masa kini, anaknya kudu diajari safety, martial art, dan cara survival terlebih dahulu.

 

Mengajari Anak untuk Mandiri

 

Para tokoh di buku-buku Enid Blyton (George dan lainnya) diajari untuk mandiri. Meski digambarkan bahwa keluarganya cukup mampu (bahkan punya juru masak pribadi) tapi mereka tetap bisa masak sendiri. Kalau ada masalah juga cenderung diselesaikan sendiri.

 


Bukankah ini inti dari parenting? Mempersiapkan anak untuk mandiri. Karena mereka akan tumbuh besar, jadi dewasa, dan harus mandiri.

 

Read: Belajar Parenting dari Maminya Lupus

 

Disiplin Nomor Satu

 

Di buku-buku Enid Blyton juga digambarkan kedisiplinan. Memang konon orang Inggris terkenal lebih disiplin? Misalnya anak disuruh untuk menjahitkan kancing sepatunya sendiri, membereskan mainan, mengurus kucing sendiri, dll. Jika sudah biasa mandiri dan disiplin maka enteng aja.

 

Sekolah Berasrama

 


Series Malory Towers dan si Badung memiliki setting di sekolah berasrama. Memang sepertinya di sana sudah biasa ya anak usia 12 tahun masuk ke sekolah berasrama? Yang berarti jauh dari orang tua dan lagi-lagi didikannya disiplin.

 

Sopan dan Beradab

 

Anak-anak di buku karya Enid juga digambarkan sopan dan beradab. Misalnya jika bersalah maka langsung meminta maaf. Menolong orang lain, tua, muda, miskin dan kaya. Kesopanan nomor satu.

 

Mencintai Binatang

 


Sepertinya Enid Blyton adalah orang yang punya bakat naturalis karena dia menulis cerita berlatar alam. Dia juga menggambarkan tokoh-tokohnya mencintai binatang. George punya anjing. Fatty juga punya anjing. Begitu juga di cerita lain, ada kucing dan binatang lain.

 

Tapi Ada yang Begini

 

Akan tetapi ada beberapa poin yang kurang daku sukai, misalnya:

 

Mengancam Anak

 

Ada satu cerita berjudul 'Fanny si Pantang Menyerah' yang ada di salah satu buku di seri kumbang. Temannya Fanny terpaksa ke pasar untuk menjual mentega. Dia diancam akan dilempar dengan terompah jika tidak mau berangkat, masalahnya dia takut akan derasnya arus sungai.

 


Kok bisa anak diancam begitu? Seharusnya sang ibu mengerti alasan tersebut dan memberikan solusi. Tapi di cerita malah digambarkan si Fanny datang dan menyelesaikan masalah temannya.

 

Cerita Fantasi yang Mengerikan 

 

Ada juga beberapa cerita fantasi mengenai penyihir, tempat antah-berantah, dan kurcaci di seri kumbang. Kalau dibaca anak kecil ini sebenarnya seram. Kurcaci bisa menyihir untuk menghukum anak. Sementara penyihir juga menculik anak nakal.

 


Walau ada pro kontra mengenai buku-buku Enid Blyton tapi daku tetap suka baca ya. Ambil yang baik dan buang yang buruk. Teman-teman suka baca buku karya Enid juga?

 

Kamis, 10 Oktober 2024

Review Buku Resign, Kapankah Kamu Harus Keluar dari Pekerjaan?

 Penulis: Almira Bastari

Tahun: 2018

Tebal: 288 halaman

Bisa dibaca di aplikasi Ipusnas

 

Siapa nih yang suka baca karya Almira Bastari? Buku pertama Almira yang kubaca ya Resign! Ini. Sampai akhir bikin review novel resign! Novelnya hits banget nih, bahkan sejak pertama dituliskan di salah satu platform novel sudah banyak pembacanya.

 


Sesuai dengan judulnya, Resign! Menceritakan tentang Rara yang ingin mundur dari pekerjaannya. Padahal dia sudah cukup mapan dan kantornya keren. Tapi kenapa pengen resign?

 

 

Tigran yang Menyebalkan

 

Alasan Rara untuk resign adalah bosnya yang ngeselin banget! Minta lembur hampir tiap hari, bahkan sampai tengah malam. Kerja kerasnya tidak diapresiasi. Minta cepat selesai eh ternyata deadline yang sebenarnya (yang ditetapkan oleh klien) baru lusa.

 


Rara merasa hidupnya hanya untuk bekerja. Dia tidak punya waktu untuk bersosialisasi bahkan untuk nonton bioskop malam-malam juga gagal. Masih mau lanjut baca review resign?

 

Geng Cungpret yang Lucu

 

Di balik kekesalan Rara, ada geng Cungpret alias kacung kampret yang lucu. Ada mbak Karen, single mother yang perhatian. Ada Carlo yang lucu, dan ada Mas Andre yang akrab dengan Tigran (bahkan kalau manggil pake nama aja). Karena mas Andre dulu adik kelasnya.

 

Carlo (yang kalau baca deskripsi di buku kok kubayangin mirip Nex Carlos?) pengen resign, begitu juga dengan mbak Karen dan Mas Andre. Mereka akhirnya taruhan, siapa yang paling terakhir resign? Eh kenapa sih mereka pengen out aja? Hmmm ....

 

Dari Benci jadi Cinta

 

Rara kena karma eh kena tuah omongan mbak Karen. Dia kok tiba-tiba mau menerima cinta Tigran? Iyaa. Ternyata Tigran menyebalkan karena sedang naksir Rara.

 

Dulu ada sahabat Tigran yang naksir Rara dan sering curhat. Tigran akhirnya penasaran. Lha malah sekantor. Saking gemes dengan Rara, Tigran ngikut liburan di Langkawi diam-diam.

 

Kesanku Setelah Baca Novel Resign!

 

Agak kurang dijelaskan kenapa Rara mau menerima Tigran sebagai kekasih tapi emang ya ada omongan yang pernah kudengar. Jangan terlalu benci dengan seseorang nanti jadinya jatuh cinta. Semacam kualat gak sih?

                                    Penulis buku

 

Daku akhirnya bikin review novel Resign karena bukunya emang lucu. Dibaca berkali-kali pun tidak bosan. Novel ini berhasil menggambarkan pekerjaan kantoran yang bikin stress para pegawai, dan mereka merasa gajinya gak worth it. Salah satu alasanku suka baca karya Almira Bastari adalah dia selalu bikin buku yang isinya tokoh yang didukung oleh sahabat -sahabatnya. Kalian udah baca resign?

 

Selasa, 08 Oktober 2024

Menerima Kondisi Anak Apapun Keadaannya

 Jika anakku begini, bagaimana masa depannya?

Pernah enggak sih mikir kayak gitu? Lihat anak kok memusingkan. Ada saja cerita tiap hari, yang dia enggak mau nurut, susah dibangunin, dll. Ada juga anak yang cengeng karena terlalu sensitif, yang picky eater. Ada juga anak yang masuk kategori ‘istimewa’ alias ABK (anak berkebutuhan khusus) misalnya yang autis, ADHD,  dll.



BTW tulisan ini merupakan lanjutan dari blogpost parenting day di sekolah Saladin yang bertema ‘menerima kondisi anak’. Bunda Wanda, kepala sekolah di SD Alam (tempat Saladin menuntut ilmu) menjelaskan materi dengan gamblang. 

                                    Saladin dan Bunda Wanda

Memang seperti apa kondisi anak yang harus diterima? Selengkapnya bisa klean baca di:

Read: Terimalah Keadaan Anakmu

Dulu Saladin Tidak Begini

Kalau teman-teman lihat video dan foto Saladin di sosial media, dia sudah masuk tahap ‘anteng’ alias enggak pernah lagi manjat lemari. Paling banter Cuma muter-muter keliling rumah. Emosinya pun sudah bisa dikendalikan, di usianya yang hampir 12 tahun.



Memangnya Saladin kenapa? Daku jelaskan sekali lagi ya. Saladin awalnya dikira ADHD (karena speech delay dan susah diam), lalu kami bawa ke psikolog anak. Beliau menjelaskan dengan sabar, kalau dia itu bukan hiperaktif, tapi over aktif.

Ciri khasnya adalah masih nengok kalau dipanggil, masih ada pandangan matanya. Kalau anak memanjat pun ada tujuannya, misalnya untuk mengambil kue yang  disembunyikan di atas lemari.

Cara Menerima Kondisi Anak

Akan tetapi sebelum masuk tahap ‘anteng’ tetap saja menguras tenaga, kesabaran, dan emosi. Bagaimana tidak mumet kalau Saladin (saat masih balita) tantrum lalu gulung-gulung di lantai, dan membenturkan kepalanya ke ubin? Saat itu daku hanya bisa mewek sambil memeluknya erat—erat. Baru setelah itu masuk dalam tahap penerimaan.



Lantas bagaimana cara menerima kondisi anak? Karena ini berkaitan dengan hati ya, jadi memang harus berproses. Tidak ada yang bisa membuat bunda  menerima kondisi anak kecuali dirinya sendiri, tentu dengan bantuan dari-Nya. Bukankah Tuhan ‘memegang’ hati setiap umat manusia?

Kalau anak memiliki kelemahan seperti kurang suka belajar, maka masih bisa diperbaiki. Begitu juga ketika dia punya kondisi khusus, misalnya speech delay, disleksia, dll. Masih bisa diajari. Yang penting orang tuanya menerima terlebih dahulu.



Mengapa harus menerima kondisi anak dengan sabar dan ikhlas? Karena anak adalah anugerah, jadi jangan dilihat kelemahannya. Yakinlah pasti dia juga punya kelebihan yang lain.

Daku nulis ini karena terinspirasi dengan Bunda Wanda. Beliau mencontohkan ketika ada murid ABK dan sebenarnya punya progress yang baik. Sudah mulai mau bicara dengan belajar menyanyi terlebih dahulu, mau ikut belajar, sudah hafal gerakan salat.

                                 Suasana di sekolah

Akan tetapi sang ibu belum mau menerima kondisi anaknya. Beliau menuntut pihak sekolah agar anaknya bisa seperti yang lain, padahal si anak tidak didampingi oleh guru shadow. Si anak juga dileskan tiap hari dengan harapan bisa punya prestasi di bidang akademik. Akhirnya, si anak dipindah ke sekolah lain.

Mengenai pengertian guru shadow bisa dicari di Google ya. Yang jelas kalau murid punya guru pendamping seperti ini, berarti kudu bayar lagi (menggaji) dengan rate 1,5 -2 juta rupiah (kalau di Malang).

Jangan Membandingkan Anak

Salah satu cara legowo dalam menerima kondisi anak adalah tidak membandingkannya dengan anak lain. Misalnya saat ada anak lain yang berprestasi di bidang akademik, ikut lomba ini-itu. Yakinlah kalau anak kita punya kelebihan misalnya dia sudah tahu cara berdagang dan suka mempromosikan jualan bundanya.



Jika anak dibanding-bandingkan maka dia bisa merasa minder, tidak dicintai, bahkan membenci (ke anak lain yang jadi perbandingan). Cinta orang tua seharusnya tanpa syarat. Jangan pernah membandingkan anak dengan tujuan memotivasi, karena cara ini sudah kuno sekali (zaman feodal).

Baca: Jangan Bandingkan Anakmu dengan yang Lain

Mencari Solusi

Jika anak ketahuan disleksia, ADHD, atau kondisi khusus yang lain, maka harus dicarikan solusinya. Konsultasi ke psikolog anak / konselor keluarga, dan biasanya akan disarankan untuk terapi. Mengenai terapinya macam-macam ya, ada terapi perilaku, terapi wicara, dll.





Jangan bayangin yang seram dulu karena terapinya menyenangkan kok. Cari rumah tumbuh kembang yang menyediakan terapi yang pas, dan terapis yang berpengalaman. Kalau terapi biasanya sambil bermain dan ada alat / mainan khusus jadi anak juga happy.

Tidak Usah Overthinking

Terakhir, daku mau bilang kalau tidak usah overthinking. Saat punya anak istimewa, yakinlah nanti ada jalannya, untuk biaya terapi, untuk bayar guru shadow, dll. Saat ini makin banyak perusahaan yang mempekerjakan karyawan ABK, jadi tidak usah pusing duluan nanti masa depan anak bagaimana?

Punya anak, apalagi anak istimewa, memang challenging dan kudu sabarrrr seluas samudera. Yang penting yakin bahwa anak juga bisa sukses meski dia istimewa. Anak juga wajib diterima keadaannya, karena cinta memang tanpa syarat, kan?

 

Minggu, 06 Oktober 2024

Cara Mengajari Anak agar Lebih Dermawan



Pernahkah teman-teman pusing karena ketemu orang pelit? Sudah maunya gratisan, diminta tolong gak mau. Pelitnya juga ke diri sendiri sampai tahap beli obat atau ke dokter enggak mau, padahal sudah sakit parah. Alasannya karena sayang duit.


Pelit dan frugal living beda yaaa. Kalau frugal living hidup hemat dan sewajarnya. Namun pelit itu tidak mau mengeluarkan uang untuk hal yang pokok, yang penting bagi hidupnya. Misalnya pas hamil kagak USG sama sekali.



Amit-amit kalau ada orang pelit. Lantas daku jadi mikir. Jangan sampai anak-anak jadi pelit sejak dini plus egois. Ngeri bener.





Seharusnya anak-anak diajari untuk hidup sewajarnya dan jadi dermawan. Karena untuk sedekah tidak harus menunggu kaya, bukan? Begini cara mengajarinya:


Mengajak Anak ke Panti Asuhan


Mengapa ada anak yang belum paham pentingnya berbagi? Karena mereka belum diajarkan. Oleh karena itu tahap pertama, anak diajak untuk ke panti asuhan.

Pexels


Di panti asuhan anak belajar bahwa ada anak lain yang kurang beruntung hidupnya. Dia jadi belajar untuk bersimpati dan berempati. Lama-lama kepekaan sosialnya tumbuh.



Menyumbangkan Sebagian Tabungan


Kalau anak sudah paham bagaimana kehidupan di panti asuhan, baru ajak untuk menyumbang. Misalnya dengan mengambil sebagian tabungan mereka (dan ditambah uang orang tua). Bisa diberikan berupa uang atau barang yang dibutuhkan oleh anak panti. 





Memberi Uang ke Pengemis / Kotak Amal


Ada yang masih anti memberi uang ke pengemis? Gara-gara berita pengemis rumahnya bagus blablabla. Bagiku ya sudahlah, itu urusan mereka kalau bohong dan sebenarnya bukan benar-benar miskin.


Anak tetap diajari berderma ya dengan memberi uang (meski recehan) ke pengemis. Kalau mau amannya, masukkan saja uang seikhlasnya ke kotak amal.



Belajar Berbagi di Rumah


Jika pelit adalah kebiasaan buruk maka bisa jadi terbentuk dari rumah dan saat masih kecil. Oleh karena itu anak perlu diajarkan untuk berbagi. Misalnya bunda punya 1 brownies, anak disuruh membagi rata. 



Tapi anak hanya boleh mengambil potongan terakhir. Dengan cara ini dia belajar untuk membagi rata dan bersikap adil. Serta tidak pelit.



Merayakan Ulang Tahun dengan Sedekah Jumat Berkah


Ulang tahun bisa dirayakan dengan berbagi. Misalnya dengan memberikan nasi kotak atau makanan lain saat hari Jumat. Bisa ditaruh di masjid atau dibagikan ke yang membutuhkan.


Mumpung anak-anak masih kecil, mereka wajib diajari untuk jadi dermawan. Caranya dengan diajak untuk berbagi dan mengajarkannya konsep sedekah. Jangan sampai kebalikannya, anak jadi sosok yang pelit dan menyusahkan banyak orang di masa depan.





Rabu, 02 Oktober 2024

Sayang, Mengapa Kamu Menangis?

  “ENGGAK MAU SEKOLAH!”

Beberapa hari lalu Saladin pulang dengan berurai air mata. Lantas tiba-tiba dia bilang mau bolos aja. Ada apa denganmu, sayang? Tumben pulang sekolah sambil menangis? Padahal dia biasanya sangat antusias untuk menimba ilmu di sekolah  alam.



Ayahnya (yang bertugas untuk antar-jemput) lalu bercerita. Ternyata tadi Saladin bertengkar dengan temannya, sampai dia mewek. Begitu kutanya, dia sebut satu nama. Memang daku sudah paham karakter temannya itu (karena sudah cukup lama sekelas) dan dia memang agak tegas. Namun mengapa sampai Saladin menangis?



Dugaanku, Saladin ketiduran di kelas (karena terbangun jam 3:45 pagi). Dia sudah beberapa kali ketiduran dan bunda guru juga tidak mempermasalahkan (baik banget ya! Kalau jaman dulu mah udah ditimpuk pake kapur). Kubilang, bisa jadi temanmu marah karena kamu ketiduran, temannya tegas demi kedisiplinan di dalam kelas.

Ternyata Saladin Bikin Heboh Lagi

Namun Saladin masih membingungkan karena ngotot besoknya tidak mau sekolah. Katanya takut ditangkap? Hah? Kok bisa? Apa tadi di perjalanan ada petugas yang menilang?



Ayahnya cerita, enggak kok. Enggak ada petugas. Akhirnya ada jawaban oleh bunda guru (by WA). Saladin bikin heboh karena tidak sengaja menggeser pintu dapur sekolah sampai hampir jatuh.  Bunda guru takut dia luka lagi.

Read: Saladin Memecahkan Kaca di Sekolah

Nah, setelah kejadian itu, rupanya ada teman Saladin yang menakut-nakuti. Kalau dia ceroboh lagi, bakal ditangkap oleh petugas. Namanya anak kecil mah percaya aja, jadi dia nangis.

Tips Menghadapi Anak yang Menangis

Lalu bagaimana cara menghadapi anak yang menangis?

Coba teman-teman lakukan hal ini ketika anak sedang menangis:

1. Biarkan Sampai Tangisnya Reda

Anak menangis karena meluapkan emosinya. Jadi biarkan saja sampai tangisnya reda. Nanti ketika emosinya sudah stabil, akan diam sendiri.



2. Jangan Dimarahi

Daku pernah melihat ada anak yang mewek eh malah diomeli, dibentak-bentak, dan dijewer. Bukannya diam dia malah nangis lebih keras. Ya iyalah, siapa yang mau digitukan? Kita yang orang dewasa aja enggak mau kan?

Sabaar, tahan emosi, jangan marahi anak. Kalau takut bakal bentak anak, mending melipir dulu, cuci muka, bikin teh. Setelah tenang baru dekati anak.

3. Beri Makan dan Minum

Anak kalau sudah tenang, tawarkan makan dan minum. Karena biasanya dia lapar (menangis kan menguras energi).



4. Peluk Erat

Sayangi anak sepenuhnya dan peluk erat dia. Karena setelah menangis dia butuh ditenangkan. Salah satunya dengan berpelukan.

5. Dengarkan Ceritanya tanpa Menghakimi

Jika anak sudah selesai menangis, sudah minum, dan tenang karena dipeluk, baru tanya alasan mengapa dia menangis? Kalau belum mau cerita ya sudah. Nanti lama-lama dia akan cerita sendiri. Dengarkan dengan sabar dan jangan dihakimi.

Akhirnya Sekolah

Bagaimana setelah kejadian yang membuat Saladin berurai air mata? Besoknya tetap sekolah, dong! Mau diboloskan juga tidak dapat izin dari ayahanda. Kata beliau, biarkan Saladin belajar menghadapi masalahnya sendiri.



Daku sempat khawatir dan mengirim WA ke bunda guru. Alhamdulillah Saladin di sekolah tidak menangis lagi. Bahkan dia enjoy main puzzle kayu ketika jam istirahat. Lega banget dan memang kita tuh tidak boleh mengajarkan anak untuk menghindari masalah ya, tapi harus menghadapinya. Pernahkah anak-anak pulang sekolah sambil menangis?