Kamis, 04 Desember 2025

Review Mie Gaga Original, Nikmat dan Kenyal

 

Siapa bisa menolak kelezatan mie apalagi dengan aroma yang menggoda? Jam menunjukkan pukul 16:30. Di luar sedang hujan deras, maklum desember (bukan desember kelabu YGY). Lalu daku ingat kalau punya 2 bungkus mie Gaga goreng original di dapur, langsung cuss!



Saladin langsung senang saat kutawarkan mie juga. Kami berpindah dari ruang tengah ke dapur. Panci diisi air, ketika H2O sudah mendidih maka mie dimasukkan ke sana. Bungkus mie berwarna merah, sangat eye catching. Di dalamnya tentu saja ada mie, bumbu bubuk, kecap, minyak, sambal, dan tentu saja bawang goreng.



Salah satu yang daku suka adalah kemasan bawang gorengnya, bukan dari plastik tapi dari aluminium foil. Isinya bawang goreng yang cukup banyak, dan beneran bawang bukan tepung doang. Jadi mari ambil piring untuk menuang bumbu, bawang goreng, dll dan meletakkan mie yang sudah matang di sana.

Kelezatan Mie Gaga Original

Ketika mie sudah berpadu dengan bumbu, aromanya merasuk hidung. Garpu berputar, saatnya makan, eh berdoa dulu. Mie yang kenyal sudah masuk mulut. Bagaimana dengan rasanya?



Mie Gaga original berasa campuran ayam dan bawang. Dengan tingkat asin dan gurih yang pas, berasa makan mie dengan kaldu asli. Padahal saat itu daku hanya menambahkan sayur wortel dan kacang panjang rebus, tidak ada telur atau yang lain. Tapi tetap berasa nikmat.

Terbawa Kenangan Masa Lalu

Pernahkah klean makan sesuatu lalu teringat kenangan masa lalu? Mie Gaga original membuat memori kembali datang. Saat masih remaja, saat nenekku masih sehat dan menyambut semua cucu dengan gembira.

Daku dan nenek hanya bertemu setahun sekali saat lebaran. Beliau punya toko dan berjualan mie Gaga. Enaknya, kalau banyak cucu datang, boleh minta mie dan apa saja yang ada di toko.

                          Ada kelezatan ajaib di setiap rasanya    

Para sepupu girang, mereka menyetel televisi untuk melihat siaran sepakbola. Kalau bosan ya main game bareng. Sedangkan daku dan sepupu lain kebagian jatah jadi seksi konsumsi alias yang memasak mie Gaga. Setelah matang, kami makan beramai-ramai, lebaran pun makin menyenangkan.

Daku beli mie Gaga di minimarket dan saat itu sedang diskon, hanya 2.600 rupiah. Tapi walau tidak diskon juga harganya tidak membuat kantong bolong. Mau sarapan mie atau ngemil mie saat hujan? Makan mie Gaga original saja!

Rabu, 03 Desember 2025

Memotivasi Diri untuk Terus Menjadi Penulis

 

Apa enaknya jadi penulis?

Beneran daku tuh banyak nemu komentar di media sosial. Dibilang penulis tidak bisa kaya, susah nembus penerbit major, atau harus punya pekerjaan lain agar bisa survive. Kalaupun ada penulis kaya itu hanya sedikit.



Beneran gemes kalau ada komentar seperti itu. Apalagi banyak yang skeptis terhadap daya baca masyarakat Indonesia. Apakah sudah jarang ada yang bersemboyan “kalau ada yang nulis pasti ada yang baca”?

Akankah Terus Menulis?

Suatu hari daku berpikir ulang, akankah terus menulis? Kapan bisa kaya dari jalur menulis? Sebenarnya tidak terpengaruh oleh omongan orang-orang tentang penulis, tapi memang karena saat itu baru putus kontrak alias tidak ada pekerjaan lagi.



Padahal sebelumnya daku bekerja (WFH) sebagai penulis artikel dan opini. Seru banget karena sehari bisa nulis 3-4 opini dan saat dikejar-kejar deadline malah merasa tertantang. Mungkin ini yang dinamakan adrenaline rush.

Akan tetapi saat sudah tidak jadi penulis konten, ngapain lagi dong? Nulis di blog sudah, nulis apa lagi? OK, mari pindah ke ranah fiksi karena sebenarnya daku juga senang baca novel dan bikin flash fiction. Kalau daku sudah pernah nulis buku non fiksi pasti bisa juga nulis fiksi.

Menjadi Penulis Mandiri

Ternyata ada perbedaan besar antara menulis mandiri dengan menulis di bawah agen. Kalau punya boss, dapat gaji bulanan (yang nominalnya tergantung dari banyaknya artikel yang ditulis). Tapi kalau menulis mandiri, dapat uangnya dari mana?



Belum tentu ada sponsored post di blogku seminggu 1-2 kali. Alternatif lain adalah ikut lomba menulis, atau melakukan monetasi tulisan di blog sebelah. Ada juga beberapa web yang menerima tulisan dan mendapatkan fee, dengan nominal yang beragam. Seperti yang kusebut di atas, kalau nulis novel online juga bisa dapat uang karena pembaca beli koin.

Cara Memotivasi Diri Sendiri

Menjadi penulis mandiri berarti tekad dan niatnya harus 100 kali lebih kuat, karena tidak ada lagi gaji bulanan. Jadi inilah caraku untuk mengobarkan semangat pada diri sendiri:

1. Memahami Kembali Manfaat Menulis



Bukankah aktivitas menulis itu ada banyak manfaatnya? Misalnya untuk portofolio online. Kalau ada yang tanya daku nulis apa saja? Langsung saja kasih link blog dan beliau membaca apa saja yang pernah kutulis.

2. Menonton Film tentang Penulis

Kalau lagi stuck dan bingung nulis apa (padahal sudah banyak membaca buku) maka daku nonton film tentang penulis. Misalnya film Little Women (yang versi Winona Ryder sebagai Jo).

Dikisahkan Jo March adalah wanita muda yang ingin jadi penulis (karena didikan orang tuanya yang mewajibkan anak-anaknya untuk membaca). Si Jo ini agak tomboy dan lebih suka baca buku dan nulis daripada ke pesta dansa. Jo akhirnya bisa menerbitkan novelnya sendiri.



Bayangkan, ini si Jo hidup lebih dari 100 tahun lalu, di mana belum ada listrik apalagi internet. Tapi tekun menulis dengan tangan. Kita yang nulis tinggal ngetik di gadget tidak boleh malas.

Read: Review Film Little Women 1994

3. Membaca Buku Tentang Penulis

Cara lain untuk memantik semangat menulis adalah dengan membaca buku tentang penulis. Daku suka baca karya-karya almarhumah Bu NH Dini, yang serial kenangan. 



Beliau dengan runtut menulis tentang kisah hidupnya, sejak masa pra kemerdekaan sampai era internet.

Read: Review Buku Gunung Ungaran, Karya Terakhir NH Dini

Bu Dini sampai usia 80-an masih tekun menulis setiap hari. Menjadi penulis adalah pekerjaan seumur hidup.

4. Membaca Komentar di Blog

Salah satu motivasi untuk ngeblog adalah dengan membaca komentar dari para bloggers dan Alhamdulillah ada beberapa yang ‘ngena banget’. Seorang kakak blogger pernah komentar kalau beliau menunggu kisah Saladin yang seru. Ada blogger lain yang bilang kalau tulisanku bagus, jadi makin semangat deh.

Jadi, menulis yang dibayar atau tidak dibayar juga tak ada ruginya. Penyebabnya karena ada banyak manfaat dari menulis, misalnya mencegah pikun dan mengisi waktu luang. Kamu sudah menulis apa hari ini?

 

 

 

Selasa, 02 Desember 2025

Cerita Saladin UAS Online, Berjuta Rasanya

 

Sejak tanggal 24 November 2025, Saladin UAS (ujian akhir semester) dan jujurrr daku yang deg-degan. Karena apaa? Karena ini pertama kali dia UAS di sekolah ehh PKBM baru (dia kelas 7). Beneran, Saladin yang selow sementara bundanya yang agak panik. Berasa daku yang sekolah, wkwkkw.

Mau cerita lagi kalau Saladin tidak belajar di sekolah umum tapi di PKBM (pusat kegiatan belajar masyarakat), jadi ini sekolah non formal. Nanti ijazahnya kejar paket. Cerita tentang PKBM ada di postingan-postingan lain di blog ini yaa.



Kembali ke topik ujian. Seminggu sebelum UAS, Saladin sudah kudampingi untuk belajar dengan cara membaca buku dan menonton video edukasi. Dia memang tipe yang suka ditemenin gitu, jadi belajarnya bareng bundanya (kalau matematika les privat). Beuhh, materi SMP mulai sulit dan cukup padat.

Ujian Online

Ternyata ujian tidak diselenggarakan di PKBM tapi secara online. Karena Saladin belum punya HP sendiri, link ujian dikirim ke nomorku. Lantas dia mengerjakan sampai selesai.



Ujian online bukan via zoom tapi mengisi google form. Ada beberapa mata pelajaran yang diujikan. Saladin tentu saja kuajari cara mengisi google form (dan pakai emailku karena dia belum cukup umur untuk punya email sendiri).

Enak juga ya ujian online, bisa hemat kertas (karena langsung mengisi formulir di g-form). Waktu ujian per mata pelajaran juga tidak sebentar (2 jam lebih). Bahkan para murid di PKBM bebas mau memilih mengerjakan ujian pelajaran yang mana dulu, yang penting maksimal dikerjakan tanggal 28 November 2025.

Permasalahan Ketika UAS Online

Tapi ada beberapa beberapa problema saat ujian online. Pertama adalah keributan di luar alias para tetangga yang suka nongkrong (plus bergosip), di atas jam 8 pagi. Saladin akhirnya kusuruh memakai earphone dan mendengarkan musik sambil mengerjakan soal, daripada dia emosi karena kebribenan.



Kalau ujiannya matematika maka harus menyiapkan buku dan kertas, untuk menghitung. Saat kulihat soal-soalnya ternyata cukup rumit dan mengasah logika, sempat bingung dia. Beneran habis ini Saladin kudu banyak latihan lagi, terutama saat ada soal cerita.

Pusing Banget

Apa yang terjadi setelah mengerjakan ujian online? Saladin mengeluh pusing, eh ternyata itu tanda-tanda lapar, wkwkwk. Jadi di minggu ujian ini memang harus menyetok cemilan sehat, jeruk nipis (untuk vitamin C), dan susu. Apalagi lagi musim hujan gini, kudu jaga kesehatan.



Ini cerita Saladin yang mengerjakan UAS secara online. Jadi di PKBM ini ada murid yang full homeschooling tapi ada juga yang belajarnya di gedung PKBM. Ujian online untuk murid kelas regular dibarengkan dengan yang homeschooling, gitu. Semoga setelah ini Saladin makin semangat belajar.

Jumat, 28 November 2025

Martabak Bara, Gurih dan Menggugah Selera

 

Siapa yang suka makan martabak telur? Biasanya nikmat disantap saat malam hari, baik untuk cemilan maupun lauk. Dilengkapi dengan acar membuat acara makan menjadi lebih sedap.



Jam menunjukkan pukul 5 sore. Dua kotak martabak telur terbuka di hadapanku. Aromanya menggelitik hidung dan menerbitkan selera makan. Saladin langsung senang dan ingin mengambil sepotong martabak, tapi kuingatkan untuk cuci tangan dulu.

Martabak Bara yang Juara

Martabak Bara menjadi menu makan sore kami dan memang cocok, apalagi saat itu cuaca dingin karena habis hujan. Siapa yang bisa menolak kehangatan martabak telur yang bisa meredakan perut yang keroncongan?



Ketika martabak tiba (diantar oleh pak kurir yang budiman), kemasannya cantik dan diberi stiker serta tambahan selotip. Ditambah lagi ada pengikat ties pada plastik pembungkus agar lebih aman.

Martabak diantar dalam keadaan hangat. Kemudian saat kotak dibuka, terlihatlah potongan-potongan martabak yang dialasi daun pisang. Di sebelah martabak ada seplastik acar mentimun dan seplastik cabe rawit. Siapa yang suka pedas?

Rasa Martabak Bara

Wangi telur dan bumbu membuatku ingin mencicipi martabak Bara. Begitu masuk mulut, ada kerenyahan kulit yang membuat lidah berdansa. Di kotak pertama adalah martabak isi ayam dan yang kedua adalah isi daging sapi.



Yang daku paling suka dari martabak Bara adalah isiannya yang lembut, dan dagingnya cukup banyak. Ini pakai daging asli (bukan kornet). Adonan isian dilengkapi dengan potongan daun bawang yang menambah keharuman. Gurih dan asinnya pas.

Kemudian, martabak ini tidak terlalu berminyak dan sepertinya memakai minyak kualitas bagus. Benar, setelah kukonfirmasi kepada Mbak chefnya, beliau memakai minyak goreng merk Sunco. Jadi habis makan martabak telur aman dan tidak ada sensasi ngendal di lidah.



Setelah makan martabak Bara rasanya pengen nambah lagi, hehehe. Saladin makan gitu aja (gadoin), sampai harus kuingatkan bahwa ayahnya belum makan. Jadi kusimpan dulu beberapa potong martabak Bara untuk beliau.

Beli di Mana?

Teman-teman bisa lihat di akun Instagram @martabak.bara ya untuk pemesanan. Lokasinya ada di Purwantoro, Kota Malang. Jadi para warga Malang atau yang lagi liburan di Malang bisa beli martabak telur di sana. Yuk makan martabak telur ramai-ramai!

 

 

Rabu, 26 November 2025

Membaca Buku Lupus saat Sudah Dewasa, Begini Rasanya

 

Siapa yang suka baca Lupus? Buku karya alm Hilman Hariwijaya ini sudah terjual sampai jutaan copy dan dibikin film serta sinetron. Eh tapi kali ini daku mau bahas versi bukunya ya, bukan film atau sinetronnya.

Berbagai versi Lupus

Kalau ngomongin Lupus maka bakal ada 3 kelompok serial, yakni versi Lupus kecil, ABG, dan SMA. Ada yang ditulis sendiri oleh Bang Hilman. Ada yang ditulis berdua dengan sohibnya, Boim Lebon.



Lupus kecil menceritakan tentang anak SD yang ekstrovert dan hobi mengusilin adiknya, Lulu. Si Lupus suka main tebak-tebakan dan bermain dengan temannya. Kalau di Lupus kecil ada bonus short comic yang digambar oleh Key Mangunsong (yang juga jadi sutradara sinetron Lupus Milenia).

Sedangkan Lupus ABG sudah mulai ada naksir-naksirannya. Cinta monyet gituu. Kalau Lupus yang sudah SMA, tetap sih menceritakan anak gaul yang punya banyak teman (Boim dan Gusur) dan suka mengunyah permen karet.



Si Lupus digambarkan lucu, gaul, dan gokil abis. Tapi walau suka ngerjain Lulu, dia tetap sayang ke adik semata wayangnya. Ketika Papi sudah meninggal, cowok itu berusaha cari uang dengan mengirimkan karya ke majalah remaja, kerja di kafe, dll.

Read: Resensi Lupus and Work

Lupus yang kelihatan tengil tapi cukup bertanggungjawab ke Lulu dan maminya dengan bekerja sampingan. Sang mami punya bisnis tapi Lupus tak mau merepotkan beliau. Patutlah ditiru oleh gen Z atau generasi di bawahnya, kalau mau uang ya harus usaha.

Papi yang Medit

Waktu sang Papi masih hidup, beliau ditulis sebagai tokoh yang medit. Maklum, hanya pegawai kantoran biasa. 



Jadi si Lupus uang sakunya terbatas, hanya bisa jajan permen karet. Tapi walau medit beliau tetap bertanggung jawab pada keluarga kecilnya.

Mami yang Sabar dan Pekerja Keras

Kesal enggak kalau punya suami medit? Maminya Lupus tidak digambarkan sebagai ibu yang suka marah walau suaminya pelit, paling sesekali ngomel doang. Coba kalau ibu-ibu zaman sekarang ya? Kemarahan bisa dengan mudah di-expose di sosial media.

Read: Parenting ala Mami Lupus

Setelah sang suami meninggal, maminya Lupus tidak putus asa. Beliau berbisnis katering dan punya beberapa asisten di dapur (yang lucu juga). Beneran deh, kalau kalian lagi stress, baca Lupus aja, dijamin ketawa.

Hidup di Era Pra Internet



Buku-buku Lupus diterbitkan tahun 80-an sampai 2000-an. Jadi kebanyakan setting di era pra internet. Sambil baca Lupus kecil, bisa tuh dibacakan juga ke bocils. Zaman dulu anak-anak bisa main dan happy walau tidak ada HP atau gadget canggih.

Kritik Sosial Lewat Buku

Walau genre-nya komedi, tetap ada percikan kritik sosial di serial Lupus. Misalnya di buku Lupus yang setting-nya di masa krisis moneter (tahun 1998). Lupus waktu masih kecil juga digambarkan sebagai anak yang kritis, jadi tidak hanya melawak saja.

Sebagai penulis, Bang Hilman sangat berhasil membuat karya yang bisa dinikmati anak kecil, remaja, maupun dewasa. Hebat banget lho karena ini tidak mudah, butuh banyak riset dan kekuatan otak untuk menulis. Al fatihah untuk beliau.

 

Selasa, 25 November 2025

Ketika Saladin Tantrum Lagi di Sekolah

 

Jam di HP menunjukkan pukul 10:30 pagi. Tiba-tiba ada telepon dari bu guru. Ada apa gerangan? Ternyata Saladin tantrum parah di sekolah sehingga harus dijemput.



Untungnya jarak dari rumah ke sekolah dekat (tidak sampai 2 KM) dan ayahnya Saladin sedang work from home. Saladin segera dijemput dan benar, saat sampai rumah dia langsung menangis. Daku segera menenangkannya dan dia pun ketiduran. Alamakkk!

Mencari Penyebab Tantrum

Setelah Saladin bangun dan sudah tenang, kutanya: mengapa marah-marah di sekolah sampai mau merusak pintu kelas? Ternyata dia pusing dan merasa tidak nyaman. Oalahhhh! Memang sehari sebelumnya dia pilek tapi karena pagi itu sudah tidak meler, kusuruh sekolah.



Ternyata Saladin masih kurang enak badan dan dia tidak bisa bilang (atau mungkin malu?) ke gurunya. Karena pusing dia jadi marah-marah dan membuat banyak orang bingung. Jadi ini PR-ku untuk membuat Saladin lebih terbuka dalam komunikasi ke para guru dan teman-temannya di sekolah, dan tidak mengedepankan emosinya.

Waktu Saladin masih SD, dia pernah tantrum parah dan bertengkar dengan adik kelasnya (anak baru). Pulang-pulang sudah terluka, dibalut perban di dekat pergelangan tangan, karena ternyata ni bocah ngamuk dan memecahkan kaca di lab komputer. Kukira setelah remaja tidak ada drama seperti ini, ternyata salah.

Read: Tangan Saladin Luka Sampai Dijahit

Tantrum di Usia Remaja

Mengapa Saladin yang sudah berusia 13 tahun masih tantrum? Padahal biasanya terjadi pada balita atau anak kecil. Yaa karena dia adalah remaja dengan ADHD jadi memang punya masalah dengan pengelolaan emosi.



Tapii punya anak yang beranjak remaja memang bikin deg-degan. Walau anaknya tidak ADHD tetap bisa ngambek atau melakukan hal-hal yang membuat orang tuanya pusing. Perubahan fisik dan emosi dari anak kecil menuju dewasa, menjadikan dia bisa berubah. Jadi memang harus didampingi dan dimengerti agar mau curhat dan terbuka, serta mencegah hal-hal yang negatif.

Cara Mencegah Tantrum

Lantas bagaimana cara mencegah tantrum yang tak terkendali, dan membuat Saladin lebih stabil emosinya? Ternyata jalan pagi (sebagai upaya mengurangi energi dan mencegah emosi berlebih) baginya kurang. Harus ditambah juga dengan latihan / olahraga lain, karena anak ADHD punya tenaga yang berlebih dan harus disalurkan.



Cara lain adalah dengan mengatur lagi dietnya. Harus disiplin lagi mengurangi konsumsi gula dan gluten. Karena memang diet berpengaruh banget ke emosi Saladin.

Read: Anak 12 Tahun Diet

Drama Mengasuh Anak ADHD

Memang punya anak istimewa seperti Saladin bikin hidupku lebih darderdor, ada saja gebrakannya. Tapi daku tidak boleh larut dalam kesedihan atau malah balik memarahinya. Anak ADHD harus dibimbing agar jadi manusia yang tertib, sopan, dan bertanggungjawab. Bukannya dimaki-maki atau dicubit saat dia ngamuk.



Bukankah kita lebih baik cari solusi daripada hanya berkutat pada suatu masalah? Ketika Saladin tantrum maka menjadi suatu pengingat bagiku, untuk terus mengajarinya cara berkomunikasi yang baik, dan cara mengelola emosi. Semoga setelah ini dia tenang dan tak lagi marah-marah sampai merugikan orang lain dan dirinya sendiri.

Senin, 24 November 2025

Jangan Sedih jika Dibilang IRT Sarjana Malah Nganggur

 

Ketika seorang anak perempuan bersekolah sampai SMA, dan dilanjutkan sampai kuliah, besar harapan dari orang tua dan kerabat. Mereka berharap dia bisa jadi sarjana yang brilian dan memiliki karir yang bagus. Apalagi jika gajinya besar, sungguh membanggakan.

Akan tetapi jalan hidup seorang wanita tidak selalu seperti itu. Ada yang berhenti kerja lalu banting setir jadi IRT. Ada yang sejak menikah jadi full time housewife atas permintaan suaminya, atau memang ingin merawat dan mengasuh anak sendiri.



Saat wanita jadi IRT maka muncullah mulut-mulut usil yang berkomentar: sudah capek jadi sarjana malah sekarang pengangguran! Kalau lebaran juga kudu sabar karena mertua membanggakan menantu lain yang jadi wanita karir. Sedih enggak??  

Jangan Bersedih, Bunda!

Memang benar ungkapan lidah lebih tajam daripada pedang karena omongan manusia bisa menusuk sampai ke ulu hati, dan meninggalkan bekas luka yang tak terlihat, bahkan sampai bertahun-tahun. Kenyataannya IRT tidak menganggur karena ada seabrek pekerjaan rumah tangga. Kok ada saja yang berpikiran IRT kerjaannya hanya nonton drakor dan gegoleran di rumah?



Jangan bersedih, bunda, mama, dan segenap ibu di dunia. Memang kita tidak bisa membekap mulut berbisa tapi bisa menutup telinga. Kadang ada orang yang hanya basa-basi busuk dan lupa kalau pernah menyindir seorang IRT sarjana, padahal dia sendiri juga IRT.

Mom War yang Tidak Penting

Entah siapa yang memulai mom war dan menjadikan dua kubu yang berbeda. IRT vs working mom, ASI vs sufor, dst. Semua berdebat, semua ingin jadi nomor satu. Padahal kondisi tiap keluarga berbeda-beda sehingga peran ibu juga berbeda-beda.

Menjadi Pengajar Anak

Kalau ada yang bilang IRT sarjana nganggur itu memang kualitasnya perlu dipertanyakan. Kenyataannya banyak IRT sarjana yang sukses mengajari anaknya sendiri. Apalagi saat pandemi beberapa tahun lalu, di mana kelasnya online dan anak jadi ‘dipegang’ oleh mamanya.



Apalagi pelajaran sekarang tambah susyeee, materi untuk anak SD saja sudah woow, apalagi yang SMP. Tidak semua orang tua bisa menyediakan guru les atau memasukkan anak-anak ke bimbel. Jadi kalau ibunya yang mengajari jelas hematt.

Bekerja Bisa di Mana Saja

Di era teknologi informasi, seorang IRT sarjana tidak perlu galau, karena masih bisa menghasilkan uang. Bisa dengan cara jadi reseller, affiliator, atau pekerjaan lain yang dilakukan di rumah. Apalagi kalau anaknya belajar di full day school jadi punya banyak waktu dan konsentrasi untuk WFH.

Abaikan dan Blokir

Bagaimana jika masih ada yang nyinyir terhadap IRT sarjana? Abaikan saja, cuek bebekkk. Kalau ada medsosnya, blokir saja sekalian. Daripada nanti ada perkara di belakang. Karena kesehatan mental kita lebih penting, bukaan?



IRT sarjana bukanlah sebuah kondisi yang memalukan. Seorang istri bisa kok memilih untuk melanjutkan karir, jadi full time housewife, atau bekerja dari rumah. Bahagiakan dirimu sendiri dan tak usah pedulikan ocehan negatif di luar sana.

Minggu, 23 November 2025

Membaca Buku Keluarga Cemara saat Sudah Dewasa

 

Siapa yang dulu suka nonton Keluarga Cemara? Sinetronnya pernah ditayangkan di TV swasta dan daku ingat pemeran si emak juga diganti. Cerita ini diadaptasi dari buku berjudul sama, yang ditulis oleh almarhum Arswendo. Bukunya bisa dibaca di aplikasi Ipusnas yaa.



Kembali ke Keluarga Cemara. Dulu daku tidak baca bukunya tapi nonton versi serialnya dan memang dibuat punya cerita yang sama persis. Akan tetapi, menyimak buku Keluarga Cemara saat sudah dewasa membuatku punya perspektif yang berbeda.

Pekerjaan Abah

Keluarga Cemara adalah cerita Abah (ayah), emak (ibu), dan 3 putrinya: Euis, Ara, Agil. Mereka dulu orang yang cukup berada tapi kemudian bangkrut. Akhirnya Abah menjadi tukang becak demi sesuap nasi.



Ternyata pekerjaan Abah tidak hanya mengayuh becak. Namun beliau juga menjadi buruh sawah. Tapi di versi sinetron Cuma diperlihatkan adegan-adegan saat Abah jadi pak becak.

Kesedihan Euis

Euis adalah putri pertama Abah yang berjualan opak di terminal dan tempat lain. Dia tetap sekolah, jadi jualannya di luar jam pelajaran. 



Di buku terlihat kesedihan Euis, yang terlalu sibuk jualan opak dan akhirnya tidak naik kelas.

Ara dan Agil

Euis punya 2 adik yakni Ara dan Agil. Sedihnya ketika Agil mengompol maka Ara kebauan dan kena juga, karena mereka masih tidur seranjang. Perlak plastik yang disiapkan sebagai alas kasur juga tidak mempan.

Ketegaran Emak





Coba deh kalau kalian jadi Emak, suami bangkrut, hidup dengan sangat sederhana, dan harus bikin opak untuk dijual. Apa tidak stress? Tapi Emak tetap tegar dan setia di samping Abah, bukannya: ada uang abang disayang, tak ada uang abang ditendang.

Orang Miskin Di-bully

Ketika sudah dewasa, baca Keluarga Cemara kok jadi nyesek ya? Merasakan betapa tidak enaknya jadi orang miskin. Contohnya saat Ara menghadiri pesta ulang tahun temannya. Dia memberi hadiah berupa puisi bikinan Abah. Tapi semua orang tak percaya karena Abah hanya seorang tukang becak.

Kalau di serialnya ada lagu: harta yang paling berharga adalah keluarga. Mungkin maksud Pak Arswendo adalah walau seseorang berasal dari keluarga sederhana tapi dia tetap senang. Tapii daku tetap memilih untuk kaya dan bahagia, kalau kamu bagaimana?

Rabu, 19 November 2025

Serunya Cooking Class di Kane Café

 

Siapa suka makan dan masak? Anak sekolah zaman sekarang pada happy ya karena ada praktek memasak dan Saladin juga senang karena bisa jalan-jalan. Karena cooking class diselenggarakan di Kane Kafe, Soekarno-Hatta, Kota Malang.

Tanggal 15 November 2025, jam 8 pagi, kami meluncur ke kafe. Menurut G-Maps, hanya butuh 15-20 menit ke sana. Alhamdulillah juga lokasinya juga dekat dengan rumah ibu mertua, jadi ayahnya Saladin bisa menunggu di sana. Sementara daku ikut masuk ke kafe.



Lhoo kok anaknya ditungguin? Memang diperbolehkan kok, bahkan ada ruangan untuk para wali murid yang ingin melihat anaknya di kelas memasak. Apalagi para peserta kebanyakan murid kejar paket A jadi masih kecil (kalau Saladin kejar paket B). Terima kasih para tutor PKBM.

Pembukaan Kelas

Kami langsung masuk kafe, isi absensi, dan naik ke lokasi cooking class di lantai 2. Saat kami datang, acara baru saja dimulai. Saladin duduk dan pindah ke meja lain karena para murid dibagi menjadi beberapa kelompok. Kemudian semua murid diberi baking paper dan sarung tangan plastik.



Acaranya seru karena ada chef yang menjelaskan ke para murid. Jadi mereka diberi dough pizza yang sudah jadi (bundar pipih). Kemudian ada juga saus pizza, daging giling, sosis, dan keju parut, yang sudah dikemas dalam plastik kecil-kecil.



Saladin dan teman-temannya mengoleskan saus dan menata topping. Tapii daku batal nungguin di ruang wali murid karena dia sudah menunjukkan tanda-tanda mau tantrum (dia ADHD jadi begitulah). Memang bu guru minta daku ikut untuk mengawal Saladin.

Mulai Tantrum

Saladin mulai nangis dan ndeprok di lantai ketika melihat baterai HP-ku hanya 21 persen. Waduhh, kayaknya butuh ke psikolog lagi, apa dia kena panic attack? Mana daku lupa tidak bawa charger HP.



Alhamdulillah ada bu guru yang datang dan menenangkan. Eh dia langsung diam dong. Memang ya ada tipe anak yang lebih nurut apa kata guru daripada ortunya?

Membuat Minuman

Setelah tantrumnya selesai (Alhamdulillah Cuma bentar), Saladin dan teman-temannya ke lantai 1 untuk belajar membuat es teh leci. Jadi mereka bikin minuman sambil menunggu pizza-nya dipanggang oleh chef. Antri duluu, yang tertib yaaaa.



Saladin langsung happy karena melihat gelato yang dijual di kafe. Kubilang iya, ikut bikin minuman dulu. Setelah itu dia pilih satu scoop gelato rasa kopi dan dimakan dengan nikmat.



 Alhamdulillah dapat rezeki berupa voucher diskon 15%.

Kane Café yang Cozy



Kapan-kapan boleh deh nongkrong di Kane Café (sambil me time gituu). Karena di sana tidak hanya jual kopi, gelato, dan snack (seperti pizza dan croissant). Tapi jual makanan berat juga. Cek di google maps untuk lokasi tepatnya yaaaa.

Nyaris Tantrum Lagi

Setelah makan gelato, para murid antri untuk mengambil pizza. Eh Saladin hampir tantrum, mungkin karena kecapekan. Kok pas kulihat ada salah satu teman blogger Malang yang anak-anaknya sekolah di PKBM yang sama (Cuma mereka full homeschooling) dan kuajak Saladin untuk menyapanya. Kebetulan beliau bawa si bungsu yang masih baby dan Saladin tuh seneng lihat bayi.

Para murid diajak foto bersama lalu Saladin takjub saat melihat drone yang dipakai untuk memotret. Malah mau pinjam remote drone juga, dan langsung kutegur. Untung dia nurut lalu mau foto bareng.



Kami lalu diperbolehkan pulang dan ternyata masih jam 10:34 pagi, padahal sudah janjian minta dijemput suamiku jam 11. Ya sudahlah, duduk dulu di bagian luar kafe sambil menikmati pizza. Tidak bisa sambil main HP karena masih low battery, jadi Saladin inisiatif menulis aksara di bukunya.

Saladin habis itu berdiri (sebenarnya daku takut dia menyebrang jalan atau melakukan hal lain), ternyataaaa. Dia lihat ada bungkus kue (yang tidak dibuang oleh temannya) lalu menaruh bungkus itu ke tempat sampah. Aiih, betapa bangganya punya anak yang inisiatif seperti ini. Acara cooking class-pun ditutup dengan indah.

 

Selasa, 18 November 2025

Memasak Serasa Melawak Gara-gara Mangga dan Tewel

 

Memasak atau melawak? Di dapur kok malah tertawa? Kalian jangan bingung dulu karena daku akan menceritakan beberapa hal konyol yang terjadi saat memasak. Kalau diingat-ingat lucu juga dan jadi pelajaran ke depannya.

Selai Mangga atau Nanas?

Ini kejadian beberapa hari laluuu. Alhamdulillah di akhir tahun lagi musim mangga dan di dapur ada beberapa mangga (pemberian tetangga). Tapii Saladin tidak mau makan buah, jadi daku bikin selai saja, nanti dioles di atas pancake atau roti.



Di percobaan pertama selainya manis, tapi di eksperimen kedua malah ngakak. Mangganya tidak semanis yang kemarin jadi selainya asam. Padahal sudah ditambah gula pasir dan gula merah, dan lucunya selai mangga berasa selai nanas saking kecutnya, wkwkwk. Jadi Saladin makan roti (bikinan bundanya) dengan selai itu, ditambah sedikit susu kental manis.

Gara-gara Tewel

Agak sedih sih tapi ini murni karena kesalahan penyimpanan. Ada orang yang ngasih tewel utuh (nangka muda) ke suami, tapi daku baru sempat masak 2 hari kemudian. Begitu tewel dibelah, dalamnya udah busuk, huhuhuu. Akhirnya daku cari tewel di 3 toko sayur tapi tidak ada.

                                        Maunya seperti ini (gudeg) tapi batal

Padahal daku sudah terlanjur beli kelapa parut (untuk dijadikan santan), ceker ayam (biar masakan tewel lebih sedap), dan gula merah (karena mau bikin gudeg). Mana di rumah tidak ada kulkas (dulu sempat punya tapi kukirim ke dapur mama setelah kulkas dipanjatin Saladin saat masa pandemi). Lain kali kudu memastikan bahan-bahan lengkap dan siap masak, baru beli bumbu dll.

Akhirnya kelapa langsung dijadikan santan dan dibagi 2 bagian. Setengahnya untuk masak opor (sudah beli ayam dan bumbu). Lantas tadi kan di toko sayur ketiga ditawari mbak kasirnya sebungkus manisah (labu siam) yang sudah diiris. Ya sudahlah, cekernya dimasak dengan manisah dan santan, lagian sudah lama banget enggak masak sayur beginii. Anggap saja rezeki toko sayur ketigaa.



Apa yang terjadi ketika sedang merebus ceker dan ayam (di 2 panci yang berbeda)? Terrnyataa gasnya habis, saudara-saudara! Oalah, apa emang daku disuruh istirahat saja di hari mingguu? Mau ganti gas tapi takut dan akhirnya menunggu ayahnya Saladin pulang dari rapat RT.

Sambil menunggu, goleran saja di ruang tamu ehh tiba-tiba ada tetangga yang mengetuk pintu. Beliau memberi sup merah, ayam goreng, dan mie goreng jawa. Alhamdulillah, pas masakan belum matang kok pas dikasih makanan, benar-benar rezekii.

Kue yang Tak Kunjung Matang



Dapur lawak terjadi lagi saat bikin prol tape. Saat mengecek seloyang prol tape (dikeluarkan dari oven), ternyata masih kurang matang. Akhirnya kumasukkan lagi, tapi kok tidak panas? Ternyata daku lupa kalau sebelumnya kabel oven dicabut sebentar, ya tidak bisa panas dan matang, alamak!

Nasi Goreng Bencana

Ini cerita mudik lebaran 2 tahun laluu. Kala itu daku masih masak hidangan berbuka puasa. Saladin minta dibuatkan nasi goreng dan daku ambilkan wajan. Dia ambil sebutir telur dan ketika dipecahkan ternyata busuk! Padahal nasi sudah masuk ke penggorengan. Nasi goreng bencanaa! Lain kali telur harus dikocok di mangkok dulu untuk mencegah hal seperti ini.

Nugget Homemade yang Keasinan

Kalau yang ini terjadi saat Saladin masih balita dan kala itu daku eksperimen bikin nugget sendiri. Jadi, setelah ayam dihaluskan, diberi telur kocok, bumbu, dan tepung, lalu dibungkus di daun pisang (seperti bikin lontong). Setelah dikukus baru diiris dan digoreng. Tapi keasinann!

Waduh, bagaimana ini?? Seharusnya ada tes rasa, jadi caranya adonan nugget digoreng dan diicipin, kalau terlalu asin bisa dikasih gula pasir sedikit. Karena ini sudah terlanjur matang, maka nugget dipotong kecil-kecil dan dimasak lagi dengan sedikit air dan kecap manis.

Roti Pisang Mbleber

Daku pernah semangat bikin roti karena ada resep no knead bread (jadi tidak capek menguleni). Apalagi ada bestie yang tiba-tiba memberi hampir 2 kg tepung terigu. Ditambah lagi ada pisang ambon pemberian kakeknya Saladin (bapak mertuaku).



Jadilah rencana bikin roti isi pisang. Pisangnya dihancurkan dan ditambah cokelat bubuk, tapi jadi mbleber dan susah dimasukkan ke adonan roti. Waduhh, jadi yang bener itu pisang dipotong saja dan ditambah coklat bubuk (atau meses).

Jangan Mutung

Apa kesimpulannya? Kalau ada kesalahan di dapur ya ketawain saja, anggap saja lagi melawak. Jangan mutung dan berhenti gara-gara satu hal yang error. Dapurr benar-benar mengajariku untuk pantang menyerah.