Rabu, 20 Agustus 2025

Cerita Saladin di SMP Barunya

 

Saladin happy banget karena bisa belajar di sekolah baru, di sebuah PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat). Cerita tentang awal tahu PKBM ini sudah ada di postingan sebelumnya ya. Kali ini daku mau berkisah tentang masa awal SMP.



Meski judulnya PKBM alias sekolah non formal tapi ternyata ada seleksi! Jujur daku kaget banget karena setelah survey, cocok dengan PKBM tersebut, dan pas mau bayar malah diminta datang dulu untuk tes. Tapi tidak usah khawatir berlebihan karena tesnya itu ‘hanya’ sebatas psikotes, bukan yang susah seperti ujian masuk kuliah.


FYI, di Malang ternyata ada banyak PKBM tapi semua berstatus swasta. Sama seperti sekolah formal, ada yang negeri, ada yang swasta. Daku kurang paham juga apa bedanya. Nanti kubuatkan tulisan khusus tentang PKBM (sesuai pertanyaan Bang Nugie di postinganku beberapa waktu lalu).

Psikotes yang Menegangkan

Saladin benar-benar cool jelang tes tapi bundanya yang nervous. Sebelumnya kami sudah berlatih dengan soal-soal psikotes yang ada di internet. 



Cukup susah sih menurutku, tapi kalau psikotes itu sebenarnya untuk melihat kesiapan calon siswa di sekolah baru. Jadi memang si murid yang harus tenang agar dia diterima di sekolah tersebut.

Read: Berburu Sekolah untuk Saladin

Kami memilih jam 9 pagi untuk psikotes dan datang ke pokjar PKBM tepat waktu. Jadii, pokjar alias kelompok belajar merupakan ‘cabang’ dari pusat PKBM dan sebenarnya ini adalah rumah sang guru. Kalau pagi jadi tempat belajar murid PKBM, sementara kalau sore jadi les-lesan calistung.



Kembali ke psikotes, ternyata Saladin boleh ditunggui selama tes. Dia dengan tenang mengambil alat tulis lalu mengerjakan tes di beberapa lembaran yang diberi oleh pak guru. Setelah itu dia diminta untuk menyusun puzzle (itu lhoo yang bentuknya mirip dengan game Tetris).


Setelah tes selesai, pak guru menunjukkan hasilnya. Daku tertawa karena Saladin yang disuruh menggambar malah menulis gini: I can’t draw human. Pak guru juga takjub karena ni bocah sudah bisa bahasa inggris.


Hasilnya langsung diumumkan dan Alhamdulillah Saladin dinyatakan siap untuk belajar di SMP. Usia mentalnya juga sesuai (12 tahun). Legaa sekali rasanya. Tapi kapan sekolahnya? Sudah pertengahan Juli….

Masa Percobaan

Ternyata ada satu lagi tahapan yaitu masa percobaan selama seminggu. Nanti kalau Saladin sukses ikut kelas di PKBM, akan masuk ke kelas regular. Kelas juga hanya seminggu 4 kali (Senin sampai Kamis) dan pulangnya jam 11:30 siang.



Setelah masa percobaan ternyata Saladin dinyatakan bisa ikut kelas regular. Tidak usah didampingi shadow teacher. Alhamdulillah! Sebenarnya ada opsi full homeschooling dengan kurikulum yang sudah disusun oleh PKBM. Namun Saladin ikut yang semi homeschooling aja alias 4 hari belajar di kelas sedangkan sisanya belajar di rumah.

Saladin sudah resmi jadi murid PKBM tersebut, sudah bayar uang masuk, uang kegiatan, dan juga SPP. Kabar baiknya, tidak ada seragam. Yang penting datang ke PKBM pakai baju yang rapi (kemeja dan celana panjang, serta sepatu). Asyik banget kan! Mana masuknya jam 8:15 pagi jadi bisa tarik napas sekejap habis subuh. Ini cerita Saladin, bagaimana dengan ceritamu?

Selasa, 19 Agustus 2025

When Harry Met Sally dan Komunikasi Suami Istri

 

Siapa suka nonton filmnya Meg Ryan? Nahh sebenernya daku tuh sudah pernah nonton When Harry Met Sally beberapa tahun lalu. Namun karena sudah terlalu lama sampai lupa ceritanya. Lantas pas buka aplikasi Prime Video ternyata ada film ini, dan nonton deh! Walau sudah lawas (rilis tahun 1989) tapi masih asyik disimak, bahkan banyak orang yang menobatkannya sebagai film komedi romantis terbaik.

Dikisahkan Sally (Meg Ryan) lagi bete karena harus semobil bersama Harry (Billy Crystal), pacar dari temannya. Sally yang anak kuliahan melakukan perjalanan bersama si Harry karena punya tujuan yang sama. Gimana enggak sebel kalau Harry itu cerewet banget, cara makannya juga jorok.



Sementara itu, Harry juga kesal karena Sally sangat perfeksionis dan ribet dalam hal memesan menu makanan. Meski dia mengaku kalau Sally sangat atraktif tapi dia bukan tipe cewek idamannya. Untung mereka hanya ribut omongan, tidak main tangan.

Pertemuan Kembali

Beberapa tahun kemudian, Harry tidak sengaja bertemu Sally di bandara. Tak disangka, dia juga mengenal pacar Sally. Mereka akhirnya satu pesawat dan Sally masih saja cuek ke Harry.



Cerita berlanjut ketika Sally dan Harry berusia 31 tahun. Di pertemuan ketiga yang tidak disengaja, di sebuah toko buku, Harry menyapa Sally. Mereka kemudian berteman baik dan Harry menghibur Sally yang baru saja putus cinta. Sementara Sally mengisi hari-hari Harry yang baru saja bercerai.

Teman-teman Harry dan Sally heran karena mereka hanya bersahabat, padahal tahu bahwa diam-diam saling jatuh cinta. Apa Harry masih trauma dengan pernikahan? Atau Sally hanya menganggap Harry sebagai kawan biasa?

Jodoh yang Tak Terduga

Mengapa jodoh seringkali tidak terduga? Manusia berencana, Tuhan yang menentukan. Bisa jadi pacaran dengan A tapi nikahnya dengan si B, persis seperti Harry dan Sally.

Read: Review Sleepless in Seattle

Mereka yang awalnya selalu adu mulut dan bersebrangan akhirnya menikah juga. Apa ini yang dinamakan opposite attract?

Benarkah Pria dan Wanita Tidak Bisa Berteman?



Salah satu quote dari film When Harry Met Sally adalah “pria dan wanita tidak bisa berteman”. Benarkah itu? Yaa, bisa jadi mereka tak bisa akrab kalau sudah menikah. Karena akan membuat suami atau istri jadi cemburu. Kecuali kalau keduanya sama-sama single, jadi bebas saja.

Komunikasi Suami Istri

Salah satu yang kusorot saat menonton kembali When Harry Met Sally adalah komunikasi suami istri. Ceritanya, Sally (ketika masih berpacaran dengan si mantan), sepakat untuk tidak menikah. Penyebabnya adalah salah satu temannya mengeluh kelelahan setelah menikah dan punya anak, dan dia jadi kehilangan kebebasan.

Sementara mantan istri Harry, Helen, beralasan bahwa dia bosan dengan pernikahan karena mereka tidak pernah berkencan. Harry tentu saja kaget banget. Padahal itu hanya alasan karena sebenarnya Helen yang selingkuh dengan pria lain.



Kalau sudah menikah maka komunikasi adalah HAL YANG SANGAT PENTING. Kalau memang mau childfree ya dibicarakan dulu sebelum menikah (misalnya). Begitu juga dengan kesepakatan lain, harus dibicarakan baik-baik.

Bila saja temannya Sally bilang ke sang suami kalau lelah mengurus anak, kan bisa dicarikan jalan keluar dengan mencarikan baby sitter atau menitipkan ke daycare untuk sementara. Sementara dia bisa me time dan beristirahat sejenak. Ngomongnya juga baik-baik, enggak pakai emosi.

Mewanwhile ketika sudah menikah, suami dan istri juga wajib untuk dating. Tidak harus mahal, cukup dengan nonton film berdua sambil ngemil, atau ngopi bersama di akhir minggu. Walau sudah jadi orang tua, jangan lupa kalau kalian adalah pasangan yang dipertemukan oleh cinta, sehingga wajib menjaga love sparks.

Lelaki Idaman Itu Gini lho

Harry digambarkan sebagai pria yang berubah dari mahasiswa yang serampangan menjadi sosok yang tenang dan memahami wanita. Ternyata dia yang punya bahasa kasih act of service cocok dengan Sally yang perfeksionis dan suka nyuruh-nyuruh. Dia bisa paham wanita karena mau mendengarkan keluh-kesah mereka.



Lelaki idaman selain harus sabar juga merasa nyaman saat berdua dengan wanitanya. Dia bisa jujur dan blak-blakkan, lalu cerita hal apapun, sampai ke yang menggelikan sekalipun.

Jadii, apakah kalian tertarik nonton When Harry Met Sally?

Senin, 18 Agustus 2025

Pengalaman Mencari SMP untuk Saladin

 Saat ini Saladin sudah sekolah di PKBM tapi daku mau cerita prosesnya sampai dapat tempat belajar untuk bocah. Mencari sekolah tidak boleh sembarangan karena berpengaruh ke masa depan anak. Hal ini yang diyakini oleh ayahnya Saladin. Bahkan kami sampai butuh waktu hampir setahun untuk survey dan akhirnya fix di PKBM ini.



Apa kriteria sekolah untuk Saladin? Pertama adalah sekolah swasta (karena negri terlalu saklek dan tidak cocok untuk anak ADHD dan hyperlexia seperti bocahku). Kedua tentu biayanya masuk ke budget. Ketiga adalah visi dan misi yang sama dengan kami sebagai orang tua.

Read: Ketika Saladin Dikeluarkan dari Sekolah

Beginilah drama memiliki anak ADHD (yang dianggap sebagai anak ABK). Padahal dia sekilas terlihat baik-baik saja tapi punya perbedaan yaitu lebih aktif daripada anak normal. Kabar buruknya, tidak semua sekolah siap menerima anak ADHD (walau mengklaim bahwa dia welcome dengan murid ABK).

Pencarian Dimulai

Seperti yang sudah daku ceritakan di awal, sejak tahun 2024 ayahnya Saladin sudah mengajak untuk survey sekolah. Jadi bocah batal untuk lanjut ke SMP alam (yang satu yayasan dengan SD-nya dulu). Dengan pertimbangan dia butuh lingkungan baru, yang akan menstimulasi otaknya dan menaikkan skor EQ-nya.





Akan tetapi sebelum survey, kami sempat konsultasi ke ibu I, yang merupakan ahli pendidikan, juga mengelola SLB. Menurut beliau Saladin bisa kok lanjut ke SMPN. Meski beliau bukan psikolog tapi sudah berpengalaman menghadapi banyak murid (plus yang ABK) dan menduga bahwa anakku cerdas istimewa! Daku masih belum ke psikolog untuk memastikannya, nanti kalau sudah kuceritakan di sini.

Read: Masa SMP Asyik Banget

Survey pertama diadakan di satu sekolah swasta tapi daku tidak sreg karena terlalu jauh dari rumah (jarak sekitar 8 KM) dan lingkungannya terlalu homogen. Kemudian daku melanjutkan survey tapi via media sosial dan website sekolah. Akhirnya terpilih beberapa sekolah swasta yang dirasa cocok.

Sekolah Berbasis Agama atau Nasional?

Ada beberapa jenis sekolah swasta, bisa yang pakai kurikulum nasional atau yang berbasis agama. Semuanya bagus, pulangnya jam 3-4 sore. Lalu daku mikir, ini kira-kira Saladin apa kuat sekolah sampai sore? Soalnya di SD alam dia pulang jam 12 siang.



Lanjut ke cerita hunting sekolah. Hampir semua sekolah swasta yang katanya menerima murid istimewa (karena ADHD dikategorikan sebagai ABK) memiliki admin online. Akan tetapi saat di-WA jawabannya beragam. Ada yang minta anak didampingi guru shadow (guru pendamping), ada yang ragu akan kemampuan Saladin.

Kemudian ada sekolah swasta berbasis agama yang ternyata tidak lagi menerima murid istimewa karena sudah tak punya GPK (guru pendamping kelas). Jadii di sekolah yang menerima murid inklusi / ABK itu punya guru khusus (GPK) yang tugasnya meng-handle mereka. Biasanya dari lulusan psikologi atau pendidikan luar sekolah, yang memang paham psikologis anak ABK.



CAPEK BANGET beneran karena sudah survey ke banyak sekolah tapi belum ada yang cocok di hati (dan kantong). Lalu Saladin lanjut belajar di mana? Mewekkk…..

SMP Alam yang Kejauhan

Kemudian daku ingat pernah follow seorang founder sekolah alam di Malang. Buka profil beliau lantas cari akun medsos sekolahnya, dan lanjut WA adminnya. Kami janjian untuk survey ke sekolah keesokan harinya.



Besok paginya kami ke sekolah alam tersebut. Di sana ternyata ada level SD sampai SMA. Tempatnya bagus, unik, tapi sayang jauh banget (sekitar 9 KM dari rumah).

Yang bikin enggak sreg adalah kantinnya yang hanya berjualan es teh dan mie instan. Padahal Saladin masih diet gula dan gluten. Uang gedungnya juga jauh di atas budget kami (2 kali lipat SPP Omnya Saladin yang lagi kuliah S2 di PTN).

Baca: Saladin Diet Gula

Informasi dari Arah yang Tak Disangka-sangka

Daku berdoa makin sering dan berharap agar Saladin dapat sekolah yang tepat. Akhirnya datang bantuan dari arah yang tak disangka-sangka. Seorang dokter hewan yang kukenal di media sosial DM dan cerita kalau ada sekolah alam lain di Malang. Pas kuperiksa alamatnya ternyata…dekat rumah ibu mertua.

                                      Di PKBM pusat bisa nebeng mainan karena ada TK-nya   

Daku pun mencari akun media sosial sekolah tersebut dan WA ke mbak adminnya. Ternyata beliau ramah dan langsung telepon. Dan kami sudah jadi friend FB sebelumnya! Karena pernah sama-sama datang ke acara seminar parenting.

Kemudian daku tanya-tanya tentang sekolah tersebut dan…sekolah alam hanya ada untuk level SD. Tapi kabar baiknya, untuk level SMP-SMA ada PKBM (pusat kegiatan belajar masyarakat). Kalau dulu istilahnya kejar paket. Jadi ini sekolah informal gituu.



Saladin bisa milih untuk belajar di PKBM pusat (yang dekat rumah mbahnya) atau di pokjar (di rumah gurunya yang ‘disulap’ jadi sekolahan). Daku tentu saja milihkan yang di pokjar karena lokasinya hanya berjarak 750 meter dari rumah. Kabar baik selanjutnya, SPP hanya 300.000 rupiah per bulan dan uang masuk masih terjangkau budget.

Setelah itu baru sadar bahwa mbak admin sekaligus guru PKBM, selain jadi friend FB, juga merupakan kakak ipar dari teman blogger Malang. Karena teman blogger pernah cerita kalau iparnya mengelola les calistung dan aktif di dunia pendidikan. Dunia memang sempiiit!

Jadilah Saladin sekolah di PKBM swasta tersebut. Untuk penjelasan mengenai PKBM dan cerita tentang proses awal sekolah akan kuceritakan di postingan berikutnya ya. Makasih udah baca, kawan-kawannnn!

Minggu, 17 Agustus 2025

Seri Kumbang dan Edukasi Kedisiplinan ala Enid Blyton

 Siapa suka baca karya Enid Blyton? Meski sudah terbit puluhan tahun lalu tetapi karya-karya beliau masih mendapatkan tempat di hati para penggemarnya. Nah, salah satu yang paling laris di pasaran adalah box set Seri Kumbang, yang merupakan kumpulan cerita untuk balita sampai pre teen.


Seri Kumbang terdiri dari 8 buku. Judul-judulnya adalah Si Gadis Penakut (yang pertama kali kubaca). Lantas ada Si Babi Ungu, Monyet Mike, Tommy si Pengadu, Gadis Kaya yang Sombong, Tiga Permintaan, Anak dalam Cermin, dan Cermin Ajaib.



 

 Selain hiburan, buku-buku di seri kumbang juga mengajarkan para pembaca untuk hidup disiplin. Tentu ajaran ini diselipkan dalam cerita-cerita sehingga mereka paham apa saja manfaat dari hidup tertib dan tertata rapi. Lantas apa saja ceritanya?

 

 Contoh dalam cerita di buku Si Gadis Penakut. FYI dalam satu buku ada beberapa cerita ya, biar kalian yang belum baca tidak bingung. Nahh di cerita ini ada satu anak laki-laki yang manyun karena dilarang nonton pertunjukan sulap oleh gurunya (Mr. Brown). Alasannya, dia dan kawan-kawan dianggap tidak tertib di jalan dan bersikap berandalan.



 

Akan tetapi si anak laki-laki tidak patah arang. Dia, walau dianggap buruk oleh sang guru, tetap memberikan tempat duduk di bus kepada seorang pria tua. Dia juga membantu seorang nenek menyebrang jalan. Semua dilakukan karena si boy ingat akan ajaran sang ibu. Ternyata pria tua yang ditolong adalah si pesulap dan berbaik hati memberi tiket gratis untuknya dan kawan-kawan.

 

Ada juga cerita lain mengenai gadis kecil yang malas ketika disuruh menjahit kancing sepatunya. Akhirnya sepatu itu tetap dipakai, lalu terlepas di jalan, dan tanpa sengaja membuat kecelakaan dan sebuah kereta kuda jadi korbannya. Si anak menangis dan menyesali perbuatannya.

 


Sementara ada cerita lain ketika seorang anak laki-laki menemukan uang koin lalu memakainya untuk membeli sekop mini. Ternyata uang itu milik temannya, dan dia menangis karena takut dimarahi karena menghilangkan uang. Di akhir cerita, si boy meminta maaf sambil memberikan sekeranjang kecil sayur hasil kebunnya.

 

Dari cerita-cerita di seri kumbang, para pembaca akan belajar bahwa sejak kecil, anak-anak (laki-laki dan perempuan) sudah diajari untuk mandiri. Meski kancing sepatunya rusak, bukan sang ibu yang membetulkan, tapi dia sendiri.



 

 Kemudian, anak-anak juga diperlihatkan berdisiplin dalam waktu, misalnya jam 4 sore sudah harus ada di rumah untuk minum teh bersama keluarga. Anak juga diarahkan untuk punya hobi yang positif seperti berkebun.



 

 Meski seri kumbang terlihat ‘hanya’ sebagai buku anak-anak tapi nyatanya juga memberi pelajaran pada orang dewasa. Betapa disiplin akan berpengaruh baik kepada kehidupan manusia. Kalian sudah baca box set seri kumbang?

Rabu, 13 Agustus 2025

Padang Ilalang di Belakang Rumah, Secuplik Masa Kecil NH Dini

 Siapa suka baca tulisan (Alm) NH Dini? Beliau adalah novelis yang sangat produktif dan sudah menerbitkan lebih dari 10 buku. Pasti kita sudah baca minimal 1 karya beliau yang biasanya ada di perpustakaan sekolah.

 

 


Kali ini daku mau menceritakan sekilas isi buku Bu Dini yang berjudul Padang Ilalang di Belakang Rumah. Buku ini tidak terlalu tebal sehingga bisa dibaca sekali duduk. Ini bukan novel tapi semacam memoar pribadi, kalau kata beliau: cerita kenangan.

 

 Pada akhir masa penjajahan Belanda, penduduk Indonesia, khususnya di Semarang, bergembira. Akan tetapi mereka kaget karena kedatangan tentara Jepang yang lebih be-ngis. Contohnya saat kumpulan tentara itu datang ke halaman belakang rumah Pak Salyo (ayah NH Dini), langsung merusak sebagian pembatas tanpa rasa bersalah.

 

 Masa perang membuat semuanya muram. Saat ada kekacauan dan penembakan maka penduduk bersembunyi di rumah, dan mematikan semua lampu. Tujuannya agar tidak kena peluru nyasar. Syukurlah kor-ban-nya 'hanya' hewan peliharaan, bukan manusia.

 


Peperangan juga membuat masyarakat pusing. Harga bahan makanan merambat naik sedangkan nilai uang makin kecil. Untuk mendapatkan sembako berkualitas jelek saja mereka harus mengantri lama.


 Akan tetapi NH Dini tak hanya menggambarkan kesedihan saat perang. Di buku Padang Ilalang di Belakang Rumah lebih banyak cerita bahagia daripada sedihnya. Misal ketika Dini kecil bisa bebas bermain di kebun di area rumah, dan memanen buah-buahan sampai puas.

 

 NH Dini juga mengisahkan sepenggal cerita keluarganya ketika mbak sulungnya, Heratih, akan menikah. Berawal dari perkenalan dengan tunangan sang kakak, lalu beliau diajak pergi ke Kota Gajah di Jawa Tengah. Di sana ada pasar ikan yang bersih, dan pohon kelapa kopyor yang menyenangkan, karena berarti mereka bisa minum es kopyor sepuasnya.



 

 Cerita berlanjut saat adik sepupu NH Dini lahir dan ia gembira karena punya 'boneka hidup ' yang lucu. Akan tetapi muncul problem (yang terlihat enteng bagi orang dewasa tapi besar bagi anak kecil). Dini harus menginap di rumah sang paman untuk menemani sepupunya, tapi makan siang baru dihidangkan jam 2 siang! Dengan alasan jam segitu tuan rumah baru pulang dari kantor.

 

 Masalah itu selesai dengan cakap karena Dini nekat pulang dan mengadu ke ibunya. Beberapa hari kemudian sang paman mengimbau iparnya (yang dipercaya untuk mengasuh anak-anak) untuk menghilangkan makan siang sesaat setelah Dini pulang sekolah. Di sini diperlihatkan bahwa lelaki memang tidak peka, urusan makan keponakan saja harus ditegur, padahal beliau yang meminta Dini untuk tinggal sementara dengan keluarganya.

 

Read: Review Pondok Baca: Kembali ke Semarang

 

Satu hal yang membuatku berpikir di buku Padang Ilalang di Belakang Rumah adalah kebiasaan keluarga zaman dulu untuk memanggil anak bukan dengan nama sebenarnya. Misalnya Mbak Heratih Siti Latifah panggilannya Pah (dari nama Latifah) dan jadi 'tampah'. Sedangkan Dini dipanggil 'Puk', berasal dari kata tumpuk, karena saat beliau lahir sang ayah mendapatkan rezeki yang bertumpuk-tumpuk.

 


 Jika panggilan dengan nama 'aneh' ini dianggap lucu oleh keluarga zaman dulu maka di era sekarang bisa dianggap perundungan. Bagaimana bisa seorang ibu memanggil nama anaknya dengan nama benda, karena teringat akan kemiripan fisik si bocah? Kalau daku digitukan ya jelas ngamuk!

 

Read: Review Gunung Ungaran, Novel Terakhir NH Dini

 Kemudian di buku Padang Ilalang di Belakang Rumah juga digambarkan suasana Kota Semarang zaman dulu. Di mana di sore hari, para pedagang membuka lapak di pinggir jalan. Salah satunya adalah penjual bunga yang dagangannya dibeli oleh Bu Salyo (ibunya Dini), karena besok hari weton anaknya.

 

 Apakah di zaman sekarang orang tua masih mengingat weton anaknya lalu menaruh bunga melati, mawar, dan kenanga di bawah kasur? Entahlah. Mungkin karena dulu belum ada pengharum ruangan berbentuk semprotan. Tapi mengapa harus ditaruh saat wetonnya? 

 


 Buku Padang Ilalang di Belakang Rumah memiliki setting waktu 80 tahun lalu, sehingga hal nama panggilan 'lucu' dan bunga yang ditaruh saat weton anak mungkin sudah tidak relevan. Akan tetapi patut dibaca untuk menambah pengetahuan di masa lalu. Buku ini ditulis dengan mengalir dan pembaca bisa seolah-olah jadi tokoh 'aku' alias NH Dini kecil, yang hidup bahagia walau ada di tengah peperangan.

 

Senin, 11 Agustus 2025

Cara Membaca Buku Gratis dan Legal

 

 Membaca adalah hobi yang mengasyikkan sekali. Apalagi kalau sudah buka buku, berjam-jam pun tak terasa karena ceritanya seru. Jika belum menemukan kata ‘tamat’ maka susah ditutup bukunya. Namun sayang harga buku makin meroket, bahkan di atas 100.000 rupiah.

Lalu bagaimana cara memenuhi keinginan untuk menambah pengetahuan sementara kantong cekak? Padahal hasrat membaca sedang membara. Saranku, jangan beli ebook bajakan atau buku repro karena itu haram! Lebih baik kalian pakai cara halal ini agar bisa baca dengan modal minimalis:

 

1. Meminjam Buku di Perpustakaan

                                  Pexels

Perpustakaan adalah tempat yang aman dan nyaman untuk mojok sambil baca buku. Bahkan ada yang koleksi bukunya boleh dipinjam (dibawa pulang). Kalau di Malang ada Perpustakaan Umum Kota Malang yang punya banyak buku kece, bahkan ada ruang khusus untuk menyimpan buku-buku anak. Coba cek di kotamu apa ada perpustakaan milik pemerintah? Atau milik swasta?

 

 

2. Pakai Aplikasi Perpustakaan

Kalau mau praktis, kita bisa pinjam ke perpustakaan daring alias aplikasi ebook dan ada yang gratis. Cuma modal kuota / paket internet lalu unduh aplikasinya, bisa pinjam buku elektronik lalu membaca dengan hati gembira.

                             Pexels

Contoh aplikasinya adalah IPusnas, Ijakarta, IKalsel, dll. Coba cek di Playstore dan download dengan hati senang, karena bisa baca banyak ebook keren di sana. Kalau daku sih pakai aplikasi Ipusnas, ada buku yang antriannya cukup lama tapi ada yang tidak perlu antri untuk pinjam.

 

 

3. Saling Pinjam Buku dengan Book Lover

Jika ada teman yang sama-sama suka baca buku, kita bisa saling pinjam. Lumayan, baca buku-buku bagus tanpa keluar banyak uang. Asal jangan lupa dikembalikan, kita tuh pinjam bukan nyolong!

 

 

4. Ikut Kuis Berhadiah Buku

Cara terakhir adalah ikut kuis berhadiah buku. ada beberapa penerbit atau pecinta buku yang suka bikin kuis / giveaway di media sosial. Lumayan lho kalau dapat buku gratis, apalagi kalau tidak usah bayar ongkos kirimnya.

 

                                                Pexels

Intinya apa? Kalau mau baca buku ya baca aja. Dompet lagi tipis? Bisa pinjam buku atau ebook. Yang penting dari sumber yang legal. Nah kalau sudah ada duit baru deh beli buku lagi. Baca yuuk!

Sabtu, 09 Agustus 2025

Nurse in Action: Drama Perawat Slebor

 

 

 

Siapa suka nonton drama komedi? Nah kali ini daku mau cerita tentang drama Jepang berjudul Nurse in Action. Seperti judulnya, berkisah tentang seorang perawat bernama Haruka Tachibana. Hanya 10 episode, kok.

 


Haruka adalah perawat yang baru lulus dari sebuah akademi kesehatan dan dia diterima bekerja di Rumah Sakit. Karena masih ‘anak bawang’ maka dia bekerja di bawah panduan mentornya, seorang perawat senior bernama Natsumi Mihara. Di sinilah konflik dimulai karena Haruka yang slebor harus tunduk di bawah aturan Natsumi yang tegas.

 

                                             Haruka

Natsumi mendidik Haruka dengan agak keras tapi memang ada manfaatnya. Sebagai perawat harus menebar senyum dan tidak boleh galak, apalagi main tangan, karena berpengaruh ke image Rumah Sakit tempat mereka bekerja. Sebelum pergi ke kamar pasien maka harus menyiapkan meja berisi peralatan medis yang lengkap, dan dibawa dengan hati-hati.

 

                                      Natsumi

Haruka masih saja kesal karena merasa ditindas oleh Natsumi. Sampai akhirnya dia berterima kasih, karena sang perawat senior melindungi kesalahannya dan meminta maaf, ketika tidak sengaja melakukan kesalahan prosedur pada pasien. Sementara Natsumi juga kaget banget karena ternyata Haruka adalah mantan anggota geng remaja, pantesan slebor dan slengekan!

 

Sementara itu, Haruka masih berambisi menjadi perawat yang baik. Akan tetapi dia merasa tersaingi oleh Hikaru Saito, perawat laki-laki yang juga masih ‘anak baru’ di Rumah Sakit yang sama. Apalagi mereka tinggal di pemukiman yang sama, jadi saat berangkat kerja malah balapan lari.

 

                                                      Hikaru    

Ambisi Haruka makin tinggi saat ada pasien remaja laki-laki yang bandel dan sering kabur dari kamar perawatan. Dia berusaha agar si pasien taat peraturan, karena tahu bahwa sang ibu mengkhawatirkannya, walau jarang menjenguk. Haruka panik saat si pasien kabur, melanggar pantangan (makan sembarangan) dan akhirnya pingsan. Untung dia menemukan cowok itu tepat pada waktunya dan langsung dibawa dengan ambulans.

 

Sementara itu, Natsumi Mihara sedang galau karena sudah berusia 34 tahun tapi belum menikah. Dia berusaha mencari calon suami di sebuah biro jodoh, walau harus membayar mahal. Padahal diam-diam kepala perawat (laki-laki) naksir Natsumi, tapi tidak dia sadari.

 


Di drama Nurse in ction juga diperlihatkan problema dari para perawat. Ada yang sedih karena tidak bisa mendampingi anaknya secara penuh karena harus bekerja. Dia harus mau ambil shift malam karena sudah tugasnya, dan mau tak mau wajib diambil karena posisinya sebagai ibu tunggal.

 

Ada juga perawat yang diam-diam kencan dengan dokter yang sudah beristri. Tentu saja dia ditegur oleh perawat lain dan akhirnya menyadari kesalahannya. Aduh, amit-amit jangan sampai kena masalah seperti ini!

 


Drama Nurse In Action menggambarkan etos kerja orang Jepang yang luar biasa, yang tidak mengeluh dan mau bekerja keras tanpa pamrih. Bukan hanya sebuah cerita komedi, tapi dia juga mengisahkan berbagai sisi perawat. Mereka juga manusia yang merasakan emosi negatif, tapi tetap tersenyum dan bersikap profesional di hadapan para pasien.

Minggu, 03 Agustus 2025

Para Wanita Hebat dalam Drama When Life Gives You Tangerines

 

 

 

Siapa yang sudah nonton drama Korea When Life Gives You Tangerines? Ceritanya seru banget dan jumlah episodenya tidak terlalu banyak (hanya 16). Latar tempatnya di Pulau Jeju, Korea Selatan, tahun 1970-an. Ini ringkasan ceritanya.



 

Dikisahkan ada gadis bernama Ae Sun yang terpaksa tinggal bersama keluarga mendiang ayahnya. Akan tetapi dia ingin kembali ke rumah ibunya karena mengalami ketidak-adilan dari sang paman. Padahal ibunya ingin agar Ae Sun hidup di sana, agar disekolahkan dan punya masa depan yang baik.

 

Singkat cerita, Ae Sun tumbuh jadi anak yatim piatu (ibunya meninggal ketika dia masih SD) dan bertahan hidup dengan menjual kubis. Dia bercita-cita jadi penyair tapi kandas karena gagal kuliah. Akhirnya gadis itu menikah dengan Gwan Sik, cinta pertamanya.

 Read: Review When Life Gives You Tangerines


Ae Sun dan Gwan Sik membangun rumah tangga dari nol besar, bahkan hidup di bawah garis kemiskinan. Ketika hidup sudah lumayan tenang maka badai pun datang. Anak kedua Ae Sun meninggal dunia. Dia berusaha melanjutkan hidup walau dengan terseok-seok. Cerita berlanjut ke kehidupan anak-anak Ae Sun sampai akhirnya Gwan Sik meninggal dunia.



 

Ada yang berpendapat bahwa When Life Gives You Tangerines hanya menjual kesedihan. Akan tetapi drama ini menampilkan sesuatu yang kuat. Ketika perempuan-perempuan menunjukkan bahwa mereka bukan warga kelas dua, dan bisa melakukan sesuatu demi kehidupan yang lebih baik.

 

1. Ibunya Ae Sun



Gwang Rye, ibunya Ae Sun patut diacungi jempol karena bekerja keras sebagai penyelam tradisional, demi bisa menghidupi anak-anaknya. Padahal ada resiko ke-ma-ti-an yang mengintai, karena dia masuk ke laut tanpa bantuan tabung oksigen. Dia juga mencari wanita yang hampir menculik Ae Sun lalu meng-ha-jar-nya.

 

2. Ae Sun

Kemudian yang paling kuat tentu saja sang tokoh utama yaitu Ae Sun. Dia berprestasi di sekolah. Saat Ae Sun menikah dengan Gwan Sik dan terpaksa tinggal seatap dengan ibu mertua dan nenek mertua, dia tetap tegar padahal dianggap sebagai pembawa sial.



 

Ae Sun juga berusaha bangkit lagi pasca anak keduanya meninggal dunia. Wanita ini bekerja lebih keras lagi, dan menjaga anak-anaknya sekuat tenaga. Ae Sun kemudian mencalonkan diri sebagai Ketua Desa di Dodong-Ri dan berhasil, akhirnya dia menjadi ketua perempuan pertama di Jeju. Mengalahkan Bu Sang Gil yang congkak.

 

3. Neneknya Ae Sun



Salah satu tokoh yang kuat dan berpengaruh di drama When Life Gives You Tangerines adalah nenek kandung Ae Sun. Meski awalnya dia terlihat jahat, tapi ternyata baik. Buktinya si nenek memberikan tabungannya agar Ae Sun dan Gwan Sik bisa membeli kapal, dan mencari nafkah dengan lebih bebas di lautan.

 Read: Pelajaran Parenting di When Life Gives You Tangerines

Para perempuan di When Life Gives You Tangerines digambarkan terjebak dalam sistem patriarki yang masih mengakar. Akan tetapi sebagian dari mereka berani mendobrak, dan berusaha agar suaranya didengar. Drama When Life Gives You Tangerines bukan sekadar cerita roman dan menjual kesedihan. Namun menggambarkan kemampuan wanita di negeri ginseng, yang ingin lebih maju tanpa meninggalkan kodratnya.