Rabu, 19 November 2025

Serunya Cooking Class di Kane Café

 

Siapa suka makan dan masak? Anak sekolah zaman sekarang pada happy ya karena ada praktek memasak dan Saladin juga senang karena bisa jalan-jalan. Karena cooking class diselenggarakan di Kane Kafe, Soekarno-Hatta, Kota Malang.

Tanggal 15 November 2025, jam 8 pagi, kami meluncur ke kafe. Menurut G-Maps, hanya butuh 15-20 menit ke sana. Alhamdulillah juga lokasinya juga dekat dengan rumah ibu mertua, jadi ayahnya Saladin bisa menunggu di sana. Sementara daku ikut masuk ke kafe.



Lhoo kok anaknya ditungguin? Memang diperbolehkan kok, bahkan ada ruangan untuk para wali murid yang ingin melihat anaknya di kelas memasak. Apalagi para peserta kebanyakan murid kejar paket A jadi masih kecil (kalau Saladin kejar paket B). Terima kasih para tutor PKBM.

Pembukaan Kelas

Kami langsung masuk kafe, isi absensi, dan naik ke lokasi cooking class di lantai 2. Saat kami datang, acara baru saja dimulai. Saladin duduk dan pindah ke meja lain karena para murid dibagi menjadi beberapa kelompok. Kemudian semua murid diberi baking paper dan sarung tangan plastik.



Acaranya seru karena ada chef yang menjelaskan ke para murid. Jadi mereka diberi dough pizza yang sudah jadi (bundar pipih). Kemudian ada juga saus pizza, daging giling, sosis, dan keju parut, yang sudah dikemas dalam plastik kecil-kecil.



Saladin dan teman-temannya mengoleskan saus dan menata topping. Tapii daku batal nungguin di ruang wali murid karena dia sudah menunjukkan tanda-tanda mau tantrum (dia ADHD jadi begitulah). Memang bu guru minta daku ikut untuk mengawal Saladin.

Mulai Tantrum

Saladin mulai nangis dan ndeprok di lantai ketika melihat baterai HP-ku hanya 21 persen. Waduhh, kayaknya butuh ke psikolog lagi, apa dia kena panic attack? Mana daku lupa tidak bawa charger HP.



Alhamdulillah ada bu guru yang datang dan menenangkan. Eh dia langsung diam dong. Memang ya ada tipe anak yang lebih nurut apa kata guru daripada ortunya?

Membuat Minuman

Setelah tantrumnya selesai (Alhamdulillah Cuma bentar), Saladin dan teman-temannya ke lantai 1 untuk belajar membuat es teh leci. Jadi mereka bikin minuman sambil menunggu pizza-nya dipanggang oleh chef. Antri duluu, yang tertib yaaaa.



Saladin langsung happy karena melihat gelato yang dijual di kafe. Kubilang iya, ikut bikin minuman dulu. Setelah itu dia pilih satu scoop gelato rasa kopi dan dimakan dengan nikmat.



 Alhamdulillah dapat rezeki berupa voucher diskon 15%.

Kane Café yang Cozy



Kapan-kapan boleh deh nongkrong di Kane Café (sambil me time gituu). Karena di sana tidak hanya jual kopi, gelato, dan snack (seperti pizza dan croissant). Tapi jual makanan berat juga. Cek di google maps untuk lokasi tepatnya yaaaa.

Nyaris Tantrum Lagi

Setelah makan gelato, para murid antri untuk mengambil pizza. Eh Saladin hampir tantrum, mungkin karena kecapekan. Kok pas kulihat ada salah satu teman blogger Malang yang anak-anaknya sekolah di PKBM yang sama (Cuma mereka full homeschooling) dan kuajak Saladin untuk menyapanya. Kebetulan beliau bawa si bungsu yang masih baby dan Saladin tuh seneng lihat bayi.

Para murid diajak foto bersama lalu Saladin takjub saat melihat drone yang dipakai untuk memotret. Malah mau pinjam remote drone juga, dan langsung kutegur. Untung dia nurut lalu mau foto bareng.



Kami lalu diperbolehkan pulang dan ternyata masih jam 10:34 pagi, padahal sudah janjian minta dijemput suamiku jam 11. Ya sudahlah, duduk dulu di bagian luar kafe sambil menikmati pizza. Tidak bisa sambil main HP karena masih low battery, jadi Saladin inisiatif menulis aksara di bukunya.

Saladin habis itu berdiri (sebenarnya daku takut dia menyebrang jalan atau melakukan hal lain), ternyataaaa. Dia lihat ada bungkus kue (yang tidak dibuang oleh temannya) lalu menaruh bungkus itu ke tempat sampah. Aiih, betapa bangganya punya anak yang inisiatif seperti ini. Acara cooking class-pun ditutup dengan indah.

 

Selasa, 18 November 2025

Memasak Serasa Melawak Gara-gara Mangga dan Tewel

 

Memasak atau melawak? Di dapur kok malah tertawa? Kalian jangan bingung dulu karena daku akan menceritakan beberapa hal konyol yang terjadi saat memasak. Kalau diingat-ingat lucu juga dan jadi pelajaran ke depannya.

Selai Mangga atau Nanas?

Ini kejadian beberapa hari laluuu. Alhamdulillah di akhir tahun lagi musim mangga dan di dapur ada beberapa mangga (pemberian tetangga). Tapii Saladin tidak mau makan buah, jadi daku bikin selai saja, nanti dioles di atas pancake atau roti.



Di percobaan pertama selainya manis, tapi di eksperimen kedua malah ngakak. Mangganya tidak semanis yang kemarin jadi selainya asam. Padahal sudah ditambah gula pasir dan gula merah, dan lucunya selai mangga berasa selai nanas saking kecutnya, wkwkwk. Jadi Saladin makan roti (bikinan bundanya) dengan selai itu, ditambah sedikit susu kental manis.

Gara-gara Tewel

Agak sedih sih tapi ini murni karena kesalahan penyimpanan. Ada orang yang ngasih tewel utuh (nangka muda) ke suami, tapi daku baru sempat masak 2 hari kemudian. Begitu tewel dibelah, dalamnya udah busuk, huhuhuu. Akhirnya daku cari tewel di 3 toko sayur tapi tidak ada.

                                        Maunya seperti ini (gudeg) tapi batal

Padahal daku sudah terlanjur beli kelapa parut (untuk dijadikan santan), ceker ayam (biar masakan tewel lebih sedap), dan gula merah (karena mau bikin gudeg). Mana di rumah tidak ada kulkas (dulu sempat punya tapi kukirim ke dapur mama setelah kulkas dipanjatin Saladin saat masa pandemi). Lain kali kudu memastikan bahan-bahan lengkap dan siap masak, baru beli bumbu dll.

Akhirnya kelapa langsung dijadikan santan dan dibagi 2 bagian. Setengahnya untuk masak opor (sudah beli ayam dan bumbu). Lantas tadi kan di toko sayur ketiga ditawari mbak kasirnya sebungkus manisah (labu siam) yang sudah diiris. Ya sudahlah, cekernya dimasak dengan manisah dan santan, lagian sudah lama banget enggak masak sayur beginii. Anggap saja rezeki toko sayur ketigaa.



Apa yang terjadi ketika sedang merebus ceker dan ayam (di 2 panci yang berbeda)? Terrnyataa gasnya habis, saudara-saudara! Oalah, apa emang daku disuruh istirahat saja di hari mingguu? Mau ganti gas tapi takut dan akhirnya menunggu ayahnya Saladin pulang dari rapat RT.

Sambil menunggu, goleran saja di ruang tamu ehh tiba-tiba ada tetangga yang mengetuk pintu. Beliau memberi sup merah, ayam goreng, dan mie goreng jawa. Alhamdulillah, pas masakan belum matang kok pas dikasih makanan, benar-benar rezekii.

Kue yang Tak Kunjung Matang



Dapur lawak terjadi lagi saat bikin prol tape. Saat mengecek seloyang prol tape (dikeluarkan dari oven), ternyata masih kurang matang. Akhirnya kumasukkan lagi, tapi kok tidak panas? Ternyata daku lupa kalau sebelumnya kabel oven dicabut sebentar, ya tidak bisa panas dan matang, alamak!

Nasi Goreng Bencana

Ini cerita mudik lebaran 2 tahun laluu. Kala itu daku masih masak hidangan berbuka puasa. Saladin minta dibuatkan nasi goreng dan daku ambilkan wajan. Dia ambil sebutir telur dan ketika dipecahkan ternyata busuk! Padahal nasi sudah masuk ke penggorengan. Nasi goreng bencanaa! Lain kali telur harus dikocok di mangkok dulu untuk mencegah hal seperti ini.

Nugget Homemade yang Keasinan

Kalau yang ini terjadi saat Saladin masih balita dan kala itu daku eksperimen bikin nugget sendiri. Jadi, setelah ayam dihaluskan, diberi telur kocok, bumbu, dan tepung, lalu dibungkus di daun pisang (seperti bikin lontong). Setelah dikukus baru diiris dan digoreng. Tapi keasinann!

Waduh, bagaimana ini?? Seharusnya ada tes rasa, jadi caranya adonan nugget digoreng dan diicipin, kalau terlalu asin bisa dikasih gula pasir sedikit. Karena ini sudah terlanjur matang, maka nugget dipotong kecil-kecil dan dimasak lagi dengan sedikit air dan kecap manis.

Roti Pisang Mbleber

Daku pernah semangat bikin roti karena ada resep no knead bread (jadi tidak capek menguleni). Apalagi ada bestie yang tiba-tiba memberi hampir 2 kg tepung terigu. Ditambah lagi ada pisang ambon pemberian kakeknya Saladin (bapak mertuaku).



Jadilah rencana bikin roti isi pisang. Pisangnya dihancurkan dan ditambah cokelat bubuk, tapi jadi mbleber dan susah dimasukkan ke adonan roti. Waduhh, jadi yang bener itu pisang dipotong saja dan ditambah coklat bubuk (atau meses).

Jangan Mutung

Apa kesimpulannya? Kalau ada kesalahan di dapur ya ketawain saja, anggap saja lagi melawak. Jangan mutung dan berhenti gara-gara satu hal yang error. Dapurr benar-benar mengajariku untuk pantang menyerah.

Senin, 17 November 2025

A Day in My Life: Masak, Makan, dan Jalan-Jalan

 

Sabtu ke mana kita? Sebagai IRT plus freelancer, daku biasanya ya di rumah saja, wkwkwk. Kalau tidak ada undangan / event ya istirahat karena di hari kerja daku sibuk antar Saladin ke sekolah (dengan berjalan kaki). Sedangkan kalau hari minggu biasanya mudik alias ke rumah mamaku yang hanya berjarak 3 KM.

Tapi beda dengan hari sabtu tanggal 15 November kemarin. Di hari ultah adikku ini (yang diucapkan lewat WA karena doi merantau ke Tangsel), kami datang ke salah satu kafe di daerah Soekarno-Hatta, Malang. Saladin (dan teman-temannya di PKBM) ikut cooking class dengan menu pizza dan es teh leci, asyik bener!



Sabtu itu sangat padat karena paginya cooking class, siang les matematika, lalu jam 1 mudik. Lho kan jadwalnya minggu?? Iyaa karena sabtu itu, di rumah mamaku ada arisan dasawisma. Jadi sebagai anak baik (dan suka icip-icip makanan), daku wajib untuk bantu mama mempersiapkan acara.

Cooking Class yang Menyenangkan

Kelas memasak di kafe dimulai sekitar jam 8:30 pagi. Para wali murid memang boleh menunggui, karena mayoritas siswa PKBM yang ikut masih kecil (peserta kejar paket A). Khusus Saladin wajib daku pantau (atas permintaan bu guru) karena kalau keadaan crowded, dia bisa terpicu (karena anak ADHD rawan tantrum).



Saladin senang sekali bikin pizza dan menata topping di atas dough. Dia sudah biasa kuajak bikin pizza di rumah. Untuk cerita lengkapnya ada di tulisan selanjutnya.

Rencana yang Berubah

Acara seelsai jam 10:35 pagi. Padahal daku sudah terlanjur bilang ke ayahnya Saladin untuk jemput jam 11 pagi. Sebenarnya dari kafe ke rumah nenek (ibu mertuaku) dekat, hanya sekitar 2 KM. Tapi kami tunggu sajalah, sambil makan pizza hasil cooking class tadi.



Tak lama kemudian ayahnya Saladin datang. Ternyata rencana berubah karena les matematika beliau liburkan. Yaa sudahlah, langsung saja kami meluncur ke rumah mamaku di daerah B, kota Malang. Sempat hujan tapi hanya gerimis mengundang.

Mudik Asyik

Walau rencana berubah tapi tidak ada penyesalan, malah kami senang karena lebih cepat sampai ke rumah utinya Saladin. Setelah istirahat sekejap dan makan siang, Saladin asyik main pakai PC milik omnya (Adik bungsuku). Sedangkan daku beberes ruang tamu, nyapu, dll.



Hari itu mamaku sudah bikin puding coklat susu. Kemudian beliau mau goreng pisang, tempe, kukus talas, dan menyambut para tamu dengan gembira. Walau peserta arisan dasawisma hanya 13 orang tapi tetap happy dong. Alhamdulillah acara berjalan dengan lancarrr.

Kenyang dan Penuh Oleh-Oleh

Kalau ada acara maka otomatis banyak makanan. Apalagi papaku request dibikinkan nasi goreng (Alhamdulillah bumbunya komplit, yang suka beli minyak wijen, saus tiram dll adalah adik bungsuku). Saladin sudah kenyang makan nasgor lalu dia lanjut main, masih disuruh ngemil ini dan itu oleh neneknya.

Asyiknya mudik adalah tangki cinta jadi terpenuhi, berasa masih gadis lagi dan disayang orang tua. Apalagi mama nawarin buat bawa macam-macam, mulai dari kentang, pisang goreng, nasi goreng, dll. Padahal mudiknya juga dekat dan sering, tapi selalu disuruh bawa oleh-oleh berupa makanan, Alhamdulillah.

Jadi, bagaimana dengan hari sabtumu?

Minggu, 16 November 2025

Mental Maling yang Membuat Pusing Tujuh Keliling

 

Sepuluh menit habis subuh, langit masih setengah gelap. Kulangkahkan kaki dengan cepat agar sesi jalan pagi lekas selesai. Tak sengaja mata ini melihat seseorang yang diam-diam jinjit, memetik beberapa lembar daun pandan yang tumbuh di dekat pagar rumah orang lain. Astaga!

                            Freepik

Ingin kuteriak dan menegurnya tapi tidak enak jika nanti suaraku akan membangunkan tetangga lain. Akhirnya daku berlalu meski dalam hati bertanya-tanya. Apa dia sudah izin untuk mengambil daun pandan? Jika iya, mengapa harus memetik lewat luar pagar?

Jangan Mencuri

Peristiwa itu membuatku teringat akan ajakan seseorang. Tiba-tiba dia datang ke depan rumah dan meminta pupuk pada suamiku. Alhamdulillah ada lalu diambilkan di belakang.

Kami berbincang karena sudah lama tidak bertemu. Tiba-tiba dia menunjuk ke rumah sebelah. “Ayo, panen!”

Dalam hati HAH BUJIBUNENG INI POHON MANGGA DI DALAM RUMAH TETANGGAKU, KENAPA MAU MENCURI MALAH NGAJAK-NGAJAK? Amit-amit!

                                     Freepik

Mangga di pohon tetanggamu bukan milikmu, jangan dimaling. Ya ampun, mangga lagi murah juga. Paling harganya hanya 10.000-20.000 rupiah per kilogram. Mengapa ingin gratisan dengan dalih panen padahal itu mencuri? Mentang-mentang tetanggaku sibuk proyek di luar kota.

Cerita Lain

Tiba-tiba ada orang lain yang cerita kalau tetangganya (bukan di sebelah rumahku) sebal karena pohon mangganya berbuah. Ada yang diam-diam mengambil mangga lalu rontokan daun dibiarkan begitu saja. Dia jadi kehilangan buah sekaligus capek karena harus menyapu daun.

                              Freepik

Apa susahnya minta izin untuk memetik beberapa mangga? Toh beliau tidak pernah pelit. Ngomong apa susahnya, malah diam-diam mengambil mangga, karena godaan setan!

Jangan Jadi Manusia Bermental Maling

Sayang sekali mengapa ada tipe manusia yang menganggap punya tetangga adalah punyanya juga, dengan alasan pohon itu ada di bagian depan rumah (milik tetangga). Meski ranumnya mangga sangat menggoda, meski kelaparan, apakah harus mencuri demi buah yang hanya mengenyangkan perut selama beberapa jam?

Daku pernah membuat flash fiction di media sosial tentang tema yang serupa. Ceritanya begini:

Seorang gadis sebal karena hasil kebun mini di rumahnya (berupa cabe dan sayuran) dicuri oleh tetangganya. Begitu ketahuan, sang tetangga malah beralasan kalau tanaman itu milik umum (padahal milik pribadi). Akhirnya sang gadis membalas kalau mobil tetangga yang sering parkir di jalan desa adalah milik umum jadi boleh dipinjam, sekalian sopirnya (suami tetangga itu).

Sungguh mental maling ini menyebalkan dan jangan pernah ditiru. Selembar daun pandan yang ada di dalam kolak bisa membuatnya jadi haram. Bukankah minta izin lebih baik daripada mengambil diam-diam (dan menambah dosa)?

Kamis, 13 November 2025

Mengatasi Anak Speech Delay dengan Sabar

Good time!

Saladin menunjuk kaleng berwarna merah yang kusimpan di atas lemari. Rupanya dia ingin makan biskuit cokelat yang ada di dalamnya. Alhamdulillah sudah hafal alphabet. Tapi dia baca tulisan atau bicara ya?

Iyaa, Saladin kala itu sudah berusia 3,5 tahun (ini kejadian tahun 2016). Tapi bicaranya masih dikit banget. Padahal normalnya anak usia 2 tahun sudah bisa ngomong.



Kami akhirnya membawa ni bocah ke dokter spesialis THT. Ternyata tidak ada masalah apa-apa di telinganya (karena anak bisa bicara dengan cara mendengar terlebih dahulu). Mengapa Saladin belum secerewet balita lain?

Penyebab Speech Delay

Karena tidak mau berspekulasi, akhirnya Saladin dibawa ke salah satu rumah tumbuh kembang dan akhirnya ketahuan speech delay. Jadi dia wajib ikut terapi wicara dan perilaku (karena ADHD dan kala itu masih emosional.

                                   Saladin dan neneknya (mamaku)

Sang psikolog juga mengingatkan kami karena jangan sampai ada 2 arahan yang berbeda (dari orang tua dan kakek-neneknya karena masih tinggal serumah). Tujuannya biar Saladin tidak bingung, nurut bunda atau nenek?

Read: Ketika Anak Serumah dengan Nenek

Lantas apa saja penyebab speech delay? Ini nih:

Bingung Bahasa

Saladin bingung karena ada 3 bahasa di rumah: daku ngajak ngomong pakai English, kakek-nenek pakai bahasa Indonesia, sedangkan Mak Sum (ART yang kadang gendong dia) pakai bahasa Jawa. Jadi dia tuh loading, pakai bahasa apa? Akhirnya milih buat mingkem.

Kurang Stimulasi

Anak yang kurang stimulasi bisa lambat bicara. Misalnya sang ibu asyik medsosan (sambil joget), anaknya malah keleleran sambil pakai singlet dan popok aja. Boro-boro diajari. Diajak ngomong aja kagak!

Terlalu Banyak Pegang Gadget



Ini salah satu penyebab Saladin jadi lambat bisa bicara: kebanyakan nonton TV. Jadi setelah pulang dari rumah tumbuh kembang, dia dilarang keras nonton TV. Dia juga tidak boleh nonton atau mainin HP/ laptop / gawai apapun.

Mengatasi Speech Delay pada Balita

Jangan nangis dulu bundaaa. Anak yang belum lancar bicara bisa diajari dan distimulasi dengan cara-cara ini:

No Gadget



Kala itu Saladin benar-benar diet gadget, tidak boleh nonton TV, HP, atau PC, walau hanya  menit. Menurut pak psikolog, anak-anak yang kebanyakan nonton atau main HP bisa susah berkomunikasi karena tinggal tunjuk atau pencet, ada respon. Jadi di dunia nyata dia susah mengekspresikan perasaannya lewat omongan.

Terapi Wicara

Di rumah tumbuh kembang ada terapis wicara dan Saladin selama beberapa bulan ambil kelas di sana. Selama hampir 1 jam dia distimulasi dan dilatih untuk bisa ngomong, dengan cara bermain sambil belajar. Saat itu daku tidak menemani di dalam, tapi bisa memantau via kamera CCTV.

Stimulasi dengan Membacakan Cerita

Kalau sudah terapi bukan berarti di rumah diam saja. Justru stimulasi juga dilakukan di rumah. Selain mengajak ngomong anak (dengan menatap matanya), caranya adalah dengan membacakan buku cerita atau majalah. Apakah langsunggg berhasil?



Saat daku bacakan salah satu cerita di majalah anak-anak, eh Saladin tidak betah diam. Dia kumat muter-muter kamar. Tapi walau sambil lari-lari, dia masih mau mendengarkan kok, dan mengerti isi ceritanya. Jadi memang tiidak boleh menyerah dalam stimulasi anak agar dia mau bicara.

Kompak Satu Bahasa di Rumah

Pak psikolog juga memberi pesan kalau anak harus diajak bicara (dan mendengarkan) hanya satu bahasa di rumah, alias bahasa Indonesia aja dulu. Jadi daku stop dulu ngomong English. Saladin juga untuk sementara dijauhkan dari Mak Sum yang lebih sering bicara dalam bahasa Jawa.



Jika anak masih tidak mau bicara atau hanya ngomong sepatah-sepatah padahal dia sudah berusia 3, bahkan 5 tahun, jangan marah-marah. Sabar ya Bu! Segera dibawa ke psikolog agar mendapatkan analisis dan saran yang tepat. Anak juga wajib distimulasi di rumah, jangan dicuekin gitu aja, kasihaan!

 


Rabu, 12 November 2025

Review Film Little Women, Terpesona Kecantikan Winona Ryder

 

Siapa suka nonton film tentang cewek? Nonton deh Little Women yang menceritakan keluarga March, yang punya 4 anak gadis, dan setting-nya jadul (sekitar 150 tahun lalu). Ehh ini Little Women tahun 1994 yaa, bukan yang ada Emma Watson-nya. Tapi ini yang versi sebelumnya dan ada Winona Ryder sebagai bintang utama.

                                            Sumber foto: Wikipedia

Judul: Little Women (adaptasi dari buku berjudul sama, karya Louisa May Alcott)

Tahun: 1994

Sutradara: Gillian Armstrong

Pemain:  Trini Alvardo (sebagai Meg), Winona Ryder (sebagai Jo), Claire Danes (sebagai Beth), Kirsten Dunst (sebagai Amy), Christian Bale (sebagai Laurie), Susan Sarandon (sebagai Marmee)

 


Dikisahkan keluarga March yang ceria walau sang ayah pergi ke medan perang. Ada 4 anak gadis yakni si sulung Meg, dan adik-adiknya: Beth, Jo, dan Amy. Mereka rajin bekerja dan belajar walau uangnya pas-pasan.

Walau berasal dari keluarga menengah dan punya 1 asisten rumah tangga, keluarga March tidak hidup mewah. Mungkin di masa perang keadaan ekonomi jadi agak sulit? Tapi mereka tetap semangat datang ke pesta dansa, terutama Meg yang tumbuh jadi remaja cantik.

                                           Meg March

Di pesta, Meg didandani oleh teman-temannya. Meg dan Jo bertemu dengan Laurie (Theodore Laurence) di sana, yang merupakan tetangga barunya. Laurie langsung menolong Meg yang kakiknya terkilir dan mengutus kusir kereta kuda untuk mengantarnya pulang.

Kisah Cinta dengan Laurie

Laurie adalah cucu dari tetangga yang kaya-raya tapi tidak sombong. 

                                       Jo March

Jo dan Laurie jadi bersahabat dekat, apalagi dia dipinjami buku-buku yang bagus. Sementara guru privat Laurie malah naksir Meg (dan kemudian mereka menikah).

                                      Jo dan Laurie

Tak disangka Laurie ingin menikahi Jo dan melamarnya, karena dia akan pindah. Tapi Jo menolak mentah-mentah, mungkin karena usianya masih 19 tahun. Menurut Jo mereka lebih cocok bersahabat daripada menjadi pasangan suami-istrii.

Pekerjaan Masing-Masing Gadis

Jo fokus pada pekerjaannya yakni menjadi pendamping sang bibi (yang kaya-raya), dan dia paling suka sesi membacakan buku. 

                                               Beth March

Sementara Meg menjaga anak (orang lain), dan Amy masih sekolah (kayaknya masih SD). Beth fisiknya kurang bagus sehingga dia di rumah saja.

Petualangan Baru Jo

Jo patah hati bukan karena kepergian Laurie, tapi karena sang bibi memilih Amy untuk menemaninya pergi ke Eropa. Kemudian Jo itu pindah ke kota lain yang lebih besar, sambil mengembangkan passion-nya menjadi seorang penulis. Tak disangka dia bertemu dengan Profesor Bhaer yang cerdas dan simpatik.

                                     Amy March

Sepertinya sang professor naksir Jo, tapi apa dia mau menerima cinta dari orang yang jauh lebih tua darinya? Apakah Jo malah memikirkan Laurie? Bagaimana dengan nasib sang ayah di medan perang? Nonton sendiri ahhh, seru lho!

Kesanku setelah Menonton Little Women

Winona Ryder cantiiik banget, memang dia terkenal tahun 90an ya? Lalu shock dong pas baca daftar pemain, ternyata pemeran Laurie adalah Christian Bale (langsung pengen nyanyi lagu “Batman kaulah idolakuu”). Akting Susan Sarandon sebagai ibu dari 4 gadis itu juga bagusss.

Read: Review Merry Little Batman

Little Women menceritakan 4 gadis (dan 1 ibu) yang semangat dan berkemauan kuat untuk berhasil.

                                         Marmee (Mrs. March)     

 Walau mereka hidup di masa lalu (tanpa alat-alat modern seperti sekarang) tapi tidak mengeluh dan pantang menyerah. Bagus sekali didikan marmee (panggilan ibu mereka) bahwa wanita tak hanya pasif di rumah, tapi harus melakukan sesuatu untuk lebih maju.

Selasa, 11 November 2025

Ketika Saladin Sudah Remaja dan Suka K-POP

 

 “Bun, lihat deh, videonya bagus!”

Saladin menunjukkan sebuah gambar bergerak di ponsel. Di sana ada tiga cewek (animasi) yang sedang menyanyikan lagu berjudul Golden. Ternyata lagu dari girl band Huntrix ini juga viral karena selalu ada di TikTok maupun medsos lain.



Lagu Golden emang bagus sih dan kalian sudah dengerin, belum? Banyak artis yang akhirnya meng-cover, termasuk idolaku (Nayl Author). Lagu ini banyak memakai nada tinggii-tinggiii sekalii.

Tapi ini bukan cerita tentang Golden ya melainkan Saladin yang sudah remaja (hampir 13 tahun) dan mulai suka K-POP. Tahu dari mana? Dari video-video yang dia tonton di YT.

BT21



Sebelumnya, Saladin suka nonton BT21 dan emang imuut banget. Karakternya cocok buat anak-anak. ternyata BT21 ini BTS tapi dalam versi cute. Sepertinya ini marketing gaya baru, ya?

Huntrix dan Saja Boys



Nahh setelah suka BT21, Saladin juga suka Huntrix plus Saja Boys. Apalagi videonya emang cakep, pakai animasi dan dikonsep dengan profesional. Daku lama-lama juga suka lagu-lagunya, wkwkk.

Menerima Bahwa Anak sudah Besar

Setelah Saladin suka beberapa grup K-POP maka daku sadar bahwa dia sudah remaja, sudah besar, dan bukan balita lagi. Dia bukan bocil yang suka lagu anak-anak atau video CocoMelon. Tapi selera musiknya sudah berubah jadi lagu-lagu Korea (dan lagu western juga).



Saladin sudah remaja, badannya tinggi (hampir 160 cm), dan ukuran sepatunya 40. Sudah gedee dia dan wajar banget kalau mulai suka K-POP. Selamat tinggal lagu dakocan, susan, dan lagu-lagu jadul yang dulu suka kunyanyikan kalau lagi bermain dengannya.

Bundanya Makin Tua

Apa yang terjadi ketika anak sudah ABG dan suka K-POP? Maka bundanya menyadari bahwa dia sudah tuaa (30+) wkwkw. Biar deh, yang penting berjiwa muda. Dengan usia dan kekuatan tubuh yang segini semoga bisa terus mengasuh dan menyayangi Saladin.

Bolehkah Anak Punya Idola?

Saat anak suka K-POP maka daku sempat bertanya-tanya, apa boleh anak punya idola? Sebenarnya boleh-boleh saja, asal dalam konteks yang positif. Misalnya mendengarkan lagu korea biar lebih semangat di rumah (dan tak lagi tantrum seperti dulu).



Jadi ingat dulu pas SMP-SMA, daku juga punya idola (Sheila on 7) sampai beli kaset, pasang poster, dan nonton konsernya. Waktu berlalu begituuu cepat. Sekarang Saladin yang suka lagu tapi lagu dari negeri ginseng, bukan lagu Indonesia.

Jika anak punya idola baik itu grup K-POP atau grup yang lain maka biarkan saja dan ajarkan bahwa ngefans juga harus punya batasan. Jangan kenalan asal dengan sesama fans dan membocorkan data pribadi, atau mengkoleksi merchandise sampai kehabisan uang saku. Bagaimana, apa anak-anak juga suka K-POP?

Senin, 10 November 2025

Review Nohara Hiroshi’s Lunch Style: Series yang Bikin Lapar

 

Siapa yang suka nonton Crayon Shinchan alias Nohara Shinnosuke? Kisah anak bandel yang lucu dan kadang ngeselin. Eits, tapi ini bukan tentang Shinchan tapi kartun spin off tentang ayahnya yakni Nohara Hiroshi.



 

Judul asli         : Nohara Hiroshi Hirumeshi no Ryuugi

Jumlah episode: 12 (season 1) – info dari IMDB

Genre              : kuliner

 

Dikisahkan Nohara Hiroshi adalah karyawan swasta yang suka mencoba makanan baru untuk makan siang. Menunya tak hanya cocok di lidahnya tapi juga di kantongnya (maklum dia masih punya cicilan rumah yang belum lunas).  Nah, apa saja yang dimakan oleh Hiroshi dalam serial ini?



Pertama, Hiroshi mencoba makanan yang cukup populer yakni nasi kari (khas India). Sampai di restoran dia malah bingung karena ada kari ayam, daging, dll dan tingkat kepedasannya juga berbeda-beda. Di dekatnya ada gerombolan cewek yang juga makan dan pesan kari pedas. Sebagai lelaki yang agak sombong, dia beli kari pedas dan malah kepedasan (serta akhirnya sakit perut).

Lupakan tentang tragedi nasi kari karena Hiroshi sudah move on dan kali ini dia mencoba kuliner tradisional Jepang: sushi! Aneka sushi dengan beragam bentuk dan protein bikin bingung, mana yang paling enak? Ternyata yang nikmat adalah salmon belly sushi.

Cewek yang Naksir

Tak hanya makan nasi, Nohara Hiroshi juga suka coba burger. Di restoran burger lucu karena ada karyawati yang diam-diam naksir dia dan salah tingkah. Padahal Hiroshi bersikap biasa aja tapi mbak itu GR berat. Waduuuh!

Mie Soba ala Okinawa



Di serial Nohara Hiroshi’s Lunch Style (yang merupakan adaptasi dari komik), juga diperlihatkan mie soba ala Okinawa. Mie ini terbuat dari gandum jadi teksturnya lebih ‘berat’ sedikit dari mie biasa. Nahh dulu daku pernah makan mie soba seafood lalu shock karena soba ala Okinawa lauknya bebong alias p0rk. Kalau yang muslim dan makan di Jepang kudu hati-hati yaa.

Kesanku Setelah Nonton Nohara Hiroshi’s Lunch Style

Pertama bingung karena Hiroshi di serial ini agak berbeda (rahang bagian bawah kurang kotak) dan baru sadar kalau yang menggambar berbeda. Ya iyaalah karena Yoshito Usui sensei (komikus Shinchan) sudah meninggal dunia. Jadi yang membuat serial ini bukan beliau.



Kemudian daku kaget karena Hiroshi beli makan siang, kirain dia bawa bekal yang dibuat oleh Misae (istrinya), biar hemat gituu. Ternyata lebih memilih buat beli lunch, mungkin sekalian refreshing ya? Lalu dia juga suka coba menu baru dari restoran baru, wajar kalau tidak bawa bekal.

Terus daku juga salah karena mengira Hiroshi sudah 40-an tapi ternyata baru berusia 35 tahun! Masih relatif muda ternyataa dan kurang dijelaskan juga dia di kantor posisinya sudah cukup tinggi atau masih pegawai biasa. Tapi dengan gaji segitu, juga cicilan rumah (yang tidak murah), ternyata masih bisa beli makan siang di luar.

Masukan untuk Pengusaha Kuliner

Dalam serial ini juga ada beberapa masukan untuk pemilik bisnis kuliner. Jadii di buku menu sebaiknya dikasih gambar juga (jangan cuma tulisan), biar pengunjung restoran bisa lebih cepat memutuskan mau makan apa. Lalu karyawan juga harus di-traning biar gak baper dengan pembeli.



Serial Nohara Hiroshi’s Lunch Style cukup menghibur (walau tidak seheboh dan selucu Shinchan). Sampai ada netizen yang bilang kalau serial ini jadi salah satu duta kuliner Jepang. Nahh, kamu suka makanan Jepang, kah?