“Saladin tidak bisa diam di kelas dan tidak mau menuruti
perintah guru. Dia juga tidak mau diajak berdoa sebelum pulang, lalu menangis
dan menggigit tangannya sendiri. Maaf Bu, saya tidak sanggup menghadapinya.”
Perkataan bu guru itu bagai palu godam di telinga. Anakku
yang usianya 6 tahun 8 bulan ternyata belum bisa tertib seperti teman-temannya
di kelas 1. Apakah aku memasukkan dia ke sekolah terlalu awal? Dia sepertiku,
lahir di akhir tahun, jadi saat akan
daftar sekolah, umurnya nanggung.
Kenanangan terlempar ke hari pertama sekolah, Saladin
merengek untuk minta ditemani saat upacara. Dia lalu bosan, menguap, jongkok,
dan ... berlari kepadaku yang berbaris di sebelahnya, minta gendong. Kepalanya dimasukkan
ke dalam kerudungku. Kurasa ini hanya sindrom hari pertama sekolah, jadi wajar
kalau dia manja. Sayangnya, di hari kedua dan ketiga –menurut pengakuan
gurunya- dia sering menangis dan tidak mau duduk diam di bangku.
Esoknya aku bertemu dengan ibu kepala sekolah. Kepsekpun
berkata, “Maaf, sepertinya ananda Saladin belum siap emosinya untuk belajar di
kelas 1. Dia terlalu banyak bergerak dan suka membikin gaduh di kelas. silahkan tarik berkasnya ’ Itu
adalah ucapan halus dari ‘dikeluarkan’. Oh, tidaak!
Rencanaku, Saladin akan kukembalikan untuk bersekolah di TK,
tapi kata bu guru TK-nya sepertinya kemungkinan kecil ... Apa yang harus
kulakukan, masih adakah masa depan baginya?
Kutatap seragam merah putih yang melambai di jemuran. Ah,
baju itu hanya sempat dipakai selama beberapa hari. Tangisku meledak. Kulihat sosok
anak perempuan yang sedang tertunduk di pojokan, ketakutan di hari pertamanya
sekolah. Ia berpura-pura sakit dan ingin pulang. Masa belajar di SD bukan waktu
yang menyenangkan. Anak itu adalah ... diriku sendiri.
Mengapa pengalaman ini terulang, bahkan Saladin tidak betah
sekolah di tempat yang konvensional? Yah, kutarik napas dan berpikir, mungkin
dia memang belum siap secara mental. Jika tidak bisa sekolah lagi di TK, homeschooling saja lah. Awal tahun depan baru cari sekolah lain yang
kiranya cocok untuk anak tunggalku.
Ada wacana juga untuk memindahkannya ke sekolah alam, tapi
hampir semua sekolah swasta sudah tutup pendaftarannya. Apakah harus ditunda
setahun, baru dia bisa merasakan duduk di bangku SD? Semoga ada jalan terbaik.
Semangat ya Mbak. Semoga segera mendapat solusi untuk memberikan pendidikan terbaik dan tercocok buat ananda
BalasHapusAmin
HapusAmiin... Semoga Saladin segera menemukan tempat bermain yg cocok ya mbak
BalasHapusAmin
HapusSabar ya Mbak Avi.. Insya Allah kelak dia akan jadi anak yang hebat. Kalo menurutku sih sekolah konvensional kurang cocok buat dia, kasian bakatnya tidak tersalurkan dengan baik. Saya aja yang pendiam merasa nyesel kenapa dulu sekolah di negeri, yang cuma tiap hari cuma bisa duduk dan diam ��
BalasHapusAmin..makasih Miss
HapusApakah anak ibu aktif banyak bergerak,kurang patuh,kurang fokus walaupun tidak sedang di dalam kelas? Saat di TK dia bagaimana? Mau mengikuti instruksi? Merasa enjoy?
BalasHapusWaktu TK mau nurut bu gurunya
HapusSmoga sekolah alam lebih cocok, ya/ Homeschoolingnya jg cocok. Aamiin
BalasHapusHai mbak, semoga dapat solusi terbaik ya. Kalo masukan saya, tak apa menunggu setahun lagi agar emosinya benar2 matang dan dari dirinya sendiri muncul kesadaran untuk tertib dan bisa membedakan situasi. Sementara itu homeschooling saja dulu, alias belajar di rumah, puas2in mengeluarkan energi-energinya yang berlebih itu pada hal-hal yang dia sukai. Slow but steady, salam untuk Adin yang aktif :)
BalasHapusAmin..makasih ya :)
HapusSemangaat yaaa mbaak, semogaa ada jalan terbaik untuk saladin. Doa yg terbaik untuk mbak dan saladin. Aamiin. ..
BalasHapusAmin..makasih kunjungannya
HapusKecup sayang buat Adin. Semoga dapat solusi terbaik buat Adin ya mbk aamiin.
BalasHapusAmin..makasii ya
HapusAdduuh masak gurunya yang kurang sabar yaa, kan di TK dia bisa patuh, ya Allah semangat ya mbak, semoga segera dapat solusi amminn..
BalasHapusMakasih :) amin
HapusSemangat ya mas adin sayang.. . Yg sabar ya mbak semua pasti ada hikmahnya
BalasHapusMakasih :)
Hapusmas adin anak yang baik mbak, memang mas adin bukan anak yang seperti anak anak lain yang bisa bersekolah di sekolah negeri biasa, mas adin spesial dan tidak semua anak memiliki kelebiha seperti mas adin. Semoga dengan ditanamkan kebiasaan baik di rumah dan di sekolah nya, akan membuat dia menjadi lebih baik. Saya seorang introvert yang tidak bisa nyaman saat berada di keramaian. Dan saat saya baca cerita mbak, dia 11 12 dengan saya, mungkin mas adin membutuhkan sekolah yang bermurid kurang dari 10 anak, agar membuat dia nyaman, dan berdasar apa yang saya pelajari di artikel, mas adin memiliki kecerdasan yang lebih dari temannya, meskipun kadang susah dalam bersosialisasi mbak, saran saya , mas adin dibiasakan untuk bersosialisasi dengan anak sepantarannya , agar dia menjadia menjadi anak yang selain cerdas, juga bisa bersosialisasi dengan baik mbak, mohon maaf bila ada salah kata, semoga bermanfaat...
BalasHapusSabar ya mba...pasti mas adin anak yang baik , never give up.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus